Anda di halaman 1dari 29

KALAZION

OLEH: KUKUH RIZWIDO PRASETYO

PEMBIMBING: DR. M. FAISAL LUTHFI, SP.M


BAB 1
STATUS PASIEN
Identitas Pasien
Nama : Nn.G
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 17 tahun
Alamat : Mojotengah
Pendidikan : SMA
Status :-
Suku Bangsa : Jawa
Tanggal Periksa : 31 Oktober 2017
No. RM : 710214
BAB 1
STATUS PASIEN
Keluhan Utama : Benjolan di kedua kelopak mata atas
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang bersama ibunya ke poli mata dengan keluhan ada benjolan di kedua kelopak
mata atas. Benjolan sudah muncul sejak 3 bulan yang lalu, awalnya benjolan hanya muncul
pada kelopak mata kanan, sudah diperiksakan kepuskesmas dan sudah diberi obat salep
mata, sudah kempes namun 1 bulan yang lalu mulai muncul lagi, kemudian 1 minggu yang
lalu juga muncul benjolan dikelopak mata kiri atas. Benjolan tidak terasa sakit, tidak gatal,
pada perabaan keras, tidak nyeri pada penekanan dan tidak ada penurunan penglihatan
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien belum pernah mengalami sakit yang sama
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga yang pernah mengalami sakit yang sama
Riwayat Personal Sosial
Pasien merupakan siswi SMA
BAB 1
Pemeriksaan OD OS

STATUS PASIEN
Sekitar Mata
Supercilia dan Simetris,distribusi Simetris,distribusi
cilia merata merata

Palpebra Terdapat benjolan Terdapat 2 benjolan


Gerakan sebesar biji jeruk, sebesar biji jeruk,
Margo sup dan ukuran 3 mm dengan ukuran 3 mm dengan
inf konsistensi padat konsistensi padat
sedikit kenyal dan sedikit kenyal dan
mobile. mobile.
Nyeri (-) Nyeri (-)
Gerakan Bola Mata N N
Pemeriksaan OD OS Konjungtiva
K palpebra sup Hiperemi (-) Hiperemi (-)
Visus 5/5 5/5 et inf Hiperemi (-) Hiperemi (-)
K bulbi
Sklera
Warna Putih Putih
Kornea
Kejernihan Jernih Jernih
BAB 1
STATUS PASIEN
Diagnosis
Kalazion Palpebra Superior Occulus Dextra Sinistra
BAB 1
STATUS PASIEN
Penatalaksanaan
Tab. Cefadroxyl 2 x 500 mg
Tab. Methylprednisolon 2 x 4mg
Cendo Tobroson (6 dd gtt II ODS)
Cendo Mycos (1 dd gtt I ODS malam)
Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad Functionam : dubia ad bonam
Ad Sanationam : dubia ad bonam
BAB II
ANATOMI PALPEBRA
Palpebra superior
dan inferior

Modifikasi lipatan kulit


yang dapat menutup

Berkedip melindungi kornea


dan konjungtiva dari dehidrasi

Palpebra superior berakhir pada alis mata,


palpebra inferior menyatu dengan pipi
Struktur palpebra :
1. Kulit
2. Musculus Orbicularis Oculi
3. Jaringan Areolar
4. Tarsus
5. Konjungtiva Palpebra
1. Kelenjar sebasea
2. Kelenjar Moll / kelenjar keringat
3. Kelenjar Zeiss pada pangkal rambut,
berhubungan dengan folikel rambut
dan menghasilkan sebum
4. Kelenjar Meibom (kelenjar tarsalis)
Terdapat di dalam tarsus. Kelenjar ini
menghasilkan sebum (minyak). 40
atas, 20 bawah
BAB II KALAZION
Definisi kalazion

peradangan granulomatosa kelenjar meibom


yang tersumbat, disertai dg inf . ringan

Pembengkakan lokal, tidak nyeri


pada mata
BAB II
etiologi kalazion
Tidak Diketahui Pasti

Diduga disebabkan oleh gangguan


sekresi kelenjar meibom

Kalazion dihubungkan dengan seboroik,


chronic blepharitis, dan acne rosacea
Kosmetik
berlebih

Stress
Faktor Hygiene
mata yang
Resiko kurang

BAB II
Alkohol, rokok, Faktor resiko
makanan tinggi kalazion
minyak
BAB II Patofisiologi kalazion

Terbentuk
Timbul
Enzim Gangguan Tertahannya jaringan
reaksi
sekresi kel sekresi granulasi
bakteri jaringan
Meibom kelenjar (Kalazion)
sekitar
dan infeksi
BAB II
Gejala klinis kalazion
Gejala subyektif bejolan yang tidak nyeri
bila kista ini cukup besar astigmatisma
biasanya memiliki keluhan serupa pada waktu lampau

Gangguan obyektif :
Kelopak mata tampak tebal dan edema
Teraba suatu benjolan pada kelopak mata yang konsistensinya agak keras, tidak nyeri
tekan
Pada ujung kelenjar Meibom terdapat massa kuning dari sekresi kelenjar yang tertahan
Bila kalazion yang terinfeksi, dapat terjadi jaringan granulasi yang menonjol ke luar
Kalazion lebih sering timbul pada palpebra superior, di mana jumlah kelenjar Meibom
terdapat lebih banyak daripada palpebra inferior.
BAB II
Pemeriksaan penunjang kalazion

Pemeriksaan laboratorium jarang di minta

Biopsi di indikasikan untuk kalazion yang kambuh atau


berulang-ulang timbul sesudah pembedahan, karena
tampilan karsinoma kelenjar meibom dapat mirip kalazion
BAB II
diagnosis kalazion
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik :
pembengkakan pada palpebra
tidak ada nyeri
hasil pemeriksaan palpebra yaitu didapatkan edema palpebra
tidak hiperemis
adanya pseudoptosis
BAB II
Diagnosis banding kalazion
HORDEOLUM
Peradangan supuratif kel Zeis, kel Moll
atau kel Meibom
infeksi staphylococcus pada kelenjar
sebasea
kelopak biasanya sembuh sendiri dan dapat
diberi hanya kompres hangat.
Diberikan antibiotik lokal
Membentuk
Edema Mengganjal + Nyeri
Hiperemi abses dan pecah
palpebra Nyeri tekan
sendiri
BAB II
Diagnosis banding
kalazion
Blefaritis
Blefaritis adalah peradangan kronis pada kelopak
dan tepi kelopak mata.
Keadaan ini juga erat kaitannya dengan beberapa
penyakit mata seperti: dry eye, khalazion,
trikhiasis, konjungtivitis dan keratitis.
blefaritis dapat dikelompokkan menjadi blefaritis
anterior dan blefaritis posterior
BAB II
Diagnosis banding kalazion
KARSINOMA KELENJAR SEBASEA
paling sering berasal dari kelenjar meibom dan zeis, tetapi dapat juga muncul di
kelenjar sebasea alis mata atau caruncula
Karsinoma sel basal merupakan bentuk tumor ganas tersering.
Paling sering mengenai pinggir bawah palpebra (50-60%)
Radiasi sinar ultraviolet (UV) merupakan faktor utama penyebab karsinoma sel
basal. Merokok juga meningkatkan resiko terjadinya karsinoma sel basal.
Pasien sering datang dengan keluhan ulkus yang tidak sembuh-sembuh dan
mudah berdarah dengan trauma ringan dan sering tidak nyeri.
Ditegakkan dengan
Nodul yang keras Tidak nyeri
histopatologi
BAB II
Penatalaksanaan kalazion
Non Medikamentosa
-Kompres hangat 5-10 menit 4 x sehari
-Memijat dengan lembut beberapa kali sehari, jangan digaruk

Medikamentosa
- Tetes mata/salep antibiotik bila diduga infeksi sebagai penyebab
- Dapat juga diberikan antibiotic sistemik
- Injeksi steroid intralesi (0,1-0,2 ml triamsinolon 10mg/ml) pada kalazion ukuran
kecil
- Steroid sistemik
BAB II
Penatalaksanaan kalazion
Insisi
Insisi dan Kuretase
Pembedahan berupa insisi dan kuretase untuk mengeluarkan isi kelenjar
Diberikan anastesi setempat dengan tetes mata pantocain dan anastesi
infiltratif procain 2%
Kalau perlu diberikan anastesi umum, pada orang-orang yang takut atau
kurang kooperatif
Insisi sebaiknya dilakukan pada konjungtiva, ke arah muka dan tegak lurus
terhadapnya untuk menghindari banyaknya kelenjar-kelenjar yang terkena
BAB II
Penatalaksanaan kalazion
Ekskokleasi
Mata ditetesi dengan anestesi topikal
(pantokain).
Obat anestesi infiltrat disuntikan dibawah
kulit di depan kalazion.
Kalazion dijepit dengan klem kalazion
kemudian dibalik sehingga konjungtiva tarsal
dan kalazion terlihat.
Dilakukan insisi tegak lurus margo palpebra
dan kemudian isi kalazion dikuret sampai
bersih.
Klem kalazion dilepas dan diberi salep mata.
BAB II
Komplikasi & prognosis kalazion
KOMPLIKASI
Trikiasis
Kehilangan bulu mata
PROGNOSIS
Astigmatisma
Dapat sembuh sendiri dalam beberapa minggu, dan
tidak menular. Dengan terapi yang tepat kalazion
dapat sembuh dengan sempurna
Bila terjadi kalazion berulang beberapa kali sebaiknya
dilakukan pemeriksaan histopatologik untuk
menghindari kesalahan diagnosis dengan
kemungkinan keganasan
BAB III
Pembahasan
Seorang pasien datang poli mata dengan keluhan ada benjolan di kedua kelopak mata atas.
benjolan tersebut sudah muncul sejak 3 bulan yang lalu, tidak terasa sakit, tidak gatal, pada perabaan keras, tidak
nyeri pada penekanan dan tidak ada penurunan penglihatan.
Berdasarkan anamnesis pasien diatas kita dapat mengambil beberapa diagnosis yang mendekati antara lain
hordeolum, kalazion, blefaritis dan keganasan
pemeriksaan fisik yaitu dengan perabaan pada benjolan yang terletak di palpebral superior tersebut. Berdasarkan
pemeriksaan fisik didapatkan benjolan sebesar biji jeruk, ukuran 3 mm dengan konsistensi padat sedikit kenyal
dan mobile, dan keluhan nyeri disangkal oleh pasien.
BAB III
Pembahasan
Berdasarakan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik di dapatakan diagnosis yaitu kalazion dikarenakan sesuai
dengan gambaran anamnesis dan pemeriksaan fisik secara teoritis
Sedangkan hordeolum sendiri berbeda dengan kalazion dimana pada hordeolum biasanya disertai dengan
keluhan nyeri pada benjolan dan terjadi selama fase akut.
Keganasan pada sel basal juga dapat disingkirkan karena pada keganasan biasanya ditemukan adanya keluhan
berulang pada tempat yang sama dan dapat ditegakan setelah dilakukan biopsy dan dilakukan pemeriksaan
histopatologis.
BAB III
Pembahasan
Untuk penanganan kalazion itu sendiri dapat dilakukan secara medikamentosa dan non medikamentosa yaitu
dengan cara pembedahan (bedah kalazion)
penangan medikaentosa dapat diberikan beik steroid topical maupun sitemik bisa juga keduanya untuk
menghentikan proses inflamasi dan untuk mengurangi pembengkakan, dan dapat juga diberi antibiotic topical.
Pada penanganan secara non medikamentosa dapat dilakukan pengompresan dengan handuk bersih dengan
tujuan menguruangi pembengkakan dan sembari dipijit pelan untuk melancarakan drainase.
dapat pula dilakukan operasi bedah kalazion (insisi dan ekskoliasi).
Biasanya dilakukan operasi apabila sudah menggangu kinerja mata, mempengaruhi kornea, mengganggu secara
kosmetik dan ditemukan adanya tanda tanda keganasan.
Pada pasien ini diberikan pemberian obat steroid secara oral dan topical, yaitu diberikannya metilprednisolon dan
cendo tobroson yang berisi tobramycin dan dexametason. Selain kortikosteroid juga dberikan antibiotic secara
oral dan topical yaitu cefadroxyl dan cendo mycos.
BAB IV
Kesimpulan
Seorang pasien datang bersama ibunya ke poli mata dengan keluhan ada benjolan di kedua kelopak
mata atas. Berdasarkan keluhan pasien dilakuknan anamnesis lebih lanjut dan didapatkan benjolan
tersebut sudah muncul sejak 3 bulan yang lalu, pada awalnya benjolan hanya muncul pada kelopak
mata kanan, sudah diperiksakan kepuskesmas dan sudah diberi obat salep mata, sudah kempes namun
1 bulan yang lalu mulai muncul lagi, kemudian 1 minggu yang lalu juga muncul benjolan dikelopak mata
kiri atas. Benjolan tidak terasa sakit, tidak gatal, pada perabaan keras, tidak nyeri pada penekanan dan
tidak ada penurunan penglihatan.
Setelah dilakukan ananmnesis dilanjutkan pemeriksaan fisik didapatkan hasil adanya benjolan yang
terletak di palpebral superior tersebut. Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan benjolan sebesar biji
jeruk, ukuran 3 mm dengan konsistensi padat sedikit kenyal dan mobile, dan keluhan nyeri disangkal
oleh pasien. Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaa fisik pasien di diagnosa kalazion.
Pada pasien ini mendapatkan terapi secara medikametosa yaitu obat steroid secara oral dan topical,
yaitu diberikannya metilprednisolon dan cendo tobroson yang berisi tobramycin dan dexametason.
Selain kortikosteroid juga dberikan antibiotic secara oral dan topical yaitu cefadroxyl dan cendo mycos.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai