PENDAHULUAN
Sampai saat ini hipertensi masih tetap menjadi masalah karena beberapa
hal, antara lain meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien
hipertensi yang belum mendapat pengobatan maupun yang sudah diobati tetapi
tekanan darahnya belum mencapai target, serta adanya penyakit penyerta dan
komplikasi yang dapatmeningkatkan morbiditas dan mortalitas. 2
1
BAB II
KASUS
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. J
Umur : 70 tahun
Pekerjaan : Tani
Agama : Islam
ANAMNESIS
2
Riwayat Penyakit Dahulu :
Istri, dan keempat anak pasien memiliki riwayat menderita hipertensi, istri
pasien meninggal karena strok, anak ke-tiga pasien meninggal karena penyakit
jantung dan anak ke-empat pasien meninggal karena gagal ginjal.Diabetes Melitus
tidak diketahui. Anak ke-dua pasien riwayat menderita TB paru.
Genogram
* * * *
Keterangan:
= Pasien
3
Riwayat Pengobatan :
Pasien sudah menjalani terapi hipertensi sejak satu tahun terakhir, namun
dalam 2 bulan terakhir pasien sudah tidak mengkonsumsi obat dan tidak datang
kontrol di puskesmas.
Kondisi Lingkungan :
Asupan Makanan :
- Pasien makan kurang teratur. Sehari pasien biasa makan 2 kali, kadang
tiga kali sehari. Porsi sepiring 2-3 sendok nasi. Lauk yang sering dimakan
4
adalah ikan goreng, ikan asin dan sayur kelor berkuah santan serta lauk
lain yang sering digoreng.
- Minyak goreng digunakan berkai-kali sampai warna kehitaman, dan
menggunakan minyak kelapa kampung.
- Pasien tidak ada riwayat mengkonsumsi alkohol.
Aktivitas sehari-hari :
Sosial Ekonomi :
PEMERIKSAAN FISIK
5
Tenggorokan – leher : Tonsil dan faring normal
Thoraks :
Inspeksi : Permukaan dada simetris kanan=kiri
Palpasi : Massa Tumor (-), Nyeri Tekan (-), Vokal
Fremitus kiri = kanan
Perkusi : Sonor bilateral
Auskultasi : Bunyi Pernapasan : vesikuler
Bunyi Tambahan : Rhonki -/-,Wheezing -/-
Jantung :
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Palpasi :Iktus cordis teraba di SIC V linea
midclavicula sinistra
Perkusi : Batas jantung kesan normal
Auskultasi : BJ I/IIreguler, bising jantung (-)
Abdomen
Perkusi : Timpani
Palpasi : Nyeri tekan (-), massa (-), hepar dan lien tidak
teraba
Ekstremitas :
6
DIAGNOSIS KERJA
Hipertensi Grade II
ANJURAN PEMERIKSAAN
PENATALAKSANAAN
- Medikamentosa
o Amlodipin 10mg 1 x 1
o Captopril 25mg 1 x 1
o Simvastatin 20mg 1 x ½
- Non Medikamentosa
o Menganjurkan melakukan perilaku hidup sehat dan bersih pada diri
sendiri, lingkungan keluarga dan sekitar.
o Menjelaskan tentang komplikasi yang dapat timbul bila hipertensi
yang diderita tidak terkontrol.
o Menjelaskan pada pasien bahwa pengobatan yang dijalani
bertujuan agar tekanan darah pasien terkontrol < 150/90mmHg.
o Menyarankan anak – anak pasien untuk tertatur berobat di
puskesmas
7
PEMBAHASAN
Aspek Klinis
Pada kasus ini, pasien anak berumur 7 tahun dengan keluhan luka pada
paha kanan yang dialamai sejak ± 30 menit sebelum ke Puskesmas. Keluhan
dirasakan setelah paha kanan pasien digigit anjing saat pasien sedang berjalan
pulang sekolah. Anjing tersebut tiba-tiba menyerang dan menggigit pasien dan
langsung lari setelah menggigit pasien. Luka berdarah (+), nyeri (+).
8
pemuluh darah, angina pektoris, infark miokard, retinopati, dan stroke. Telah
dijelaskan bahwa pada pasien ini masuk dalam katergori hipertensi grade II dan
disertai adanya gejala angina pektoris yang biasa terjadi saat pasien bekerja, maka
diperlukan beberapa pemeriksaan tambahan guna untuk mengetahui apakah
hipertensi yang diderita telah menyebabkan komplikasi pada organ-organ lain.4
Angiotensin II
↑ Konsentrasi NaCl
di pembuluh darah
Mengentalkan
9
Gambar 2. Beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah2
10
Komplikasi yang dapat timbul pada hipertensi yaitu:1,2,4,5
a. Stroke hemoragik
Hal ini dapat timbul akibat perdarahan pembuluh darah diotak akibat
tekanannya yang tinggi atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh darah
non otak akibat tekanan darah yang tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi
kronis apabila arteri telah menebal dan hipertrofi sehingga alirannya berkurang
bahkan terhambat, arteri otak yang mengalami aterosklerosis tersebut
menyebabkan menurunnya elastisitas pembuluh darahdan melemah sehingga
meningkatkan resiko terjadinya aneurisma.
b. Infark miokard
c. Gagal ginjal
Gagal ginjal terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada
kapiler-kapiler glomerulus menyebabkan rusaknya membran glomerulus protein
akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang,
menyebabkan edema yang terjadi pada pasien hipertensi kronik.
d. Ensefalopati
Hal ini terutama terjadi pada hipertensi maligna. Tekanan yang tinggi pada
kelainan ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong
cairan ke dalm ruang intertisium di seluruh susunan saraf pusat. Neuron-neuron
disekitarnya menjadi kolaps dan terjadi koma hingga kematian.
11
Gambar 4. Alur penanganan hipertensi menurut Eighth Joint National Committee
(JNC 8).1
12
optimal. Pedoman dari JNC 8 merekomendasikan 5 golongan obat anti hipertensi
yaitu ACE inhibitors, Angiotensin receptor blockers, β – Blockers, Calcium
channel blockers, Thiazide – type diuretics. Obat-obatan tersebut dapat sebagai
first-linetreatment:initiation and maintenance baik sebagai monoterapi atau
kombinasi.4
Terapi hipertensi sering memerlukan lebih dari satu macam obat anti
hipertensi sehingga perlu dipertimbangkan pemilihan obat sebagai first class
sesuai dengan compelling indications dan pemilihan obat kombinasi yang benar
seperti terlihat pada tabel dibawah berikut:2
13
1. Faktor genetik
2. Faktor perilaku
Terdiri atas pola makan dan aktivitas fisik termasuk merokok dan minum
minuman beralkohol. Pola makan pada pasien dan keluarga yang sering makan
makanan yang digoreng, bersantan dan ikan asin merupakan salah satu faktor
terjadinya hipertensi. Makanan yang digoreng dan bersantan mengandung kadar
lemak yang tinggi yang dapat menyebabkan tingginya kadar lemak dalam darah
dan memudahkan terbentuknya plak dalam pembuluh darah yang menyebabkan
gangguan aliran darah. Sedangkan makanan ikan asin mengandung kadar garam
yang tinggi sehingga dapat menyebabkan retensi cairan dalam darah yang
menyebabkan hipertensi.
Modifikasi gaya hidup dengan target tekanan darah < 140/90 mmHg atau
< 130/80 mmHg pada pasien diabetes melitus atau penyakit ginjal kronik melalui:
14
Kondisi aktivitas fisik pasien tergolong cukup, pasien sehari-hari
beraktivitas dalam rumah seperti menyapu, memasak dan membersihkan rumah.
Terkadang pasien bekerja di kebun kelapa sawit, dengan begitu kebutuhan fisik
dalam berolahraga terpenuhi dengan aktivitas tersebut.
3. Faktor lingkungan
5. Faktor stres
Faktor stres yang dapat menjadi pemicu hipertensi pada pasien yaitu
kondisi ekonomi keluarga yang lemah dan istri pasien yang meninggal ± 3 bulan
yang lalu dan anak ke-empat pasien yang meninggal sebulan kemudian.
15
Aspek IKM
16
Daftar Pustaka
17