Anda di halaman 1dari 35

z

Bercak Putih
Algoritma Bercak Putih
z

Bercak putih

Dapatan/Sejak
Sejak Lahir
Lahir

Nevus Anemicus,
Mati Rasa Tidak Mati Rasa Nevus
Depigmentosus

Lepra Ptriasis Versicolor

Ptriasis Alba

Hipopigmentasi

vitiligo
z
Diagnosis Banding

 Lepra

 Hipopigmentasi pascainflamasi

 Ptiriasis Versicolor

 Vitiligo

 Pitiriasis Alba

 Nevus Anemikus dan Nevus Depigmentosus


z
Lepra

Lepra merupakan suatu


infeksi kronis pada manusia
yang disebabkan oleh kuman
tahan asam Mycobacterium
Leprae
Penyakit ini menyerang kulit
dan saraf perifer.
z
Patofisiologi

Kuman Masuk Infeksi Subklinis


Kedalam Tubuh

Manifestasi klinis
Sembuh dan imun lepra:
dalam pengobatan - Lepra PB
- Lepra BB

Indeterminant
z
Gejala Klinis

 Lesi kulit dengan anestesi (+)

 Lesi berbentuk macula atau patch, papul, nodul

 Paralisis otot, atrofi, dan anhidrosis.

Tanda Kardinal:
1. Bercak kulit mati rasa
2. Adanya Pembesaran saraf
3. Ditemukan bakteri pada
pemeriksaan apusan
jaringan kulit
z
Klasifikasi Lepra
Klasifikasi Pembagian
Klasifikasi Lama Lepromatosa
Tuberkuloid
Borderline
Intermediete
Klasifikasi Ridley dan Jopling (1966) TT (Tuberkuloid)
BT (Borderline Tuberkuloid)
BB (mid border line)
BL (Borderline Lepromatous)
LL (Lepromatosa)
Klasifikasi WHO Tipe Paubasiler (PB)
Tipe Multibasiler (MB)
z
Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan
sensibilitas kulit

 Apusan jaringan kulit


(Skin Slit Smear)

 Pemeriksaan serologi
z
Pemeriksaan Bakteriologi

 Pemeriksaan dilakukan menggunakan pewarnaan Ziehl


Neelsen.

 Pengambilan sampel dilakukan dengan pemeriksaan kerokan


jaringan yang dicurigai.

 Hasil positif = ditemukan basil tahan asam (BTA)

 Kuman berbentuk batang, kemerahan, tersebar.

 Gambaran berupa = solid, fragmented, dan granular.


z
Indeks Bakteri (IB)

 Indeks Bakteri menunjukkan kepadatan basil dinilai dari 0 - +6


 0 = Tidak ada basil dalam 100 lapang pandang (LP)
 +1 = 1-10 basil dalam 100 LP
 +2 = 1-10 basil dalam 10 LP
 +3 = 1-10 basil dalam 1 LP
 +4 = 10-100 basil dalam 1 LP
 +5 = 100-1000 basil dalam 1 LP
 +6 = lebih dari 1000 basil dalam 1 LP atau basil dalam globi
z
Indeks Morfologi (IM)
 Indeks morfologi merupakan angka yang menunjukkan
basarnya presentasi kuman berbentuk solid.

 Perhitungan dilakukan JIKA IB > DARI +3

 Fungsi: mengetahui tingkat infesiusitas penderita, keberhasilan


terapi, melihat resistensi
z
Pemeriksaan Histopatologi

Tujuan:

 Memastikan diagnosis

 Menentukan klasifikasi
dengan tepat

 Membedakan reaksi lepra

 Mengetahui kemajuan
pengobatan
z
Pemeriksaan Serologi

 Tes serologi diperuntukkan untuk mendeteksi antibody terhadap


antigen spesifik M. Leprae di dalam tubuh pasien.

 Tes yang digunakan


 ELISA
 PHA
z
Tatalaksana

Regimen PB Regimen MB
Kombinasi Rifampicin 600 mg Kombinasi Rifampicin 600 mg tiap
sebulan sekali + DDS 100 mg setiap bulan + DDS 100 mg/hari +
hari selama 6-9 bulan Klofazimin 300 mg/bulan dan 50 mg
perhari

• PB wajib dilakukan pemeriksaan ulang 6 bulan sekali dalam 2 tahun.


• MB wajib dilakukan pemeriksaan ulang 6 bulan sekali dalam 5 tahun.
z
Hipopigmentasi Pascainflamasi

 Hipopigmentasi
pascainflamasi
merupakan kondisi kulit
yang ditandai oleh warna
kulit yang lebihputih dari
warna kulit.

 Terjadi akibat inflamasi,


cedera, atau terapi
dermatologis.
z
Patofisiologi
Inflamasi dan
Trauma Kutaneus

Produksi Melanin Produksi Melanin Produksi Melanin


Turun Tetap Meningkat

Terjadi inhibisi
melanogenesis

Melanosit menjadi
hilang akibat
inflamasi berat

• Melanogenesis merupakan proses sintesis melanin, transportasi, dan


pelepasan ke keratinosit
• Proses ini diatur oleh beberapa mediator.
z
Pemeriksaan

 Pemeriksaan lesi dengan confocal laser scanning microscopy

 Ditemukan adanya melanofag


z
Tatalaksana

 Melakukan identifikasi penyebab

 Diberikan steroid topical kekuatan sedang 2 kali sehari.


Kombinasi dengan Tar (kombinasi 8-methoxypsoralen 0,1%
serta 0,5%-1% tar)
z
Pitiriasis Versicolor

 Merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur lipofilik


Malassezia furfur yang merupakan fase pathogen dari jamur
komensal Pityrosporum sp.
z
Gejala Klinis

 Adanya macula-patch hipopigmentasi, hiperpigmentasi, merah


muda, batas tegas, sering bergabung, dan tertutup skuama
halus. --> predikleksi pada area seborrhea

 Adanya finger nail sign

 Adanya rasa gatal ringan-sedang


z
Pemeriksaan Penunjang PVC
 Dilakukan dengan kerokan kulit atau dengan mengangkat
skuama dengan menempel selotip bening  diwarnai dengan
KOH Parker sehingga ditemukan hifa pendek dan ragi bulat

 Pemeriksaan lampu wood


z
Penatalaksanaan

 Sampo Ketokonazol 2% pada daerah yang terinfeksi, dioleskan 5 menit


sebelum mandi, sekali perhari selama 3 hari berturut-turut.

 Sampo selenium sulfide 2,5% sekali sehari 15-20 menit Selama 3 hari dan
diulang seminggu kemudian. Terapi rumatan setiap 3 bulan sekali.

 Sampo zinc pyrithione 1% dioleskan seluruh daerah yang terinfeksi/seluruh


badan, 7-10 menit sebelum mandi, sekali sehari atau 3-4 kali seminggu

 Untuk daerah wajah dan genital digunakan vehikulum solution atau


golongan azol topical (krim mikonazol 2 kali/hari)

 Krim terbinafine 1% dioleskan pada daerah yang terinfeksi, 2kali/hari


selama 7 hari.
z
Terapi Sistemik
 Ketokonazol 200 mg/hari selama 10 hari

 Itrakonazol 200 mg/hari selama 7 hari atau 1000 mg/hari


selama 2 minggu

 Fukonazol 400 mg dosis tunggal atau 300 mg/minggu selama 2-


3 minggu

Pengobatan dapat dihentikan apabila pemeriksaan klinis, lampu wood, dan mikologis
langsung berturut-turut selang seminggu telah negatif. Pada kasus kronik berulang, terapi
pemeliharaan dengan topical tiap 1-2 minggu atau sistemik ketokonazol 2x200 mg/hari
sekali sebulan
z
Vitiligo

 Merupakan penyakit yang


ditandai bercak putih
pada kulit sebagai proses
destruksi melanosit

 Terjadi akibat proses


autoimun, neurogenic,
self destruct
z
Epidemiologi

Angka Kejadian Vitiligo

• 30 % disebabkan genetic
• Faktor resiko meningkat pada tiroid
dan DM

>10- 30 tahun <10-30 tahun


z
Manifestasi Klinis

 Patch dengan warna putih pucat (5 mm – 5 cm)

 Terdapat variasi warni trikrom dan kuadrikom

 Makula atau patch depigmentasi pada mulut, mata, ujung jari,


siku, lutut, punggung bagian bawah, putting susu, dan genital
z

Distribusi Lesi

Fokal Segmental Generalisata

Distribus luas
Manifestasi awal Ditandai pada 1
macula
berupa macula sisi tubuh
depigmentasi yang
soliter penderita
sering simetris
z
Penegakkan Diagnosis

Pemeriksaan
Pemeriksaan Penunjang
Klinis menggunakan
lampu wood
z
Tatalaksana

 Pemakaian Sunscreen

 Pemakaian kosmetik

 Kortikosteroid topical (4 minggu pemakaian diselingi 2 minggu


henti)

 Fototerapi dengan narrowband UVB 308-311 nm

 Mini skin grafting pada vitiligo stabil

 Skin bleaching menggunakan monobenzylether of hydroquinone


20% untuk lesi vitiligo yang luas
z
Ptiriasis Alba

 Dermatitis yang tidak


spesifik, sering dijumpai
pada anak dan remaja
terutama daerah wajah
dan leher

 Etiologi di ketahui
berkaitan dengan dengan
atopi, kulit kering, dan
jumlah pajanan matahari.
z
Gejala Klinik

 Patch atau plak eritem tipis dengan tepi yang meninggi,


memudar setelah beberapa pekan menjadi macula merah muda
dengan skuama halus diatasnya

 Lebih lanjut menetap menjadi macula/patch hipopigmentasi


dengan diameter 0,5-5 cm tanpa skuama
z
Tatalaksana

 Kurangi pajanan sinar matahari dan penggunaan tabir surya

 Diberikan steroid topical potensi lemah

 Emolien diberikan untuk mengatasi kulit kering


z
Nevus Anemikus dan Nevus
Depigmentosus

Nevus Anemikus Nevus Depigmentosus


Kelainan kongenital yang ditandai Hilangnya pigmen kulit yang bisa
pigmen kulit yang berkurang dibedakan dengan vitiligo
z
Gejala Klinik

 Nevus anemikus ditandai dengan macula atau patch yang lebih


pucat dari sekitarnya, berbatas tegas, irregular. Tidak tampak
adanya depigmentasi jelas seperti pada vitiligo pada
pemeriksaan lampu wood

 Nervus depigmentosus ditandai dengan lesi berupa patch atau


macula yang terlokalisasi umumnya pada area trunkus
z
Tatalaksana

 Pasien diberikan MDT apabila lesi >5 atau ditemukan lepra,


maka pasien diberikan MDT selama 12 bulan. apabila lesi <5
maka pasien dapat diberikan MDT untuk lepra paubasiler
selama 6 bulan.

 Diberikan kombinasi AB.

Anda mungkin juga menyukai