Anda di halaman 1dari 67

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA GANGGUAN SISTEM


INTEGUMEN
PENYAKIT: KUSTA – ACNE VULGARIS – LUKA BAKAR
OLEH : KELOMPOK 4 (A-3/2017)
MATERIAL
1 REVIEW : ANATOMI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN

2 GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN

3 KUSTA (Morbus Hensen)

4 ACNE VULGARIS
Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed

5 LUKA BAKAR (Combustio)


Sistem Integumen
REVIEW
ANATOMI
KULIT
Kulit adalah ‘selimut’ yang menutupi permuka
an tubuh Dan memiliki fungsi utama sebagai
pelindung dari berbagai macam gangguan da
n rangsangan luar.

Kulit terbagi atas lapisan epidermis (kulit ari)


sebagai lapisan yang paling luar, lapisan Der
mis, dan lapisan Hipodermis.
Fisiologi Kulit

Kulit juga melakukan respirasi (bernapas) dan juga


berperan dalam ekskresi
Kulit menyerap oksigen dan mengeluarkan karbondioksida.
Namun, respirasi kulit sangat lemah. Kulit lebih banyak men
yerap oksigen yang diambil dari aliran darah, dan hanya se-
bagian kecil yang diambil langsung dari lingkungan luar
Gangguan Sistem Integumen

Kusta Acne Vulgaris Luka Bakar


KUSTA (Morbus Hansen)
Penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae

Mycobacterium leprae merupakan suatu bakteri yang bersifat obligat instraseluler.


Awal mulanya bakteri Mycobacterium leprae akan menyerang saraf tepi, selanjutnya
mengenai kulit, mukosa mulut, saluran nafas bagian atas, sistem retikuloendotelial,
mata, otot, tulang dan testis namun tidak pernah mengenai sistem saraf pusat.
ETIOLOGI

Bangsa atau Ras Sosio-Ekonomi

Kebersihan Keturunan
Patofisiologi
Mycobacterium leprae masuk
Terdapat 2 tipe, yaitu
melalui kulit yang lecet pada ba
• Tipe LL
gian tubuh dan melalui mukosa
• Tipe TT
nasal.

Meskipun cara masuk M. Leprae ke tubuh belum diketahui pasti, beberapa penelitian
mengatakan kasus tersering yaitu melalui kulit yang lecet pada bagian tubuh bersuhu
dingin dan melalui mukosa nasal. Setelah M. Leprae masuk ke dalam tubuh, perkem
bangan penyakit kusta bergantung pada kerentanan seseorang. Respon tubuh setelah
masa tunas dilampaui tergantung pada derajat sistem imunitas seluler (cellular media
ted immune) pasien. Jika sistem imunitas seluler tinggi, penyakit berkembang ke ara
h tuberkuloid dan bila rendah, berkembang ke arah lepromatosa.
WOC
Manifestasi Klinis
Morbus hansesn (Kusta)

Antara lain:

Bercak Putih Pada Kulit

Kemudian timbul bintil-bi


ntil kemerahan

Kesemutan

Facies leomina dan mati


rasa
Tanda Utama PB MB

Bercak Kusta Jumlah 1-5 Jumlah >5

Penebalan syaraf tepi


disertai gangguan fungsi
(mati rasa atau kelemahan
Hanya 1 saraf Lebih dari saraf
otot, di daerah yang
dipersarafi oleh saraf yang
bersangkutan

Kerokan jaringan kulit BTA negatif BTA positif


PENATALAKSANAAN
Farmakologis
Rejimen pengobatan MDT di Indonesia sesuai rekomendasi WHO (1
995) sebagai berikut :
Tipe PB (dewasa)
• Rifampisin 600 mg/bulan diminum di depan petugas
• Klofazimin 300 mg/bulan diminum di depan petugas dilanjutkan de
ngan klofazimin 50 mg/hari diminum di rumah
• DDS 100 mg/hari diminum di rumah. Pengobatan 24 dosis diseles
aikan dalam 4) waktu maksimal 36 bulan.
Dosis untuk Anak:
• Umur di bawah 10 tahun
Bulanan 100 mg/bulan, Harian 50 mg/2 kali/minggu
• Umur 11-14 tahun :
Bulanan 100 mg/bulan, Harian 50 mg/3 kali/minggu
• DDS:
1-2 mg/kg berat badan
• Rifampisin :
10-15 mg/kg berat badan
Non-Farmakologis

• Perawatan Luka
• Perawatan pada Kaki yang mati rasa
• Perawatan tangan mati rasa
• Perawatan mata dengan lagophthalmos
PEMERIKSAAN
Fisik & Penunjang
Pemeriksaan Fisik
Tanda pasti ada kusta adalah :

• Kulit dengan bercak putih atau


kemerahan dengan mati rasa

• Penebalan pada saraf tepi,mati rasa


dan kelemahan pada otot tangan,
kaki, dan mata

• Pada pemeriksaan kerokan kulit BTA


positif. Klien dikatakan menderita
kusta apabila ditemukan satu atau
lebih dari Cardinal Signs Kusta,
pada waktu pemeriksaan klinis
Pemeriksaan bakterioskopik Pemeriksaan serologis:
(bakteri di laboratorium) tes FLA-ABS
Pemeriksaan bakteri (-) bukan berarti tes ELISA
orang tersebut tidak mengandung tes MLPA untuk mengukur kadar
M. Leprae. antibodi Ig G.
.
Pemeriksaan histopatologi Pemeriksaan Tes Lapromin
(jaringan sel abnormal) Menentukan tipe kusta pada
Pemeriksaan ini sangat membantu penderita
khususnya pada anak-anak

Pemeriksaan
Penunjang
Asuhan Keperawatan

Pengkajian Diagnosis Intervensi Implementasi Evaluasi


Diagnosa Keperawatan

• Kerusakan integritas
kulit b.d lesi dan proses
inflamasi
• Intoleransi b.d kelema
• Gangguan rasa nyaman han fisik
b.d proses inflamasi
jaringan • Gangguan konsep diri
(citra diri) b.d ketidak-
mampuan dan kehilan
gan fungsi tubuh
Intervensi Keperawatan
• Berikan penguatan po
sitif
• Berikan kelompok pen
dukung untuk orang • Kaji / catat warna lesi,
terdekat perhatikan jika ada jari
• Lakukan latihan rentang ngan nekrotik dan kon
gerak secara konsisten, disi sekitar luka
• Perhatikan sirkulasi,
gerakan, kepekaan
pada kulit
ACNE VULGARIS
This text can be replaced with your own text

Acne vulgaris (AV) adalah penyakit kulit akibat perdangan kronik folikel pilosebasea
yang umunya terjadi pada masa remaja dengan gambaran klinis berupa komedo, pa
pula, pustul, nodus, dan kista pada tempat predileksinya
Patofisiologi Etiologi
Penyebab pasti timbulnya Acne belum diketahui,
• Kenaikan eksresi sebum
namun Acne yang biasa terjadi pada masa
• Keratinisasi folikel pubertas dipengaruhi oleh beberapa faktor
• Bakteri resiko : meningkatnya kadar hormon androgen
• Peradangan , penggunaan, kosmetik, stres, personal hygie
ne yang buruk dan pola tidur yang tidak baik
Faktor Penyebab

Faktor Kebersihan Faktor Ras Hormonal


Genetik Wajah

Acne terjadi pada 45% Meningkatkan Warga Amerika Rata-rata 60-70% wanita
remaja yang salah satu yang mengalami
perilaku yang berkulit putih
atau kedua orang tuan masalah acne menjadi
kebersihan diri lebih banyak lebih parah beberapa
ya menderita acne dapat mengurangi menderita acne
dan hanya 8% bila oran hari sebelum menstruasi
kejadian Acne dibandingkan dan menetap sampai
g tuanya tidak menderi Vulgaris pada dengan ras yang seminggu setelah
ta remajaed. berkulit hitam menstruasi
acne
Faktor Penyebab

Diet Iklim Lingkungan Stress

Makanan berlemak sec Hidrasi pada stratum Acne lebih sering Acne dapat kambuh
ara berlebihan dapat m koreneum epidermis ditemukan dan atau bertambah buruk
emperparah terjadinya dapat merangsang gejalanya lebih berat pada penderita stres
Acne Vulgaris terjadinya acne dan di daerah industri emosional
pajanan sinar matahari dan pertambangan
yang berlebihan dapat dibandingkan
memperburuk acne dengan di pedesaan
WOC
Manifestasi Klinis

• Lesi utama akne adalah mikrokomedo atau mikrokome-


done, yaitu pelebaran folikel rambut yang mengandung s
ebum.
• Lesi akne lainnya dapat berupa papul, pustul, nodul, dan
kista.
• Lesi terutama timbul di daerah yang banyak mempunyai
kelenjar palit, seperti muka, punggung, dan dada
Klasifikasi Acne
Menurut American academy of Dermatology klasifikasi Akne
adalah sebagai berikut: Tabel. Consensus conference on Acne Clasification
Klasifikasi Komedo Pustul/Papul Nodul

Ringan <25 <10 -

Sedang >25 10-30 >10

Berat - >30 >10


Klasifikasi jerawat FKUI
Ringan / RSUPN Dr. Cipto Mang Berat
unkusomo sebagai berik
ut :

 Beberapa lesi tidak bera-


dang pada 1 predileksi  Banyak lesi tidak berada
 Sedikit lesi tidak beradang ng pada 1 predileksi
pada beberapa tempat pre-  Banyak lesi beradang pa
Sedang da 1 atau lebih predileksi
dileksi
 Sedikit tempat beradang  Banyak lesi tidak beradang pa
pada 1 predileksi da 1 predileksi
 Beberapa lesi tidak beradang
pada beberapa tempat predile
ksi
 Beberapa lesi beradang pada
1 predileksi.
Komplikasi

• Gram-negatif folikulitis

• Localized cellulitis

• Jerawat conglobata

• Hiperpigmentasi
PENATALAKSANAAN
Farmakologis
Acne Vulgaris

Pengobatan Topikal Pengobatan sistemik Terapi bedah

Benzoil Peroksida Anti bakteri sistemik Bedah skalpel


Asam vitamin A Obat hormonal Ekstraksi komedo.
Antibiotik Topikal Vitamin A dan retinoid oral Kriosurgesi,
Dermabasi
Non -- Farmakologi

Usaha untuk mencegah terjadinya erupsi (preventif)

Memberitahu penderita mengenai seluk beluk akne vulgaris

Mengedukasi terkait perawatan wajah, perawatan kulit, kosm


etika, diet, emosi dan faktor psikosomatik
PEMERIKSAAN
Fisik & Penunjang
Pemeriksaan Fisik

Acne vulgaris bercirikan adanya:

• Komedo, papula, pustula, dan nodul pada distribusi se


baceous
• Komedo dapat berupa whiteheads (komedo tertutup) a
tau blackheads (komedo terbuka tanpa disertai tanda-t
anda klinis dari peradangan apapun
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Mikrobiologis
Ekskohlease sebum

Eksohalease Sebum Mikrobiologis

Pemeriksaan
Skin Surface Lipid
histopatologis

Histopatologis Skin Surface Lipid


Asuhan Keperawatan

Pengkajian Diagnosis Intervensi Implementasi Evaluasi


Diagnosa Keperawatan

• Kerusakan integritas
kulit b.d adanya faktor
mekanik. • Resiko infeksi b.d
• Gangguan citra tubuh pertahanan primer
b.d penyakit (Acne Vu tubuh tidak adekuat.
lgaris) • Defisiensi pengetahu
an b.d perilaku klien
saat menjelaskan
pengalaman masalah
sebelumnya
Intervensi Keperawatan

• Periksa kulit dan mem


brane mukosa terkait
adanya kemerahan, • Edukasi pemasukan
hangat, edema. nutrisi yang dianjurk-
• Beri antibiotik topical an
pada area yang ter- • Anjurkan klien untuk
kena mengevaluasi kebia-
saannya
• Bantu klien untuk
menerima perubahan
baru tersebut
LUKA BAKAR (Combustio)
This text can be replaced with your own text

Luka bakar adalah luka yang di sebakan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti api,
air panas,listrik,bahan kimia dan radiasi; juga oleh sebab kontak dengan suhu renda
h,luka bakar ini bisa menyebabkan kematian ,atau akibat lain yang berkaitan dengan
problem fungsi maupun estetika (Kapita Selekta kedokteran edisi 3 jilid 2).
Patofisiologi Etiologi
Luka bakar pada tubuh terjadi karena Luka bakar pada kulit bisa disebabkan
konduksi panas. Sel-sel dapat menahan karena panas, dingin ataupun zat kimia.
temperatur sampai 44°C tanpa kerusakan. Ketika kulit terkena panas, maka
Saraf dan pembuluh darah merupakan kedalaman luka akan dipengaruhi oleh
struktur yang kurang tahan terhadap derajat panas, durasi kontak panas pada
konduksi panas (Sabiston,1995). kulit dan ketebalan kulit (Schwarts et al, 1999)
WOC
TIPE LUKA BAKAR

LUKA BAKAR LUKA BAKAR


KIMIA RADIASI

LUKA BAKAR LUKA BAKAR


LISTRIK TERMAL
Manifestasi
Luka Bakar
Luas Luka Bakar
Luas luka bakar dapat ditentukan dengan cara “ Ro
le of nine “ yaitu :

a) Kepala dan leher :9%


b) Dada dan perut : 18 %
c) Punggung hingga pantat : 18 %
d) Anggota gerak atas masing-masing : 9 %
e) Anggota gerak bawah masing-masing : 18 %
f) Perineum :9%
Derajat Luka Bakar
• Grade II
• Grade I
Grade II a
Jaringan yang rusak hanya Jaringan yang rusak sebagian dermis
epidermis , folikel, rambut, dan kelenjar keringat
Klinis ada nyeri, warna kemerah utuh.
an, kulit kering. Rasa nyeri warna merah pada lesi.
Tes jarum ada hiperalgesia. Adanya cairan pada bula.
Waktu sembuh + 7 - 14 hari.
Lama sembuh + 7 hari.
Hasil kulit menjadi normal. Grade II b
Jaringan yang rusak sampai dermis,
hanya kelenjar keringan yang utuh.
Eritema, kadang ada sikatrik.
Waktu sembuh + 14 – 21 hari
Derajat Luka Bakar

• Grade III • Grade IV

Jaringan yang rusak seluruh ep- Luka bakar yang mengenai


idermis dan dermis otot bahkan tulang.
Kulit kering, kaku, dan terlihat
gosong
Terasa nyeri karena ujung saraf
rusak
Waktu sembuh lebih dari 21 hari
.
Komplikasi
1. Infeksi
2. Curling’s ulcer (ulkus Curling)
3. Gangguan Jalan nafas
4. Konvulsi
5. Kontraktur
6. Ganguan Kosmetik akibat jaringan parut
PENATALAKSANAAN
Farmakologi
 Antibiotika : tdk diberikan bila
pasien datang < 6 jam sejak  Analgetik : morfin, petidine
kejadian
 Antasida : kalau perlu
 Berikan antibiotika sesuai pola
kuman dan sesuai kultur  Penatalaksanaan Pembedahan
1. Resusitasi A-B-C 2. Resusitasi Cairan

Airway Cara evans


Breathing Cara baxter
Circulation
Non Infus, kateter, CVP, oksigen,
Laboratorium kultur luka.
Farmakologi Topikal dan tutup luka
PEMERIKSAAN
Fisik & Penunjang
Pemeriksaan Fisik
• Kulit kepala • Abdomen
• Wajah • Pelvis (perineum/ re
• Vertebra servikalis da ctum/vagina)
n leher • Ektremitas
• Toraks • Bagian punggung
• Neurologis
Pemeriksaan Penunjang
Kadar karbon monoksida serum

Foto rontgen dada Fotografi luka bakar

Scan paru
Albumin serum

BUN dan kreatinin


Pemeriksaan Penunjang
Hitung darah lengkap Bronkoskopi

Elektrolit serum EKG

Urine
Asuhan Keperawatan

Pengkajian Diagnosis Intervensi Implementasi Evaluasi


Diagnosis Keperawatan

• Resiko bersihan jalan nafas tidak efektif b.d obstruksi tra


kheobronkhial; edema mukosa; kompressi jalan nafas

• Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d Kehilangan


cairan melalui rute abnormal.

• Resiko kerusakan pertukaran gas b.d cedera inhalasi as


ap atau sindrom kompartemen torakal sekunder terhada
p luka bakar sirkumfisial dari dada atau leher.
Intervensi Keperawatan
• Kaji refleks gangguan/menelan; perhatikan pengaliran air
liur, ketidakmampuan menelan, serak, batuk mengi.

• Awasi frekuensi, irama, kedalaman pernafasan ; perhatik


an adanya pucat/sianosis dan sputum mengandung karb
on atau merah muda

• Awasi pengeluaran urine dan berat jenisnya. Observasi


warna urine dan hemates sesuai indikasi.

• Perkirakan drainase luka dan kehilangan yang tampak


This PowerPoint Template has clean and neutral design that can
be adapted to any content and meets various market segments.
With this many slides you are able to make a complete
PowerPoint Presentation that best suit your needs.

Kelompok 4
Insert the title of your subtitle Here
Fully Editable Icon Sets : A

You can Resize without


losing quality

You can Change Fill Color &


Line Color

FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com
Fully Editable Icon Sets : B

You can Resize without


losing quality

You can Change Fill Color &


Line Color

FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com
Fully Editable Icon Sets : C

You can Resize without


losing quality

You can Change Fill Color &


Line Color

FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com

Anda mungkin juga menyukai