Anda di halaman 1dari 11

PANDUAN

CASE MANAGER

RUMAH SAKIT RS METRO HOSPITALS CIKARANG BARU


Jln. Anggrek I B2/2, Jababeka II, Ds.MekarMukti, Kec. Cikarang Utara Kab. Bekasi
Telp : (021) 898352223

2019

1
DAFTAR ISI

Surat Keputusan Direktur RS Metro hospitals Nomor : 1207/SK-DIR/RSMI/XII/2018


Tentang Panduan Case Manager Di Rumah Sakit Metro hospitals

DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I DEFINISI.....................................................................................................3
BAB II RUANG LINGKUP....................................................................................4

BAB III KEBIJAKAN..............................................................................................5

BAB III TATALAKSANA.......................................................................................9

BAB IV DOKUMENTASI.......................................................................................11

BAB I
DEFINISI

2
A. Manajemen Pelayanan Pasien:
1. Suatu proses kolaboratif mengenai asesmen, perencanaan, fasilitasi, koordinasi
asuhan, evaluasi dan advokasi untuk opsi dan pelayanan bagi pemenuhan
kebutuhan pasien dan keluarganya yang komprehensif, melalui komunikasi dan
sumber daya yang tersedia sehingga memberi hasil (outcome) yang bermutu
dengan biaya efektif. (Sumber: CSMA – Case Management Society of America,
2010).
2. Suatu model klinis untuk manajemen strategi mutu dan biaya pelayanan, dibuat
untuk memfasilitasi hasil pasien yang diharapkan dalam lama perawatan yang
layak/ patut dan dengan manajemen sumber daya yang sesuai. (Cesta, 2009)
B. Manajer Pelayanan Pasien – MPP (Case Manager) adalah professional di rumah sakit
yang melaksanakan manajemen pelayanan pasien.
C. Asesmen utilitas: Kegiatan mengevaluasi utilisasi/ pemanfaatan sumber daya
.

BAB II
RUANG LINGKUP

3
Panduan ini berlaku terhadap seluruh pasien yang berada di Rumah Sakit Metro hospitals,
yang masuk pada kriteria skrining yang dilakukan.

BAB III
KEBIJAKAN

A. Pelayanan Fokus pada Pasien (Patient Centered Care)

4
Manajemen pelayanan pasien bersumber dari konsep pelayanan fokus pada pasien
(PFP). Pola ini dipayungi oleh konsep WHO: Conceptual framework integrated people-
centred health services. (WHO global strategy on integrated people-centred health services
2016–2026, July 2015).
Pelayanan berfokus pada pasien diterapkan dalam bentuk Asuhan Pasien Terintegrasi
yang bersifat integrasi horizontal dan vertikal. Pada integrasi horizontal kontribusi profesi
tiap-tiap profesional pemberi asuhan (PPA) adalah sama pentingnya atau sederajat. Pada
integrasi vertikal pelayanan berjenjang oleh/melalui berbagai unit pelayanan ke tingkat
pelayanan yang berbeda maka peranan manajer pelayanan pasien (MPP) penting untuk
integrasi tersebut dengan komunikasi yang memadai terhadap profesional pemberi asuhan
(PPA).
Pelaksanaan asuhan pasien terintegrasi berpusat pada pasien dan mencakup elemen
sebagai berikut:
 keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga.
 dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebagai Ketua tim asuhan pasien oleh
profesional pemberi asuhan (PPA) (Clinical Leader).
 profesional pemberi asuhan (PPA) bekerja sebagai tim interdisiplin dengan kolaborasi
interprofesional dibantu antara lain oleh Panduan Praktik Klinis (PPK), Panduan
Asuhan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) lainnya, Alur Klinis/Clinical Pathway
terintegrasi, Algoritme, Protokol, Prosedur, Standing Order dan CPPT (Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi);
 perencanaan pemulangan pasien (P3)/Discharge Planning terintegrasi;
 asuhan gizi terintegrasi (lihat PAP 5);
 manajer pelayanan pasien/case manager.
Manajer Pelayanan Pasien (MPP) bukan merupakan profesional pemberi asuhan (PPA)
aktif dan dalam menjalankan manajemen pelayanan pasien mempunyai peran minimal adalah
sebagai berikut:
a) memfasilitasi pemenuhan kebutuhan asuhan pasien;
b) mengoptimalkan terlaksananya pelayanan berfokus pada pasien;
c) mengoptimalkan proses reimbursemen;
dan dengan fungsi sebagai berikut:
d) asesmen untuk manajemen pelayanan pasien;

5
e) perencanaan untuk manajemen pelayanan pasien;
f) komunikasi dan koordinasi;
g) edukasi dan advokasi;
h) kendali mutu dan biaya pelayanan pasien;

Keluaran yang diharapkan dari kegiatan manajemen pelayanan pasien antara lain adalah:
 pasien mendapat asuhan sesuai dengan kebutuhannya;
 terpelihara kesinambungan pelayanan;
 pasien memahami/mematuhi asuhan dan peningkatan kemandirian pasien;
 kemampuan pasien mengambil keputusan;
 keterlibatan serta pemberdayaan pasien dan keluarga;
 optimalisasi sistem pendukung pasien;
 pemulangan yang aman;
 kualitas hidup dan kepuasan pasien.

Rekam medis selama rawat inap dan rawat jalan dengan catatan terkini tersedia agar dapat
mendukung serta bermanfaat untuk kesinambungan pelayanan pasien. Profesional pemberi
asuhan (PPA) melakukan asesmen pasien berbasis IAR sehingga informasi MPP juga
dibutuhkan.

B. TUJUAN

Tujuan Manajer Pelayanan Pasien (MPP) adalah untuk melibatkan pasien dalam
asuhan yang dialaminya. Bilamana pasien merasa menjadi bagian dalam keputusan
pengobatan dan rencana asuhan, maka mereka akan memperoleh manfaat. Hal yang sama
juga berlaku bagi keluarganya. Bila keluarga yang mempunyai relasi erat, suatu kemitraan
dengan rumah sakit yang melayani orang yang mereka kasihi, mereka akan kurang merasa
khawatir tentang logistik dan akan lebih banyak fokus terhadap kesehatan pasien.
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan manajemen pelayanan pasien antara lain adalah:
 pasien mendapat asuhan sesuai dengan kebutuhannya;
 terpelihara kesinambungan pelayanan;
 pasien memahami/mematuhi asuhan dan peningkatan kemandirian pasien;
 kemampuan pasien mengambil keputusan;

6
 keterlibatan serta pemberdayaan pasien dan keluarga;
 optimalisasi sistem pendukung pasien;
 pemulangan yang aman;
 kualitas hidup dan kepuasan pasien.

C. Hubungan Professional
Para Manajer Pelayanan Pasien (MPP) harus mempunyai hubungan kerja profesional
dengan para dokter dan staf klinis. Mereka juga harus terbiasa dengan pelayanan penagihan
(billing), pelayanan bantuan finansial, bantuan/dukungan dari komunitas serta pelayanan
kerohanian.

D. Hubungan dengan Pasien


Penting bagi para MPP untuk memiliki relasi dengan pasien dan keluarga. Manajer
Pelayanan Pasien (MPP) perlu memelihara rasa saling percaya yang menunjukkan kepada
pasien bahwa mereka terlibat untuk manfaat dan kepentingan pasien. Untuk itu Manajer
Pelayanan Pasien (MPP) perlu memperhatikan secara aktif kebutuhan dan keinginan pasien.

E. Kelompok Pasien
Manajer Pelayanan Pasien (MPP) sebaiknya memberikan perhatian lebih kepada
pasien-pasien dalam kelompok: anak-anak, usia lanjut, dan dengan penyakit kronis. Dalam
pelaksanaan manajemen pelayanan pasien, MPP dapat menangani 25 – 50 pasien, tergantung
kondisi kerumitan, sistem pelayanan klinis, budaya kerja rumah sakit.

F. Fungsi Manajer Pelayanan Pasien

1. Melakukan asesmen tentang kebutuhan kesehatan dan aspek psiko-sosio-kultural-nya,


termasuk status health literacy (kurang pengetahuan tentang kesehatan)
2. Menyusun perencanaan manajemen pelayanan pasien (Case Management Plan)
berkolaborasi dengan pasien, keluarga dan pemberi asuhan di rumah sakit, pembayar,
PPA di fasilitas pelayanan primer, untuk memaksimalkan hasil asuhan yang berkualitas,
aman, dan efektif-biaya (cost-effective). Perencanaannta ternasuk discharge planning
yang terintegrasi dengan PPA
3. Memfasilitasi komunikasi dan koordinasi antar PPA dalam konteks keterlibatan pasien

7
dalam pengambilan keputusan
4. Memberikan edukasi dan advokasi kepada pasien dan keluarganya atau pemberi asuhan
untuk memaksimalkan kemampuan pasien dan keluarganya dalam pengambilan
keputusan terkait pelayanan yang diterimanya. Memberikan edukasi kepada pasien dan
keluarga atau pemberi asuhan, PPA, terkait alternatif pelayanan, sumber daya di
komunitas/lingkungan rumahnya, manfaat asuransi, aspek psiko-sosio-kultural sehingga
keputusan tepat waktu dengan dasar informasi lengkap
5. Memberikan advokasi sehingga meningkatkan kemampuan pasien dan keluarga dalam
mengatasi maslah mencari opsi pelayanan yang tersedia, rencana pengambilan
alternative sesuai kebutuhan, agar dicapai hasil asuhan yang diharapkan
6. Mendorong pemberian pelayanan yang memadai untuk kendali mutu dan biaya dengan
basis kasus per kasus
7. Membantu pasien dalam proses transisi pelayanan yang aman ke tingkat pelayanan
berikutnya yang memadai
8. Berusaha meningkatkan kemandirian advokasi dan kemandirian pengambilan keputusan
pasien
9. Memberikan advokasi kepada pasien dan pembayar untuk memfasilitasi hasil yang
positif bagi pasien, bagi PPA, dan bagi pemnayar. Namun bila ada perbedaan
kepentingan maka kebutuhan pasien lebih menjadi prioritas

G. TANGGUNG JAWAB
MPP dapat bertanggung-jawab ke Manager Medis dan General Manager Medis

H. DIAGRAM KOORDINASI – INTEGRASI – KONTINUITAS PELAYANAN

8
BAB IV
TATA LAKSANA

1. Penetapan dan Pengangkatan MPP oleh Direktur


2. Melakukan skrining pasien yang membutuhkan manajemen pelayanan pasien,
berdasarkan pasien yang meliputi :
 Perkiraan asuhan dengan biaya tinggi
 Kendala Bahasa
 Kendala Fisik
 Potensi Komplain Tinggi
 Pembiayaan Kompleks
 Kasus Kompleks
 Lama Rawat >5 hari
 Penyakit Terminal
 Rencana Pulang Berisiko dan Kontinuitas Pelayanan
 Penyakit Kronis (CKD / CVD / CAD)
3. Setelah pasien ditentukan sebagai klien MPP melalui skrining, maka dilakukan asesmen
utilitas dengan mengumpulkan berbagai informasi klinis, psiko-sosial, sosio-ekonomis,
maupun sistem pembayaran yang dimiliki pasien
4. Menyusun rencana manajemen pelayanan pasien tersebut, berkolaborasi dengan DPJP
serta para anggota tim klinis lainnya, yang mencerminkan kelayakan / kepatutan dan
efektivitas-biaya dari pengobatan medis dan klinis serta kebutuhan pasien untuk
mengambil keputusan
5. Melakukan fasilitasi yang mencakup interaksi antara MPP dan DPJP serta para anggota
tim klinis lainnya, berbagai unit pelayanan, pelayanan administrasi, perwakilan
pembayar. Fasilitasi untuk koordinasi, komunikasi dan kolaborasi antara pasien dan
pemangku kepentingan, serta menjaga kontinuitas pelayanan.
6. Memfasilitasi untuk kemungkinan pembebasan dari hambatan yang tidak mempengaruhi
kinerja/hasil

7. Memfasilitasi dan memberikan advokasi agar pasien memperoleh pelayanan yang


optimal sesuai dengan sistem pembiayaan dan kemampuan finansial

9
8. Ada bukti dokumentasi kegiatan MPP, a.l. termasuk dalam rekam medis seperti
pencatatan dalam formulir edukasi-informasi, form A dan form B.

10
BAB V
DOKUMENTASI

Pendokumentasian case manager dilakukan pada formulir A (evaluasi awal MPP), B( catatan
implementasi MPP)dan formulir discharge planning.

DIREKTUR RUMAH SAKIT METRO HOSPITALS

dr. Putu Tara Judica

11

Anda mungkin juga menyukai