FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG RUMAH SAKIT AL-ISLAM 2018 1 IDENTITAS PASIEN Nama : Tn LS Jenis Kelamin : Laki - Laki Umur : 63 tahun Agama : Islam Pendidikan Terakhir : SMK Pekerjaan : Wiraswasta Status Pernikahan : Menikah Alamat Pasien : Antapani Pasien datang ke poliklinik jiwa RSAI pada tanggal 17 September 2018 diantar oleh istri pasien. ANAMNESIS Keluhan Utama Pasien sering merasa cemas. ANAMNESIS Pasien datang ke Poliklinik RSAI dengan keluhan sering merasa cemas, keluhan sudah dirasakan sejak ± 18 tahun yang lalu. Keluhan muncul secara tiba- tiba, pasien merasakan hal tersebut walaupun tahu keadaan tersebut tidak ada bahayanya, kadang pasien sudah mengetahui situasinya seperti apa, tetapi pasien masih merasakan cemas. Pasien sulit mengontrol dari rasa cemasnya tersebut. Sehingga pasien suka marah – marah, sulit tidur, dan pusing. Pasien menyangkal sering merasa takut mati, pernafasan sesak seperti tercekik, dan berkeringat. Pasien menyangkal keluhan menganggu pekerjaannya. ANAMNESIS Pasien menyangkal adanya perasaan ingin bunuh diri. Pasien mengatakan bahwa pasien merasa terganggu dengan penyakitnya dan menyadari bahwa pasien membutuhkan pertolongan dari ahli untuk mengatasi kelainan yang dirasakannya. Pasien diketahui sudah berobat selama keluhan tersebut, tetapi belum ada perbaikan. Sekarang pasien baru berobat ke RSAI 4 bulan dan pasien sudah mulai merasakan keadaanya membaik. ANAMNESIS Riwayat Penyakit Dahulu • Pasien mengatakan tidak pernah mengalami rasa cemas sebelumnya RIWAYAT KELUARGA • Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang menderita kelainan yang sama dengan pasien maupun penyakit jiwa yang lainnya. RIWAYAT HIDUP • Masa dalam kandungan dan persalinan pasien tidak ditanyakan. • Masa kanak-kanak pasien tidak adak ada keluhan cemas atau terdapat kejadian yang buruk • Masa remaja pasien tidak adak ada keluhan cemas atau terdapat kejadian yang buruk • Pasien menikah dengan suaminya dan dikaruniai 2 anak, dan hubungan mereka baik • Pasien memiliki adalah anak ke 2 dari 5 saudara, pasien memiliki ibu tiri yang menurutnya ada perilaku tidak adil terhadapnya. STATUS FISIK Keadaan Umum : Tampak sakit ringan Kesadaran : Komposmentis Status Gizi : Cukup Tanda Vital : • TD : 130/80 mmHg • RR : 20x/min • PR : 86 x/ menit • Suhu : tidak dilakukan Berat Badan : tidak diukur Tinggi Badan : tidak diukur Status Interna : tidak diperiksa STATUS PSIKIATRIKUS • Keadaan Umum/Kesadaran : Tampak sakit ringan / Composmentis • Roman muka : Biasa • Kontak/Rapport : Ada/ Adekuat • Orientasi : • Tempat : Baik • Waktu : Baik • Orang : Baik • Perhatian : Baik • Emosi • Mood : Biasa • Afek : Biasa STATUS PSIKIATRIKUS • Memori Remote memory : Baik Recent past memory : Baik Recent memory : Baik Immediate retention and recall : Baik • Persepsi Ilusi : Tidak ada Halusinasi : tidak ada • Pikiran Bentuk : Realistik Jalan : Koheren Isi : Waham (-), idea of influence (-), idea of reference (-) • Wawasan penyakit : Full insight • Tingkah laku/ bicara : Normoaktif/ spontan • Dekorum Kebersihan : Baik Sopan santun : Baik Kooperatif : Baik PSIKODINAMIK • Presipitasi: Pasien memiliki adalah anak ke 2 dari 5 saudara, pasien memiliki ibu tiri yang menurutnya ada perilaku tidak adil terhadapnya.
• Predisposisi: tidak ada
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL • AKSIS I • F41.1 Gangguan cemas menyeluruh dd/ gangguan panik (Ansietas Paroksimal Episodik) • AKSIS II • Tidak ada • AKSIS III • Tidak ada • AKSIS IV • Masalah keluarga: pasien memiliki ibu tiri yang menurutnya ada perilaku tidak adil terhadapnya • AKSIS V • Menggunakan skala Global Assessment of Functioning (GAF) Scale : 90 – 81 Gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian biasa Tatalaksana Farmakoterapi 1. Benzodiazepines • Alprazolam 0,5mg 3 x 1 2. Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs) • Sertralin 50mg 1 x 1 (pagi) Terapi Kognitif Terapi kognitif • Dua pusat utama terapi kognitif untuk gangguan panik adalah instruksi tentang kepercayaan salah dari pasien dan informasi tentang serangan panik. • Informasi tentang serangan panik adalah termasuk penjelasan bahwa serangan panik, jika terjadi adalah terbatas, dan tidak mengancam kehidupan. • Penerapan relaksasi ,tujuan penerapan relaksasi adalah untuk memasukkan suatu rasa pengendalian pada pasien tentang tingkat kecemasan dan relaksasinya. Latihan pernafasan Melatih pasien bagaimana mengendalikan dorongannya untuk melakukan hiperventilasi. Setelah latihan tersebut, pasien dapat menggunakan teknik untuk membantu mengendalikan hiperventilasi selama suatu serangan panik. Pemaparan in vivo • Pemaparan in vivo digunakan sebagai terapi perilaku primer untuk gangguan panik. • Teknik melibatkan pemaparan yang semakin besar terhadap stimulus yang ditakuti; dengan berjalannya waktu, pasien mengalami desensitisasi terhadap pengalaman. Terapi Psikososial Lain a. Terapi keluarga Terapi keluarga yang diarahkan untuk mendidik dan mendukung seringkali bermanfaat PROGNOSIS • Quo ad vitam : Ad bonam • Quo ad functionam : Ad bonam • Quo ad sanationam : Ad bonam Terima Kasih