Anda di halaman 1dari 14

Skip to primary content

Dr. Galih Endradita M


Healthcare and Hospital Consultants PT Cipta Mulya
Medika www.ciptadoc.com

Search

Main menu

 Home
 About Us
 Healthcare Accreditation
 Healthcare Design
 Hospital Accreditation
 Hospital Design
 Strategic Management

Post navigation

← Previous Next →

Panduan Case Manager di Rumah Sakit


Posted on April 21, 2017
BAB I

DEFINISI

 Manajemen Pelayanan Pasien :


o Suatu proses kolaboratif mengenai asesmen, perencanaan, fasilitasi, koordinasi
asuhan, evaluasi dan advokasi untuk pemilihan dan pelayanan bagi pemenuhan
kebutuhan pasien dan keluarganya yang komprehensif, melalui komunikasi dan
sumber daya yang tersedia sehingga memberi hasil (outcome) yang bermutu
dengan biaya-efektif. (Sumber : CSMA – Case Management Society of America,
2010)
o Suatu model klinis untuk manajemen stratejik mutu dan biaya pelayanan, dibuat
untuk memfasilitasi hasil pasien yang diharapkan dalam lama perawatan yang
layak / patut dan dengan manajemen sumber daya yang sesuai. (Cesta, 2009)
 Manajer Pelayanan Pasien – MPP (Case Manager) adalah professional di rumah sakit
yang memiliki kewenangan melaksanakan koordinasi manajemen pelayanan pasien.

BAB II

RUANG LINGKUP

Manajemen pelayanan pasien bersumber dari konsep pelayanan fokus pada pasien (PFP).
Sehingga pelaksanaan tugas manajer pelayanan adalah meningkatkan pelayanan berfokus pada
pasien.

Inti konsep pelayanan berfokus pada pasien terdiri dari 4 elemen :

1. Martabat dan Respek.

 Pemberi pelayanan kesehatan mendengarkan, menghormati dan menghargai pandangan


dan pilihan pasien serta keluarga.
 Pengetahuan, nilai-nilai, kepercayaan, latar belakang kultural pasien dan keluarga
dimasukkan dalam perencanaan pelayanan dan pemberian pelayanan kesehatan

2. Berbagi informasi.
o Pemberi pelayanan kesehatan mengkomunikasikan dan berbagi informasi secara
lengkap dengan pasien dan keluarga
o Pasien dan keluarga menerima informasi tepat waktu, lengkap, dan akurat
3.
Pasien dan keluarga didorong dan didukung untuk berpartisipasi dalam asuhan dan pengambilan
keputusan  serta pilihan mereka

4. Kolaborasi / kerjasama.

Pasien dan keluarga adalah mitra pemberi pelayanan kesehatan.  Pemberi pelayanan kesehatan
bekerjasama dengan pasien dan  keluarga dalam pengembangan, implementasi dan evaluasi
kebijakan dan program.

TUJUAN UMUM
Mewujudkan pelayanan berfokus pada pasien dalam kerangkat meningkatkan mutu rumah sakit.

TUJUAN KHUSUS
1. Meningkatkan partisipasi pasien dan keluarga dalam asuhan yang dialaminya.
2. Meningkatkan sinergisitas pelayanan pemberi asuhan di rumah sakit
3. Meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit

FUNGSI Manajer Pelayanan Pasien


1. Asesmen utilitas. Mampu mengakses semua informasi dan data untuk mengevaluasi
manfaat/utilisasi, untuk kebutuhan manajemen pelayanan pasien. (Semua informasi dan
data akurat, lengkap yang mudah diakses tentang kebutuhan klinis, finansial, serta sosial
pasien)
2. Dengan asesmen yang lengkap, disusun perencanaan untuk pelaksanaan manajemen
pelayanan pasien. Perencanaan tsb mencerminkan kelayakan/kepatutan dan efektivitas-
biaya dari pengobatan medis dan klinis serta kebutuhan pasien untuk mengambil
keputusan.
3. Tugas ini mencakup interaksi antara MPP dan para anggota tim pemberi pelayanan
kesehatan, perwakilan pembayar, serta pasien/keluarga yang mencari/menginginkan
pembebasan dari hambatan namun dapat mempengaruhi kinerja/hasil, serta menjaga
kontinuitas pelayanan.
4. Mewakili kepentingan pasien adalah inti dari peran MPP. Tetapi peran ini juga
menjangkau pemangku kepentingan lain. MPP diharapkan melakukan advokasi untuk
opsi pengobatan yang dapat diterima setelah berkonsultasi dengan DPJP, termasuk
rencana pemulangan yang aman. Advokasi perlu mempertimbangkan sistem nilai pasien,
kemampuan finansial termasuk atas jaminan pembiayaan, pilihan, serta kebutuhan
pelayanan kesehatannya

 
TANGGUNG JAWAB
MPP dapat bertanggung-jawab ke Direktur RS melalui Kepala Bidang Pelayanan Medis

 KUALIFIKASI MANAJER PELAYANAN PASIEN


Seorang case manager memiliki kualifikasi sebagai berikut

KUALIFIKASI DOKTER
 Dokter  Umum
 Status Kepegawaian tetap
 Memiliki pengalaman minimal 2 tahun dalam pelayanan klinis
 Memiliki kemampuan Bahasa Indonesia Aktif
 Memiliki kemampuan Bahasa Inggris Aktif
 Pernah mengikuti pelatihan komunikasi efektif, dan pelatihan case manager

KUALIFIKASI PERAWAT
1. Perawat dengan pendidikan minimal Strata 1
2. Status Kepegawaian Tetap
3. Pengalaman minimal 3 – 5 tahun dalam pelayanan keperawatan
4. Memiliki kemampuan bahasa Indonesia aktif
5. Memiliki kemampuan Bahasa Inggris aktif
6. Pernah mengikuti pelatihan komunikasi efektif dan pelatihan case manager

BAB III

TATA LAKSANA

1. Penetapan dan Pengangkatan MPP oleh Direktur


2. Melakukan skrining pasien yang membutuhkan manajemen pelayanan pasien,
berdasarkan pasien yang meliputi :
o Risiko tinggi
o Biaya tinggi
o Potensi komplain tinggi
o Kasus dengan penyakit kronis
o Kasus komplek / rumit
o Kemungkinan sistem pembiayaan yang komplek
3. Setelah pasien ditentukan sebagai klien MPP, maka dilakukan asesmen utilitas dengan
mengumpulkan berbagai informasi klinis, psiko-sosial, sosio-ekonomis, maupun sistem
pembayaran yang dimiliki pasien
4. Menyusun rencana manajemen pelayanan pasien tersebut, berkolaborasi dengan DPJP
serta para anggota tim klinis lainnya, yang mencerminkan kelayakan / kepatutan dan
efektivitas-biaya dari pengobatan medis dan klinis serta kebutuhan pasien untuk
mengambil keputusan
5. Melakukan fasilitasi yang mencakup interaksi antara MPP dan DPJP serta para anggota
tim klinis lainnya, berbagai unit pelayanan, pelayanan administrasi, perwakilan
pembayar. Fasilitasi untuk koordinasi, komunikasi dan kolaborasi antara pasien dan
pemangku kepentingan, serta menjaga kontinuitas pelayanan.
6. Memfasilitasi untuk kemungkinan pembebasan dari hambatan yang tidak mempengaruhi
kinerja/hasil
7. Memfasilitasi dan memberikan advokasi agar pasien memperoleh pelayanan yang
optimal sesuai dengan sistem pembiayaan dan kemampuan finansial
8. Ada bukti dokumentasi kegiatan MPP, a.l. termasuk dalam rekam medis seperti
pencatatan dalam formulir edukasi-informasi.

BAB  IV

DOKUMENTASI

Share this:

 Twitter
 Facebook
 LinkedIn
 Telegram
 WhatsApp
 Print
 Email

Desain Instalasi Rawat InapIn "Perumahsakitan"

Panduan Pelayanan Resiko Tinggi di Rumah SakitIn "Perumahsakitan"

Panduan Rawat Inap Rumah SakitIn "Perumahsakitan"

This entry was posted in Perumahsakitan and tagged akreditasi, case manager, depkes, jci, kars,
panduan, perijinan, permenkes 56, RI, rumah sakit by Healthcare and Hospital Consultant
(IKKESINDO Batch 4). Bookmark the permalink.
Website Powered by WordPress.com.
Skip to primary content

Dr. Galih Endradita M


Healthcare and Hospital Consultants PT Cipta Mulya
Medika www.ciptadoc.com

Search

Main menu

 Home
 About Us
 Healthcare Accreditation
 Healthcare Design
 Hospital Accreditation
 Hospital Design
 Strategic Management

Post navigation

← Previous Next →

Panduan Re Use Alkes di Rumah Sakit


Posted on April 22, 2017
 

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
                Peralatan medis adalah alat yang digunakan untuk tujuan medis pada pasien, diagnosis,
terapi serta tindakan pembedahan. Peralatan medis di rumah sakit merupakan alat penunjang
dalam pelayanan yang sangat vital. Peralatan medis dirumah sakit dapat berupa peralatan sekali
pakai (single-use) atau peralatan yang dapat digunakan kembali (re-use). Ada dua risiko terkait
single-use dan re-use peralatan habis pakai : ada risiko meningkatnya infeksi dan ada risiko
bahwa kekuatan peralatan habis pakai tersebut mungkin tidak adekuat atau tidak memuaskan
setelah diproses kembali. Pada waktu alat single use menjadi re-use maka rumah sakit harus
membuat kebijakan yang menjadi panduan untuk re-use. Kebijakan konsisten dengan peraturan
dan perundangan nasional dan standar profesi dan termasuk mengidentifikasi dari :

1. Peralatan dan peralatan habis pakai yang tidak bisa di re-use.


2. Jumlah maksimum untuk melakukan re-use pada setiap peralatan dan peralatan yang di
re-use.
3. Tipe pemakaian dan kelayakan, dan indikasi bahwa peralatan habis pakai tidak bisa di re-
use.
4. Proses pembersihan untuk setiap peralatan yang mulai dengan segera sesudah digunakan
dan diikuti dengan protokol yang jelas.
5. Proses untuk pengumpulan, analisa dan data yang berhubungan dengan pencegahan dan
pengendalian infeksi peralatan dan material yang digunakan dan re-use.

2. TUJUAN
o Menyediakan proseduruntuk desain danpelaksanaanpendekatan sistematisuntuk
perencanaan, ketepatan penggunaan, ketepatan pengolahan, dan pemeliharaan
semua peralatanmedis yang dapat digunakan kembali atau peralatan medis re-use
(PMR) di rumah sakit.
o Melindungi pasien dan petugas kesehatan dari kemungkinan terkena infeksi silang
karena penggunaan alat yang seharusnya sekali pakai namun digunakan kembali
tanpa prosedur yang benar

3. PENGERTIAN
 Peralatan MedisRe-use (PMR) adalah setiap peralatan medis habis pakai yang dirancang
oleh produsen untuk digunakan kembali untuk beberapa pasien. Semua PMR harus
disertai dengan instruksi penggunaan kembali sesuai prosedur yang disediakan oleh
produsen.
 Pemrosesan kembaliadalahpembersihan, desinfeksi, sterilisasi, dan persiapanperalatan
untukkesiapanpenuh/siap pakai untukpenggunaan selanjutnya. Hal ini dapat
terjadisebagian ataukeseluruhan,baik di dalam maupundi luarpenyediaan, pengolahan dan

BAB II

RUANG LINGKUP

Lingkup Area
1. Pelaksana panduan ini adalah tenaga kesehatan terdiri dari :

1. Staf Medis
2. Staf Perawat
3. Staf Bidan
4. Staf profesional lainya

Instalasi yang terlibat pelaksanaan Panduan Re – Use


adalah :
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rehabilitasi Medis
4. Instalasi Gigi Dan Mulut
5. Instalasi Medical Chek Up
6. Instalas Radiologi
7. Instalasi laboratorium
8. Instalasi Bedah Sentral
9. Instalasi Rawat Inap terdiri dari :
10. Ruang Perawatan Dewasa I
11. Ruang Perawatan Dewasa II
12. Ruang Perawatan Bedah dan Anak
13. Ruang Perawatan Kebidanan dan Penyakit Kandungan
14. Ruang Neonatal
15. Ruang Paviliyun I
16. Ruang Paviliyun II
17. Ruang Paviliyun III
18. Kewajiban Dan Tanggung Jawab
1. Seluruh Staf Rumah Sakit  wajib memahami tentang Panduan Re-Use
2. Perawat Yang Bertugas (Perawat Penanggung jawab Pasien)  Bertanggung jawab
melakukan Panduan Re-Use

Kepala Instalasi / Kepala Ruangan


1. Memastikan seluruh staf di Instalasi memahami Panduan Re-Use
2. Terlibat dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Panduan Re-Use

Manajer
1. Memantau dan memastikan Panduan Panduan Re-Use telah dikelola dengan baik oleh
Kepala Instalasi
2. Menjaga standarisasi dalam menerapkan Panduan Re-Use yang telah dibuat

 BAB III

TATA LAKSANA

Prinsip Umum

Berkaitan dengan pemrosesan alat re-use dan single use ketentuan harus mengacu pada
ketentuan :

 Berikut adalah peralatan medik yang dapat di re-use :


 Peralatan medik yang terdapat ketentuan DAPAT digunakan kembali oleh produsen dan
tertera dengan jelas pada kemasan, dengan memperhatikan jumlah maksimal suatu
peralatan dapat digunakan kembali.
 Peralatan medik yang tidak berbahaya bila digunakan ulang dan dipastikan tidak
menyebabkan infeksi silang setelah dilakukan sterilisasi dan dengan syarat masih layak
digunakan kembali, list terlampir.

Berikut adalah peralatan medik yang tidak dapat di re-use :


1. Peralatan medik yang terdapat ketentuan TIDAK DAPAT digunakan kembali oleh
produsen dan tertera dengan jelas pada kemasan tentang larangannya untuk melakukan
re-use.
2. Peralatan medik yang telah digunakan oleh pasien infeksius (HbSAg+, HCV+, HIV+)
tidak dapat  digunakan kembali walaupun telah dilakukan sterilisasi.
3. Peralatan medik yang berbahaya bila digunakan ulang dan kemungkinan akan
menyebabkan infeksi silang walaupun setelah dilakukan sterilisasi.
4. Peralatan medik yang sudah mengalami kerusakan meskipun batas belum melewati batas
maksimal penggunaan.
 Proses pemilahan, pengecekan kondisi, pencucian dan sterilisasi alat dilakukan di CSSD.
Peralatan MedisRe-use (PMR) yang telah digunakan dapat disterilkan kembali di unit
CSSD dengan mengikuti ketentuan desinfeksi dan sterilisasi alat medik sesuai prosedur.
 Setelah peralatan medik disterilisasi, kemudian dikemas dan diberi identifikasi berupa :
nama alat, tanggal dilakukan sterilisasi dan tanggal kadaluarsa.
 Untuk mengetahui jumlah maksimal suatu alat dapat di re-use, setiap unit
mendokumentasikan jumlah pemakaian.
 Peralatan yang bersifat single use di gunakan untuk sekali pemakaian, peralatan single
use tidak boleh digunakan ulang. Apabila bahan atau peralatan medis single use telah
kedaluarsa, diberlakukan sebagai barang bekas pakai dan di bakar di incenerator
dilengkapi dengan berita acara pemusnaan

NAMA-NAMA PERALATAN MEDIS RE-USE (PMR)


 

Maks
No Nama Peralatan Medik Pemakaian Unit Pengguna

  Medical Equipment Max of Use User Unit


(times)
1 Dialyzer Hemodialisa 5 (Lima) kali Hemodialisa
2 Filter Inspirasi 5 (Lima) kali ICU
3 Humidifier ventilator 5 (Lima) kali ICU
4 Flow sensor 5 (Lima) kali ICU
5 Swefel Elbow 5 (Lima) kali ICU
6 Membrane ekspirasi ventilator 5 (Lima) kali ICU
7 Conector Humidifier 5 (Lima) kali ICU
8 Conecting 2 Funel 2 (Dua) kali Kamar Bedah
9 Versaport (11 mm) 2 (Dua) kali Kamar Bedah
10 Versaport (5 mm) 2 (Dua) kali Kamar Bedah
11 Skin stapler remover 5 (Lima) kali Kamar Bedah
12 Valley Lab pencil 2 (Dua) kali Kamar Bedah
13 Agresif Full Radius 2 (Dua) kali Kamar Bedah
14 Endo Clip 10 mm 4 (Empat) kali Kamar Bedah
15 Endo Clip 5 mm 3 (Tiga) kali Kamar Bedah
10 (Sepuluh)
16 Probe Harmonic Scalpel Kamar Bedah
kali
17 Blade Electrode (B / U Bar) 4 (Empat) kali Kamar Bedah
18 Guide Wire 2 (Dua) kali Kamar Bedah
19 Cutting Loop 2 (Dua) kali Kamar Bedah
20 Valley Cauter 5 (Lima) kali Kamar Bedah
21 Skin stapler 3 (Tiga) kali Kamar Bedah
22 Yankeur 2 (Dua) kali Kamar Bedah
23 Slip Knife 2,75mm 2 (Dua) kali Kamar Bedah
24 Stab Knife 15 Degree 2 (Dua) kali Kamar Bedah
25 Biliary baloon dilator ERCP 5 (Lima) kali Endoscopy
26 Biliary inflation device ERCP 5 (Lima) kali Endoscopy
Disposible baloon catheter
27 5 (Lima) kali Endoscopy
Broncoscopy
Disposible citology brush
28 5 (Lima) kali Endoscopy
Broncoscopy
Disposible grasing  forceps
29 5 (Lima) kali Endoscopy
Broncoscopy
30 Disposible injector  Gastroscopy 5 (Lima) kali Endoscopy
31 Extraction baloon ERCP 5 (Lima) kali Endoscopy
32 Guide wire 0,018 ” ERCP 5 (Lima) kali Endoscopy
33 Guide wire 0,025 ” ERCP 5 (Lima) kali Endoscopy
34 Guide wire 0,035 ” ERCP 5 (Lima) kali Endoscopy
35 Rotatable six shooter EVL 5 (Lima) kali Endoscopy
36 SB Tube 2 (Dua) kali Endoscopy
37 Spincterektome / Tritome ERCP 5 (Lima) kali Endoscopy
38 Star Tip canula VPR EVL 5 (Lima) kali Endoscopy
39 The Web Extration Basket 5 (Lima) kali Endoscopy

BAB IV

DOKUMENTASI

1. Dokumentasi inventaris peralatan yang dilakukan proses sterilisasi.


2. Ekspedisi pengiriman dan peminjaman peralatan medis
3. Pencatatan penerapan SOP Sterilisasi

 
 

BAB V

PENUTUP

Panduan pemakaian ulang (re-use) ini disusun sebagai acuan dalam pengelolaan alat yang
disposable dan re usesable. Di harapakan melalui panduan ini dapat tercipta keseragaman
pemahaman dan persepsi, dalam mewujudkan pelayanan RS Ibnu Sina Gresik yang berkualitas,
Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran, maka tidak
menutup kemungkinan, panduan yang saat ini berlaku, akan semakin disempurnakan. Oleh
karenanya, terhadap panduan ini pun akan tetap dilakukan evaluasi secara berkala, agar diperoleh
perkembangan yang terbaru, demi upaya peningkatan mutu pelayanan di Rumah Sakit Semen
Gresik

Ditetapkan di : Gresik

Pada tanggal : 5 Juni 2013

Panitia PPI RS Ibnu Sina Gresik Ketua,

Anda mungkin juga menyukai