Anda di halaman 1dari 24

PERCOBAAN 7

ANALISIS KADAR VITAMIN LARUT AIR

DI SUSUN OLEH:

NAMA : AISA ARINI


NIM : P21119001
KELAS : GIZI A
ASISTEN : DESTI HIDAYANTI

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
2021

1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................4
1.3 Tujuan....................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................5
2.1 Pengertian Vitamin Larut Air................................................5
2.2 Vitamin C...............................................................................6
2.2.1 Jeruk Manis....................................................................7
2.2.2 You C 1000....................................................................8
2.3 Macam-macam Analisis Vitamin C.......................................8

2.4 Prinsip dan Analisis Metode Titrasi Iodometri......................9

BAB III METODE PERCOBAAN..................................................10

3.1 Waktu dan Tempat...............................................................10

3.2 Bahan dan Alat.....................................................................10

3.3 Prosedur Kerja.....................................................................10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................12

4.1 Hasil Pengamatan................................................................12

4.2 Pembahasan.........................................................................13

BAB V PENUTUP.............................................................................16

5.1 Kesimpulan..........................................................................16

5.2 Saran....................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................17

LAMPIRAN.......................................................................................18

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Vitamin C merupakan nutrien yang Bermanfaat bagi tubuh manusia. Vitamin
C atau asam askorbat berperan dalam Pembentukan kolagen, norepiperin,
Hormon peptida, dan tirosin (Uddin, dkk. 2002). Vitamin C banyak
ditemukan dalam Buah dan sayur. Buah-buahan yang sering Dikonsumsi oleh
masyarakat adalah buah Jeruk dan buah tomat karena memiliki Kandungan
vitamin C yang cukup besar, Yaitu 96,8 mg/100g dan 23 mg/100g. Selain itu,
buah jeruk dan tomat mudah Sekali tumbuh di daerah tropis (Aini, 2012;
Wulandari, 2017). Vitamin C atau asam askorbat merupakan antioksidan non
enzimatik yang Dapat larut dalam air. Asam askorbat berperan Sebagai
reduktor untuk berbagai radikal bebas. Selain itu juga meminimalkan
Terjadinya kerusakan yang disebabkan oleh stres oksidatif (Melisa V.
Kembuan, 2012). Vitamin C bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan
Tertentu merupakan reduktor dan antioksidan. Asam askorbat adalah vitamin
yang Dapat larut dalam air dan sangat penting untuk biosintesis kolagen,
karnitin dan Berbagai neurotransmitter. Vitamin C merupakan vitamin yang
disintesis glukosa Dalam hati dari semua jenis mamalia, kecuali manusia.
Manusia tidak memiliki Enzim gulonolaktone oksidase, yang berperan
penting dalam sintesis preknursor Vitamin C, yaitu 2-keto-1-gulonolakto,
sehingga manusia tidak dapat mensintesis Vitamin C dalam tubuhnya sendiri
(Padayatti, 2003)

Berdasarkan uraian diatas, maka hal yang melatar belakangi dilakukannya


percobaan ini yaitu untuk menentukan kadar vitamin C dengan menggunakan
metode titrasi iodometri dalam suatu bahan pangan.

3
1.2 Rumusan masalah
Bagaimana cara menentukan kadar vitamin C pada jeruk dan YOU C 1000
dengan menggunakan titrasi iodometri sampai terjadi perubahan warna
menjadi biru kehitaman atau ungu kehitaman?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui cara menentukan kadar vitamin C dengan menggunakan
titrasi iodometri.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian vitamin larut air


Vitamin yang larut di dalam air kelompok Dari vitamin B kompleks
merupakan kofaktor dalam Berbagai reaksi enzimatik yang terdapat di
dalamTubuh kita. Vitamin B yang penting bagi nutrisiManusia adalah :
1. Tiamin ( vitamin B 1 ).
2. Riboflavin ( vitamin B2 ).
3. Niasin (asam nikotinat ,nikotinamida,Vitamin B3 )
4. Asam pantotenat ( vitamin B5)
5. Vitamin B6 ( piridoksin ,pridoksal,Piridoksamin)
6. Biotin.
7. Vitamin B12 (kobalamin)
8. Asam folat
Karena kelarutannya dalam air , kelebihanVitamin ini akan diekskresikan ke
dalam urin danDengan demikian jarang tertimbun dalam konsentrasi Yang
toksik. Penyimpanan vitamin B kompleksBersifat terbatas (kecuali
kobalamin) sebagaiAkibatnya vitamin B kompleks harus dikomsumsi Secara
teratur (Achmad Djaeni Sediaoetama, 1989).

2.2 Vitamin C
Vitamin C adalah vitamin larut air, Sedikit larut dalam alkohol, dan tidak
larut Dalam kloroform, eter, dan benzena. Vitamin C merupakan senyawa
labil Karena sangat mudah terdegradasi oleh Enzim dan oksigen terlarut.
Vitamin C Sebagai agen pereduksi, memiliki gugus Endiol dan dua gugus
alkohol yang Bersifat asam. Vitamin C dapat teroksidasi Menjadi asam
dehidroaskorbat kemudian Mengalami hidrolisis menjadi asam 2,3-
Diketoglutanat dalam air. Oleh karena itu, Semakin besar kandungan airnya,
maka Vitamin C akan semakin mudah Terdegradasi (Herbig dkk, 2017).

5
Proses Oksidasi vitamin C juga dapat dipercepat Dengan adanya panas,
cahaya, dan kation Logam berat, seperti tembaga dan besi. Oleh karena itu,
pengolahan makanan Yang menggunakan peralatan dari Tembaga ataupun
besi lebih cepat Kehilangan kandugan asam askorbatnya Daripada yang
terbuat dari aluminium(Wonsawat, 2014; Bekele dan Geleta, 2015; El-Ishaq
dan Obirinakem, 2015).
Vitamin C dapat berfungsi sebagai Antioksidan yang efektif untuk
mempertahankan kesehatan tubuh. Vitamin C dianggap sebagai indikator
yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas nutrisi selama proses dan
penyimpanan makanan. Oleh karena itu, jika suatu makanan mampu
mempertahankan kualitas vitamin C nya, maka nutrisi-nutrisi yang lain juga
mampu dijaga dengan baik (Sapei dan Hwa, 2014

2.2.1 Jeruk manis


Jeruk manis termasuk kedalam jenis C. sinensis yang dicirikan dengan
tangkai Daun yang mempunyai sayap dan bunganya berwarna putih.
Morfologi tanaman jeruk Manis mempunyai batang yang dapat
mencapaiketinggian 6 m, bercabang banyak, Tajuk daun bundar dan
umumnya berbuah satu kali satu tahun. Daunnya berbentuk Bulat telur
sampai elips panjang bertangkai, tangkai daun bersayap dan berbau
sedap (Rukmana, 2003).

Buah jeruk manis berbentuk bulat atau hampir bulat, berukuran agak
besar, Bertangkai bulat, kulit buah berwarna hijau sampai kuning
mengkilat. Kulit buah sulit Dilepaskan, sehingga untuk
mengkonsumsinya perlu dibelah dan diperas atau biasa Disebut jeruk
peras (Rukmana, 2003).

Bunga jeruk manis berukuran agak besar yang mempunyai kelopak


bunga Membentuk cawan bertangkai bunganya berwarna atau kuning
dengan daun bunga Sebanyak 5 helai. Bunga yang masih kuncup

6
berwarna putih atau putih kekuningan Dan mempunyai 20-30 benangg
sari (Rukmana, 2003).

Jeruk manis pada umumnya cocok ditanam di dataran yang memiliki


Ketinggian 1000 m dari permukaan laut (dpl). Dengan suhu rata-rata
20º C, curah Hujan tidak lebih dari 100 mm/ bulan, kelembaban udara
(RH) antara 50%-80% (Rukmana, 2003).

Jeruk manis merupakan salah satu tanaman hortikultura komoditas


buah-buahan yang sangat disukai oleh masyarakat dan dapat
dikonsumsi baik dalam buah segar maupun hasil olahan. Buah jeruk
kaya akan vitamin dan mineral yang baik untuk kesehatan tubuh. Pada
jeruk manis terdapat kalori 51 kal, protein 0,9 gram, lemak 0,2 gram,
karbohidrat 11,4 gram, mineral 0,5 gram, kalsium 33 mg, fosfor 23
mg, besi 0,4 mg dan asam askorbat 49 mg. Buah jeruk juga
mengandung beta karoten dan thiamin [ CITATION Pra09 \l 1057 ].

Menurut [ CITATION Kam12 \l 1057 ] klasifikasi jeruk adalah sebagai


berikut:

Kingom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rutales

Keluarga : Rutaceae

Genus : Citrus

Spesies : Citrus sp.

7
2.2.2 You C 1000
Komposisi : Natrium klorida, fruktosa, gula, jus jeruk segar 7,2 gram,
Vitamin c, sodium klorida, kalsium laktat, magnesium klorida,
Potassium fosfat, bahan perasa, beta karotin dan pengantur keasaman
Dan air hingga 500 ml. Asupan harian vitamin C dalam makanan
maupun suplemen baik dalam Bentuk tablet atau cairan mengandung
50-1500 mg. Dalam bentuk tablet biasa Berisi 500 mg dan dalam
cairan berisi 1000 mg (Goodman & Gilman, 2001).

You C 1000 merupakan minuman isotonik yang diproduksi oleh PT.


Djojonegoro sejak tahun 2004 yang mulai dikenal sejak kemunculan
iklan dengan menggunakan Miss Universe sebagai bintang iklan
produk. You C 1000 memiliki 2 bentuk kemasan yaitu botol kaca
kecil dengan ukuran 140 ml dan botol plastik ukuran 600 ml
[ CITATION Ast12 \l 1057 ].

Berdasarkan BPOM, kandungan gizi yang terdapat pada 140 ml You


C 1000 kemasan botol kaca yaitu energi total 80 kkal, karbohidrat
total 20 gram (gula 20 gram), natrium 60 mg, vitamin C 1000 mg,
vitamin E 2 mg, dan niacin 2 mg.

2.3 Macam-macam analisis vitamin C


Penentuan vitamin C pada bahan makanan dan minuman kemasan dapat
Dilakukan dengan metode spektrofotometri dan titrasi. Metode
spektrofotometri Dapat dilakukan dengan metode oksidasi asam askorbat
menjadi dehydroascorbic Acid dalam larutan brom yang mengandung asam
asetat kemudian dikomplekskan Dengan 2,4-diitrofenilhidrazin (DNPH) dan
diukur absorbansinya pada 521 nm (Kapur, dkk, 2012; Al Majidi & Al
Quruby, 2016). Pembentukan senyawa Kompleks dengan DNPH dilakukan

8
pada suhu 37oC dan didinginkan dengan Penangas es yang ditetesi dengan
H2SO4 85% (Mussa & Sharaa, 2014).
Selain itu, Penentuan vitamin C dapat dianalisis dengan menggunakan titrasi
redoks berupa Titrasi balik iodometri. Prinsip analisis ini adalah mereaksikan
asam askorbat Dengan iodin dan larutan iodin yang tersisa ditritrasi dengan
larutan natrium Tiosulfat. Penentuan vitamin C juga dapat dilakukan dengan
proses titrasi Menggunakan larutan indophenol dye (Kumar, dkk., 2013).
Melo, dkk. (2006)
Melakukan titrasi vitamin C menggunakan 2,6-dichlorophenolindophenol
(DCIP). Penentuan vitamin C juga dapat dilakukan dengan metode HPLC dan
reaksi Enzimatik (Bekele & Geleta, 2015).

2.4 Prinsip dan analisis metode titrasi iodometri


Titrasi iodometri merupakan jenis reaksi redoks yang mengukur jumlah Iodin
yang tersisa dari hasil reaksi redoks antara vitamin C dengan reaktan.
Indikator yang digunakan adalah amilum yang ditambahkan saat sudah
mendekati Titik akhir titrasi. Hal tersebut dilakukan agar amilum tidak
membungkus iodin Sehingga penentuan titik akhir dapat ditentukan secara
tepat. Titrasi ini Menggunakan baku iodin (I2) digunakan untuk senyawa-
senyawa yang bersifat Reduktor yang cukup kuat seperti vitamin C (Mursyidi
& Rohman, 2007).

9
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu dan tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada Hari Sabtu, 30 Januari 2021, pukul 09.00 –
11.14 WITA, bertempat di zoom meeting.

3.2 Bahan dan alat


Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah Iodine, aquades 90 ml,
vitamin C ( Jeruk manis dan YOU C1000), H2SO4 5 ml, amilum 20 tetes.

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah Gelas kimia, Erlenmeyer 250
ml, Erlenmeyer 1000 ml, pipet tetes, pipet skala, piper tiller, gelas ukur 100
ml, buret titrasi dan corong.

3.3 Prosedur kerja


Pengujian pertama pada sampel vitamin C. Sampel vitamin C 10 ml
dimasukkan kedalam erlenmeyer 1000 ml menggunakan pipet skala.
Ditambahkan aquades 90 ml, lalu dicampur. Setelah tercampur, larutan
vitamin C diambil sebanyak 25 ml menggunakan pipet skala 10 ml dan
dipindahkan ke tabung erlenmeyer 250 ml. Ditambahkan larutan H 2SO4 10 ml
dan amilum sebanyak 20 tetes. Kemudian larutan iodium dimasukkan ke
buret titrasi dan dilakukan titrasi pada sampel vitamin C. Titrasi dilakukan
hingga terjadi perubahan warna.
Pengujian yang kedua pada sampel You-C 1000. Sampel You-C 1000 10 ml
dimasukkan kedalam erlenmeyer 1000 ml menggunakan pipet skala.
Ditambahkan aquades 90 ml, lalu dicampur. Setelah tercampur, larutan
vitamin You-C 1000 diambil sebanyak 25 ml menggunakan pipet skala 10 ml
dan dipindahkan ke tabung erlenmeyer 250 ml. Ditambahkan larutan H2SO4
10 ml dan amilum sebanyak 20 tetes. Kemudian larutan iodium dimasukkan
ke buret titrasi dan dilakukan titrasi pada sampel You-C 1000. Titrasi
dilakukan hingga terjadi perubahan warna.

10
Rumus kadar vitamin C :
Vt
Vl 2 x xA
Vf
Kadar Vitamin C ( % ) = x 100
W
Dimana :
Vl2 = Volume titrasi I
Vt = Volume total filtrat
Vf = Volume filtrat yang digunakan
A = Kesetaraan dengan vitamin C murni
W = Massa cuplikan

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan

No Perlakuan Hasil
.
1. Sampe jeruk + aquades 90 ml + H2SO4 10 Larutan berwarna
ml + amilum 20 tetes kuning bening.

2. Sampe jeruk + aquades 90 ml + H2SO4 10 Terjadi perubahan


ml + amilum 20 tetes, dititrasi dengan warna larutan menjadi
larutan iodin. biru.
3. Sampe You C 1000 + aquades 90 ml + Larutan berwarna
H2SO4 10 ml + amilum 20 tetes kuning bening.

4. Sampe You C 1000 + aquades 90 ml + Tidak terjadi perubahan


H2SO4 10 ml + amilum 20 tetes, dititrasi warna.
dengan larutan iodin.
5. Menghitung persen kadar vitamin C Kadar vitamin C =
34,7%

4.2 Pembahasan

12
Vitamin C adalah vitamin larut air, Sedikit larut dalam alkohol, dan tidak larut
Dalam kloroform, eter, dan benzena. Vitamin C merupakan senyawa labil
Karena sangat mudah terdegradasi oleh Enzim dan oksigen terlarut. Vitamin C
Sebagai agen pereduksi, memiliki gugus Endiol dan dua gugus alkohol yang
Bersifat asam. Vitamin C dapat teroksidasi Menjadi asam dehidroaskorbat
kemudian Mengalami hidrolisis menjadi asam 2,3-Diketoglutanat dalam air.
Oleh karena itu, Semakin besar kandungan airnya, maka Vitamin C akan
semakin mudah Terdegradasi (Herbig dkk, 2017).

Titrasi iodometri merupakan jenis reaksi redoks yang mengukur jumlah Iodin
yang tersisa dari hasil reaksi redoks antara vitamin C dengan reaktan.
Indikator yang digunakan adalah amilum yang ditambahkan saat sudah
mendekati Titik akhir titrasi. Hal tersebut dilakukan agar amilum tidak
membungkus iodin Sehingga penentuan titik akhir dapat ditentukan secara
tepat. Titrasi ini Menggunakan baku iodin (I2) digunakan untuk senyawa-
senyawa yang bersifat Reduktor yang cukup kuat seperti vitamin C (Mursyidi
& Rohman, 2007).

Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui cara menganalisis vitamin
larut air dan menentukan kadar vitamin C dengan menggunakan titrasi
iodometri dalam suatu bahan pangan. Adapun sampel percobaan yaitu
vitamin C (jeruk) dan minuman You-C 1000.

Tahap pertama pada percobaan ini yaitu sampel vitamin C dari buah jeruk
dimasukkan kedalam erlenmeyer menggunakan pipet skala. Setelah itu
larutan ditambahkan aquades. Tujuan penambahan aquades yaitu untuk
melarutkan kandungan vitamin yang ada pada bahan (Winarko,2002)..
Setelah larutan tercampur, kemudian dipindahkan ke tabung erlenmeyer.
Selanjutnya larutan vitamin C dalam erlenmeyer ditambahkan H2SO4 dan
amilum. Tujuan penambahan H2SO4 adalah untuk membentuk suasana asam
dalam larutan. Selain itu, adanya H2SO4 juga sebagai katalisator yang dapat

13
mempercepat reaksi. Penambahan larutan H2SO4 dilakukan di awal sebelum
adanya penambahan larutan iodin yang bertujuan agar larutan iodin tidak
mengalami oksidasi (Poedjiadi, 2004). Sedangkan penambahan amilum
dilakukan saat mendekati titik akhir titrasi, yakni saat larutan berwarna
kuning kecoklatan. Hal ini bertujuan agar amilum tidak membungkus iodin
karena akan menyebabkan iodin sukar dititrasi.

Tahap akhir dari analisis kadar vitamin C pada sampel pertama yaitu larutan
iodium dimasukkan ke buret titrasi dan dilakukan titrasi pada sampel vitamin
C. Fungsi larutan iodium adalah pereaksi untuk memperlihatkan jumlah
vitamin C yang terdapat dalam sampel menjadi senyawa dihidroaskorbat
sehingga akan berwarna biru karena pereaksi yang berlebihan (Imma,2009).

Proses titrasi dilakukan sampai larutan dalam labu erlenmeyer berubah warna
menjadi biru. Hasil titrasi yang kami peroleh pada percobaan analisis vitamin
C pada buah jeruk menunjukkan adanya perubahan warna dari kuning
menjadi biru saat dititrasi dengan larutan iodin, yang berarti proses titrasi
berhasil. Warna biru yang dihasilkan merupakan iod-amilum yang
menandakan proses titrasi telah mencapai akhir (Legowo,2007).

Untuk pengujian sampel yang kedua menggunakan larutan You-C 1000,


tahap yang dilakukan sama seperti pada pengujian vitamin C dari buah jeruk.
Perbedaannya hanya pada hasil titrasi yang diperoleh. Pada pengujian larutan
You-C 1000 tidak terjadi perubahan warna saat dititrasi dengan larutan iodin.
Hal ini disebabkan, larutan iodin yang digunakan untuk mentitrasi hanya
sedikit, sedangkan larutan You-C 1000 sendiri mengandung 1000 mg
Vitamin C.

Hasil kadar vitamin C yang diperoleh pada percobaan ini sebanyak 34,7%.
Hal ini kurang sesuai dengan literatur SNI (No. 01-3722-1995) yaitu syarat
mutu jeruk minimal 30 mg/100 gr.

14
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan

15
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa cara
cara menentukan kadar vitamin C dengan menggunakan titrasi iodometri
adalah menggunakan iodium sebagai oksidator yang mengoksidasi vitamin C
dan memakai amilum sebagai indikatornya. Adapun jumlah kadar vitamin C
yang diperoleh pada percobaan ini yaitu 34,7%.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam praktikum selanjutnya agar sistem praktikum ditingkatkan
lagi, tidak daring/online, sehingga praktikan mudah untuk memahami setiap
percobaan yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Djaeni Sediaoetama, (1989). Ilmu Gizi, Penerbit Dian Rakyat, Jakarta.

16
Aini, M. N. (2012). Dahsyatnya Bumbu & Sayuran Berkhasiat Obat. Yogyakarta :
Real Books.

Al Majidi, M. I. H. & Al Quruby, H. Y. 2016. Determination of Vitamin C


(ascorbic acid) Contents in Various Fruit and Vegetable by UV
Spectrophotometry and Titration Methods. Journal of Chemical and
Pharmaceutical Sciences, 9(4): 2972-2974.

Bekele, Derreje Alemu dan Geleta, Girma Selale. (2015). Iodometric


Determination of The Ascorbic Acid (Vitamin C) Content of Some Fruits
Consumed in Jimma Town Community in Ethiopia. Research Journal of
Chemical Sciences, 5(1):60 – 63.

El-Ishaq, Abubakar dan Obirinakem, Simon. (2015). Effect of Temperature and


Storage on Vitamin C Content in Fruits Juice. International Journal of
Chemical And Biomolecular Science, 1(2):17-21.

Goodman and Gilman, 2001. The Pharmacological Basis Of Therapeutics, 10 TH


Edition. Joel Hardmann, Lee Limbird, dan Alfred Gilman, editors. New
York : McGraw-Hill.

Herbig, Ana-Lena., Renard, Catherine M. G. C. (2017). Factors that Impact the


Stability of Vitamin C at Intermediate Temperatures in a Food Matrix.
Food Chemistry. 220:444 – 451.

Kapur, A., Haskovic, A., Copra-Janicijevic, A., Klepo, L., Topcagic, A., tahirovic,
I., & Sofic, E. 2012. Spectrophotometric Analysis of Total Ascorbic Acid
Content in Various Fruits and Vegetables. Bulletin of the Chemists And
Technologists of Bosnia and Herzegovina, 38: 39-42

Kumar, G. V., Kumar, A., Patel, G.R.R., & Manjappa, S. 2013. Determination of
Vitamin C in some fruits and vegetbles in Davanagere city (Karanataka)-
India. Int. J. Of Pharm. & Life Sci, 4(3): 2489-2491.

17
Melisa V.Kembuan, 2012. Peran Vitamin C Terhadap Pigmentasi Kulit. Jurnal
Biomedik Bagian Anatomi dan Histologi Fakultas kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado, Vol.4, No-3, S13-17.

Melo, E.A., Lima, V.L.A.G., Maciel, M.I.S., Caetano, A.C., & leal, F.L.L. 2006.
Polyphenol, Ascorbic Acid and Total Carotenoid Contents in Common
Fruits and Vegetables. Braz. J. Food Technol, 9(2): 89-94.

Mursyidi, A. & Rohman. A. 2007. Pengantar Kimia Farmasi Analisis Volumatri


Dan Gravimetri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Mussa, S. B. & Sharaa, I.E. 2014. Analysis of Vitamin C (ascorbic acid) Contents
Packed Fruit Juice By UV-Spectrophotometry and Redox Titration
Methods. IOSR Journal of Applied Physics, 6(5): 46-52.

Padayatty SJ.2003. Vitamin C as an Antioxidant : Evaluation of it’s Role in


Disease Prevention

Sapeii, L., dan Hwa, L. (2014). Study on The Kinetics of Vitamin C Degradation
in Fresh Strawberry Juices. Journal Procedia Chemistry, 9:62-68.

Uddin, MS, Hawlader, MNA., Luo Ding., Dan Mujumdar, AS. (2002).
Degradation of Ascorbic Acid in Dried Guava during Storage. Journal of
Food Engineering, 51(1):21 – 26.

Wonsawat, Wanida. (2014). Determination of Vitamin C (Ascorbic Acid) in


orange Juices Product. Journal of Materials and Metallurgical
Engineering, 8(6):623-625.

Wulandari. W. T. (2017). Analisis Kandungan Asam Askorbat dalam Minuman


Kemasan yang Mengandung Vitamin C. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas
Husada, 17(1): 27 – 32.

LAMPIRAN

Lampiran 1

18
DIAGRAM ALIR

1. Sampel Vitamin C (Jeruk)

Vitamin C

+ Di masukkan ke dalam erlenmeyer 1000


ml

+ Di tambah aquades

Larutan tercampur

+ Di pindahkan ke erlenmeyer 250 ml

+ Di tambah H2SO4 10 ml

+ Di tambah amilum 20 tetes

Larutan tercampur

+ Di titrasi dengan iodium

Larutan berubah warna


menjadi biru

2. Sampel You-C 1000

You-C 1000

19
+ Di masukkan ke dalam erlenmeyer 1000
ml

+ Di tambah aquades

Larutan tercampur

+ Di pindahkan ke erlenmeyer 250 ml

+ Di tambah H2SO4 10 ml

+ Di tambah amilum 20 tetes

Larutan tercampur

+ Di titrasi dengan iodium

Tidak terjadi perubahan warna

Lampiran 2

20
ANALISIS DATA

Diketahui : Vl2 = 19,4 ml

Vt = 100 ml

Vf = 25 ml

A = 5,1

W = 11,4 gram

Ditanya : Berapa % kadar vitamin C ?

Penyelesaian

Rumus:

Vt
Vl 2 x xA
Vf
Kadar Vitamin C ( % ) = x 100 %
W

Dimana:

Vl2 = Volume titrasi I

Vt = Volume total filtrat

Vf = Volume filtrat yang digunakan

A = Kesetaraan dengan vitamin C murni

W = Massa cuplikan

Maka:

Vt
Vl 2 x xA
Vf
Kadar Vitamin C ( % ) = x 100 %
W

100
19,4 x x 5,1
25
Kadar Vitamin C ( % ) = x 100 %
11,4

19,4 x 4 x 5,1
Kadar Vitamin C ( % ) = x 100 %
11,4

21
395,76
Kadar Vitamin C ( % ) = x 100 %
11,4

Kadar Vitamin C ( % ) =34,7 %

22
Lampiran 3

LEMBAR ASISTENSI

Nama : Aisa Arini

Nim : P21119001

Percobaan : 7 ( Analisis vitamin larut air )

Asisten : Desti Hidayanti

Hari dan Tanggal Koreksi Paraf

Rabu , 03 Februari 2021 Perbaiki

Minggu, 7 Februari 2021 Perbaiki dan lengkapi

Sabtu, 15 Februari 2021

23
24

Anda mungkin juga menyukai