Anda di halaman 1dari 6

Lembar Kerja Kajian Preformulasi

SPESIFIKASI BAHAN AWAL

1. Bahan aktif

Sifat Literatur

Struktur kimia

C14H11Cl2NO2 
Rumus kimia

[2-(2,6-Dichloroanilino)phenyl]acetic acid
IUPAC name

Diclofenac, natrium diklofenak, kalium diklofenak, diclofenac

Sinonim sodium, diclofenac potassium.

BM

Bentuk

Warna

Rasa

Bau

Kadar bahan aktif

Kadar cemaran
Kelarutan

1% larutan diklofenak dalam alkohol 10% antara 7,0 sampai


pH 8,5.

Obat natrium diklofenak mesti disimpan dalam kemasan

yang kedap udara, pada tempat yang kering dan sejuk, pada

temperature ruangan sekitar 20-25 derajat celcius. Obat


Stabilitas dan
penyimpanan jangan dibekukan jangan disimpan dalam kamar mandi, dan

jauhkan dari lingkungan yang lembab, panas, atau sinar

matahari.

Melting point

Boiling point

Berat jenis

Log P

pKa

BCS

Indikasi

Natrium diklofenak dikontraindikasikan penggunaannya pada

Kontraindikasi seseorang dengan riwayat alergi, atau mengalami

serangan asthma setelah mengonsumsi obat ini, atau golongan


antiinflamasi nonsteroid lainnya. Hindari pemberian obat ini pada

seseorang yang sedang mengalami gangguan gastrointestinal,

seperti terjadi ulserasi, perdarahan lambung, atau ulkus peptikum.

 Sakit perut atau heartburn


 Mual atau kembung
Efek samping  Diare atau sembelit
 Pusing, kantuk, atau sakit kepala

Farmakodinamik
Natrium diklofenak mengikatkan diri dan berkelat pada kedua
isoform dari enzim siklooksigenase 1 (COX-1) dan 2 (COX-2).
Hal ini akan menghalangi konversi asam arakidonat menjadi
prostaglandin. Inhibisi natrium diklofenak terhadap COX-2 akan
meredakan rasa nyeri dan inflamasi, dan inhibisi obat terhadap
COX-1, dapat menimbulkan efek buruk terhadap gastrointestinal.
Mekanisme aksi Natrium diklofenak dapat lebih aktif terhadap COX-2, daripada
beberapa obat lain golongan antiinflamasi nonsteroid yang
mengandung asam karboksilat. [2,3]

Farmakokinetik
Farmakokinetik obat natrium diklofenak diabsorpsi baik setelah
konsumsi per oral. Obat selanjutnya akan mengikuti siklus
enterohepatik, berakhir di urine dan feses.

Bioavailabilitas Absorpsi
Penyerapan natrium diklofenak adalah 100% setelah konsumsi
per oral, dan konsentrasi puncak obat tercapai dalam waktu 2 jam.
Makanan tidak memengaruhi proses absorpsi obat. Meski
demikian, makanan dapat memperlambat absorpsi obat, yaitu
sekitar 1‒4,5 jam, dan juga terjadi penurunan kadar puncak obat
dalam plasma darah, yaitu sekitar 30%. Obat sediaan lepas lambat
dan salut selaput memerlukan waktu sekitar 2‒5 jam untuk
mencapai konsentrasi puncak. [1-3,10]
Distribusi
Sekitar lebih dari 99% obat natrium diklofenak ini terikat pada
protein serum, terutama albumin. Volume distribusi obat adalah
1,4 L/kg. Distribusi obat yang masuk ke dalam cairan sinovial
adalah dengan cara berdifusi, dan dapat dideteksi dua jam setelah
obat masuk ke dalam tubuh. Namun, konsentrasi obat tersebut
lebih rendah daripada konsentrasinya dalam plasma darah. [11]
Metabolisme
Natrium diklofenak dimetabolisme di hepar menjadi beberapa
metabolit, dengan metabolit utamanya adalah 4-
hydroxydiclofenac. Obat dan metabolitnya akan menjalani proses
glukuronidasi dan sulfasi, kemudian disalurkan ke cairan empedu.
[4,11]
Eliminasi
Waktu paruh terminal obat dalam bentuk tidak berubah adalah
sekitar 2 jam. Sekitar 65% dari dosis obat yang masuk ke dalam
tubuh diekskresikan ke urine dan sekitar 35% ke feses melalui
sistem bilier. [11]

Sekitar lebih dari 99% obat natrium diklofenak ini terikat pada

protein serum, terutama albumin. Volume distribusi obat adalah

1,4 L/kg. Distribusi obat yang masuk ke dalam cairan sinovial

Volume distribusi adalah dengan cara berdifusi, dan dapat dideteksi dua jam setelah

obat masuk ke dalam tubuh. Namun, konsentrasi obat tersebut

lebih rendah daripada konsentrasinya dalam plasma darah.

Sekitar lebih dari 99% obat natrium diklofenak ini terikat pada

Protein binding protein serum, terutama albumin.

T1/2

Clearance

Tosisitas (LD50)

Beberapa efek interaksi yang bisa terjadi jika diclofenac


Interaksi obat
digunakan bersama obat lain adalah:

 Peningkatan risiko terjadi perdarahan, termasuk


perdarahan saluran pencernaan jika digunakan dengan
obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) lain, obat
pengencer darah, antidepresan SSRI, atau kortikosteroid
 Peningkatan risiko terjadinya hiperkalemia, yaitu
tingginya kadar kalium di dalam darah, jika digunakan
dengan obat diuretik hemat kalium, ciclosporin, maupun
tacrolimus
 Penurunan efektivitas obat ACE inhibitor atau
penghambat beta
 Peningkatan kadar phenytoin, methotrexate, lithium,
atau digoxin, di dalam darah
 Peningkatan konsentrasi diclofenac dalam darah jika
digunakan dengan voriconazole  atau amiodarone

Penggunaan diklofenak bersamaan dengan obat-obat berikut ini


menyebabkan interaksi berupa peningkatan risiko ulkus peptikum
dan perdarahan gastrointestinal:
 Aspirin
 Alkohol
Interaksi dengan
 Kortikosteroid, misalnya prednison
makanan
 Warfarin
 Selective serotonin reuptake inhibitors
(SSRIs), seperti fluoxetine atau paroxetine

Tablet, kapsul, gel, tetes mata, suppositoria


Bentuk sediaan
dipasaran
Aclonac, Cataflam, Clofecon, Diclofenac Potassium, Diclofenac

Sodium, Eflagen, Exaflam, Fenavel, Hotin DCL, Kaflam, Lafen,

Merek bentuk Scantaren, Simflamfas, Voltadex, Voltaren, Zelona


sediaan yang sudah
beredar Cataflam, voltaren, kaflam, deflamat, mirax, yariflam, megatic 50,

nadifen, divoltar, proflam, scanaflam, valto forte, abdiflam, anuva

Tablet
Bentuk sediaan
yang dipilih

Metode manufaktur
yang dipilih
2. Bahan tambahan (isi sesuai dengan table zat aktif)

Anda mungkin juga menyukai