10 - Achmad Ismail
10 - Achmad Ismail
PENDAHULUAN
Kemajuan inovatif dengan cepat mempertimbangkan beragam percobaan yang berbeda untuk
memberikan efisiensi dan kemudahan kepada khalayak umum. Salah satu upaya untuk
memberikan efisiensi dan kemudahan seperti itu adalah melalui perbaikan kerangka robotisasi di
(Home Otomation). Salah satu kerangka robotisasi yang bisa diterapkan di lingkungan rumah untuk
menghidupkan lampu dan kipas dengan tepuk tangan atau perintah suara. Melalui perbaikan
kerangka ini adalah normal bahwa ahli rumah bisa menghidupkan maupun mematikan kipas dan
lampu tanpa harus berinteraksi langsung dengan kendali yang ditemukan pada kipas ataupun
lampu secara keseluruhan.
Dengan penelitian ini penulis membuat lampu dengan dibatasi oleh tepuk tangan ataupun
perintah suara pada sakelar dengan tujuan dapat lebih efisien tanpa perlu bangun dari tempat tidur
ataupun berjalan ke saklar hanya untuk menerangi rumah secara keseluruhan ataupun
menghidupkan lampu maupun kipas. Oleh karena itu pemanfaatan untuk menghidupkan ataupun
mematikan lampu dan kipas lebih efisien karena banyak orang malas bangun dari tempat tidur
untuk mematikan apabila sudah mengantuk ingin tidur.
Penelitian terkait banyak mengambil topik yang telah publikasikan pada literatur (Batubara,
2017), (Koksal Gundogdu & Yucedag, 2018), (Baha’ A. Alsaify ∗, 2022), (Heri Kusnadi, 2019) dan
(Dandya Gultom, 2020). Namun pada literatur tersebut umumnya hanya mengaplikasikan sistem
pengedali berbasis suara pada jenis perangkat yang berbeda. Untuk hal tersebut maka pada
penelitian ini penulis akan menerapkan sistem pengendali berbasis suara pada dua jenis perangkat
yaitu lampu dan kipas dan juga bagaimana kita dapat melihat respon suara dengan masukan yang
berbeda-beda pada Serial Plotter Arduino IDE dan aplikasi Soundcard Oscilloscope..
METODE PENELITIAN
1. Perancangan Perangkat Keras
Diagram blok sistem diperlukan pada tahap awal perancangan suatu sistem. Diagram blok
menunjukkan hubungan antara satu atau lebih komponen dengan fungsi tertentu dan setiap
blok dari suatu komponen mempengaruhi komponen lainnya. Arah kerja dari setiap blok
ditunjukan dengan menghubungkan setiap blok dengan satu garis. Diagram blok sistem dapat
dilihat pada gambar 3.5.
Relay 5 VDC sebagai sakelar untuk menghidupkan atau mematikan output yang
telah di prose oleh Arduino Uno.
f. Kipas Angin
Kipas angin sebagai output.
g. Lampu 220 VAC
Lampu 220 VAC sebagai output.
Berikut merupakan hasil rangkaian masing–masing perangkat yang dihubungkan ke Arduino
Uno.
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di rumah peneliti yang beralamat di Jalan H. Musal, Rt.001/02, Meruya
Selatan, Kembangan, Jakarta Barat, DKI Jakarta. Metode pengujian yang dipakai yaitu metode uji
respon sensor dan uji fungsional, dimana respon sensor di uji dengan masukan yang berbeda yaitu
dengan suara laki-laki, perempuan dan juga tepukan yang kemudian di lihat pada serial plotter dan
juga soundcard oscilloscope. Uji fungsional dilakukan dengan di uji semua bagian demi bagian untuk
memastikan semua sistem dapat befungsi dengan baik mulai dari pengujian menghidupkan lampu,
kemudian menghidupkan kipas, lalu mematikan semua perangkatnya.
Dari hasil pengambilan data dan uji coba, maka dapat kita analisan bagaimana kerja sensor
tersbut dalam perintahnya dan keluarannya serta seberapa efektifnya alat tersebut.
PEMBAHASAN
1. Pengujian Program
Pertama harus dilakukan adalah membuat programnya di Arduino IDE, lalu setelah
programnya dibuat kemudian selanjutnya di compile untuk mengetahui apakah program ini
sudah benar ataupun belum maka nanti akan terlihat setelah di compile.
Sampel suara yang telah di ujicoba dan di ambil sebagai bahan acuan untuk perintah suara di
atas dapat kita lihat bahwa sensor dapat menerima masukan dengan maksimal 657 ms pada
nilainya yang dilihat pada serial plotter pada gambar di atas yang sebelah kanan atau garis-garis
biru.
Pada aplikasi Oscilloscope dapat membaca masing-masih jenis masukan suara berbeda dengan
mengambil sampel frekuensi masukan suara laki-laki, perempuan, maupun suara tepukan
dalam frekuensinya rata-rata di atas 360 Hz.
3. Pengambilan Data Dengan Perintah Tepukan
Pengujian dengan tepukan ini di ambil dengan sampel pengujian pada saat tenang di dalam
kamar pada malam hari, dengan tujuan mengetahui efektifitas alat ini dalam kerjanya dengan
melakukan uji coba 10 kali percobaan.
Tabel 4.1 Uji Coba Perintah Tepuk
Jenis perintah Jarak 1 Jarak 2 Jarak 3 Jarak 4
meter meter meter meter
Tepukan Pertama 10 7 8 3
Tepukan ke Dua 9 9 7 5
Tepukan ke Tiga 8 8 6 4
Pada Tabel 4.1 di atas menunjukan hasil uji coba respon lampu dan kipas dengan menggunakan
perintah suara tepukan yang dimana pada tepukan pertama akan menghidpkan lampu saja,
kemudian pada tepukan ke dua menghidupkan kipas dan kemudian pada tepukan ke tiga
dapat mematikan kipas dan lampu secara bersamaan. Dapat kita lihat rata-rata keberhasilan
dengan menghitung rata-rata hasil tersebut dengan menggunakan rumus rata-rata yaitu total
jumlah nilai dibagi banyak datanya [X = (X1 + X2 + X3 + X4): n], maka dengan cara tersebut
dapat dipastikan presentase keberhasilannya yaitu :
(1) Pada jarak 1 meter mendapatkan nilai rata-rata tingkat keberhasilan yaitu 90%
keberhasilan.
(2) Pada jarak 2 meter mendapatkan nilai rata-rata tingkat keberhasilan yaitu 80%
keberhasilan.
(3) Kemudian pada jarak 3 meter mendapatkan nilai rata-rata 70% tingkat keberhasilan.
(4) Dan pada jarak 4 meter mendapatkan hasil nila rata-rata tingkat keberhasilan yaitu 40%
keberhasilan.
Pada hasil di atas terlihat sangat jelas bahwa jarak sangat menentukan tingkat
keberhasilan kinerja respon sensor dalam menjalankan alat tersebut dalam kerjanya.
Pada Tabel 4.2 di atas menunjukan hasil uji coba respon lampu dan kipas dengan menggunakan
perintah suara ucapan yang dimana pada ucapan “Lampu Nyala” akan menghidupkan lampu
saja, kemudian pada ucapan “Kipas Nyala” menghidupkan kipas dan kemudian pada ucapan
“Mati Semua” dapat mematikan kipas dan lampu secara bersamaan. Dapat kita lihat tingkat
keberhasilan dengan menghitung rata-rata hasil tersebut dengan menggunakan rumus rata-rata
yaitu total jumlah nilai dibagi banyak datanya [ X = (X1 + X2 + X3 + X4) : n ], maka dengan cara
tersebut dapat dipastikan presentase keberhasilannya yaitu :
(1) Pada jarak 1 meter mendapatkan nilai rata-rata tingkat keberhasilan yaitu 80%
keberhasilan.
(2) Pada jarak 2 meter mendapatkan nilai rata-rata tingkat keberhasilan yaitu 70%
keberhasilan.
(3) Kemudian pada jarak 3 meter mendapatkan nilai rata-rata 40% tingkat keberhasilan.
(4) Dan pada jarak 4 meter mendapatkan hasil nila rata-rata tingkat keberhasilan yaitu 20.3%
keberhasilan.
Pada hasil di atas terlihat sangat jelas bahwa pada pada perintah dengan ucapan ini juga
berpengaruh dengan jarak yang sangat menentukan tingkat keberhasilan kinerja respon sensor
dalam menjalankan alat tersebut dalam kerjanya.
5. Pengambilan Data Dengan Perintah Ucapan Perempuan
Pengujian dengan ucapan ini di ambil dengan sampel pengujian pada saat sunyi di dalam
kamar pada malam hari, dengan tujuan mengetahui efektifitas alat ini dalam kerjanya dengan
melakukan uji coba sebanyak 10 kali percobaan.
Tabel 4.3 Uji Coba Perintah Ucapan Perempuan
Jenis perintah Jarak 1 meter Jarak 2 meter Jarak 3 meter Jarak 4 meter
Lampu Nyala 7 8 5 2
Kipas Nyala 8 6 4 2
Mati Semua 7 7 4 4
Pada Tabel 4.3 di atas menunjukan hasil uji coba respon lampu dan kipas dengan menggunakan
perintah suara ucapan perempuan yang dimana pada ucapan “Lampu Nyala” akan
menghidupkan lampu saja, kemudian pada ucapan “Kipas Nyala” menghidupkan kipas dan
kemudian pada ucapan “Mati Semua” dapat mematikan kipas dan lampu secara bersamaan.
Dapat kita lihat tingkat keberhasilan dengan menghitung rata-rata hasil tersebut dengan
menggunakan rumus rata-rata yaitu total jumlah nilai dibagi banyak datanya [ X = (X1 + X2 +
X3 + X4) : n ], maka dengan cara tersebut dapat dipastikan presentase keberhasilannya yaitu :
(1) Pada jarak 1 meter mendapatkan nilai rata-rata tingkat keberhasilan yaitu 73%
keberhasilan.
(2) Pada jarak 2 meter mendapatkan nilai rata-rata tingkat keberhasilan yaitu 70%
keberhasilan.
(3) Kemudian pada jarak 3 meter mendapatkan nilai rata-rata 43% tingkat keberhasilan.
(4) Dan pada jarak 4 meter mendapatkan hasil nila rata-rata tingkat keberhasilan yaitu 26%
keberhasilan.
Hasil di atas terlihat sangat jelas bahwa pada pada perintah dengan ucapan ini juga berpengaruh
dengan jarak yang sangat menentukan tingkat keberhasilan kinerja respon sensor dalam
menjalankan alat tersebut dalam kerjanya.
6. Analisa
Dari hasil pengambilan data dan uji coba di atas, maka dapat kita analisan bagaimana kerja
sensor tersbut dalam perintahnya dan keluarannya serta seberapa efektifnya alat tersebut.
SIMPULAN
Setelah melakukan penelitian Tugas Akhir dengan judul Perancangan Kendali Lampu Dan
Kipas Dengan Sensor Suara Fc 04 Menggunakan Metode Voice Reconditioning, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1 Perancangan alat sakelar otomatis dengan sensor F-04 dilakukan dengan tahapan-tahapan yang
harus berurutan dan sesuai dengan rencana kerja alat tersebut, yang dimana dalam
perancangan alat ini di lakukan dengan beberapa tahapan.
Langkah pertama yaitu Perancangan hardware, di sini dilakukan perancangan sesuai pada
diagram wiring yang telah di buat pada Bab 3 untuk kemudian kita rakit alat tersebut hingga
sesuai dengan rancangannya agar alat tersebut bisa kemudian berfungsi sesuai dengan yang di
harapkan.
Tahapan yang selanjutnya yaitu pembuatan program pada software Arduino IDE, di sini
dilakukannya pemrograman yang meliputi ditentukannya variabel, kemudian menentukan
nilai keluaran yang terbaca dan juga merancang program perintah agar alat bisa berjalan sesuai
dengan yang diharapkan.
2 Respon sensor (voice recondition) pada modul sensor suara Fc-04 saat dimasukannya perintah
suara yang berbeda-beda dapat dketahui bahwa sensor akan bekerja lebih maksimal ketika
keadaan tidak terlalu bising atau berisik, karena sensor sangat terpengaruh pada kecepatan
suara yang diketahui nilai maksimal keluaran sensornya yaitu 658 ms atau setara dengan 1.56
Hz, apabila keadaan sekitar terlalu berisik maka akan berpengaruh pada kinerja sistem alat.
Sersor tersebut juga sangat berpengaruh pada jarak, apabila sumber perintah suara terlalu jauh
maka akan sangat berpengaruh pada kinerja sensor tersebut dalam perintahnya, dimana dalam
uji cobanya presentase keberhasilan dengan perintah tepukan lebih dominan keberhasilannya
dibanding dengan perintah suara ucapan.
DAFTAR PUSTAKA
A. Yani, "Sistem Pengendali Launcher Roket Air," Sistem Pengendali Launcher Roket
Air, Vol. Ii, No. 1, P. 10, 2012.