Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN AKHIR

ANALISIS KUANTITATIF VITAMIN C


(Mata Kuliah Analisis Bahan Dan Produk Agroindustri)

KELOMPOK 4

RAHMANIAH 2202301032
LINDA DIAN AMARANGGANI 2202301015
NOVITA FITRIYANI 2202301033
ZAINAL ABIDIN 2202301047

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT
MARET 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................3
1.2 Tujuan...............................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................4
2.1 Pengertian Vitamin C........................................................................................................4
2.2 Kadar Vitamin C...............................................................................................................5
BAB III.......................................................................................................................................6
METODE...................................................................................................................................6
3.1 Waktu Dan Tempat...........................................................................................................6
3.2 Alat Dan Bahan.................................................................................................................6
3.2.1 Alat.............................................................................................................................6
3.2.2 Bahan.........................................................................................................................6
3.3 Prosedur Kerja..................................................................................................................6
BAB IV......................................................................................................................................8
HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................................8
4.1 Hasil..................................................................................................................................8
4.2 Pembahasan......................................................................................................................8
BAB V......................................................................................................................................10
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................10
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................................10
5.2 Saran...............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................11
LAMPIRAN.............................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Buah-buahan merupakan salah satu hasil pertanian yang pada umumnya digunakan
sebagai bahan makanan mempunyai beberapa kimia dari buah dapat mengalami
perubahan yang tergantung pada peranan fisiologis, derajat kematangan, dan sebagainya
(Widajanti, 2016).

Nilai gizi secara khusus dari buah-buahan terletak pada penyedian vitamin-vitamin,
khususnya vitamin C atau asam askorbat, karoten (provitamin A), berbagai vitamin B,
khususnya asam folat, dan mineral-mineral khususnya unsur-unsur Ca dan Fe
(Syahruddin, 2007).

Vitamin sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia yang berfungsi untuk pengaturan
dan berbaikan tubuh manusia. Sebab vitamin tidak dihasilkan dalam tubuh. Vitamin pada
umumnya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu vitamin yang larut dalam
lemak yang meliputi vitamin A, D, E, dan K dan vitamin yang larut dalam air yang
meliputi vitamin C dan Vitamin B (Legowo, 2007).

Vitamin C atau asam askorbat merupakan vitamin yang larut dalam air. Vitamin C
bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan reduktor dan
antioksidan. Vitamin ini dapat secara langsung atau tidak langsung memberikan elektron
ke enzim yang membutuhkan ion-ion logam tereduksi dan bekerja sebagai kofaktor
untuk prolil dan lisil hidroksilase dalam biosentetis kolagen. Zat ini berbentuk kristal dan
bubuk putih kekuningan, stabil pada keadaan kering (Dewoto, 2007).

Vitamin tidak dapat diproduksi dalam tubuh dengan sendirinya, melainkan


didapatkan dalam bahan pangan seperti buah dan sayuran. Vitamin terutama vitamin C
sangat mudah rusak sehingga jumlah vitamin C dalam tubuh jauh lebih sedikit sehingga
dibutuhkan cara penggunaan dan penanganan vitamin secara benar (Khomsan, 2010).

1.2 Tujuan
Menentukan kandungan vitamin C dalam sampel dengan mengunakan pereaksi Benedict.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Vitamin C


Vitamin adalah senyawa-senyawa organik tertentu yang diperlukan dalam jumlah
kecil dalam diet seseorang tetapi esensial untuk reaksi metabolisme dalam sel dan
penting untuk melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara kesehatan.
Berdasarkan sifat fisiknya vitamin dapat dikelompokkan menjadi vitamin yang larut
dalam air (vitamin B dan C) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, K
vitamin ini terdapat dalam lemak dan bagian berminyak dari makanan. Vitamin ini hanya
dicema oleh empedu karena tidak larut dalam air (Syahruddin, 2007).

Vitamin C atau asam askorbat merupakan senyawa organik derivat heksosa yang
mempunyai berat molekul 178 dengan rumus molekul CHO titik caimya 190-192 "C,
bersifat larut dalam air, sedikit larut dalam asetone dan alcohol yang mempunyai berat
molekul rendah, dengan logam akan membentuk garam, mudah teroksidasi dalam
keadaan larutan terutama pada kondisi basa, katalisator Fe dan Cu, enzim askorbat
oksidase, sinar serta suhu tinggi, peka terhadap panas, stabil dalam kondisi asam (pH
rendah) dan kondisi kristal kering terbentuk kristal warna putih, reduktor kuat, rasanya
masam, mudah teroksidasi menjadi asam dehidroaskorbat tetapi mudah tereduksi
menjadi asamask orbat kembali dan tidak berbau (Thamrin, 2012).

Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh. Pertama, fungsi vitamin C


adalah sebagai sintesis kolagen. Karena vitamin C mempunyai kaitan yang sangat
penting dalam pembentukan kolagen. Karena vitamin C diperlukan untuk
hidroksilasiprolin dan lisin menjadi hidroksiprolin yang merupakan bahan penting dalam
pembentukan kolagen. Kolagen merupakan senyawa protein yang mempengaruhi
integritas struktur sel di semua jaringan ikat, seperti pada tulang rawan, matriks tulang,
gigi, membran kapiler, kulit dan tendon (Guyton, 2007).

Dengan demikian maka fungsi vitamin C dalam kehidupan sehari-hari berperan


dalam penyembuhan luka, patah tulang, perdarahan di bawah kulit dan perdarahan gusi.
Asam askorbat penting untuk mengaktifkan enzim profil hidroksilase, yang menunjang
tahap hidroksilasi dalam pembentukan hidroksipolin, suatu unsur integral kolagen. Tanpa
asam askorbat, maka serabut kolagen yang terbentuk di semua jaringan tubuh menjadi
cacat dan lemah. Oleh sebab itu, vitamin ini penting untuk pertumbuhan dan kekurangan
serabut di jaringan subkutan, karti lago, tulang, dan gigi (Guyton, 2007).

Fungsi yang kedua adalah absorbsi dan metabolisme besi, vitamin C mereduksi
besi menjadi feri dan menjadi fero dalam usus halus sehingga mudah untuk diabsorbsi
Vitamin C menghambat pembentukan hemosiderin yang sulit dibebaskan oleh besi
apabila diperlukan. Absorbsi besi dalam bentuk nonhem meningkat empat kali lipat
apabila terdapat vitamin C. Fungsi yang ketiga adalah mencegah infeksi, Vitamin C
berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Vitamin C memegang
peranan penting dalam mencegah terjadinya aterosklerosis Vitamin C mempunyai
hubungan dengan metabolisme kolesterol (Khomsan, 2010).

2.2 Kadar Vitamin C


Kadar dari vitamin C dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1) Kadar buah
Semakin layu atau tidak segarnya vitamin menyebabkan kadar vitamin C yang
terkandung dalam buah tersebut berkurang.
2) Waktu pengekstrasian
Semakin lama waktu mengekstrasikan kandungan vitamin C akan semakin berkurang
3) Masa penyinpana
Semakin lama suatu bahan disimpan, kadarnya akan semakin rendah.
4) Suhu.
Semakin tinggi suhu, kadamya akan semakin rendah (Imma, 2009).
BAB III
METODE

3.1 Waktu Dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 10 Maret 2023 pada pukul
08.00-selesai di Laboratorium Pengujian Program Studi Teknologi Industri Pertanian
Politeknik Negeri Tanah Laut.

3.2 Alat Dan Bahan


3.2.1 Alat
1) Gelas beaker 100 ml
2) Neraca analitik
3) Kaca arloji
4) Erlenmayer 100 ml
5) Batang pengaduk
6) Corong kaca
7) Pipet volume 10 ml
8) Bola hisap
9) Pipet tetes
10) Biuret
11) Statif
12) Gelas beaker

3.2.2 Bahan
1) Minuman sari buah vitamin C ( Buavita )
2) KI
3) Indicator amilum 1%
4) Aquadest
5) Iodin 0,1 N ( I 2 )

3.3 Prosedur Kerja


1. Penentuan kadar vitamin C dalam tabel
Dilarutkan sebanyak 100 mg sampel dalam 50 ml aquadest dingin yang telah
dididihkan sebelumnya , kemudian dipipet sebanyak 5 ml ke dalam erlenmeyer dan
ditambahkan 3 ml H 2SO4 2 N kemudian segera ditambahkan 10 ml larutan iodin 0,1
N dan 3 tetes indikator larutan pati , sampel dititrasi dengan tiosulfat hingga warna
iod hilang . Jumlah volume tiosulfat yang terpakai dicatat ditentukan kadar vitamin C
dalam tablet.
2. Penentuan kadar vitamin c dengan sampel minuman
Dipipet sebanyak 20 ml sampel minuman kedalam erlenmeyer dan ditambahkan 3
ml H 2SO4 2 N kemudian segera ditambahkan 10 ml larutan Iod hilang . Jumlah
volume tiosulfat yang terpakai dicatat dan ditentukan kadar vitamin C dalam
minuman.
3. Perhitungan
Dicari konsentrasi dan massa vitamin C. 1 ml iodium setara dengan 8,806 mg
vitamin C.

(V titrasi x N iodium x 8,806)


Kadar vitamin C (%) ¿ x 100
(berat sampel x 0 , 1)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini dillakukan analisis kadar vitamin C sebanyak dua kali dengan
menggunakan sampel minuman Buavita Jambu dan sampel dalam Tablet pada Vitacimin
C. Sebanyak 20 ml sampel minuman dipipet ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan 3 ml
H2SO4 2 N kemudian segera ditambahkan 10 ml larutan iod 0.1 dan 3 tetes indicator
larutan pati. Sampel dititrasi dengan tiosulfat hingga warna iod hilang. Jumlah volume
tiosulfat yang terpakai dicatat dan ditentukan kadar vitamin C dalam minuman, lalu
diperoleh hasilnya yaitu 17,612 mg vitamin C.

Pada sampel dalam tablet sebanyak 5 mg sampel dilarutkan dalam 50 ml akuades


dingin yang telah dididihkan sebelumnya, kemudian dipipet sebanyak 5 ml ke dalam
Erlenmeyer dan ditambahkan 3 ml H 2SO4 2 N kemudian segera ditambahkan 10 ml
larutan iod 0.1 N dan 3 tetes indicator larutan pati. Sampel dititrasi dengan tiosulfat
hingga warna Iod hilang. Jumlah volume tiosulfat yang terpakai dicatat dan ditentukan
kadar vitamin C dalam tablet, lalu diperoleh hasil 35,224 mg vitamin C.

Perbedaan kadar vitamin C tersebut disebabkan oleh adanya jeda waktu antara
proses menghomogenkan larutan dengan titrasi, jeda waktu yang lama antara proses
menghomogenkan larutan vitamin C dengan amilum dan aquades dengan waktu titrasi
dapat merusak vitamin C yang terdapat dalam larutan tersebut, sehingga hasil yang
didapatkan tidak sesuai dengan yang diinginkan. Vitamin C adalah vitamin yang paling
tidak stabil dari semua vitamin dan mudah rusak selama proses penyimpanan.
Pendedahan oksigen dan pendedahan cahaya semuanya merusak kandungan vitamin C
pada makanan (Winamo, 2000).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum penentuan kadar asam lemak bebas ini adalah sebagai
berikut:
1. Vitamin adalah senyawa-senyawa organik tertentu yang diperlukan dalam jumlah
kecil dalam diet seseorang tetapi esensial untuk reaksi metabolisme dalam sel dan
penting untuk melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara kesehatan.
2. Penetapan kadar vitamin C dilakukan dengan menggunakan metode titrasi iodometri,
yaitu titrasi terhadap larutan zat pereduksi (reduktor) dengan larutan standar zat
pengoksidasi (oksidator).
3. Kadar vitamin C yang terkandung dalam sampel minuman Buavita Jambu 20 ml
sebesar 17,612 mg dan kadar vitamin C yang terkandung dalam sampel tablet 5 ml
sebesar 35,224 mg.

5.2 Saran
Pada saat melakukan praktikum, praktikan diharapkan untuk lebih fokus dan teliti
ketika melakukan praktikum, serta diharapkan untuk saling kerja sama antar anggota
kelompok praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Widajanti, Laksmi dkk. 2017. Petunjuk Praktikum Analisis Zat Gizi Edisi Ketiga. Semarang:
Laboratorium Gizi Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.

Syahruddin. 2007. Biokimia. Makassar: UPT MKU Universitas Hasanuddin.

Legowo, Anang Mohammad. 2007. Analisis Pangan. Semarang: Universitas Diponegoro.

Dewoto HR. 2007. Vitamin dan Mineral dalam Farmakologi dan Terapi. Jakarta:
Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Khomsan , Ali. 2010. Pangan Dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Guyton, A. C. 2007. Biokimia untuk Pertanian Medan: USU Press Imuna. 2009. Ilmu
Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Kaminsky M. Keogh 2006 Vitamins and
Minerals USA Me. Grawhill Companies.

Thamrin, Husni, dkk. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Pangan. Padang: Poltekkes
Kemenkes.

Imma. 2009. Ilmu pangan. Jakarta: Universitas Indonesia Press.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai