Kromatografi
Kelompok iv
KELOMPOK IV
Julkarnain Adi Satrio M. Hisna Sayyidani Muhammad Fadhel Nadiva Maharani Putri
(2007110361) (2007113910) Maulana (2007134759)
(2007134757)
Kromatografi Kolom
Merupakan metode terbaik untuk melakukan pemisahan campuran dalam jumlah yang besar di mana fase gerak
nya dapat berupa zat cair dan fase diam nya dapat berupa zat padat.
Jenis kromatografi berdasarkan teknik kerja yang digunakan
Kromatografi Kertas
Merupakan teknik suatu pemisahan di mana fase diam nya berupa zat cair. Salah satu zat padat dapat digunakan
untuk menyokong fase diam yaitu contohnya bubuk selulosa. Kemudian dilakukan pemisah antara asam amino
dan peprida. Peprida yang merupakan hasil hidroksida protein dengan suatu cara di mana kolom yang berisi
bubuk diganti dengan lembaran-lembaran kertas dan kemudian diletakkan dalam bejana tertutup yang berisi
oleh uap penuh. Larutan ini adalah air yang di sokong oleh molekul selulosa dari kertas tersebut. Fase gerak ini
biasanya merupakan campuran dari satu atau dari lebih dari satu Pelarut atau beberapa organik dan air.
Jenis kromatografi berdasarkan teknik kerja yang digunakan
Kromatografi Gas
Merupakan metode kromatografi yang dinamis untuk memisahkan dan sebagai pendeteksi senyawa senyawa
yang mudah menguap dalam suatu campuran. Pemisahan pada kromatografi gas ini didasarkan pada.suatu
senyawa dikurangi dengan semua interaksi yang mungkin terjadi antara solute dengan fase diam yang terjadi
fase gerak pada kromatografi gas ini dapat berupa gas yang akan mengetahui solute dari ujung kolom lalu akan
menghantarkan kepada detektor yang ada.
Jenis kromatografi berdasarkan teknik kerja yang digunakan
Merupakan suatu proses pemisahan yang di mana terdapat fase gerak yang dapat berupa zat cair, sedangkan fase
diam nya berupa zat padat. Pada Kromatografi lapis tipis ini, berfungsi untuk pemisahan secara kuantitatif yang
cepat dan sering digunakan dengan menggunakan mikroskop
Tujuan Kromatografi
Kromatografi adalah sebuah teknik dalam penelitian yang digunakan untuk memisahkan komponen
campuran menjadi bagian-bagian partikel penyusun komponen tersebut. Hal ini dilakukan untuk
melakukan pemurnian terhadap sebuah komponen campuran dengan melihat karakteristiknya seperti
ukuran, massa, bentuk, dan lainnya.
Kegunaan kromatografi – dalam bidang sains
Analisis pemurnian
Memisahkan pengotor atau
Menguji suatu campuran, senyawa tertentu yang
komponen-komponennya dan dikehendaki.
hubungan antar komponen.
identifikasi
Menentukan jati diri campuran
kualitatif
Menentukan jumlah atau
atau komponen-komponennya
konsentrasi campuran tertentu
menggunakan senyawa
komponen-komponennya.
standar.
Kegunaan kromatografi – dalam Kehidupan sehari-hari
BADAN LINGKUNGAN
Perusahaan FERMENTASI
Penentuan jumlah bahan aktif dalam produk HIDUP
Pengujian polutan, kualitas lingkungan, dll.
obat.
PENEGAKAN HUKUM
Menguji barang bukti khusus yang dijumpai
di TKP.
02
kromatografi
kromatografi
Kromatografi adalah metoda untuk pemisahan
campuran senyawa dalam suatu sampel berdasarkan
perbedaan interaksi sampel dengan fasa diam dan fasa
gerak. Fasa diam dapat berupa padatan atau cairan yang
diletakkan pada permukaan fasa pendukung. Fasa gerak
dapat berupa gas atau cairan.
Interaksi pada proses kromatografi
Interaksi Adsorpsi
Senyawa diserap oleh permukaan padatan dan terjadi kesetimbangan jumlah dalam fasa diam dan fasa gerak.
Interaksi pada proses kromatografi
Interaksi Partisi
Lapisan cairan sebagai fasa diam yang diembankan pada suatu padatan akan mendistribusikan senyawa yang akan
dipisahkan dan membentuk keseimbangan dengan fasa gerak.
Interaksi pada proses kromatografi
Teknik pemisahan berdasarkan ukuran molekul. Dalam keadan ideal, tidak ada keterikatan senyawa pada fasa
diam.
Interaksi pada proses kromatografi
Interaksi Afinitas
Merupakan kromatografi yang menggunakan interaksi spesifik antara molekuljenis tertentu dengan molekul lain
yang terikat secara kovalen pada fasa diam
Jenis – jenis kromatografi
Berdasarkan Teknik Kerja yang digunakan,
antara lain:
1. Kromatografi Kertas
2. Kromatografi Lapis Tipis
3. Kromatografi Kolom
4. Kromatografi Gas
5. Kromatografi Cair
1. Kromatografi kertas
Kromatografi kertas termasuk kromatografi cair-cair dengan kertas sebagai zat pendukung
(fase diam) karena kertas atau serat-serat selulosa merupakan adsorben lemah yang
hidrofil, adsorbsi zat oleh kertas tidak terlalu kuat dan terdesak oleh air.
Kromatografi kertas umumnya lebih bermanfaat untuk tujuan identifikasi, karena mudah
dan sederhana. Dalam kromatografi kertas, pembanding jarak rambat (diukur sampai titik
yang memberikan intensitas maksimum pada bercak) suatu senyawa tertentu terhadap jarak
rambat fase gerak, diukur dari titik penotolan.
Prinsip dasar dari kromatografi kertas adalah partisi
multiplikatif suatu senyawa antara dua cairan yang saling
tidak bercampur. Jadi partisi suatu senyawa terjadi dalam
pelarut yang bergertak lambat pada kertas, komponen-
komponen bergerak pada laju yang berbeda dan
campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan bercak
warna.
2. Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari satu sampel yang ingin
dideteksi dengan memisahkan komponen-komponen sampel berdasarkan perbedaan kepolaran.
Pelaksanaan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah silika atau alumina yang seragam pada
sebuah lempeng gelas atau logam atau plastic yang keras.
Metoda ini adalah metoda sederhana dan cepat untuk memisahkan campuran senyawa organik.
Teknik ini sering digunakan untuk menentukan pigmen dalam tanaman, menganalisis komposisi
pewarna serat, dan mengidentifikasi insektisida atau pestisida dalam makanan.
Prinsip kerja kromatografi lapis
tipis
Bahan adsorben sebagai fasa diam dapat digunakan silika gel,
alumina dan serbuk selulosa. Fasa gerak merupakan pelarut
atau campuran pelarut yang sesuai.
Senyawa yang berbeda dalam campuran bergerak ke atas
kaca slide dengan kecepatan yang berbeda, meninggalkan
bintik-bintik di lokasi yang berbeda pada fase diam.
Bintik-bintik yang terpisah ini kemudian divisualisasikan
dengan sinar ultraviolet.
3. Kromatografi kolom
Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom sebagai alat untuk
memisahkan komponen-komponen dalam campuran.
Fasa diam yang digunakan adalah suatu adsorben padat (biasanya silica gel atau alumina).
Fasa gerak atau eluen berupa campuran cairan alami
Metoda pada kromatografi
kolom
Pada metoda kering, kolom diisi dengan fasa diam kering, diikuti dengan penambahan fasa
gerak yang disiramkan pada kolom sampai benar-benar basah.
Pada metoda basah, bubur (slurry) disiapkan dengan mencampurkan eluen pada serbuk fasa
diam dan dimasukkan secara hati-hati pada kolom. Larutan senyawa organic dipipet di bagian
atas fasa diam, kemudian eluen dituangkan pelan-pelan melewati kolom.
Prinsip dasar dari kromatografi kolom sendiri adalah
adsorpsi dan patisi. Adsorpsi adalah mekanisme berupa
komponen sample secara selektif diadsorpsi oleh
permukaan fasa diam. Partisi adalah mekanisme berupa
komponen sample secara selektif terpartisi antara eluen
dan lap. Cair tipis yang terikat pada padatan pendukung
inert.
4. Kromatografi gas
Untuk zat yang tidak berbentuk gas harus dimodifikasi terlebih dahulu agar bisa menguap
menjadi gas baru bisa dipisahkan dan deteksi. Gas yang berfungsi membawa campuran
adalah gas inert seperti nitrogen atau helium.
Kromatografi gas secara luas digunakan untuk berbagai industri dari makanan, minuman,
farmasi dan penelitian. Kromatografi gas biasanya dilengkapi dengan spektrofotometer
massa atau disebut GC-MS. Spektrometer massa digunakan untuk identifikasi komponen
kimia.
Kromatografi gas berdasarkan fasa diamnya
1. Gas liquid chromatography 2. Gas Solid Chromatography
(gcl)diamnya berwujud cair. Cairan tersebut
Fasa (GSC)
Fasa diamnya berwujud padat. Padatan yang
merupakan cairan yang tidak mudah digunakan misalnya karbon, zeolit dan silika gel.
menguap yang melekat pada padatan Prinsip pemisahannya berdasarkan adsorpsi
pendukung yang inert berupa butiran halus. terhadap fasa diam.
Prinsip pemisahannya perbedaan partisi
komponen-komponen dari suatu sampel di
antara fasa diam dan fasa gerak.
5. Kromatografi cair
Kromatografi cair adalah metode analisis yang digunakan untuk memisahkan molekul atau
ion yang terlarut dalam pelarut. Sering disebut sebagai kromatografi cair tekanan tinggi.
Pelarut cair bertekanan (fase gerak) digunakan untuk melewatkan campuran sampel
melalui kolom yang berisi bahan penyerap padat.
03
Bagian-bagian alat kromatografi
dan kegunaannya
kromatografi hpcl
Bagian-bagian pada alat kromatografi HPLC pada
dasarnya terdiri atas: wadah fase gerak (Reservoir),
pompa, alat untuk memasukkan sampel (tempat
injeksi), kolom, detektor, wadah penampung buangan
fase gerak, dan suatu komputer atau integrator atau
perekam. Diagram skematik sistem kromatografi cair
dapat dilihat pada gambar disamping.
Kromatografi hpcl
Fase gerak atau reservoir terbuat dari gelas atau stainless steel. Wadah ini biasanya dapat menampung fase gerak
antara 1 sampai 2 liter pelarut. Fase gerak sebelum digunakan harus dilakukan deggasing (penghilangan gas)
yang ada pada fase gerak. Sebab adanya gas dalam fase gerak akan mengganggu detektor sehingga akan
mengacaukan hasil analisis. Degassing dilakukan dengan mengalirkan gas inert dengan kelarutan yang sangat
kecil, misalnya helium. Sistem yang lebih lengkap disertai penyaring debu. Debu dan partikulat yang terbawa
oleh solvent dapat menyumbat kolom. Degassing dapat juga dibuat sendiri dengan erlermeyer yang dilengkapi
dengan pengaduk magnet, pemanas dan pompa vacuum.
Persyaratan fase gerak hpcl
01 sebagai pelarut
Zat cair harus bertindak 04
Zat cair harus mudah diperoleh, murah, tidak
yang baik untuk cuplikan yang akan
mudah terbakar, dan tidak beracun.
dianalisis.
02 05
Zat cair harus murni sekali untuk Zat air tidak kental. Umumnya kekentalan
menghindarkan masuknya kotoran yang dapat tidak melebihi 0,5 cP (centi Poise).
mengganggu interpretasi kromatografi.
03 sekali untuk
Zat air harus jernih 06
Sesuai dengan detector.
menghindarkan penyumbatan pada
kolom
Jenis hpcl berdasarkan kepolaran fase diam dan fase gerak
01 02
HPLC fase normal: HPLC dengan HPLC fase terbalik: HPLC dengan
kombinasi antara fase diam polar dan fase kombinasi antara fase diam non-polar
gerak non-polar. Fase diam yang dan fase gerak polar. Fase gerak yang
digunakan seperti silica, alumina, atau digunakan seperti air, methanol, atau
trietilenaglikol yang dilapiskan pada asetinitril. Fase gerak yang baik
partikel silica. Sedangkan fase gerak yang memberikan factor kapasitas k’ pada
digunakan adalah heksana atau i-propileter. rentang yang sesuai. Untuk cuplikan
dengan 2-3 komponen, sebaiknya
menggunakan fase gerak yang
memberikan k’ antara 2-5.
Kromatografi hpcl
Pompa
Pompa yang cocok digunakan untuk HPLC adalah pompa yang mempunyai syarat sebagaimana syarat wadah
pelarut yakni: pompa harus inert terhadap fase gerak. Bahan yang umum dipakai untuk pompa adalah gelas, baja
tahan karat, Teflon, dan batu nilam. Fungsi pompa adalah untuk memompa fase gerak (solvent) ke dalam kolom
dengan aliran yang konstan dan reproducible. Selain itu, Tujuan penggunaan pompa atau sistem penghantaran
fase gerak adalah untuk menjamin proses penghantaran fase gerak berlangsung secara tepat, reprodusibel,
konstan, dan bebas dari gangguan.
Tiga jenis pompa yang digunakan dalam hpcl (bassett,1994)
Tempat Injeksi
Ada 2 jenis kolom pada HPLC yaitu kolom konvensional dan kolom mikrobor. Kolom merupakan bagian HPLC
yang mana terdapat fase diam untuk berlangsungnya proses pemisahan solut/analit. Ada 2 jenis kolom pada
KCKT yaitu kolom konvensional dan kolom mikrobor. Perbandingan kedua kolom dapat dilihat di bawah ini :
Parameter Kolom Konversional Kolom mikrobor
Stainless steel Stainless steel
Panjang 3,10,15,20 dan 25 cm; Diameter luar 0,25 inci; Panjang 25 dan 50 cm; Diameter luar 0,25 inci; Diameter dalam 1 atau 2
Tabung kolom
Diameter dalam 4,6 cm mm
Porous, silika ukuran kecil, silika yang dimodofikasi Porous, silika ukuran kecil, silika yang dimodofikasi secara kimiawi
secara kimiawi (bonded phase), atau polimer-polimer (bonded phase), atau polimer-polimer stiren/divinil benzen.Rata-rata
Fase diam stiren/divinil benzen.Rata-rata diameter partikel 3,5 atau diameter partikel 3,5 atau 10µm dengan kisaran sempit.
10µm dengan kisaran sempit.
Tekanan operasional 500-3000 psi; (35-215) bar 1000-5000 psi; (70-350 bar)
Hidrokarbon+pelarut terklorinasi atau alkohol untuk fase Hidrokarbon+pelarut terklorinasi atau alkohol untuk fase normal. Untuk
normal. Untuk fase terbalik (reversed phase) digunakan fase terbalik (reversed phase) digunakan metanol atau asetonitril + air atau
metanol atau asetonitril + air atau bufer.Kecepatan alir : bufer. Kecepatan alir 10-100µl/menit. Modifikasi instrumen Sistem
Fase gerak
1-3 ml/menit penghantaran pelarut yang mampu memberikan kontrol aliran di bawah
10µl/menit.Katup injeksi sampekl bervolume kecil;sel detektor bervolume
kecil.
Efisiensi meningkat dengan bekurannya ukuran partikel Sangat efisiensi dan sensitif, akan tetapi lambat,konsumsi fase gerak hanya
Kinerja fase diam, akan tetapi umur kolom dengan ukuran ¼ dari kolom konvensional.
partikel 3 µm lebih pendek
Kebanyakan fase diam pada HPLC berupa silika yang dimodifikasi secara kimiawi, silika yang
tidak dimodifikasi, atau polimer-polimer stiren dan divinil benzen. Permukaan silika adalah polar dan
sedikit asam karena adanya residu gugus silanol (Si-OH). Silika dapat dimodifikasi secara kimiawi
dengan menggunakan reagen-reagen seperti klorosilan. Reagen-reagen ini akan bereaksi dengan
gugus silanol dan menggantinya dengan gugus-gugus fungsional yang lain.
Oktadesil silika (ODS atau C18) merupakan fase diam yang paling banyak digunakan karena
mampu memisahkan senyawa-senyawa dengan kepolaran yang rendah, sedang, maupun tinggi. Oktil
atau rantai alkil yang lebih pendek lagi lebih sesuai untuk solut yang polar. Silika-silika aminopropil
dan sianopropil (nitril) lebih cocok sebagai pengganti silika yang tidak dimodifikasi. Silika yang
tidak dimodifikasi akan memberikan waktu retensi yang bervariasi disebabkan karena adanya
kandungan air yang digunakan.
Kromatografi hpcl
Detektor
Detektor pada HPLC dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu: detektor universal (yang mampu mendeteksi zat
secara umum, tidak bersifat spesifik, dan tidak bersifat selektif) seperti detektor indeks bias dan detektor
spektrometri massa; dan golongan detektor yang spesifik yang hanya akan mendeteksi analit secara spesifik dan
selektif, seperti detektor UV-Vis, detektor fluoresensi, dan elektrokimia.
Detektor HPLC yang umum digunakan adalah detektor UV 254 nm. Variabel panjang gelombang dapat
digunakan untuk mendeteksi banyak senyawa dengan range yang lebih luas. Detektor indeks refraksi juga
digunakan secara luas, terutama pada kromatografi eksklusi, tetapi umumnya kurang sensitif jika dibandingkan
dengan detektor UV.
karakteristik yang harus dimiliki detektor
01 04
Mempunyai respon terhadap solut mempunyai sel volume yang kecil sehingga
yang sepat dan reproduksibel. mampu meminimalkan pelebaran pita;
02
mempunyai sensitifitas yang tinggi,
05
signal yang dihasilkan berbanding lurus
yakni mampu mendeteksi solut pada dengan konsentrasi solut pada kisaran yang
kadar yang sangat kecil luas (kisaran dinamis linier);
03
stabil dalam pengopersiannya;
06
tidak peka terhadap perubahan suhu dan
kecepatan alir fase gerak.
Dasar Maksimum Peka terhadap Sensitivitas
Jenis
Pendeteksian sensitifitas kecepatan alir suhu
Hal ini menyebabkan jembatan wheatstone menjadi tidak seimbang dan menimbulkan isyarat
listrik. Isyarat listrik tersebut akan diteruskan ke rekorder. Rekorder akan mencatat isyarat ini
dalam bentuk kromatogram. Bila suatu alat kromatografi gas menggunakan TCD sebagai detector,
sebaiknya digunakan He sebagai gas pembawa.
04
Prosedur kromatografi
Kromatografi kertas (Kemendikbud, 2018)
• Gelas atau bejana yang telah disiapkan diisi fase gerak
air kurang lebih 2,5 cm dari permukaan bawah bejana.
• Tandai berupa garis pada bagian bawah kertas. Kira-
kira 1,5 cm dari permukaan bawah. Tandai dengan
pensil.
• Totolkan spidol pada garis di bagian bawah kertas.
• Penjepit kertas digunakan untuk menjepit kertas dan
dimasukkan ke dalam gelas.
• Ditunggu selama kurang lebih 5 menit.
• Angkat kertas saring dari bejana dan hitung jarak
tempu pelarut dan fase gerak.
• Diamkan selama beberapa menit sampai kering.
• Identifikasi warna apa saja yang terpisah dan hitung
jarak pemisahannya.
• Hitung nilai Rf-nya.
Hasil pemisahan dianalisis berdasarkan harga atau nilai
faktor retardasi (Rf) pada masing-masing noda, bercak
atau spot yang dihasilkan pada pelarut yang sama.
Apabila diperoleh jarak noda yang sama dengan
sampel standar, berarti sampel yang dianalisis sama
dengan sampel standar. Perhitungan niali Rf dilakukan
dengan cara membagi jarak yang ditempuh zat terlarut
dengan jarak yang ditempuh pelarut.
Komatografi Kertas
Komatografi Gas
Komatografi Kolom