Anda di halaman 1dari 35

Faisal Sangadi et.

all
ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN TUMOR OTAK
TUMOR OTAK
 Sebuah lesi yang terletak
pada intrakranial yang
menempati ruang di

Faisal Sangadi et.all


dalam tengkorak
 Tumor-tumor selalu
tumbuh sebagai sebuah
massa yang berbentuk
bola tetapi juga dapat
tumbuh menyebar, masuk
ke dalam jaringan.
PATOFISIOLOGIS TUMOR OTAK
 Peningkatan tekanan
intrakranial (TIK) dan
edema serebral

Faisal Sangadi et.all


 Aktivitas kejang & tanda-
tanda neurologis fokal
 Hidrosefalus

 Gangguan fungsi
hipofisis
KLASIFIKASI
 Tumor yang muncul dari pembungkus otak, seperti
meningioma dura;

Faisal Sangadi et.all


 Tumor yang berkembang di dalam atau di atas saraf
kranial, paling baik dicontohkan dengan neuroma akustik
 Tumor yang berasal di dalam jaringan otak, seperti pada
jenis glioma
 Lesi metastatik yang berasal dari bagian tubuh lainnya
 Tumor mungkin jinak
atau malignan.

Faisal Sangadi et.all


 Namun karena tumor
jinak dapat terjadi di
dalam daerah vital, tumor
ini mempunyai efek yang
sama seriusnya dengan
tumor malignan.
TUMOR SPESIFIK
 Glioma
 Adenoma Hipofisis

Faisal Sangadi et.all


 Angioma

 Neuroma Akustik
GLIOMA
 Glioma malignan biasanya banyak terjadi pada
neoplasma otak yang jumlahnya kira-kira 45% dari
semua tumor otak.

Faisal Sangadi et.all


 Biasanya tumor-tumor ini tidak dapat dibuang secara
total, karena tumor menyebar dengan infiltrasi ke dalam
sekitar jaringan saraf dan hal ini tidak dipertimbangkan
untuk direseksi tanpa menyebabkan kerusakan sekali
pada struktur vital.
EFEK TEKANANADENOMA HIPOFISIS
 Tumor-tumor hipofisis menunjukkan kira-kira 8%
sampai 12% dari semua tumor otak dan menyebabkan
gejala-gejala akibat tekanan pada struktur sekitar atau

Faisal Sangadi et.all


terjadi perubahan hormon (hiperfungsi dan hipofungsi).
 Tekanan dari adenoma hipofungsi mungkin mendesak
saraf-saraf optik, khiasma optik, atau saluran optik atau
di atas hipotalamus meluas ke dalam tulang sfenoid.
 Pengaruh tekanan menyebabkan sakit kepala, gangguan
fungsi penglihatan, gangguan hipotalamus (mis.
Gangguan tidur, nafsu makan, suhu, dan emosi),
peningkatan TIK
EFEK HORMONAL ADENOMA HIPOFISIS
 Fungsi hipofisis yang terdapat tumor dapat menghasilkan
satu atau lebih hormon normal yang dihasilkan oleh
hipofisis.

Faisal Sangadi et.all


 Hormon-hormon ini dapat menyebabkan adenoma
hipofisis penyekresi-prolaktin (prolaktinoma), sekresi
hormon pertumbuhan oleh adenoma hipofisis yang
menyebabkan adenoma hipofisis yang menyebabkan
akromegali pada orang dewasa
 Akromegali, disebabkan
oleh kelebihan hormon
pertumbuhan,

Faisal Sangadi et.all


menimbulkan
pembesaran tangan dan
kaki, distorsi gambaran
wajah, dan tekanan pada
saraf-saraf perifer
(sindrom entrapment).
Angioma
 Angioma otak (bentuk

Faisal Sangadi et.all


pembesaran massa pada
pembuluh darah
abnormal yang didapat di
dalam atau di luar daerah
otak.
Neuroma Akustik
 Neuroma akustik adalah

Faisal Sangadi et.all


sebuah tumor pada saraf
kranial kedelapan, saraf
untuk pendengaran dan
keseimbangan.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala Peningkatan Tekanan Intrakranial
 Sakit kepala, meskipun tidak selalu ada, tetapi ini banyak

Faisal Sangadi et.all


terjadi pada pagi hari dan menjadi buruk oleh karena
batuk, menegang atau melakukan gerakan yang tiba-tiba.
 Muntah, kadang-kadang dipengaruhi oleh asupan
makanan, yang selalu disebabkan adanya iritasi pada
pusat vagal di medula.
 Papiledema (edema pada saraf optik) ada sekitar 70%
sampai 75% dari pasien dan dihubungkan dengan
gangguan penglihatan seperti penurunan ketajaman
penglihatan, diplopia (pandangan ganda) dan penurunan
lapang pandangan.
Gejala Terlokalisasi
 Tumor korteks motorik

Faisal Sangadi et.all


memanifestasikan diri
dengan menyebabkan
gerakan seperti kejang
yang terletak pada satu
sisi tubuh, yang disebut
kejang Jacksonian.
 Tumor lobus oksipitalis
menimbulkan manifestasi
visual, dan halusinasi
penglihatan.
 Tumor serebelum
menyebabkan pusing,
ataksia (kehilangan

Faisal Sangadi et.all


keseimbangan) atau gaya
berjalan yang sempoyongan
dengan kecenderungan
jatuh ke sisi yang lesi, otot-
otot tidak terkoordinasi dan
nistagmus (gerakan mata
berirama tidak disengaja)
biasanya menunjukkan
gerakan horizontal.
 Tumor lobus frontal
sering menyebabkan
gangguan kepribadian,

Faisal Sangadi et.all


perubahan status
emosional dan tingkah
laku, dan disintegrasi
perilaku mental.
 Pasien sering menjadi
ekstrem yang tidak teratur
dan kurang merawat diri
dan menggunakan bahasa
cabul.
TUMOR SUDUT SEREBELOPONTIN
 Tinitus dan kelihatan vertigo,
segera ikuti perkembangan saraf-
saraf yang mengarah terjadinya

Faisal Sangadi et.all


tuli (gangguan fungsi saraf kranial
kedelapan).
 Kesemutan dan rasa gatal-gatal
pada wajah dan lidah
(berhubungan dengan saraf
kranial kelima).
 Terjadi kelemahan atau paralisis
(keterlibatan saraf kranial ke
tujuh)
 Pembesaran tumor menekan
serebelum, mungkin ada
abnormalitas pada fungsi motorik.
EVALUASI DIAGNOSTIK
 Pencitraan CT memberikan informasi spesifik yang
menyangkut jumlah, ukuran, dan kepadatan jejas tumor
dan meluasnya edema serebral sekunder.

Faisal Sangadi et.all


 MRI membantu dalam mendiagnosis tumor otak.

 Biopsi stereotaktik bantuan-komputer (tiga dimensi)


dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor
yang dalam dan untuk memberikan dasar-dasar
pengobatan dan informasi prognosis.
 Angiografi serebral memberikan gambaran pembuluh
darah serebral dan letak tumor serebral.
 Eletroensefalogram (EEG) dapat mendeteksi gelombang
otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan
dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus

Faisal Sangadi et.all


temporal pada waktu kejang.
 Penelitian sitologis pada cairan serebrospinal (CSF)
dapat dilakukan untuk mendeteksi sel-sel ganas, karena
tumor-tumor pada sistem saraf pusat mampu menggusur
sel-sel ke dalam cairan serebrospinal.
PENATALAKSANAAN
 Tumor otak yang tidak terobati menunjukkan arah
kematian, salah satu akibat dari peningkatan TIK atau
dari kerusakan otak yang disebabkan tumor.

Faisal Sangadi et.all


 Pasien-pasien dengan kemungkinan tumor otak harus
dievaluasi dan diobati segera bila memungkinkan
sebelum kerusakan neurologis tidak dapat diubah.
 Pendekatan pebedahan konvesional memerlukan insisi
tulang (kraniotomi).
 Pendekatan stereotaktik meliputi penggunaan kerangka tiga
dimensi yang mengikuti lokasi tumor yang sangat tepat,
kerangka stereotaktik dan studi pencitraan multipel (sinar-x, CT)

Faisal Sangadi et.all


yang lengkap digunakan untuk menentukan lokasi tumor dan
memeriksa posisinya.
 Penggunaan pisau gamma dilakukan pada “bedah radio”
sampai dalam, untuk tumor yang tidak dapat dimasukkan obat,
tindakan tersebut sering dilakukan sendiri
 Modalitas tindakan lain terdiri dari kemoterapi dan terapi sinar
radiasi eksternal, di mana digunakan hanya salah satu model
atau dikombinasi dengan pendekatan seperti gambaran di atas.
 Terapi radiasi, merupakan dasar pada pengobatan beberapa tumor
otak, juga menurunkan timbulna kembali tumor yang tidak
lengkap.
Faisal Sangadi et.all
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
 Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien untuk
meminta pertolongan kesehatan biasanya berhubungan
dengan peningkatan tekanan intrakranial dan adanya

Faisal Sangadi et.all


gangguan fokal seperti nyeri kepala berat, muntah-
muntah, kejang dan penurunan kesadaran.
Riwayat penyakit saat ini
 Kaji bagaimana terjadi nyeri kepala, mual, muntah,

Faisal Sangadi et.all


kejang, dan penurunan tingkat kesadaran. Keluhan
perubahan perilaku juga umum terjadi. Dapat terjadi
letargi, tidak responsif, dan koma
Riwayat penyakit dahulu
 Kaji adanya riwayat nyeri kepala sebelumnya

Riwayat penyakit keluarga


 Kaji adanya tumor otak pada generasi terdahulu
Faisal Sangadi et.all
Psikologis

Spiritual Sosial
PEMERIKSAAN FISIK
Pernapasan dan
Kardiovaskular

Faisal Sangadi et.all


 Kompresi pada medula
oblongata didapatkan
adanya kegagalan
pernapasan dan sirkulasi
Persarafan
 Status mental

 Fungsi intelektual

 Lobus frontal
Pemeriksaan saraf kranial
 CN II. Gangguan lapang
pandang disebabkan lesi pada

Faisal Sangadi et.all


lintasan visual. Papiledema
disebabkan oleh statis vena yang
menimbulkan pembengkakan
papila saraf optikus
 CN VIII. Tuli persepsi

Sistem motorik
 Lesi serebellum mengakibatkan
gangguan pergerakan (keseimbangan
dan koordinasi)
Gerakan involunter
 Kejang
Perkemihan
 Inkontinenasia urin

Faisal Sangadi et.all


Pencernaan
 Kesulitan menelan, nafsu makan menurun, mual dan
muntah
Muskuloskeletal
 Adanya kesukaran untuk beraktivitas karena kelemahan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan
desak ruang oleh masa tumor intrakranial dan edema serebral.
 Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan

Faisal Sangadi et.all


kompresi pada pusat pernapasan di medula oblongata,
kelemahan otot-otot pernapasan, kegagalan fungsi pernapasan.
 Nyeri akut berhubungan dengan traksi dan pergeseran struktur
peka nyeri dalam rongga intrakranial
 Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan
neuromuskular, menurunnya kekuatan dan kesadara, kehilangan
kontrol otot/ koordinasi.
 Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan peningkatan pemakaian energi untuk
metabolisme
KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN OTAK

Mandiri
 Monitor tanda-tanda vital tiap 4 jam

Faisal Sangadi et.all


 Evaluasi pupil

 Monitor temperatur dan pengaturan suhu lingkungan

 Kurangi rangsangan ekstra dan berikan rasa nyaman

 Cegah terjadinya valsava manuver

 Observasi tingkat kesadaran dengan GCS

Kolaborasi
 Pemberian O2 sesuai indikasi

 Berikan obat diuretik osmotik


 Berikan steroid

 Berikan antiipretik
KETIDAKEFEKTIFAN POLA
PERNAPASAN
Mandiri
 Berikan posisi yang nyaman

Faisal Sangadi et.all


 Observasi fungsi pernapasan

Kolaborasi
 Pemberian antibiotik

 Pemberian analgesik

 Fisioterapi dada

 Konsul foto thoraks


NYERI AKUT
 Ajarkan relaksasi
 Observasi tingkat nyeri

Faisal Sangadi et.all


 Kolaborasi pemberian analgetik
DEFISIT PERAWATAN DIRI
Mandiri
 Kaji kemampuan dan tingkat penurunan dalam

Faisal Sangadi et.all


melakukan ADL
 Rencanakan tindakan untuk menangani defisit perawatan
diri
 Beri kesempatan untuk menolong diri sendiri

 Kaji kemampuan untuk komunikasi BAK

 Identifikasi kebiasaan BAB

Kolaboratif
 Pemberian supositoria dan pelumas feses/ pencahar

 Konsul ke dokter okupasi


KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI:
KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH
Mandiri
 Evaluasi kemampuan makan klien

Faisal Sangadi et.all


 Observasi/ timbang berat badan jika memungkinkan

 Monitor keadaan otot yang menurun dan kehilangan


lemak subkutan
 Catat pemasukan per oral jika diindikasikan

 Berikan makanan kecil dan lunak

 Kajilah fungsi sistem gastrointestinal

Kolaborasi
 Aturlah diet yang diberikan sesuai keadaan klien
Faisal Sangadi et.all
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai