Anda di halaman 1dari 4

Kalium Diklofenak

Rating: -. Direkomendasikan oleh 2 pembaca. Beri rekomendasi:

Indikasi:
Sebagai pengobatan jangka pendek untuk kondisi - kondisi akut sebagai berikut:
- Nyeri inflamasi setelah trauma, seperti karena terkilir.
- Nyeri dan inflamasi setelah operasi, seperti operasi tulang atau gigi.
- Sebagai ajuvan pada nyeri inflamasi yang berat dari infeksi telinga, hidung atau tenggorokan,
misalnya faringotonsilitis, otitis. Sesuai dengan prinsip pengobatan umum, penyakitnya sendiri
harus diobati dengan terapi dasar. Demam sendiri bukan suatu indikasi.

Kontra Indikasi:
- Tukak lambung
- Hipersensitif terhadap zat aktif]
- Seperti halnya dengan anti inflamasi non steroid lainnya, kalium diklofenak
dikontraindikasikan pada pasien dimana serangan asma, urtikaria atau rhinitis akut ditimbulkan
oleh asam asetilsalisilat atau obat-obat lain yang mempunyai aktivitas menghambat
prostaglandin sintetase

Tablet Salut Enterik 25 mg & 50 mg

Komposisi:
Kalium Diklofenak 25 mg
Tiap tablet salut enterik mengandung Kalium Diklofenak 25 mg

Kalium Diklofenak 50 mg
Tiap tablet salut enterik mengandung Kalium Diklofenak 50 mg

Cara Kerja Obat:

Farmakodinamik

Kalium diklofenak adalah suatu zat anti inflamasi non steroid dan mengandung garam kalium
dari diklofenak. Pada kalium diklofenak, ion sodium dari sodium diklofenak diganti dengan ion
kalium. Zat aktifnya adalah sama dengan sodium diklofenak. Obat ini mempunyai efek analgesik
dan antiinflamasi. Tablet kalium diklofenak memiliki mula kerja yang cepat. Penghambatan
biosintesa prostaglandin, yang telah dibuktikan pada beberapa percobaan, mempunyai hubungan
penting dengan mekanisme kerja kalium diklofenak. Prostaglandin mempunyai peranan penting
sebagai penyebab dari inflamasi, nyeri dan demam. Pada percobaan-percobaan klinis Kalium
Diklofenak juga menunjukkan efek analgesik yang nyata pada nyeri sedang dan berat. Dengan
adanya inflamasi yang disebabkan oleh trauma atau setelah operasi, kalium diklofenak
mengurangi nyeri spontan dan nyeri pada waktu bergerak serta bengkak dan luka dengan edema.
Kalium diklofenak secara in vitro tidak menekan biosintesa proteoglikan di dalam tulang rawan
pada konsentrasi setara dengan konsentrasi yang dicapai pada manusia.

Dosis:

Dewasa:
- Umumnya takaran permulaan untuk dewasa 100-150 mg sehari.
- Pada kasus-kasus yang sedang, juga untuk anak-anak di atas usia 14 tahun 75-100 mg sehari
pada umumnya mencukupi.
Dosis harian harus diberikan dengan dosis terbagi 2-3 kali

Anak-anak:
Tablet kalium diklofenak tidak cocok untuk anak-anak.

Peringatan dan Perhatian:

 Ketepatan diagnosa dan pengawasan yang ketat harus dilakukan pada pasien-pasien
dengan gejala gangguan saluran pencernaan, pasien yang mempunyai riwayat tukak
lambung, dengan ulkus kolitis, atau pasien dengan penyakit Crohn, juga pada pasien yang
menderita gangguan hati yang berat.

 Umumnya perdarahan saluran pencernaan atau ulkus/ perforasi mempunyai konsekwensi


yang lebih serius pada orang tua. Hal ini dapat terjadi setiap waktu selama pengobatan
dengan atau tanpa gejala peringatan atau riwayat sebelumnya.

 Bila terjadi perdarahan saluran pencernaan atau ulkus pada pasien yang menerima kalium
diklofenak, obat ini harus dihentikan.

 Karena prostaglandin penting untuk mempertahankan aliran darah pada ginjal, perhatian
khusus harus diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi jantung atau ginjal, pasien
yag diobati dengan diuretik, dan pada pasien dengan ”extracellular volume depletion”dari
berbagai sebab,misalnya pada fase peri atau sesudah operasi dari operasi bedah yang
besar.
 Pemantaun fungsi ginjal sebagai tindakan pencegahan direkomendasikan jika digunakan
pada kasus-kasus tertentu. Penghentian pengobatan diikuti oleh penyembuhan seperti
keadaan sebelum pengobatan.

 Walaupun jarang, apabila timbul tukak lambung atau perdarahan lambung selama masa
pengobatan dengan kalium diklofenak , obat harus segera dihentikan.

 Pada pasien dengan usia lanjut perhatian harus diberikan sesuai dengan prinsip-prinsip
pengobatan kedokteran. Khususnya direkomendasikan untuk menggunakan dosis efektif
terendah pada pasien tua yang lemah atau dengan berat badan rendah. Seperti halnya
dengan antiinflamasi non steroid lainnya, kenaikan satu atau lebih enzim hati mungkin
terjadi dengan kalium diklofenak.

 Pemantauan fungsi hati diindikasikan sebagai tindakan pencegahan. Jika test fungsi hati
yang abnormal tetap atau menjadi lebih buruk, dan jika tanda-tanda klinis atau gejala-
gejala tetap dengan berkembangnya penyakit hati atau jika terjadi manifestasi lainnya
(misalnya eosinofilia, ruam, dsb) kalium diklofenak harus dihentikan. Hepatitis mungkin
terjadi tanpa gejala-gejala prodromal.

 Perhatian harus diberikan jika menggunakan kalium diklofenak pada pasien-pasien


dengan porfiria hati, karena obat ini mungkin menyebabkan serangan.

 Pengobatan dengan kalium diklofenak untuk indikasi seperti tersebut di atas biasanya
hanya untuk beberapa hari. Tetapi bila berlawanan dengan rekomendasi untuk
pemakaiannya dimana kalium diklofenak diberikan untuk jangka waktu lama, sebaiknya
seperti halnya obat-obat anti inflamasi non steroid yang mempunyai aktivitas yang tinggi
lainnya, dilakukan hitung darah.

 Seperti halnya dengan anti inflamasi non steroid lainnya, reaksi alergi termasuk reaksi
anafilaktik/anafilaktoid, dapat juga terjadi walaupun tanpa pernah terpapar dengan obat
ini sebelumnya.
 Mutagenisitas, karsinogenisitas dan studi toksisitas reproduksi:
Diklofenak tidak menunjukkan efek mutagenik, karsinogenik atau teratogenik pada studi
yang dilakukan.

 Pemakaian pada waktu kehamilan dan laktasi:


Pada masa kehamilan, kalium diklofenak hanya digunakan pada keadaan yang sangat
diperlukan dan dengan dosis efektif yang terkecil Seperti halnya obat-obat penghambat
prostaglandin sintetase lainnya, hal ini terutama berlaku pada 3 bulan terakhir dari masa
kehamilan (karena kemungkinan terjadinya inertia uterus dan atau penutupan yang
prematur dari ductus arteriosus). Sesudah pemberian oral dosis 50 mg setiap 8 jam, zat
aktif dari kalium diklofenak dijumpai dalam air susu ibu, seperti obat-obat lainnya yang
diekskresikan ke dalam air susu ibu, kalium diklofenak tidak dianjurkan untuk digunkan
pada ibu yang menyusui.

 Efek pada kemampuan mengemudi atau menggunakan mesin:


Pasien yang mengalami pusing atau gangguan saraf pusat lainnya harus dihindarkan dari
mengemudi kendaraan atau menjalankan mesin.

Anda mungkin juga menyukai