Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE SELATAN

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)


RUMAH SAKIT KONAWE SELATAN
Jl.Poros Andoolo. No.1 – email :rsud.konawe_selatan@yahoo.com

PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN (MPP)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pedoman manajer pelayanan pasien dibuat berdasarkan Surat Keputusan


Direktur BLUD RS Konawe Selatan Nomor : 445/……./…. SK/2018 Tentang
Pelaksanaan ….. Tanggal : 01 Maret 2018. Oleh karena itu BLUD RS Konawe
Selatan mendukung peningkatan kualitas mutu dan keselamatan pasien yang
berorientasi kepada Patient Center Care (PCC) demi terwujudnya Standar
Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) dan mencapai visi rumah sakit yaitu
Rumah Sakit prima bagi masyarakat..

B. Pengertian

Case Manager adalah profesional dalam rumah sakit yang bekerja secara
kolaboratif dengan para pemberi asuhan kepada pasien, memastikan bahwa pasien
dirawat serta mendapatkan asuhan yang tepat, dalam perencanaan asuhan yang
efektif dan menerima pengobatan yang ditentukan, serta didukung pelayanan dan
perencanaan yang dibutuhkan selama maupun sesudah perawatan di rumah sakit.

Menurut American Case Management Association, Case Manager adalah


profesional yang secara kolaboratif melakukan komunikasi dalam proses asesmen,
perencanaan, fasilitasi, koordinasi asuhan, evaluasi, dan advokasi untuk jenis
pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan pasien dan keluarga terhadap
pelayanan kesehatan yang menyeluruh (komprehensif) dengan memanfaatkan
sumber daya yang tersedia untuk memperoleh hasil yang bermutu dengan biaya
yang efektif.

BAB II
RUANG LINGKUP

A. PELAYANAN FOKUS PADA PASIEN (PATIENT CENTERED CARE)


Manajemen pelayanan pasien bersumber dari konsep pelayanan fokus pada
pasien (PFP). Inti konsep PFP terdiri dari 4 elemen :
1. Martabat dan Respek.
a. Pemberi pelayanan kesehatan mendengarkan, menghormati dan
menghargai pandangan dan pilihan pasien serta keluarga.
b. Pengetahuan, nilai-nilai, kepercayaan, latar belakang kultural pasien dan
keluarga dimasukkan dalam perencanaan pelayanan dan pemberian
pelayanan kesehatan
2. Berbagi informasi.
a. Pemberi pelayanan kesehatan mengkomunikasikan dan berbagi informasi
secara lengkap dengan pasien dan keluarga
b. Pasien dan keluarga menerima informasi tepat waktu, lengkap, dan akurat
3. Partisipasi Pasien dan Keluarga
Pasien dan keluarga didorong dan didukung untuk berpartisipasi dalam
asuhan dan pengambilan keputusan serta pilihan mereka
4. Kolaborasi / kerjasama.
Pasien dan keluarga adalah mitra pemberi pelayanan kesehatan. Pemberi
pelayanan kesehatan bekerjasama dengan pasien dan keluarga dalam
pengembangan, implementasi dan evaluasi kebijakan dan program.

B. TUJUAN
Tujuan MPP adalah untuk melibatkan pasien dalam asuhan yang dialaminya.
Bilamana pasien merasa menjadi bagian dalam keputusan pengobatan dan
rencana asuhan, maka mereka akan memperoleh manfaat. Hal yang sama
juga berlaku bagi keluarganya. Bila keluarga yang mempunyai relasi erat, suatu
kemitraan dengan rumah sakit yang melayani orang yang mereka kasihi, mereka
akan kurang merasa khawatir tentang logistik dan akan lebih banyak fokus
terhadap kesehatan pasien.

C. HUBUNGAN PROFESIONAL
Para MPP harus mempunyai hubungan kerja profesional dengan para dokter
dan staf klinis. Mereka juga harus terbiasa dengan pelayanan penagihan (billing),
pelayanan bantuan finansial, bantuan/dukungan dari komunitas serta pelayanan
kerohanian.

D. HUBUNGAN DENGAN PASIEN


Penting bagi para MPP untuk memiliki relasi dengan pasien dan keluarga.
MPP perlu memelihara rasa saling percaya yang menunjukkan kepada pasien
bahwa mereka terlibat untuk manfaat dan kepentingan pasien. Untuk itu MPP
perlu memperhatikan secara aktif kebutuhan dan keinginan pasien.

E. KELOMPOK PASIEN
MPP sebaiknya memberikan perhatian lebih kepada pasien-pasien dalam
kelompok :
1. Anak-anak
2. Usia lanjut
3. Penderita penyakit kronis.

Dalam pelaksanaan manajemen pelayanan pasien, MPP dapat menangani 25 –


50 pasien, tergantung kondisi kerumitan, sistem pelayanan klinis, budaya kerja
rumah sakit.
F. PERAN SEORANG CASE MANAGER
Peran seorang Case Manager adalah sebagai berikut :
1. Case Manager bekerja sama dengan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
dan para profesional pemberi asuhan lainnya.
2. Case Manager bersama-sama merencanakan akses pelayanan, kontinuitas
asuhan, pemulangan dan juga tindak lanjut setelah pasien pulang rawat.
3. Case Manager mengidentifikasi kasus-kasus bermasalah dan berkoordinasi
dengan tim pemberi asuhan pasien, manajer pelayanan medis dan komite
medik.
4. Case Manager berkoordinasi /berkomunikasi dengan pasien dan keluarga,
sumber dana (contoh : asuransi, perusahan), sarana pemberi pelayanan di
masyarakat yang dapat memberikan pelayanan yang dibutuhkan pasien, seperti
fasilitas rehabilitasi atau penyedia peralatan medis.
5. Dengan koordinasi ini, tujuan para Case Manager adalah untuk memastikan
hasil yang optimal baik bagi pasien maupun rumah sakit termasuk mutu
asuhan, utilisasi sumber daya secara efisien dan penggantian biaya
(reimbursement) perawatan.
6. Case Manager melayani bayi sampai dengan geriatrik, untuk pelayanan yang
menyeluruh (komprehensif) termasuk pelayanan rawat inap, pemeriksaan
pra-admisi, day surgery, rawat jalan, pelayanan gawat darurat, perencanaan
pemulangan pasien dan lain sebagainya.

G. TANGGUNG JAWAB
MPP dapat bertanggung-jawab ke Direktur Medis

H. DIAGRAM KOORDINASI – INTEGRASI – KONTINUITAS PELAYANAN


I. KUALIFIKASI CASE MANAGER
1. Dokter Umum atau Perawat dengan pendidikan S 1
2. Pengalaman minimal 3 – 5 tahun dalam pelayanan klinis
a. Dokter : sebagai dokter ruangan
b. Perawat : sebagai kepala ruangan

J. FUNGSI CASE MANAGER


Fungsi penting dari seorang Case Manager adalah :
1. Melaksanakan koordinasi dalam rangka menerapkan Patient Centered Care dan
menjaga kontinuitas pelayanan
2. Melakukan koordinasi untuk melaksanakan perencanaan pemulangan pasien
( Discharge Planning), rencana tindak lanjut (follow-up), pelayanan pasca
rawat dalam bentuk kunjungan rumah (home care) dengan memanfaatkan
sarana yang ada di masyarakat.
3. Mengidentifikasi kasus-kasus bermasalah dan berkoordinasi dengan tim
pemberi asuhan pasien, manajer pelayanan medis dan komite medik.
4. Koordinasi Rujukan dan Transfer pasien
5. Monitoring dan evaluasi utilisasi sumber daya (utilization review) :
kelayakan/kepantasan/prioritas dari pelayanan terhadap pasien, termasuk
kendali mutu dan biaya.
6. Komunikasi dengan pihak asuransi (verifikasi benefit/manfaat),
perusahaan/ employer, rujukan konseling finansial.
7. Edukasi, advokasi, konseling pasien dan keluarga.
8. Asesmen psikososial dan lingkungannya, hambatan pelayanan, kelompok
pendukung (support groups), pendampingan untuk motivasi, spiritual.
9. Intervensi konsultasi krisis dengan tim profesional pemberi asuhan.
10. Masalah-masalah legal dan etik
BAB III
KEBIJAKAN

1. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
2. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya
untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung
maupun tidak langsung di Rumah Sakit.
3. Staf klinis adalah tenaga kesehatan yang memberikan asuhan langsung pada pasien
4. Profesional Pemberi Asuhan (PPA) adalah staf klinis profesional yang langsung
memberikan asuhan kepada pasien.
5. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) adalah dokter yang bertanggung
jawab terhadap asuhan pasien sejak pasien masuk sampai pulang dan mempunyai
kompetensi dan kewenangan klinis sesuai surat penugasan klinisnya
6. Perawat Penanggung Jawab Asuhan (PPJA) adalah perawat yang bertanggung
jawab terhadap asuhan keperawatan pasien sejak pasien masuk sampai pulang dan
mempunyai kompetensi dan kewenangan klinis sesuai surat penugasan klinisnya.
7. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien.
8. Case Manager adalah profesional dalam rumah sakit yang bekerja secara
kolaboratif dengan para pemberi asuhan kepada pasien
9. Tujuan MPP adalah untuk melibatkan pasien dalam asuhan yang dialaminya
10. Ciri-ciri seorang Case Manager :
a. Mampu melaksanakan fungsi manajemen dengan baik
b. Mampu melakukan komunikasi yang efektif (komunikator)
c. Memiliki wawasan pelayanan klinis yang baik
d. Mampu membantu pasien dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan

BAB IV
TATA LAKSANA

Dahulu pada model tradisional pelayanan kesehatan, pelayanan pasien berpusat


pada dokter, sehingga tidak dapat menjamin patient safety.

Oleh karena itu, pelayanan yang berpusat pada pasien (patient centered care)
merupakan pendekatan yang lebih modern dan inovatif dalam pelayanan kesehatan
sekarang. Dokter tidak lagi menjadi pusat, namun menjadi team leader dari sebuah
tim interdisiplin, dengan kompetensi yang memadai, dimana setiap pemberi asuhan
pasien sama penting dalam pelayanan kesehatan terhadap pasien. Seorang Case
Manager merupakan personal di luar pemberi asuhan pasien, yang bertugas untuk
mengkoordinasikan setiap pemberi asuhan pasien, sehingga pasien mendapatkan
pelayanan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhannya.
RADIOGRAFER

ANALIS
PERAWAT

D0KTER PASIEN

AHLI
LAINNYA GIZI

APOTEKER

“Dokter = Captain of the ship”

Pelaksanaan case manager :


1. Penetapan dan Pengangkatan MPP oleh Direktur
2. Melakukan skrining pasien yang membutuhkan manajemen pelayanan pasien,
berdasarkan pasien yang meliputi :
a. Risiko tinggi
b. Biaya tinggi
c. Potensi komplain tinggi
d. Kasus dengan penyakit kronis
e. Pasien dengan penyakit terminal
f. Kasus komplek / rumit
g. Kemungkinan sistem pembiayaan yang komplek
3. Setelah pasien ditentukan sebagai klien MPP, maka dilakukan asesmen utilitas
dengan mengumpulkan berbagai informasi klinis, psiko-sosial, sosio-ekonomis,
maupun sistem pembayaran yang dimiliki pasien
4. Menyusun rencana manajemen pelayanan pasien tersebut, berkolaborasi dengan
DPJP serta para anggota tim klinis lainnya, yang mencerminkan kelayakan /
kepatutan dan efektivitas-biaya dari pengobatan medis dan klinis serta kebutuhan
pasien untuk mengambil keputusan
5. Melakukan fasilitasi yang mencakup interaksi antara MPP dan DPJP serta para
anggota tim klinis lainnya, berbagai unit pelayanan, pelayanan administrasi,
perwakilan pembayar. Fasilitasi untuk koordinasi, komunikasi dan kolaborasi
antara pasien dan pemangku kepentingan, serta menjaga kontinuitas pelayanan.
6. Memfasilitasi untuk kemungkinan pembebasan dari hambatan yang tidak
mempengaruhi kinerja/hasil
7. Memfasilitasi dan memberikan advokasi agar pasien memperoleh pelayanan yang
optimal sesuai dengan sistem pembiayaan dan kemampuan finansial
8. Ada bukti dokumentasi kegiatan MPP, a.l. termasuk dalam rekam medis seperti
pencatatan dalam formulir edukasi-informasi

BAB V
DOKUMENTASI

Seorang case manager mendokumentasikan segala informasi bermakna


yang didapatkan beserta rencana manajemen nya dalam formulir asesmen Manajer
Pelayanan Pasien.

Ditetapkan di : Andoolo
Pada tanggal : 05 Maret 2018

Direktur,

dr. Boni Lambang Pramana, M.Kes


Pembina Gol. IV/a
Nip. 19770619 200604 1 015

Anda mungkin juga menyukai