Anda di halaman 1dari 8

ANISOMETROPIA

Definisi
Anisometropia merupakan kelainan dimana
kekuatan refraksi kedua mata berbeda
Pada keadaan berat anisometropia tertentu
otak tidak dapat melihat besarnya benda
yang berbeda
Perkembangan selanjutnya mata akan
merasa senang melihat dengan satu mata
dan melakukan supresi pada mata lainnya
Tipe klinis anisometropia:
Simple anisometropia: Satu mata normal (emetropia) dan
mata lain miopia atau hipermetropia.
Compound anisometropia: Kedua mata hipermetropia atau
miopia, tapi satu mata memiliki kelainan refraksi lebih tinggi
dari mata yang lain.
Mixed anisometropia: Satu mata miopia dan mata lain
hipermetropia. Keadaan ini juga disebut dengan antimetropia.
Simple astigmatic anisometropia: Satu mata normal dan mata
lain memiliki baik miopia atau pun hipermetropia simpel
dengan astigmatisme.
Compound astigmatic anisometropia: Kedua mata
astigmatisme, tetapi dengan derajat yang berbeda
Patogenesis
Hingga saat ini belum diketahui dengan jelas
bagaimana perjalanan penyakit anisometropia
Yang dapat diketahui hanyalah anisometropia
disebabkan karena adanya perbedaan refraksi
antara kedua mata
Mata tidak dapat berakomodasi secara
independen dan mata yang hiperopia terus-
menerus kabur. Hal ini akan mengakibatkan
supressi pada satu mata yang disebut dengan
ambliopia
Gambaran klinis
Orang dengan ambliopia akan memiliki penglihatan
ganda karna adanya perbedaan refraksi antara
mata kanan dan mata kiri. Selain itu juga terjadi
kelelahan pada mata.
Pemeriksaan penunjang
Pada anisometropia terjadi kelainan refraksi pada
salah satu ataupun kedua mata. Untuk itu dilakukan
pemeriksaan refraksi seperti dengan menggunakan
uji pinhole. Fotorefraksi dikatakan berguna untuk
menskrinning adanya anisometropia (Whitcher,
2010)
Diagnosa Banding
Diagnosa banding dari anisometropia
adalah aniseikonia dan ambliopia.
Ambliopia bisa juga merupakan
lanjutan dari anisometropia
Tatalaksana
Anisometropia pada derajat yang ringan bukanlah
sebuah masalah
Perbedaan 1 D pada kedua mata menyebabkan
perbedaan ukuran bayangan di kedua retina sebanyak 2
%. Perbedaan bayangan retina di kedua mata hingga 5
% masih dapat ditoleransi dengan baik dan antara 2.5
sampai 4 D dapat ditoleransi tergantung sensitivitas
individu
Jika perbedaannya lebih dari 4D, bisa menyebabkan
diplopia
Modalitas terapi lain berupa intraokular lensa implantasi
untuk uniokular afakia, operasi refraktif kornea untuk
yang mengalami unilateral miopia, astigmatisme dan
hipermetropia, dan ekstraksi lensa kristalin untuk
unilateral miopia derajat tinggi (Khurara, 2007).
Komplikasi
Pada awal koreksi kaca mata dapat terjadi
ketidakcocokan. Ukuran bayangan yang
tidak sama, atau aniseikonia dapat terjadi,
dan efek prismatik dari kacamata dapat
memicu anisoforia
Anisoferia biasanya lebih mengganggu
dibandingkan aniseikonia bagi pasien
dengan anisometropia yang dikoreksi
dengan kacamata (Skuta, 2011).
Prognosis
Koreksi dengan kacamata menghasilkan
perbedaan ukuran bayangan di retina
sekitar 25 %, yang jarang dapat ditoleransi
Koreksi dengan lensa kontak menurunkan
perbedaan ukuran bayangan menjadi
sekitar 6 %, yang dapat ditoleransi. Lensa
intraokular menghasilkan perbedaan
kurang dari 1 % (Whitcher, 2010).

Anda mungkin juga menyukai