Anda di halaman 1dari 43

CASE REPORT PPOK


PEMBIMBING:
dr. Zuhri Dirgantoro, Sp.PD

oleh :
dr. Miftau Rahman Taufik
Identitas Pasien
• Nama pasien : Tn. A
• Usia : 58 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• Alamat : Sandul, Batu Ampar
• Berat Badan : 58 kg
• Tinggi Badan : 160 cm
• Ruang : Poli dan Irna Peny. Dalam
• No. RM : 126268
• Tanggal Masuk : 17/12/2019
• Tanggal Keluar : 19/11/2019
• Status Pasien : BPJS
ANAMNESIS

Keluhan Utama

Sesak napas sejak 2 minggu


SMRS
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang

 Keluhan Utama : Sesak napas
 Lokasi : Dada
 Kualitas : Sulit Bernapas
 Kuantitas : Terus menerus
 Onset : Keluhan dirasakan sejak 2 minggu
SMRS
 Faktor modifikasi
 Memperberat : Apabila disertai batuk
 Memperingan : Tidak ada
 Kronologi: Pasien mengatakan sesak napas sejak 2
minggu SMRS. Sesak napas di dada pasien terasa berat
untuk bernapas. Sesak napas disertai dengan bunyi ngik-
ngik. Sesak napas dirasakan berulang dan cukup
mengganggu aktivitas pasien sehari-hari. Sesak napas
tidak dipengaruhi oleh perubahan posisi, duduk,
setengah duduk, maupun berbaring sesak tetap sama.
Sesak napas memberat sejak 3 hari SMRS. Keluhan
sesak napas memberat setelah disertai batuk 3 hari
SMRS. Batuk dirasakan terus menerus dan disertai
dengan dahak kental berwarna putih. Riwayat demam
(-), batuk darah (-), keringat malam (-), berat badan turun
(-), nyeri dada (-), nyeri kepala (-), lemas (+), mual (+),
muntah (+), diare (-) , BAB dan BAK dalam batas normal.
Riwayat Pengobatan :
• Berobat ke puskesmas 3 hari SMRS mendapat 3 obat.
Tidak ada perbaikan.

Riwayat Penyakit Dahulu :


• Asma (-), Batuk lama (-), Alergi (-), Jantung (-), Darah
tinggi (-), Kencing manis (-).

Riwayat Penyakit Keluarga :


• Sesak (-), batuk (-), Jantung (-), Darah tinggi (-), Kencing
manis (-).

Riwayat Sosial Ekonomi:


• Pasien bekerja sebagai petani padi, merokok sejak
muda 16 batang perhari, jarang berolahraga.
Pemeriksaan Fisik

 Keadaan Umum
◦ Keadaan Umum : Tampak Sakit berat
◦ Kesadaran : Kompos mentis / GCS 15
◦ Gizi : Baik
 Vital Sign

o Tekanan Darah : 90/60 mmHg
o Nadi : 112x/menit, irama reguler,
o Laju Napas : 38x/menit, ekspirasi
memanjang
o Suhu : 36,4o C
o Sp O2 (ruang) : 81 %
PEMERIKSAAN FISIK
 nafas cuping hidung (+)
penggunaan otot bantu napas (+)
Barrel Chest (+) , retraksi otot bantu
napas(+), ICS Melebar, fremitus raba
menurun, Hipersonor (+), Wheezing
(+/+), Ronki basah kasar (+/+) Nyeri tekan epigastrik (+)

Akral Hangat, kering, merah


Darah Lengkap

17/12/2019

Pemeriksaan Hasil Nilai normal


Hemoglobin 14,6 g/dL 13 – 18 g/dL

Hematokrit 44% 35% - 45%

Eritrosit 4,8 juta/uL 4,4-5,6 juta/uL

MCV 91 fL 80-100 fL

MCH 30 pg 28-30 pg

MCHC 34 g/dL 32-36 g/dL


Darah Lengkap

17/12/2019

Pemeriksaan Hasil Nilai normal


Leukosit 10300 /uL 3200 – 10000 /uL

Eosinofil 0% 0-3%

Basofil 0% 0-1%

Netrofil Batang 5% 2-6%

Netrofil Segmen 80% 50-70%

Limfosit 10% 20-40%

Monosit 5% 2-8%

Kesan : Infeksi Bakteri


Darah Lengkap

17/12/2019

Pemeriksaan Hasil Nilai normal


Trombosit 270 ribu/uL 150 – 400 ribu/uL

Laju Endap Darah 10 mm/jam <15 mm/jam


GDS 94 mg/dL <200 mg/dL
Foto Thoraks PA

17/12/2019

Kesan : Emphysematous lung


Pneumonia
Data Abnormalitas
Anamnesis : Px Fisik : Px Penunjang :
Anamnesis : Px Fisik : Px Penunjang :
1. Sesak napas 1. Takipneu 1. Leukositosis
1. Sesak napas 1. Takipneu 1. Leukositosis
2. Batuk 2. Takikardi 2. Neutrofil segmen
2. Batuk 2. Takikardi 2. Neutrofil segmen
3. Dahak putih meningkat
3. Dahak putih 3. Saturasi rendah meningkat
kental 3. Saturasi rendah 3. Emphysematous
kental 81% 3. Emphysematous
4. Lemas 81% lung
4. Lemas 4. Pernapasan cuping lung
5. Mual 4. Pernapasan cuping 4. Pneumonia
5. Mual hidung 4. Pneumonia
6. Muntah hidung
6. Muntah 5. Penggunaan otot
7. Merokok 16 5. Penggunaan otot
7. Merokok 16 bantu napas
batang perhari bantu napas
batang perhari
6. Barrel chest (+)
6. Barrel chest (+)
7. ICS melebar
7. ICS melebar
8. Fremitus raba
8. Fremitus raba
menurun
menurun
9. Perkusi hipersonor
9. Perkusi hipersonor
10. Wheezing
10. Wheezing
11. Rhonki basah kasar
DIAGNOSIS

PPOK eksaserbasi akut


Follow up
Tanggal Subjective Objective Assessment Plan
& Jam
17-12-19
10.30
H-1
Sesak
napas(+),
batuk(+),

-KU : tampak sakit berat
-Kesadaran : E4V5M6 / CM
-TD : 90/60 mmHg
PPOK
eksasebasi
akut
-Bed rest total
O2 nasal kanul 2
LPM
(IGD) mual(+), -HR : 112 x/menit -Infus NaCl 0,9% 10
muntah(+), -RR : 38 x/menit TPM
nyeri ulu -T: 36,4 C -Drip aminofilin 240
hati (+) -Sp O2 81% udara ruang mg/8 jam
-Kepala leher : --Nebul combivent
Penggunaan otot bantu napas 1 respul/8 jam
(+), pernapasan cuping hidung -Inj.
(+) Metilprednisolon
-Thorax : 62,5 mg/12jam i.v.
-Cor : S1>S2 Reg, G(-), M(-) -Inj. Ceftriaxone
-Pulmo : SDV ↑/↑, Rh +/+, 2g/24 jam i.v.
Wh +/+ -Inj. Omeprazole
-Abd : 40mg/12 jam i.v.
supel, BU (+/N), NTE (+) -Tab. Salbutamol
-Ext : 2mg/8 jam p.o.
Akral Hangat Kering Merah -Sir. Sucralfat C 1/8
Edema (-) jam p.o.
Tanggal Subjective Objective Assessment Plan
& Jam
18-12-19 Sesak -KU : tampak sakit ringan PPOK -Bed rest total
07.00 napas(+) -Kesadaran : E4V5M6 / CM eksasebasi -Infus NaCl 0,9% 10
H-2 (Irna berkurang, -TD : 100/70 mmHg akut TPM
II) batuk(+), -HR : 86 x/menit -Drip aminofilin 240
mual(-), -RR : 24 x/menit mg/8 jam
muntah(-), -T: 36,3 C -O2 nasal kanul 2
nyeri ulu -Sp O2 98% LPM
hati (-) -Kepala leher : -Nebul combivent 1
Penggunaan otot bantu napas respul/8 jam
(-), pernapasan cuping hidung -Inj.
(-) Metilprednisolon
-Thorax : 62,5 mg/12jam i.v.
-Cor : S1>S2 Reg, G(-), M(-) -Inj. Ceftriaxone
-Pulmo : SDV ↑/↑, Rh +/+ 2g/24 jam i.v.
berkurang, Wh +/+ berkurang -Tab. Salbutamol
-Abd : 2mg/8 jam p.o.
supel, BU (+/N), NTE (-) -Sir. Sucralfat C 1/8
-Ext : jam p.o.
Akral Hangat Kering Merah
Edema (-)
Tanggal Subjective Objective Assessment Plan
& Jam
19-12-19 Sesak(-), -KU : baik PPOK -Boleh Pulang
07.00 batuk(+) -Kesadaran : E4V5M6 / CM eksasebasi -Tab.
H-3 berkurang. -TD : 100/70 mmHg akut Metilprednisolon 8
(Irna II) -HR : 84 x/menit mg/8jam p.o.
-RR : 20 x/menit -Tab. Cefadroksil
-T: 36,5 C 500mg/12 jam p.o.
-Sp O2 98% -Tab. Salbutamol
-Kepala leher : 2mg/8 jam p.o.
Penggunaan otot bantu napas -Tab. N-astilsistein
(-), pernapasan cuping hidung 200mg/8 jam p.o.
(-) -Tab. Vit B Komp
-Thorax : 1tab/8 jam p.o.
-Cor : S1>S2 Reg, G(-), M(-) -Kontrol poli
-Pulmo : SDV +/+, Rh -/-, Wh penyakit dalam
+/+ minimal tanggal 23-12-19
-Abd :
supel, BU (+/N),
-Ext :
Akral Hangat Kering Merah
Edema (-)
TINJAUAN
PUSTAKA

Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Diagnosis dan Penatalaksanaan
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)
2011
POCKET GUIDE TO COPD DIAGNOSIS, MANAGEMENT, AND PREVENTION
Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
2019
Definisi

 Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah
penyakit paru yang dapat dicegah dan diobati, ditandai
oleh hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya
reversibel, bersifat progresif dan berhubungan dengan
respons inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang
beracun / berbahaya, disertai efek ekstraparu yang
berkontribusi terhadap derajat berat penyakit.
 Karakteristik hambatan aliran udara pada PPOK
disebabkan oleh gabungan antara obstruksi saluran napas
kecil (obstruksi bronkiolitis) dan kerusakan parenkim
(emfisema) yang bervariasi pada setiap individu.
Epidemiologi

 The Asia Pacific COPD Round Table Group
memperkirakan, jumlah penderita PPOK sedang hingga
berat dinegara-Negara Asia pasifik tahun 2006 mencapai
56,6 Juta penderita dengan prevalensi 6,3 %. Angka
prevalensi berkisar 3,5 – 6,7%, seperti : China dengan
angka kasus mencapai 38,160 juta jiwa, Jepang (5,014 juta
jiwa) dan Vietnam (2,068 juta jiwa) sementara di
Indonesia diperkirakan terdapat 4,8 juta penderita
dengan prevalensi 5,6%. Angka ini bisa meningkat
dengan makin banyaknya jumlah perokok karena 90 %
penderita PPOK adalah perokok atau mantan perokok.
Faktor Risiko

 Asap rokok
 Polusi udara
Dalam ruangan
Diluar ruangan
 Stres oksidatif
 Gen
 Tumbuh kembang paru
 Sosial ekonomi
Patofisiologi

Kriteria Diagnosis

 Pertimbangkan PPOK dan lakukan uji spirometri,
jika salah satu indicator ini ada pada individu di atas
usia 40 tahun. Indikator ini bukan merupakan
diagnostik pasti, tetapi keberadaan beberapa
indikator kunci meningkatkan kemungkinan
diagnosis PPOK. Spirometri diperlukan untuk
memastikan diagnosis PPOK.
Diagnosis Banding


Diagnosis Banding

Parameter PPOK ASMA

FEV1/FVC Rendah Normal

Perbaikan FEV1 <12% >12%


setelah pemberian >70% FEV1/FVC
bronkodilator
Klasifikasi

Klasifikasi

Tata laksana

 Penatalaksanaan secara umum PPOK meliputi :
 Edukasi
 Berhenti merokok
 Obat-obatan
 Rehabilitasi
 Terapi oksigen
 Ventilasi mekanik
 Nutrisi
Edukasi

 Pengetahuan dasar tentang PPOK
 Obat-obatan, manfaat dan efek sampingnya
 Cara pencegahan perburukan penyakit
 Menghindari pencetus (berhenti merokok)
 Penyesuaian aktiviti
Berhenti merokok

 Berhenti merokok merupakan satu-satunya
intervensi yang paling efektif dalam mengurangi
risiko berkembangnya PPOK dan memperlambat
progresivitas penyakit (Bukti A).
Obat-obatan

Obat-obatan

Rehabilitasi

 Program dilaksanakan di dalam maupun di luar
rumah sakit oleh suatu tim multidisiplin yang terdiri
dari dokter, ahli gizi, respiratori terapis dan
psikolog.
 Program rehabilitasi terdiri dari 3 komponen yaitu :
latihan fisik, psikososial dan latihan pernapasan.
Terapi Oksigen

 Terapi oksigen dapat dilaksanakan di rumah
maupun di rumah sakit.
 Terapi oksigen di rumah diberikan kepada penderita
PPOK stabil derajat berat dengan gagal napas
kronik.
 Sedangkan di rumah sakit oksigen diberikan pada
PPOK aksesarbasi akut di unit gawat darurat, ruang
rawat ataupun ICU.
Ventilasi mekanik

 Ventilasi mekanik pada PPOK digunakan pada
eksaserbasi dengan gagal napas akut, gagal napas
akut pada gagal napas kronik atau pada pasien
PPOK derajat berat dengan gagal napas kronik.
 Ventilasi mekanik dapat digunakan di rumah sakit
di ruang ICU atau di rumah.
Nutrisi

 Malnutrisi sering terjadi pada PPOK, kemungkinan
karena bertambahnya kebutuhan energi akibat kerja
muskulus respirasi yang meningkat karena
hipoksemia kronik dan hiperkapni menyebabkan
terjadi hipermetabolisme.
 Kondisi malnutrisi akan menambah mortaliti PPOK
karena berkorelasi dengan derajat penurunan fungsi
paru dan perubahan analisis gas darah.

Obat-obatan untuk
eksaserbasi
 akut
 Bronkodilator
Pengobatan yang efektif untuk PPOK eksaserbasi
adalah inhalasi bronkodilator (terutama inhalasi β2-
agonis dengan atau tanpa antikolinergik) dan
glukokortikosteroid oral (Bukti A).

 Aminofilin intravena
Aminofillin bolus 5 mg/kgBB dilanjutkan dengan
perdrip 0,5-0,8 mg/kgBB/jam.
Obat-obatan untuk
eksaserbasi
 akut
 Steroid sistemik
Tidak selalu diberikan tergantung derajat berat
eksaserbasi. Pada eksaserbasi derajat sedang dapat
diberikan prednison 30 mg/hari selama 1-2 minggu,
pada derajat berat diberikan secara intravena.
Obat-obatan untuk
eksaserbasi
 akut
 Antibiotik
Antibiotik bermanfaat untuk pasien PPOK eksaserbasi
dengan tanda klinis infeksi saluran napas (misalnya,
meningkatnya dahak purulen) (Bukti B).
Apabila digunakan antibiotik intravena maka segera
untuk switch therapy apabila kondisi pasien membaik.
Lama pemberian antibiotik pada pasien PPOK
eksaserbasi adalah 3-7 hari (Bukti D).
Sekian dan Terimakasih
Transplantasi paru pada pasien PPOK?
Vaksin Influenza manfaatnya untuk pasien PPOK?
Olahraga pada pasien PPOK menurut derajatnya?

Anda mungkin juga menyukai