Anda di halaman 1dari 4

BLOK TEKNOLOGI SEMI SOLID 2

BELAJAR MANDIRI

TUTORIAL 1 SALEP GENTAMISIN

OLEH :

NAMA : Alam Muzdalifah

NIM : 7010018014

KELAS :C

DOSEN : Nur Azizah Syahrana, S.Farm., M.Farm., Apt.

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR


2020
Skenario
An Seorang staf R&D sebuah perusahaan farmasi UINAM mendapatkan tugas
memformulasikan suatu sediaan topical untuk megatasi infeksi bakteri seperti dermatitis
kontak. Berdasarkan literatur, An memutuskan akan membuat sediaan dengan zat aktif
Gentamicin. Anda sebagai seorang farmasi dipercayakan untuk menyusun formula, membuat,
dan mengevaluasi sediaan salep sehingga memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

A. Studi Preformulasi
1. Studi Farmakologi Gentamisin
Gentamisin adalah aminoglikosida yang diisolasi dari Micromonospora
purpurea, berbentuk serbuk putih kekuningan, mudah larut dalam air, praktis
tidak larut dalam etanol 95% (AHFS., 2005).
Penggunaannya terutama pada terapi empiris infeksi berat misalnya sepsis dan
pneumonia yang disebabkan oleh bakteri gram negative khususnya
Pseudomonas aeruginosae, Enterobacter,Sserratia, Proteus, Acinetobacter, dan
Klebsiella (Neal, 2006). Gentamisin tidak boleh digunakan sebagai agen
tunggal untuk terapi pneumonia, sebab penetrasinya ke jaringan paru yang
terinfeksi buruk dan kondisi setempat dengan tekanan oksigen yang rendah
turut andil memperburuk aktivitas antibakteri ini (Katzung, 1998).
2. Studi Farmakokinetik
Gentamisin akan berdifusi secara bebas melalui kanal air membran luar
bakteri gram negatif, lalu masuk ke ruang periplasmik dan kemudian terikat
dengan reseptor pada subunit ribosom 30S dan menghambat sintesis protein
(Golan dkk., 2005).

Gentamisin terdistribusi secara luas dalam tubuh, dapat memasuki cairan


serobrospinal bila selaput otak mengalami inflamasi, dapat menembus
plasenta namun tidak terdapat dalam air susu ibu dalam jumlah yang
signifikan (AHFS., 2005). Kadar serum tertinggi dicapai dalam 30 menit
setelah pemberian intravenus, dengan waktu paruh ± 2 jam (Katzung, 2004).

Konsentrasi serum gentamisin dan fungsi ginjal harus dipantau apabila


diberikan lebih dari beberapa hari. Untuk pasien yang menerima pemberian
dosis tiap 8 jam, konsentrasi puncak yang diharapkan adalah 5-10 µg/ml dan
konsentrasi lembah 1-2 µg/ml. Konsentrasi lembah di atas 2 µg/ml
mengindikasikan akumulasi obat dan dikaitkan dengan toksisitas. Dengan
demikian, dosis harus dikurangi atau interval diperpanjang (Niazi,1979)

Gentamisin menyebabkan efek samping berupa reaksi hipersensitivitas,


ototoksisitas, nefrotoksisitas dan blockade neuromukcular. Reaksi
hipersensitivitas , alergi berupa rash dan demam dapat terjadi namun jarang
pada penderita yang tidak pernah menggunakan gentamisin sebelumnya.
Resistensi silang dapat terjadi di antara aminoglikosida. Syok anafilaksis
pernah terjadi namun sangat jarang (AHFS, 2005: Stockley, 1994).

B. Uraian Bahan
1. Zat aktif
Gentamisin (Martindale, hal.1166 )
Pemerian : Serbuk putih sampai dengan kuning
Kelarutan : Larut dalam air, tidak larut dalam etanol,
dalam aseton, kloroform, eter dan dalam benzene.
pH : 6,5 – 7,5 (untuk tetes mata) Martindale Hal 1673
Wadah dan penyimpanan : Wadah tertutup rapat dan terhindar dari
panas.
OTT : incompatible dengan amfoterisin,
setalosponn, eritromisin, heparin, penisilin, Na Bikarbonat, sulfadiazine
Na. ketika Gentamisin diberikan bersamaan dengan
karbenzilin/penisilin lainnya, administrasinya pada posisi yang berbeda
disarankan.
Stabilitas. : Stabil pada suhu 25°C selama 7 hari.
Khasiat : Antibakteri, Konjungtivitis, blefaritis, keratitis,
keratokonjungtivitis, meibomitis, dakriosititis.
Konsentrasi : 0,3 %
Sterilitas. : filtrasi
Dosis. : Tetess Mata 0,3% : 4-6 dd 1-2 tetes (Obat-obat
penting hal 74)
Kelarutan. : Sangat mudah larut dalam air dan etanol 95%,
bentuk anhidrat mudah larut dalam benzen dan agak sukar larut dalam
eter.
OTT. : aluminium, surfaktan anionik, sitrat, kapas,
fluoresin, H2O2, HPMC, iodide, kaolin, lanolin, nitrat.
Stabilitas. : bersifat higroskopis dan mungkin dipengaruhi
oleh cahaya, udara dan bahan logam. Larutannya stabil pada rentang
pH dan rentang temperatur yang lebar. Larutannya dapat disimpan
pada periode waktu yang lama dalam suhu kamar.
Konsentrasi : dalam sediaan preparat mata, benzalkonium klorida
digunakan sebagai pengawet dengan konsentrasi 0,01%-0,02%,
biasanya dikombinasi dengan 0,1%w/v disodium edetat.
Kegunaan : pengawet, antimikroba.
Sterilisasi : autoklaf
Ph : 5-8 untuk 10%w/v larutan
Wadah : tertutup rapat dan terhindar dari cahaya

DAFTAR PUSTAKA
Gerald, K Mc. (2005). American Society of Health System. Pharmacist American Hospital
Formulary Service, America. Hal : 60-69.
Neal, M.J. (2005). At a Glance Farmakologi Medik. Edisi kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hal: 84-85.
Katzung, G.B. (1998). Basic & Clinical Pharmacology. Edisi 9. Singapore: Mc.Graw Hill. Hal:
635-640, 686-693.
Niazi, S. (1979). Textbook of Biopharmaceutics and Clinical Pharmacokinetics. USA.
Appleton-Century-Crofts. Hal: 266-268.
Stockley, I.H. (1994). Drug Interactions a Source Book of Adverse Interaction, Their
Mechanisms, Clinical Importance and Management Adverse Interaction. Edisi 3
England. Hal: 131-135

Anda mungkin juga menyukai