DI SUSUN OLEH:
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................4
1.3 Tujuan....................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................5
2.1 Pengertian Vitamin Larut Air................................................5
2.2 Vitamin C...............................................................................6
2.2.1 Jeruk Manis....................................................................7
2.2.2 You C 1000....................................................................8
2.3 Macam-macam Analisis Vitamin C.......................................8
4.2 Pembahasan.........................................................................13
BAB V PENUTUP.............................................................................16
5.1 Kesimpulan..........................................................................16
5.2 Saran....................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................17
LAMPIRAN.......................................................................................18
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 Rumusan masalah
Bagaimana cara menentukan kadar vitamin C pada jeruk dan YOU C 1000
dengan menggunakan titrasi iodometri sampai terjadi perubahan warna
menjadi biru kehitaman atau ungu kehitaman?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui cara menentukan kadar vitamin C dengan menggunakan
titrasi iodometri.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Vitamin C
Vitamin C adalah vitamin larut air, Sedikit larut dalam alkohol, dan tidak
larut Dalam kloroform, eter, dan benzena. Vitamin C merupakan senyawa
labil Karena sangat mudah terdegradasi oleh Enzim dan oksigen terlarut.
Vitamin C Sebagai agen pereduksi, memiliki gugus Endiol dan dua gugus
alkohol yang Bersifat asam. Vitamin C dapat teroksidasi Menjadi asam
dehidroaskorbat kemudian Mengalami hidrolisis menjadi asam 2,3-
Diketoglutanat dalam air. Oleh karena itu, Semakin besar kandungan airnya,
maka Vitamin C akan semakin mudah Terdegradasi (Herbig dkk, 2017).
5
Proses Oksidasi vitamin C juga dapat dipercepat Dengan adanya panas,
cahaya, dan kation Logam berat, seperti tembaga dan besi. Oleh karena itu,
pengolahan makanan Yang menggunakan peralatan dari Tembaga ataupun
besi lebih cepat Kehilangan kandugan asam askorbatnya Daripada yang
terbuat dari aluminium(Wonsawat, 2014; Bekele dan Geleta, 2015; El-Ishaq
dan Obirinakem, 2015).
Vitamin C dapat berfungsi sebagai Antioksidan yang efektif untuk
mempertahankan kesehatan tubuh. Vitamin C dianggap sebagai indikator
yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas nutrisi selama proses dan
penyimpanan makanan. Oleh karena itu, jika suatu makanan mampu
mempertahankan kualitas vitamin C nya, maka nutrisi-nutrisi yang lain juga
mampu dijaga dengan baik (Sapei dan Hwa, 2014
Buah jeruk manis berbentuk bulat atau hampir bulat, berukuran agak
besar, Bertangkai bulat, kulit buah berwarna hijau sampai kuning
mengkilat. Kulit buah sulit Dilepaskan, sehingga untuk
mengkonsumsinya perlu dibelah dan diperas atau biasa Disebut jeruk
peras (Rukmana, 2003).
6
berwarna putih atau putih kekuningan Dan mempunyai 20-30 benangg
sari (Rukmana, 2003).
Kingom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Keluarga : Rutaceae
Genus : Citrus
7
2.2.2 You C 1000
Komposisi : Natrium klorida, fruktosa, gula, jus jeruk segar 7,2 gram,
Vitamin c, sodium klorida, kalsium laktat, magnesium klorida,
Potassium fosfat, bahan perasa, beta karotin dan pengantur keasaman
Dan air hingga 500 ml. Asupan harian vitamin C dalam makanan
maupun suplemen baik dalam Bentuk tablet atau cairan mengandung
50-1500 mg. Dalam bentuk tablet biasa Berisi 500 mg dan dalam
cairan berisi 1000 mg (Goodman & Gilman, 2001).
8
pada suhu 37oC dan didinginkan dengan Penangas es yang ditetesi dengan
H2SO4 85% (Mussa & Sharaa, 2014).
Selain itu, Penentuan vitamin C dapat dianalisis dengan menggunakan titrasi
redoks berupa Titrasi balik iodometri. Prinsip analisis ini adalah mereaksikan
asam askorbat Dengan iodin dan larutan iodin yang tersisa ditritrasi dengan
larutan natrium Tiosulfat. Penentuan vitamin C juga dapat dilakukan dengan
proses titrasi Menggunakan larutan indophenol dye (Kumar, dkk., 2013).
Melo, dkk. (2006)
Melakukan titrasi vitamin C menggunakan 2,6-dichlorophenolindophenol
(DCIP). Penentuan vitamin C juga dapat dilakukan dengan metode HPLC dan
reaksi Enzimatik (Bekele & Geleta, 2015).
9
BAB III
METODE PERCOBAAN
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah Gelas kimia, Erlenmeyer 250
ml, Erlenmeyer 1000 ml, pipet tetes, pipet skala, piper tiller, gelas ukur 100
ml, buret titrasi dan corong.
10
Rumus kadar vitamin C :
Vt
Vl 2 x xA
Vf
Kadar Vitamin C ( % ) = x 100
W
Dimana :
Vl2 = Volume titrasi I
Vt = Volume total filtrat
Vf = Volume filtrat yang digunakan
A = Kesetaraan dengan vitamin C murni
W = Massa cuplikan
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
No Perlakuan Hasil
.
1. Sampe jeruk + aquades 90 ml + H2SO4 10 Larutan berwarna
ml + amilum 20 tetes kuning bening.
4.2 Pembahasan
12
Vitamin C adalah vitamin larut air, Sedikit larut dalam alkohol, dan tidak larut
Dalam kloroform, eter, dan benzena. Vitamin C merupakan senyawa labil
Karena sangat mudah terdegradasi oleh Enzim dan oksigen terlarut. Vitamin C
Sebagai agen pereduksi, memiliki gugus Endiol dan dua gugus alkohol yang
Bersifat asam. Vitamin C dapat teroksidasi Menjadi asam dehidroaskorbat
kemudian Mengalami hidrolisis menjadi asam 2,3-Diketoglutanat dalam air.
Oleh karena itu, Semakin besar kandungan airnya, maka Vitamin C akan
semakin mudah Terdegradasi (Herbig dkk, 2017).
Titrasi iodometri merupakan jenis reaksi redoks yang mengukur jumlah Iodin
yang tersisa dari hasil reaksi redoks antara vitamin C dengan reaktan.
Indikator yang digunakan adalah amilum yang ditambahkan saat sudah
mendekati Titik akhir titrasi. Hal tersebut dilakukan agar amilum tidak
membungkus iodin Sehingga penentuan titik akhir dapat ditentukan secara
tepat. Titrasi ini Menggunakan baku iodin (I2) digunakan untuk senyawa-
senyawa yang bersifat Reduktor yang cukup kuat seperti vitamin C (Mursyidi
& Rohman, 2007).
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui cara menganalisis vitamin
larut air dan menentukan kadar vitamin C dengan menggunakan titrasi
iodometri dalam suatu bahan pangan. Adapun sampel percobaan yaitu
vitamin C (jeruk) dan minuman You-C 1000.
Tahap pertama pada percobaan ini yaitu sampel vitamin C dari buah jeruk
dimasukkan kedalam erlenmeyer menggunakan pipet skala. Setelah itu
larutan ditambahkan aquades. Tujuan penambahan aquades yaitu untuk
melarutkan kandungan vitamin yang ada pada bahan (Winarko,2002)..
Setelah larutan tercampur, kemudian dipindahkan ke tabung erlenmeyer.
Selanjutnya larutan vitamin C dalam erlenmeyer ditambahkan H2SO4 dan
amilum. Tujuan penambahan H2SO4 adalah untuk membentuk suasana asam
dalam larutan. Selain itu, adanya H2SO4 juga sebagai katalisator yang dapat
13
mempercepat reaksi. Penambahan larutan H2SO4 dilakukan di awal sebelum
adanya penambahan larutan iodin yang bertujuan agar larutan iodin tidak
mengalami oksidasi (Poedjiadi, 2004). Sedangkan penambahan amilum
dilakukan saat mendekati titik akhir titrasi, yakni saat larutan berwarna
kuning kecoklatan. Hal ini bertujuan agar amilum tidak membungkus iodin
karena akan menyebabkan iodin sukar dititrasi.
Tahap akhir dari analisis kadar vitamin C pada sampel pertama yaitu larutan
iodium dimasukkan ke buret titrasi dan dilakukan titrasi pada sampel vitamin
C. Fungsi larutan iodium adalah pereaksi untuk memperlihatkan jumlah
vitamin C yang terdapat dalam sampel menjadi senyawa dihidroaskorbat
sehingga akan berwarna biru karena pereaksi yang berlebihan (Imma,2009).
Proses titrasi dilakukan sampai larutan dalam labu erlenmeyer berubah warna
menjadi biru. Hasil titrasi yang kami peroleh pada percobaan analisis vitamin
C pada buah jeruk menunjukkan adanya perubahan warna dari kuning
menjadi biru saat dititrasi dengan larutan iodin, yang berarti proses titrasi
berhasil. Warna biru yang dihasilkan merupakan iod-amilum yang
menandakan proses titrasi telah mencapai akhir (Legowo,2007).
Hasil kadar vitamin C yang diperoleh pada percobaan ini sebanyak 34,7%.
Hal ini kurang sesuai dengan literatur SNI (No. 01-3722-1995) yaitu syarat
mutu jeruk minimal 30 mg/100 gr.
14
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
15
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa cara
cara menentukan kadar vitamin C dengan menggunakan titrasi iodometri
adalah menggunakan iodium sebagai oksidator yang mengoksidasi vitamin C
dan memakai amilum sebagai indikatornya. Adapun jumlah kadar vitamin C
yang diperoleh pada percobaan ini yaitu 34,7%.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam praktikum selanjutnya agar sistem praktikum ditingkatkan
lagi, tidak daring/online, sehingga praktikan mudah untuk memahami setiap
percobaan yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Djaeni Sediaoetama, (1989). Ilmu Gizi, Penerbit Dian Rakyat, Jakarta.
16
Aini, M. N. (2012). Dahsyatnya Bumbu & Sayuran Berkhasiat Obat. Yogyakarta :
Real Books.
Kapur, A., Haskovic, A., Copra-Janicijevic, A., Klepo, L., Topcagic, A., tahirovic,
I., & Sofic, E. 2012. Spectrophotometric Analysis of Total Ascorbic Acid
Content in Various Fruits and Vegetables. Bulletin of the Chemists And
Technologists of Bosnia and Herzegovina, 38: 39-42
Kumar, G. V., Kumar, A., Patel, G.R.R., & Manjappa, S. 2013. Determination of
Vitamin C in some fruits and vegetbles in Davanagere city (Karanataka)-
India. Int. J. Of Pharm. & Life Sci, 4(3): 2489-2491.
17
Melisa V.Kembuan, 2012. Peran Vitamin C Terhadap Pigmentasi Kulit. Jurnal
Biomedik Bagian Anatomi dan Histologi Fakultas kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado, Vol.4, No-3, S13-17.
Melo, E.A., Lima, V.L.A.G., Maciel, M.I.S., Caetano, A.C., & leal, F.L.L. 2006.
Polyphenol, Ascorbic Acid and Total Carotenoid Contents in Common
Fruits and Vegetables. Braz. J. Food Technol, 9(2): 89-94.
Mussa, S. B. & Sharaa, I.E. 2014. Analysis of Vitamin C (ascorbic acid) Contents
Packed Fruit Juice By UV-Spectrophotometry and Redox Titration
Methods. IOSR Journal of Applied Physics, 6(5): 46-52.
Sapeii, L., dan Hwa, L. (2014). Study on The Kinetics of Vitamin C Degradation
in Fresh Strawberry Juices. Journal Procedia Chemistry, 9:62-68.
Uddin, MS, Hawlader, MNA., Luo Ding., Dan Mujumdar, AS. (2002).
Degradation of Ascorbic Acid in Dried Guava during Storage. Journal of
Food Engineering, 51(1):21 – 26.
LAMPIRAN
Lampiran 1
18
DIAGRAM ALIR
Vitamin C
+ Di tambah aquades
Larutan tercampur
+ Di tambah H2SO4 10 ml
Larutan tercampur
You-C 1000
19
+ Di masukkan ke dalam erlenmeyer 1000
ml
+ Di tambah aquades
Larutan tercampur
+ Di tambah H2SO4 10 ml
Larutan tercampur
Lampiran 2
20
ANALISIS DATA
Vt = 100 ml
Vf = 25 ml
A = 5,1
W = 11,4 gram
Penyelesaian
Rumus:
Vt
Vl 2 x xA
Vf
Kadar Vitamin C ( % ) = x 100 %
W
Dimana:
W = Massa cuplikan
Maka:
Vt
Vl 2 x xA
Vf
Kadar Vitamin C ( % ) = x 100 %
W
100
19,4 x x 5,1
25
Kadar Vitamin C ( % ) = x 100 %
11,4
19,4 x 4 x 5,1
Kadar Vitamin C ( % ) = x 100 %
11,4
21
395,76
Kadar Vitamin C ( % ) = x 100 %
11,4
22
Lampiran 3
LEMBAR ASISTENSI
Nim : P21119001
23
24