HOT COLD
CRYOTHERAP
THERMOTHERAP
Y Y
KONDUKSI
THERAPEUTI
C EFFECT
B. EFEK FISIOLOGIS
Secara fisiologis konduktivitas terjadi hanya sampai SUPERFICIAL
dan CUTANEOUS BLOOD & Nerve (1 cm) dengan menggunakan
modalitas panas dan dingin ini.
Penggunaan kedua modalitas ini tergantung dari tujuan pengobatan
1. Panas suhu meningkat meningkatkan sirkulasi darah di
bawah kutaneus/subkutan metabolisme meningkat
2. Dingin suhu menurun menurunkan sirkulasi darah
menurunkan sensasi acute inflamation & reconditioning state
of injury management
1. Thermotherapy (terapi panas)
Cellular –
temperature cell metabolism O2; cell waste
excreted- (zat sisa metabolisme : co2, ureum, kreatinin)
temperature blood hemoglobin releases O 2 (106°F
= twice as much O2 released)
temperature (104°-113°F) plastic deformation of
collagen-rich tissues occurs more easily
Blood & Fluid Dynamics –
blood flow edema, but b. flow removes
wastes ((zat sisa metabolisme : co2, ureum, kreatinin) )
etc.
Triggers release of bradykinin
Efek metabolisme;
1. aktivitas enzim pada suhu 39o-40o C reaksi biokimia sell,
oksigen, & pemulihan (healing)
2. namun pemanasan ini dapat merusak jaringan kolagen pada sendi
penderita rheumathoid arthritis ? Inflamasi akut
CRYOTHERAPY
a. Efek hemodinamik
Ketika suhu < 10oC dilatasi
Krn efek lokal Cold Therapy ini akan menimbulkan paralysis (rasa baal) pada
jaringan kontraktil dan memblockade (inhibit) impuls saraf (axon) yg
menuju ke pembuluh darah. Ketika suhu sudah mencapai 0oC. Pembuluh
darah akan berdilatasi maximum
Ketika di berikan ice akan kulit terlihat me-merah konsentrasi
oxyhemoglobin meningkat
b. Efek pada persarafan
1. Serabut saraf yg berdiameter kecil dan bermyelin akan lebih cepat
berkonduksi terhadap DINGIN
2. Serabut A-delta merupakan serabut saraf yg cepat berkonduksi Terjadi
krn penurunan aktivitas gamma motor neuron, afferent spindle & golgi
tendon organ
3. Counter-irritation via meknisme gate control & penurunan muscle
spasm, penurunan kecepatan saraf atau postinjury edema
4. Cold akan menurunkan aktivasi kerja saraf afferent , dgn meningkatkan
TENSION pada otot (muscle spindle) lihat pain-spasm-cycle
5. Cold akan menurunkan rasa nyeri pada cedera akut via mengurangi
aliran darah dan menurunkan inflamas
6. Kekuatan otot isometrik akan meningkat setelah diberikan Ice Massage
selama 5 menit atau kurang. Krn adanya fasilitasi saraf motorik dan
mempersiapkan performa otot via psychological motivation
7. Pemberian Cryotherapy ini untuk menstimulus/memfasilitasi
dari aktivitas Alpha Motor Neuron untuk merangsang
timbulnya kontraksi otot yg mengalami flaccid akibat Upper
Motor Neuron Dysfunction
8. Efek ini hanya dapat diamati dalam beberapa detik setelah
pendinginan dan berlangsung sangat singkat
9. Namun jika diberikan pendinginan lebih lama akan
menurunkan aktivitas gamma motor neuron, dimana tidak
akan terjadi kontraksi otot
Dan ini masih perlu penelitian lebih lanjut lagi!!!
c. Efek metabolisme
1. Pendinginan akan mengurangi dari aktivitas metabolisme lokal pada area yg
di terapi
2. Hal ini berkaitan dgn adanya inflamasi dan pemulihan
3. Oleh karena itu, cold therapy cocok dalam menangani inflamasi akut
4. Dan tidak cocok untuk menangani proses penyembuhan yg terlambat, krn
dapat menggangu proses pemulihannya
5. Aktivitas enzim perusak cartilage, termasuk kolagen, elastase,
hyaluronidase, dan protease, dapat dihambat dengan menurunkan suhu
sendi, 30o C atau kurang
6. Oleh krn hal tersebut di atas, cold therapy bisa digunakan untuk prevention
atau mengurangi kerusakan kolagen pada kasus radang sendi seperti
Ostheoarthritis & Reumathoid desease
TERAPI PANAS
Berdasrkan penetrasi :
1. Terapi panas superfisial : sampai kutis dan subkutis
alat yang dipakai :
- lampu infra red
- kompres air panas
- uap panas
- parafin
- heated pad mandi air panas (kombinasi dengan hidroterapi )
2. Terapi panas dalam (deep heating, diathermy) : sampai ke dalam, ke otot dan tulang
alat yang dipakai :
- USD (ultrasound diathermy)
- SWD (short wave diathermy)
- MWD (micro wave diathermy)
INDIKASI TERAPI PANAS
1. Efek analgesik
- neuralgia
- sprain/ strain
- articular problem
- spasma otot
- nyeri otot
- trigger point syndrome
2. Efek anti inflamasi
3. Efek relaksasi -> spasme otot
4. Efek sedatif
5. Meningkatkan suhu jaringan
6. Vasodilatosi -> peningkatan blood flow
KONTRA-INDIKASI TERAPI
PANAS
1. Radang akut
2. Trauma akut, sampai lenyapnya reaksi akut , biasanya setelah 72 jam.
3. Gangguan vaskular : obstruksi vena, insufisiensi arterial / iskhemia
4. Hemorrhagic diathesis / gangguan koagulasi
5. Malignancy
6. PJK (Penyakit jantung Koroner) – tidak absolut
7. Gangguan sensasi – tidak absolut
8. Bayi dan orang yang sangat tua - tidak absolut
PEMANASAN SUPERFISIAL
Dry Heat (panas kering) :
- lampu biasa
- lampu infra red
- botol air panas
- bantal pemanas listrik (heating pad-listrik)
Meskipun dosis yang fixed untuk SWD dan MWD tidak ada, biasanya ada petunjuk
umum pada masing-masing brosur alat untuk dosisnya (intensitas dan lama
terapi untuk masing-masing kondisi penyakit).
KOMPLIKASI TERAPI PANAS
1. Luka bakar ( hati-hati untuk penderita dengan gangguan sensasi (DM)
2. Katark mata (untuk MWD)
3. Nekrosis jaringan (USD)
4. Kerusakan jaringan sekitar metal (luka bakar) yang ada pada tubuh (untuk SWD dan
MWD)
5. Iskemia kordis
6. Dehidrasi