TAHUN 2018
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
DEFINISI
3
BAB II
RUANG LINGKUP
4
HUBUNGAN PROFESIONAL
Para Manager Pasien Pasien (MPP) harus mempunyai hubungan kerja
professional dengan para dokter dan staf klinis. Mereka juga harus terbiasa
dengan pelyanan penagihan (billing) , pelayanan bantuan finansial,
bantuan/dukungan dari komunitas serta pelayanan kerohanian.
HUBUNGAN DENGAN PASIEN
Penting bagi para MPP untuk memiliki relasi dengan pasien dan keluarga.
MPP perlu memelihara rasa saling percaya yng menunjukkan kepada pasien
bahwa mereka terlibat untuk manfaat dan kepentingan pasien. Untuk itu Manager
Pelayanan Pasien (MPP) perlu memperhatikan secara aktif kebutuhan dan
keinginan pasien.
KELOMPOK PASIEN
MPP sebaiknya memberikan perhatian lebih kepada pasien – pasien
dalam kelompok : anak – anak, usia lanjut, dan yang dengan penyakit kronis.
Dalam melaksanakan manajemen pelayanan pasien, MPP dapat menangani
25 – 50 pasien, tergantung kondisi kerumitan, sistem pelayanan klinis, budaya
kerja rumah sakit.
FUNGSI MANAJER PELAYANAN PASIEN
1. Assesment Utilitas. Mampu mengakses semua informasi dan data untuk
mengevaluasi manfaat/utilitas, untuk kebutuhan manajemen pelayanan
pasien. ( Semua informasi dan data akurat, lengkap yang mudah diakses
tentang kebutuhan klinis, financial, serta sosial pasien).
2. Perencanaan. Dengan assesmen yang lengkap, disusun perencanaan
untuk pelaksanaan manajemen pelayanan pasien. Perencanaan tersebut
mencerminkan kelayakan/kepatutan dan efektifitas-biaya dari pengobatan
medis dan klinis serta kebutuhan pasien untuk mengambil keputusan.
3. Fasilitasi. Tugas ini mencakup interaksi antara MPP dan para anggota tim
pemberi pelayanan kesehatan, perwakilan pembayar, serta
pasien/keluarga yang mencari/menginginkan pembebasan dari hambatan
namun dapat mempengaruhi kinerja/hasil, serta menjaga kontinuitas
pelayanan.
4. Advokasi dan Edukasi. Mewakili kepentingan pasien dalah inti dari peran
MPP. Tetapi peran ini juga menjangkau pemangku kepentingan lain. MPP
diharapkan melakukan advokasi untuk opsi pengobatan yang dapat
diterima setelah berkonsultasi dengan ,DPJP, termasuk rencana
5
pemulangan yang aman. Advokasi perlu mempertimbangkan sistem nilai
pasien, kemampuan financial termasuk atas jaminan pembiayaan, pilihan,
serta kebutuhan pelayanan pasien.
.
TANGGUNG JAWAB
Manager Pelayanan Pasien / case manager bertanggung-jawab Kepada
Kepala Bidang.
6
DIAGRAM KOORDINASI – INTEGRASI – KONTINUITAS PELAYANAN
Koordinasi-Integrasi-Kontinuitas Pelayanan
Pada Tim Asuhan Interdisiplin
7
BAB III
KUALIFIKASI MANAJER PELAYANAN PASIEN
KUALIFIKASI
1. Dokter Umum
a. Memiliki Pengalaman minimal 3 tahun dalam pelayanan klinis di rumah
sakit .
b. Memiliki pengalaman sebagai dokter ruangan minimal 1 tahun.
c. Pegawai Negeri Sipil minimal pangkat Penata Tk I atau bisa juga Pegawai Kontrak
yang telah memiliki sertifikat pelatihan case manager atau mempunyai pengalaman
sebagai case manager sekurangnya 2 tahun.
2. Perawat
a. Pendidikan Minimal S1 Ners.
b. Memiliki pengalaman klinis sebagai professional pemberi suhan (PPA)
minimal 3.tahun.
c. Memiliki pengalaman sebagai kepala ruang rawat minimal 2 tahun.
d. Pegawai Negeri Sipil minimal pangkat Penata Tk I atau bisa juga Pegawai Kontrak
yang telah memiliki sertifikat pelatihan case manager atau mempunyai pengalaman
sebagai case manager sekurangnya 2 tahun.
KNOWLAGE
a. Mampu berbahasa Indonesia yang baik dan benar serta menguasa bahasa lokal.
b. Menguasai budaya lokal atau kearifan lokal yang berkembang.
c. Tidak pernah terkena hukuman disiplin atau catatan buruk pada tempat kerjanya
d. Mampu berkomunikasi dengan baik terhadap customer yang dihadapinya.
8
PELATIHAN TAMBAHAN
1. Pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan klinis terkait dengan
penerapan SPO Pelayanan Kedokteran yang terdiri dari Panduan Praktik
Klinis, Alur Klinis (Clinical Pathway), Algoritme, Protokol, Standing order.
2. Pelatihan Pelayanan Fokus pada Pasien (PFP) / Patient Centered Care
(PCC)
3. Pelatihan tentang perasuransian, jaminan kesehatan nasional, INA-CBG’s
4. Pelatihan tentang perencanaan pulang (Discharge Planning) untuk
kontinuitas pelayanan
5. Pelatihan Manajemen Resiko
6. Pelatihan etika - legal
7. Pelatihan untuk meningkatkan soft skil ( pengetahuan aspek psiko-sosial,
hubungan interpersonal, komunikasi, dsb)
9
BAB IV
TATA LAKSANA
10
10. Kedudukan :
a. Case Manager mempunyai kedudukan fungsi langsung dibawah Direktur dan garis
koordinasi Berkoordinasi dengan DPJP tentang kemajuan asuhan pasien rawat inap.
b. Berkoordinasi dengan unit terkait dan unit pelayanan mengenai asuhan pasien dengan
semua Kepala bidang dan Komite yang ada di RSUD Pringsewu.
Seorang yang diangkat menjadi Case Manager tidak boleh rangkap jabatan dengan jabatan
struktural dan jabatan fungsional yang memiliki tugas tambahan yang sifatnya kontinyu (
kepala unit/instalasi/komite) agar fokus terhadap kerja Case Manager. Apabila yang diangkat
adalah pejabat struktural maka diusulkan oleh direktur untuk diganti dan atau mengajukan
surat pemberhentian dari jabatan struktural selambat-lambatnya 3 bulan setelah surat
keputusan diberikan. Apabila yang diangkat adalah pejabat fungsional maka jabatan
fungsional tertentu tetap bisa dilaksanakan tetapi dibebas tugaskan dari jabatan tugas
tambahan yang sifatnya kontinyu (kepala unit/instalasi/komite).
11
BAB V
DOKUMENTASI
1. Semua uraian tugas dari case manager berada pada file kepegawaian
di ruang masing – masing dan di sub bagian kepegawaian Rumah Sakit.
2. Lembar Kerja Form A - Evaluasi awal MPP
3. Lembar Kerja Form B - Catatan Implementasi MPP
12