BELAJAR MANDIRI
TUTORIAL 3 GEL NATRIUM DIKLOFENAK
OLEH :
NIM : 7010018014
KELAS :C
DOSEN : Nur Azizah Syahrana, S.Farm., M.Farm., Apt.
2020
Skenario
As Seorang staf R&D sebuah perusahaan farmasi PT. UINAM mendapatkan tugas
memformulasikan suatu sediaan topical untuk mengatasi gangguan muskoletal dan berfungsi
sebagai analgesic serta inflamasi. Berdasarkan literatur, As memutuskan akan membuat
sediaan dengan zat aktif Diclofenac sodium. Anda sebagai seorang farmasi dipercayakan
untuk melakukan kajian terapi, menyusun formula, membuat, dan mengevaluasi sediaan
emulsigel sehingga memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dan siap dipasarkan.
A. Studi Preformulasi
1. Studi Farmakologi Natrium Diklofenak
2. Studi Farmakokinetik
Natrium diklofenak merupakan NSAID dengan potensi tinggi dan toleransi
yang baik. Dosis lazim yang biasa digunakan adalah 100 sampai 200 mg per
hari, diberikan dalam beberapa dosis terbagi. Efek samping terjadi pada sekitar
30% penderita, meliputi ulserasi gastrointestinal, kenaikan enzim hepar,
trombositopenia, gangguan fungsi ginjal, gangguan sistem saraf pusat, serta
alergi. NatriumNatrium diklofenak merupakan inhibitor COX yang relatif non
spesifik sehingga risiko efek samping gastrointestinalnya lebih rendah
dibandingkan NSAID konvensional lainnya. Obat ini juga memiliki kelebihan
dari segi biaya karena telah tersedianya bentuk generik yang relatif murah.
Obat ini dapat menyebabkan oliguria dan peningkatan kadar serum kreatinin,
juga nefritis interstitial. Penggunaannya dalam jangka waktu lama untuk
penyakit- penyakit kronik tentunya akan meningkatkan risiko efek samping
obat ini terhadap ginjal. Nefrotoksisitas natrium diklofenak perlu diwaspadai
karena penggunaannya yang kebanyakan pada pasien lansia dimana fungsi
ginjal telah menurun. Terdapat beberapa laporan kasus gagal ginjal akut
setelah inisiasi dosis akut tinggi NSAID, terutama pada orang tua. Beberapa
kasus gagal ginjal akut pada pasien yang sehat juga telah dilaporkan.
B. Uraian Bahan
1. Zat aktif
pH : 4,0 7,5
Inkompatibilitas :-
Struktur Kimia :
Pemerian : Serbuk atau granul, putih sampai krem, tidak berbau, tidak
berasa, butiran bubuk. Bersifat higroskopis setelah pengeringan.
Rumus Molekul :-
Titik Leleh :-
serbuk harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat sejuk
dan kering.
3. Propilen Glikol
Struktur Kimia :
Nama Kimia : 1,2-propanediol
pH :-
Konsentrasi : 10-25%
Struktur Kimia :
Nama Kimia : Methyl-4-hydrobenzoate
pH larutan :-
Konsentrasi : 0,12-0,18%
Struktur Kimia :
Nama Kimia : Propyl-4-hydroxibenzoate
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol,
dan dalam eter, sukar larut dalam air mendidih
pH larutan :-
Konsentrasi : 0,02-0,05%
6. Aquadest
Kelarutan :-
pH :7
C. Alasan Pemilihan
1. Alasan pemilihan bentuk Sediaan
Sediaan gel mempunyai kelebihan diantaranya adalah memiliki
viskositas Dan daya lekat tinggi sehingga tidak mudah mengalir pada
permukaan kulit, Memiliki sifat tiksotropi sehingga mudah merata bila
dioles, tidak meninggalkan Bekas, hanya berupa lapisan tipis seperti
film saat pemakaian, mudah tercucikan Dengan air, dan memberikan
sensasi dingin setelah digunakan, mampu Berpenetrasi lebih jauh dari
krim, sangat baik dipakai untuk area berambut dan lebih disukai secara
kosmetika, gel segera mencair jika berkontak dengan kulit dan
membentuk satu lapisan dan absorpsinya pada kulit lebih baik
daripada krim, memiliki daya lekat yang tinggi yang tidak menyumbat
pori sehingga pernapasan pori tidak terganggu(Sharma, 2008)
D. Rancangan Formula
Nama produk : Diclee
Jumlah Produk : 10 pot
Tanggal Formulasi : 23 September 2020
Tanggal Produksi : 26 September 2020
No. Registrasi : DBL2000128828A1
No. Batch : D200100120
Komposisi : Tiap 30 g salep mengandung
Resorsinol 500 mg
Sulfur 500mg
Cetomacrogolum 1000 300 mh
Cetostearylalkoholum 1,2gram
ZnO 4 gram
Parafin cair 1 gram
Vaselin falvum ad 10 gram
E. METODE KERJA
1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu timbangan digital, kertas perkamen, sendok
tanduk, cawan porselen, beker glass, batang pengaduk, hot plate,
sudip, dan pipet tetes serta pot untuk wadah gel.
Adapun bahan yang diperlukan yaitu Natrium Diklofenak, Na. CMC,
Propilenglikol, metil Paraben, propil paraben, dan aquadest.
2. Perhitungan Bahan
Per Pot (30 gram)
a. Na. Diklofenak
1% × 30 gram = 0.3 gram = 300 mg
b. Na. CMC
6% × 30 gram = 1,8 gram = 1800 mg
c. Propilenglikol
15% × 30 gram = 4,5 gram = 4500 mg
d. Metil Paraben
0,18% × 30 gram = 0,054 gram = 54 mg
e. Propil Paraben
0,02% × 30 gram = 0,006 gram = 6 mg
f. Aquadest
• 100% - (1+6+15+0,18+0,02) %=77,8%
• 77,8% × 30 ml = 23,34 ml
3. Cara Kerja
a. Didihkan air sebanyak 250ml dan didinginkan dengan keadaan
tertutup. Sehingga didapatkan air bebas CO2.
b. Ditimbang na. CMC sebanyak 18 gram dan di masukkan ke dalam
beaker glass.
c. Diukur aquadest bebas CO2 sebanyak 233,4 ml (dibulatkan 234 ml)
d. Dicampur Na.CMC sedikit demi sedikit ke dalam air bebas CO2 dan
distirer 450 rpm selama 10 menit .
e. Ditimbang metil paraben 0,54 gram dan Propilenglikol 3,78 gram.
Kemudian dicampurkan hingga larut.
f. Ditimbang propil paraben 0,06 gram dan Propilenglikol 0,25 gram.
Kemudian dicampurkan hingga larut.
g. Campuran pada bagian “e” di campurkan dengan campuran pada
bagian “f”. Kemudian diaduk hingga larut. Sehingga didapatkan
larutan propil paraben+metil Paraben+Propilenglikol.
h. Ditimbang na. Diklofenak sebanyak 3 gram Kemudian dicampurkan
dengan sisa Propilenglikol. Diaduk hingga larut.
i. Larutan na. CMC pada bagian “d” dicampurkan dengan larutan
pada bagian “g” (larutan propil paraben+metil
Paraben+Propilenglikol).
Kemudian distirer 450 rpm selama 5 menit.
j. Dicampurkan larutan pada bagian “h” (larutan na.
Diklofenak+Propilenglikol) dengan larutan pada bagian “i”. Di stirer
450 rpm selama 5 menit. Sehingga diperoleh campuran bahan
aktif+bahan tambahan+na. CMC.
k. Di masukkan kedalam pot masing-masing 30 gram.
l. Diberi etiket, brosur dan kemasan.
F. EVALUASI SEDIAAN
1. Daya lekat
Uji daya lekat adalah uji yang dilakukan secara visual dengan melihat
Apakah sediaan dapat melekat sempurna apa tidak pada objeknya
ketika Diaplikasikan pada kulit. Daya lekat merupakan kemampuan
sediaan untuk Menempel pada lapisan epidermis (Zats & Gregory,
1996). Pengujian daya lekat bertujuan untuk mengetahui waktu retensi
atau Kemampuan melekat sediaan gel yang dihasilkan pada saat
penggunaan di tempat Aplikasi. Semakin besar kemampuan gel untuk
melekat, maka akan semakin baik Penghantaran obatnya.
Kemampuan daya lekat dipengaruhi oleh viskositas suatu Sediaan.
Semakin tinggi viskositas, maka daya lekat akan semakin besar,
Sedangkan daya sebarnya akan semakin kecil. Untuk menambah
viskositas Sediaan maka diperlukan bahan pengental atau thickening
agent. Thickening agent Memiliki peran utama sebagai bahan
pengental, juga dapat memperbaiki daya Sebar sehingga sediaan
memiliki daya lekat yang dan daya sebar baik (Donovan & Flanagan,
1996). Syarat uji daya lekat pada sediaan semi padat adalah lebih dari
10 detik (Suyudi, 2014)
2. Uji organoleptis
3. Uji homogenitas
4. Uji PH
Nilai pH idealnya sama dengan pH kulit atau tempat pemakaian. Hal Ini
bertujuan untuk menghindari iritasi. pH normal kulit manusia berkisar
Antara 4,5–6,5 (Draelos & Lauren, 2006).
5. Uji viskositas
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H. C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi 4. Jakarta : UI PPres.
Draelos, Z.D., & Lauren, A. T., 2006, Cosmetic Formulation of Skin Care Products,
234-235 Taylor dan Francis Group, New York.
Lachman, L., & Lieberman, H. A., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri,. Edisi
Kedua, 1091-1098, UI Press, Jakarta.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., & Quinn, M. E., 2009, Handbook of Pharmaceutical
Excipient, 6th Ed, 110-114, 326-329, 441-444, 592-594, 754-755,
Pharmaceutical Press. Inc., London
Sumardjo, Damin, 2006. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksata. Jakarta : EGC.
Troy, B. David dan Paul Beringer, 1885. Remingtoon ; The Science and Practice of
Pharmacy. US : Lippincott Williams & Wilkins.
Yoshita, 2003. Farmasi Fisik ; Dasar Dasar Farmasi Fisik Dalam Ilmu Farmasetika.
Jilid 2 Edisi 3. Yogyakarta : UGM Press.