Anda di halaman 1dari 9

1.

Seorang apoteker melakukan visite bersama dokter ke ruang rawat inap untuk memonitor efek samping obat yang telah diberikan kepada
seorang pasien asma (laki-laki, usia 45 tahun) dengan riwayat penyakit hipertiroid. Pasien baru saja menjalani terapi dengan salbutamol
nebulizer 2,5 mg. Apoteker mengatakan kepada dokter bahwa pasien ini harus dipantau secara ketat untuk mencegah efek samping
salbutamol. Apakah parameter laboratorium yang harus dimonitor pada pasien tersebut?
 a. Kadar ion natrium
 b. Kadar ion kalium
 c. Kadar ion kalsium
 d. Kadar ion magnesium
 e. Kadar O2 darah
Pembahasan :
Salah satu efek samping salbutamol adalah hypokalemia, selain itu pasien juga memiliki riwayat hipertiroid sehimgga kadar ion kalium harus
dipantau secara ketat.

 2. Seorang pasien perempuan usia 53 tahun tinggi badan 155 cm dan berat badan 90 kg, datang ke klinik untuk melakukan kontrol rutin.
Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus tipe-2 sejak 5 tahun yang lalu. Dari hasil pemeriksaan diketahui kadar glukosa darah puasa : 276
mg/dL, GD2 jam PP : 356 mg/dL. Dokter merencanakan peresepan insulin dan obat oral hipoglikemik yang tepat untuk pasien tersebut?
 a. Glibenklamid
 b. Glyburid
 c. Glikuidon
 d. Metformin
 e. Pioglitazone
Pembahasan :
Pedoman tataklaksana diabetes mellitus tipe-2 dari the American Diabetes Association/European Association of Clinical
Endocrinologists/American College of Endocrinology (AACE/ACE) merekomendasikan pemberian metformin sebagai monoterapi lini
pertama. Rekomendasi ini terutama berdasarkan efek metformin dalam menurunkan kadar gula darah, harga relatif murah, efek samping
lebih minimal dan tidak meningkatkan berat badan.

 3. Seorang apoteker di Apotek akan melakukan pemesanan beberapa sediaan narkotika kepada PBF Kimia Farma. Pemesanan golongan
obat tersebut harus menggunakan SP khusus sesuai dengan peraturan yang berlaku. Berapakah jumlah maksimal jenis sediaan tersebut
yang ditulis Apoteker dalam SP?
 a. 1
 b. 2
 c. 3
 d. 4
 e. 5
Pembahasan :
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dam Pelaporan
Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi. BAB II “Tentang Peredaran” pada Pasal 9 Ayat (3) menjelaskan bahwa Surat Pesanan
Narkotika hanya dapat dugunakan untuk 1 (satu) Jenis Narkotika.

4. Seorang pasien perempuan usia 65 tahun penderita hipertensi memiliki masalah suka lupa minum obat (Kaptopril 25 mg, 2 X 1 hari)
sehingga tekanan darahnya sulit terkontrol. Dokter meminta Apoteker untuk memilih bentuk sediaan yang tepat diberikan kepada pasien.
Bentuk sediaan apakah yang tepat disarankan kepada dokter untuk pasien tersebut?
 a. Tablet salut selaput
 b. Tablet sublingual
 c. Tablet sustain release
 d. Tablet salut film
 e. Tablet immediate release
Pembahasan :

 Tablet salut selaput : sama halnya tablet salut film yaitu tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, berwarna atau tidak dari bahan
polimer yang larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna
 Tablet Sublingual : tablet yang disisipkan di pipi (bukal) dan di bawah lidah (sublingual), biasanya memiliki bentuk yang berbeda dengan
tablet kebanyakan, yaitu berbentuk datar. Tablet ini juga merupakan tablet oral yang direncanakan larut dalam kantung pipi atau di
bawah lidah untuk diabsorpsi melalui mukosa oral. Biasanya dutujukan untuk efek yang cepat, dan untuk obat-obatan yang dapat
dirusak oleh cairan lambung dan atau sedikit obat yang diabsorbsi melalui saluran cerna
 Tablet Sustain Release : Kebanyakan bentuk lepas lambat (sustained release) dirancang supaya pemakaian unit dosis tunggal
menyajikan pelepasan sejumlah obat segera setelah pemakaiannya, secara tepat menghasilkan efek terapeutik yang diinginkan secara
berangsur-angsur dan terus menerus melepaskan sejumlah obat lainnya selama periode waktu yang diperpanjang biasanya 8 sampai 12
jam. Tujuan utama dari sediaan lepas lambat adalah untuk mempertahankan kadar terapeutik obat dalam darah atau jaringan selama
waktu yang diperpanjang. Keunggulan bentuk sediaan ini menghasilkan kadar obat dalam darah yang merata tanpa perlu mengulangi
pemberian unit dosis.
 Tablet salut film : tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, berwarna atau tidak dari bahan polimer yang larut dalam air yang hancur
cepat di dalam saluran cerna
 Tablet immediate release : melepaskan dosis obat segera setelah obat dikonsumsi biasa digunakan pada tablet konvensional.

 5. Seorang laki-laki usia 45 tahun datang ke Apotek dengan keluhan pegal-pegal. Apoteker memberikan 20 tablet meloxicam 15 mg tanpa
resep dokter kepada laki-laki tersebut. Apakah tindakan yang tepat dilakukan teman sejawat terhadap Apoteker?
 a. Mengingatkan sejawat dengan cara santun
Pembahasan :
Obat harus menggunakan resep dokter karena pemakaian tidak boleh lama sebab memiliki efek samping yang dapat memperparah penyakit
kardiovaskuler yaitu penyakit jantung.

6. Sebuah industri farmasi akan membuat pemesanan bahan baku Pseudoefedrin HCl 30 mg untuk memproduksi produk obat flu dari
importir terdaftar (IT) prekursor farmasi. Pemesanan bahan baku tersebut harus mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Siapakah yang berwenang menandatangani SP tersebut?
 a. Apoteker dalam tim pengadaan
 b. Apoteker penanggung jawab produksi
 c. Apoteker penanggung jawab gudang
 d. Apoteker penanggung jawab QC
 e. Apoteker penanggung jawab QA
Pembahasan :
Menurut PMK RI No. 3 Tahun 2015 Pasal 13 ayat 2 : Penyaluran Prekursor Farmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat
dilakukan berdasarkan Surat Pesanan dari Apoteker Penanggung Jawab Produksi dan atau Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan.

7. Seorang pasien laki-laki usia 65 tahun, penderita hyperlipidemia dengan kadar kolesterol 220 mg/dL dan LDL 205 mg/dL, mendapatkan
pengobatan dengan simvastatin 40 mg (S2 dd I tab pagi dan malam hari). Pasien termasuk kategori :Very High Risk” karena memilki riwayat
penyakit DM tipe-2 dam hipertensi lebih dari 10 tahun dan perokok aktif. Melalui pengobatan yang diberikan, berapakah target kadar LDL
untuk pasien ini?
 a. <55 mg/dL
 b. <70 mg/dL
 c. <100 mg/dL
 d. <130 mg/dL
 e. <200 mg/dL
Pembahasan :

(Dipiro, Phamacoteraphy Handbook 9th Ed. Section 2 : Cardiovascular Disorders. Page : 67)

 8. Seoarang pasien perempuan usia 35 tahun penderita hipertiroid selama 5 tahun, ibu menyusui datang ke suatu rumah sakit
memeriksakan diri kepada dokter dengan keluhan mengalami tremor yang cukup parah. Dokter akan meresepkan obat golongan beta bloker
untuk mengurangi gejala tremor pasien. Apakah obat golongan beta bloker yang tepat untuk pasien tersebut?
 a. Atenolol
 b. Metoprolol
 c. Nadolol
 d. Propanolol
 e. Esmolol
Pembahasan :
 Propanolol dianggap golongan beta bloker yang dipilih untuk pasien menyusui
 Metoprolol dianggap golongan beta bloker yang dipilih untuk pasien menyusui namun menimbulkan resiko rendah
 Atenolol, nadolol konsentrasi dalam air susu relative tinggi dan menimbulkan efek samping pada bayi yang disusui.

 9. Seorang pasien perempuan usia 30 tahun datang ke IFRS untuk menebus resep dokter karena mengalami alergi makanan yang disertai
dengan rasa nyeri di seluruh tubuh. Mendapatkan obat deksametason, klorfeniramin maleat, parasetamol, antalgin, vitamin B12. Pasien
mengatakan kepada Apoteker bahwa dia sedang meyusui bayinya yang masih berumur 6 bulan. Apakah obat yang berpotensi menimbulkan
efek sedasi pada bayi ketika wanita tersebut mengkonsumsi obat?
 a. Deksametason
 b. Klorfeniramin Maleat
 c. Parasetamol
 d. Antalgin
 e. Vitamin B12
Pembahasan :
Klorferamin Maleat termasuk obat Antihistamin penghambat Reseptor H1 (AH1) Golongan Alkilamin. Pada dosis terapi, semua AH1
menimbulkan efek samping walaupun jarang bersifat serius dan kadang-kadang hilang bila pengobatan diteruskan. Terdapat variasi yang
besar dalam toleransi terhadap obat antar individu, kadang-kadang efek samping ini sangat mengganggu sehingga terapi perlu dihentikan.
Efek samping yang paling sering adalah sedasi. Pengurangan dosis atau penggunaan AH1 jenis lain mungkin dapat mengurangi efek sedasi
ini. Obat yang dapat digunakan yaitu obat AH1 nonsedatif (Peperidin) seperti Terfenadin, Astemizol, dan Loratadin.

10. Suatu industri farmasi sedang melakukan produksi tablet vitamin C dengan bentuk kemasan strip. Agar memenuhi aturan CPOB,
pengemasan vitamin C menggunakan blister perlu dilakukan pada kelas ruang yang sesuai. Apakah kelas ruangan yang tepat untuk
melakukan proses tersebut berdasarkan CPOB?
 a. A
 b. B
 c. C
 d. D
 e. E
Pembahasan :
Area pabrik dibagi menjadi 4 zona dimana masing-masing memiliki spesifikasi tertentu :
 Unclassified Area : Area ini merupakan area yang tidak dikendalikan tetapi untuk kepentingan tertentu ada beberapa parameter yang
dipanatu. Termasuk didalamnya adalah laboratorium kimia (suhu terkontrol), gudang (suhu terkontrol untuk cold stroge dan cool room),
kantor, kantin, ruang ganti dan ruang teknik.
 Black Area (Kelas E) : Ruangan ataupun area yang termasuk dalam kelas ini adalah koridor yang menghubungkan ruang ganti dengan
produksi, area staging bahan kemas dan ruang kemas sekunder. Setiap karyawan wajib mengenakan sepatu dan pakaian black area
(dengan penutup kepala)
 Grey Area (Kelas D) : ruangan ataupun area yang masuk dalam kelas ini adalah ruangan produksi produk non steril, ruang pengemasan
primer, ruang timbang, laboratorium mikrobiologi (ruang preparasi, ruang uji potensi dan inkubasi), ruang sampling di gudang. Setiap
karyawan yang masuk ke area ini wajib mengenakan gowning (pakaian dan sepatu grey). Antara black area dan grey area dibatasi ruang
ganti pakaian grey dan airlock.
 White Area (Kelas A, B, C/dibawah LAF) : Ruangan yang masuk dalam area ini adalah ruangan yang digunakan untuk penimbangan bahan
baku produksi steril, ruangan mixing untuk produksi steril, background ruang filling, laboratorium mikrobiologi (ruang uji sterilitas). Setiap
karyawan yang akan memasuki area ini wajib mengenakan pakaian antistatic (pakaian dan sepatu yang tidak melepas partikel). Antara grey
area dan white area dipisahkan ruang ganti pakaian white dan airlock.

 11. Seorang Apoteker di Apotek menerima resep untuk pasien anak usia 8 tahun (penderita asma) dengan obat sebagai berikut
R/ Salbutamol 2 mg
     Ambroksol 25 mg
     m.f.pulv.dtd.no.X
     S3 dd I
Di apotek tersedia tablet ambroksol 30 mg. berapakah jumlah tablet ambroksol yang dibutuhkan untuk mengerjakan resep tersebut?
 a. 6 tablet
 b. 7 tablet
 c. 8 tablet
 d. 9 tablet
 e. 10 tablet
Pembahasan :
(Sediaan yang dibutuhkan dalam resep)/(sediaan yang tersedia)  X Jumlah puyer yang dibuat
(25 mg)/(30 mg)  X 10=8,3 Tablet=9 Tablet

 12. Seorang DM tipe-2 (laki-laki usia 52 tahun) dirawat pada suatu rumah sakit dengan hasil pemeriksaan laboratorium pasien saat ini
adalah HbA1C : 9,5%; GDP 228 mg/dL. Dokter akan meresepkan obat untuk menurunkan HbA1C dan kadar glukosa puasa pasien.
Bagaimanakah konsep pengobatan yang tepat untuk pasien tersebut?
 a. Tidak perlu ADO, cukup dengan gaya hidup sehat
 b. Memerlukan monoterapi dengan ADO
 c. Memerlukan monoterapi dengan insulin basal
 d. Memerlukan terapi kombinasi dengan 2 jenis ADO
 e. Memerlukan terapi kombinasi dengan 3 jenis ADO
Pembahasan :
Dalam algoritma diatas untuk kadar HbA1C dengan nilai 9-10% menggunakan terapi gaya hidup sehat, kombinasi 2 ADO dan basal insulin

13. Seorang Apoteker yang bekerja pada bagian R&D suatu industri farmasi akan merancang formula orally distegrating tablet ketoprofen
dengan komposisi bahan tambahan crospovidon, betasiklodekstrin, manitol, aspartame, Mg stearate, dan talk. Apakah bahan tambahan
yang berperan sebagai solubilizer dalam formula tersebut?
 a. Aspartam
 b. Betasiklodekstrin
 c. Crospovidon
 d. Manitol
 e. Mg stearate
Pembahasan :
 Aspartam : Pemanis sintesis
 B-siklodekstrin : keunggulan dari B-siklodekstrin tersebut memberikan alasan penggunaan senyawa ini untuk mengingkoporasikan
ketoprofen pada bagian rongga siklodekstrin. Selain diharapkan dapat menutup rasa pahit dari ketoprofen, B-siklodekstrin juga diharapkan
berperan meningkatkan kelarutan ketoprofen.
 Crospovidon : berperan sebagai bahan pengahancur.
 Manitol : berasa manis dengan tingkat kemanisan relative 0,5-0,7 kali tingkat kemanisan sukrosa
 Mg Stearat : berfungsi sebagai lubrikan tablet dan kapsul 0,25-5%. Mg Stearat bersifat hidrofob dan bisa menahan disolusi zat akhir dari
bentuk sediaan padat. Oleh karena itu, dalam formulasi diusahakan seminimal mungkin.

 14. Seorang pasien laki-laki usia 49 tahun, penderita hipertrigliseridemia menerima obat yang diresepkan dokter di suatu Apotek. Pasien
mendengarkan penjelasan dokter tentang kegunaan obatnya yaitu Gemfibrozil 300 mg (S3 dd 1 Tab). Bagaimanakah mekanisme aksi obat
tersebut?
 a. Menghambat sterol transporter NPCiL di usus halus
 b. Menghambat aktifitas enzim LPL
 c. Menghambat aktifitas enzim HMG-Coa reduktase
 d. Menghambat sekresi VLDL dari hati
 e. Meningkatkan aktifitas enzim LPL
Pembahasan :

(Dipiro, Pharmacoteraphy 9th Ed, Chapter 8 : Dyslipidemia, Page 69)

15. Seorang Apoteker di industri farmasi sedang melakukan pengembangan metode analisis untuk identifikasi vitamin B6 dalam tablet B
komplek menggunakan metode KCKT. Validasi metode analisis vitamin B6 tersebut harus dilakukan untuk menjamin kesesuaian metode.
Apakah parameter validasi yang harus dipastikan agar yang terukur hanya vitamin B6?
 Spesifisitas
Pembahasan :

(Badan POM RI, 2014, CPOB 2012 Jilid I. Jakarta : BPOM)


16. Seorang pasien laki-laki usia 33 tahun dirawat pada suatu rumah sakit karena hepatitis B kronis yang parah. Hasil pemeriksaan
menunjukkan bahwa HbeAg (+) dan Anti Hbe (-). Sementara itu, pasien menunjukkan tanda dekompensasi hati (kadar ALT > 5 x batas atas
nilai normal. Dokter meminta saran Apoteker untuk pemilihan antihepatitis untuk diberikan pada pasien. Apakah rekomendasi antihepatitis
yang tepat untuk disarankan pada dokter?
 a. Interferon alfa-2a+
 b. Pegylated interferon alfa-2a
 c. Entecavir
 d. Adefovir dipivoxil
 e. Lamivudin
Pembahasan :
Rekomendasi antihepatitis yang tepat untuk disarankan pada dokter adalah Interferon alfa-2a

17. Seorang pasien angina pectoris (laki-laki berusia 50 tahun) datang ke Apotek untuk menebus resep untuk pengobatan penyakitnya.
Salah satu obat yang didapatkan adalah ISDN 5 mg (prn). Bagaimana cara pakai obat tersebut?
 a. Dihirub menggunakan alat inhalasi
 b. Diminum dengan segelas air putih
 c. Diinjeksi dibawah kulit
 d. Diletakkan dibawah lidah sampai larut
 e. Diinjeksi melalui pembuluh vena
Pembahasan :
Tablet sublingual  adalah tablet yang digunakan dengan cara meletakkan tablet dibawah lidah, sehingga zat aktif diserap secara langsung
melalui mukosa mulut.

18. Seorang pasien perempuan usia 18 tahun mendapatkan resep hydrogen peroksida 3% sebanyak 50 mL untuk pengobatan jerawat.
Diapotek tersedia hydrogen peroksida 10%. Berapakah jumlah larutan hydrogen peroksida 10% yang disiapkan untuk membuat resep
tersebut?
 a. 5 ml
 b. 10 ml
 c. 15 ml
 d. 7 ml
 e. 20 ml
Pembahasan :
N1 x V1 = N2 x V2
V2 = (N1 x V1) / N2
V2 = (3 x 50) / 10
V2 = 150 / 10
V2 = 15 ml

19. Seorang Apoteker di suatu IFRS akan mengoptimalkan persediaan sirup kering amoksisilin, pengadaan akan dilakukan tiap 6 bulan
dengan waktu tunggu 2 bulan. Rata-rata konsumsi sirup kering amoksisilin tiap bulan adalah 1000 botol. Berapakah Safety Stock sediaan
tersebut?
 a. 200 botol
 b. 500 botol
 c. 1000 botol
 d. 1500 botol
 e. 2000 botol
Pembahasan :
Safety Stock (SS)
SS = (LT x CA)
Dimana :
LT = Lead Time (Waktu tunggu dari pesanan obat datang)
CA = Consumption Average (Rata-rata penggunaan sehari atau sebulan)
SS = 2 x 1000 = 2000 botol

20. Seorang perempuan datang ke Apotek membeli obat yang berisi zat aktif natrium laurel sulfoasetat 0,045 gram dalam bentuk gel
kemasan tube untuk mengatasi sembelit yang diderita anaknya (laki-laki, usia 6 tahun). Pasien memperhatiakn dalam kemasan obat
terdapat tanda lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi warna hitam. Apa golongan obat yang dibeli oleh pasien tersebut?
 a. Obat bebas
 b. Obat bebas terbatas
 c. Obat keras
 d. Psikotropika
 e. Narkoika
Pembahasan :
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat
bebas adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam.

 Seorang apoteker yang bekerja pada bagian R&D suatu industri farmasi akan merancang formula sediaan tablet kunyah antasida dengan
komposisi bahan tambahan manitol, PVP, crospovidon, sucralose, Mg Stearat. Apakah bahan tambahan yang berfungsi sebagai pemanis
dalam formula?
a. Crospovidon
b. Manitol
c. Mg Stearat
d. PVP
e. Sukralose

Pembahasan : 
- Crospovidon = Bahan Pengikat
- Manitol = Bahan Pengisi
- Mg Stearat = Bahan Pelicin
- PVP = Bahan Pengikat
- Sukralose = Pemanis
Sukralose merupakan senyawa berbentuk kristal, berwarna putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, metanol, alkohol, sedikit larut dalam
etil asetat serta berasa manis tanpa purna rasa yang tidak diinginkan. Sukralose memiliki tingkat kemanisan yang relative sebesar 600 kali
tingkat kemanisan sukrosa dengan tanpa nilai kalori (SNI No. 995)

2. Seorang pasien, laki-laki usia 49 tahun penderita hiperkolesterol menerima obat yang diresepkan dokter di suatu Apotek. Pasien
mendengarkan penjelasan Apoteker tentang kegunaan obatnya, salah satunya adalah ezetimibe 10 mg (S1 dd 1 tab dc pagi).
Bagaimanakah mekanisme aksi obat tersebut?
a. Menghambat sterol transporter NPCiL 1 di usus halus
b. Menghambat aktivitas enzim LDL
c. Menghambat aktivitas enzim HMG-Coa Reductase
d. Menghambat sekresi VLDL dari hati
e. Meningkatkan aktivitas enzim LDL

Pembahasan :

(Dipiro, Pharmacoteraphy 9th Ed, Chapter 8 : Dyslipidemia, Page 69)

3. Seorang pasien (perempuan, usia 27 tahun, berat badan 56 Kg, hamil usia 12 minggu) mengalami demam thypoid. Pasien mendapatkan
antibiotik azitromisin (Kategori B) dengan dosis 9 mg/Kg/hari. Bagaimanakah aturan pakai obat yang tepat untuk diinformasikan kepada
pasien?
a. 250 mg 1 kali sehari
b. 500 mg 1 kali sehari
c. 500 mg 2 kali sehari
d. 500 mg 3 kali sehari
e. 600 mg 1 kali sehari

Pembahasan :
Dosis = 9 mg/Kg/hari X 56 Kg = 504 mg/hari

4. Seorang perempuan berusia 43 tahun, baru saja didiagnosa mengalami ulkus peptikum. Salah satu obat yang diberikan pada pasien
tersebut adalah obat golongan pelapis mukosa. Apakah obat yang diberikan oleh dokter pada pasien tersebut?
a. Simetidin
b. Antasida
c. Sukralfat
d. Misoprostol
e. Omeprazol

Pembahasan : 
- Simetidin : Menghambat kerja histamine H-2 pada sel parietal dan mengurangi sekresi
- Antasida : Menetralkan asam lambung
- Sukralfat : melapisi dinding mukosa dengan membentuk polimerisasi pada pH dibawah 4 untuk menghasilkan gel yang sangat lengket dan
melekat kuat pada dasar ulkus dan kemudian dilapisi oleh lapisan pelindung kompleks polimer glikoprotein
- Misoprostol : Penghambat pompa proton H+/K+ ATPase
- Omeprazol : Penghambat pompa proton H+/K+ ATPase

5. Seorang pasien laki-laki usia 23 tahun datang ke Apotek membawa resep dokter yang berisi antibiotik untuk mengobati penyakit
gonorrhea yang dideritanya. Pada saat dilakukan skrining resep, apoteker tidak menemukan adanya SIP dokter. Apakah tindakan yang tepat
untuk dilakukan oleh apoteker tersebut?
a. Menolak resep karena dicurigai resep tersebut ilegal
b. Menyiapkan obat sesuai yang tertera didalam resep
c. Menghubungi/menelpon dokter penulis resep
d. Meminta pasien menanyakan SIP kepada dokter
e. Meminta pasien menebus resep di apotek lain.

Pembahasan :
Dalam suatu resep harus memuat :
- Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi dan dokter hewan
- Tanggal penulisan resep (inscriptio)
- Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep
- Nama setiap obat atau tanda komposisi obat (invocatio)
- Aturan pemakaian obat yang tertulis (signature)
- Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep (subscriptio)
- Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya melebihi dosis maksimal
Apabila resep tersebut tidak memiliki SIP maka tindakan pertama harus menghubungi dokter apabila tertera nomor telepon dokter. Apabila
tidak ada maka apoteker dapat menolak resep tersebut karena obat yang dibeli termasuk obat keras.

6. Seorang dokter di Rumah Sakit akan memberikan sediaan salbutamol untuk seorang pasien laki-laki 17 tahun penderita asma akut parah
dengan nilai PEF 28%. Dokter meminta saran kepada apoteker mengenai bentuk sediaan yang tepat diresepkan untuk meredakan serangan
akut. Apakah bentuk salbutamol yang tepat disarankan?
a. Tablet MR
b. Injeksi
c. Inhalasi
d. Nebulizer
e. Kapsul
Pembahasan :
Dapat dilihat  di www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-asma.pdf

7. Seorang pasien laki-laki usia 49 tahun, BB 82 Kg, penderita hipertensi (TD 160/95 mm Hg) dengan riwayat penyakit DM tipe-2 datang ke
instalasi farmasi rawat jalan untuk menebus resep dengan obat metformin tablet 500 mg (S2 dd dc) dan captopril tablet 25 mg (S2 dd pc).
Apoteker melakukan skrining pada resep yang diserahkan pasien tersebut. Apakah permasalahan yang terdapat dalam resep tersebut?
a. Metformin tidak tepat untuk penderita DM tipe-2 dengan penyakit hipertensi
b. Captopril tidak tepat untuk penderita hipertensi dengan penyakit DM tipe-2
c. Waktu pakai metformin tidak tepat, harusnya sebelum makan
d. Waktu pakai captopril tidak tepat, harusnya 1 jam sebelum makan
e. Dosis captopril terlalu tinggi, harusnya 12,5 mg 1 kali sehari
Pembahasan :
Penggunaan Captopril yang tepat adalah 1 jam sebelum makan (Medscape)

8. Seorang DM tipe-2 (laki-laki, usia 52 tahun) dirawat pada suatu rumah sakit dengan hasil pemeriksaan laboratorium. Pasien saat ini
adalah HbA1C:8,5% ; GDP 190 mg/dL. Pasien mendapatkan resep obat tablet metformin XR 500 mg No. XXI (S3 dd 1 tab dc) dan tablet
glibenklamid 5 mg No. VII (S1 dd 1 tab dc). Apoteker melakukan skrining terhadap pasien. Apakah permasalahan yang terdapat dalam
resep pasien?
a. Pasien belum memerlukan pengobatan kombinasi
b. Aturan pakai glibenclamid tidak tepat, harusnya 3 kali sehari
c. Tablet glibenclamid terlalu tinggi, harusnya 2,5 mg 1 kali sehari
d. Aturan pakai metformin XR tidak tepat, harusnya 1 kali sehari
e. Dosis metformin XR 500 dalam 3 kali 1 hari
Pembahasan :
Aturan pakai metformin XR 500 mg yaitu awal dosis 1 tab/hari, dapat ditingkatkan s/d maks 2000 mg/hari dengan penambahan dosis maks
500 (Mims Indonesia)

9. Seorang perempuan usia 18 tahun datang ke apotek membeli obat untuk meredakan nyeri perut karena sedang mengalami menstruasi.
Apakah obat yang tepat untuk diberikan kepada pasien tersebut?
a. Kodein
b. Asam mefenamat
c. Kalium Diklofenak
d. Ketorolac
e. Ibuprofen
Pembahasan :
Pada kasus dismenore primer dosis awal adalah 500 mg PO dilanjutkan 250 mg/6 jam selama nyeri, biasanya terjadi tidak lebih dari 3 hari
(Medscape)
10. Seorang pasien perempuan usia 27 tahun mengalami kondisi gawat darurat karena keracunan produk insektisida dan dibawa ke IDG di
suatu Rumah Sakit. Pasien memerlukan atropin sulfat sebanyak 1 mg sebagai antidote untuk mengurangi intensitas efek toksik senyawa
organophosphat yang terdapat dalam produk insektisida tersebut. Ampul yang tersedia mengandung 0,5 atropin 0,5 mg/mL. berapakah
jumlah sediaan atropin sulfat yang diambil dan diberikan kepada pasien tersebut?
a. 0,5 mL
b. 1 mL
c. 1,5 mL
d. 2 mL
e. 2,5 mL
Pembahasan :
Volume Atropin Sulfat = 1 mg : 0,5 mg/ml = 2 ml

11. Suatu industri farmasi mengembangkan sediaan tablet amoksisilin 500 mg. Hasil pengujian sifat fisik menunjukkan tablet hancur selama
14 menit dan laju disolusi tablet mendekati batas bawah spesifikasi yang ditentukan. Jika dilakukan reformulasi tablet tersebut, apakah
bahan tambahan yang harus ditingkatkan konsentrasinya?
a. Bahan pengisi
b. Bahan pelicin
c. Bahan pengikat
d. Bahan pewarna
e. Bahan penghancur

Pembahasan :
- Disolusi merupakan proses melarutnya suatu zat kimia atau senyawa obat dari sediaan padat kedalam suatu medium tertentu. Uji disolusi
berguna untuk mengetahui seberapa banyak obat yang melarut dalam medium asam atau basa (lambung dan usus).
- Bahan pengisi ditambahkan dengan tujuan untuk memperbesar volume dan berat tablet.
- Bahan pengikat membantu perlekatan partikel dalam formulasi, memungkikan granul dibuat dan dijaga keterpaduan hasil akhir tabletnya.
- Bahan penghancur ditambahkan untuk memudahkan pecahnya atau hancurnya tablet ketika kontak dengan cairan saluran cerna. Bahan
penghancur akan menarik air dalam tablet, mengembang dan menyebabkan tabletnya pecah menjadi bagian-bagian kecil sehingga
memungkinkan larutnya obat dan tercapainya bioavaibilitas yang diharapkan.

12. Seorang pasien laki-laki usia 53 tahun datang ke Apotek menebus resep dokter dengan obat atenolol untuk pencegahan serangan
angina pectoris yang dideritanya. Bagaimanakah prinsip kerja obat ini dalam pencegahan serangan angina pectoris pada pasien?
a. Menurunkan kebutuhan oksigen sel otot jantung
b. Meningkatkan kebutuhan oksigen sel otot jantung
c. Menurunkan suplai oksigen sel otot jantung
d. Meningkatkan suplai oksigen sel otot jantung
e. Meningkatkan aliran oksigen pada sel otot jantung
Pembahasan :

(Dipiro, pharmacotherapy 7th Ed., Section 2 : Cardiovascular Disorders : Ischemic Heart Disease Page 134)

13. Sebuah industri farmasi akan memproduksi sirup kurkuma dengan menggunakan serbuk sirup simplisia kering rimpang kunyit sebagai
bahan baku utama. Apoteker melakukan pemeriksaan keaslian serbuk simplisia kunyit yang dipasok oleh supplier bahan baku. Apakah
senyawa aktif yang tepat untuk dijadikan sebagai senyawa penanda (marker) pada proses pemeriksaan tersebut?
a. Kursetin
b. Caffeine
c. Marmin
d. Kurkumin
e. Andrografolide

Pembahasan :
Zat warna kurkumin merupakan komponen aktif dari kunyit yang berperan untuk warna kuning dan terdiri dari kurkumin I (94%). Kurkumin II
(6%) dan kurkumin III (0,3%) (Fitrikaniawati, 2012).

14. Seorang pasien anak laki-laki usia 6 tahun mengalami diare cair disertai nyeri perut dan mual datang ke apotek bersama orang tuanya
membawa selembar resep ke apotek yang berisi :
R/ Eristromisin 200 mg
     mf la Pulv dtd no. XX
R/ Oralit sach no. XX
     S.prn sach I
Berapakah jumlah eristromisin 500 mg yang disiapkan untuk membuat resep tersebut?
a. 6 tablet
b. 7 table
c. 8 tablet
d. 9 tablet
e. 10 tablet

Pembahasan :
Jumlah Tablet = (200 mg X 20) / 500 mg
Jumlah Tablet = 4000 mg / 500 mg
Jumlah Tablet = 8

15. Seorang apoteker di apotek menerima pesanan obat berupa vitamin B komplek yang dipesan oleh suatu PBF. Salah satu metode
penyimpanan obat di apotek tersebut adalah berdasarkan golongan obat. Dimanakah obat tersebut disimpan?
a. Rak obat bebas
b. Rak obat bebas terbatas
c. Rak obat keras
d. Rak obat keras tertentu
e. Rak obat wajib apotek

Pembahasan :
Vitamin termasuk golongan obat bebas dengan logo bulat berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam.

16. Seorang apoteker di suatu IFRS akan membuat perencanaan tetes mata kloramfenikol dengan cara yang sederhana. Penggunaan
sediaan tersebut 3 tahun terakhir berturut-turut sebesar 990, 1010, dan 1000 botol. Rencana stok pengamanan adalah sebanyak 300 botol,
dan sisa stok saat ini adalah 100 botol. Berapakah jumlah tetes mata kloramfenikol yang akan diadakan untuk tahun depan?
a. 1000 botol
b. 1100 botol
c. 1200 botol
d. 1300 botol
e. 1400 botol

Pembahasan :
Jumlah tetes mata kloramfenikol yang akan diadakan untuk tahun depan adalah sebanyak 1200 botol.

17. Seorang Apoteker di apotek sedang menghitung kebutuhan obat amlodipin. Rata-rata permintaan amlodipin perbulannya adalah 750
tablet. Waktu tunggu yang dibutuhkan untuk sekali pemesanan adalah 3 hari. Apoteker harus memastikan tidak terjadi kekosongan
amlodipin karena merupakan obat pemakaian terbesar di apotek tersebut. Berapakah stok penanganan/safety stock yang dibutuhkan agar
ketersediaan obat tetap terjaga?
a. 25 tablet
b. 37 tablet
c. 40 tablet
d. 63 tablet
e. 75 tablet

Pembahasan :
750 tablet/bulan
750 tablet / 30 hari
25 tablet/hari
Waktu tunggu 3 hari sekali pemesanan
Safety stock agar tidak terjadi kekosongan
3 hari X 25 tablet = 75 tablet

18. Seorang pasien laki-laki usia 47 tahun baru saja terdiagnosa mengalami hipertiroid. Pasien dinyatakan mengalami krisis tiroid karena
semua gejala klinik terlihat pada pasien dengan kadar T3 dan T4 bebas 3 kali lipat lebih besar daripada kadar normalnya. Dokter akan
meresepkan PTU untuk pasien ini dan meminta pendapat apoteker untuk regimen dosisnya. Bagaimanakah regimen penggunaan PTU yang
tepat untuk pasien tersebut?
a. Tablet 50 mg 2 kali sehari 1 tablet
b. Tablet 50 mg 3 kali sehari 1 tablet
c. Tablet 50 mg 3 kali sehari 3 tablet
d. Tablet 100 mg 3 kali sehari 1 tablet
e. Tablet 100 mg 3 kali sehari 2 tablet

Pembahasan :
300-450 mg/hari penggunaan secara oral. Sehari 3 kali tiap 8 jam. Sehingga penggunaan obat PTU yaitu 100-150 mg 3 kali sehari 1 tablet.

19. Seorang pasien perempuan usia 33 tahun datang ke IGD karena mengeluh lemas dan demam, Pasien memiliki riwayat toxoplasmadan
saat ini masih mengkonsumsi pyrimetamin dan sulfadiazine. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar hemoglobin 7 dan pasien
juga mengalami trombositopenia dan leukopenia. Apakah obat yang harus ditambahkan dalam pengobatan pasien tersebut?
a. Leucovorin
b. Asam folat
c. Ferro sulfat
d. Ferro glukonat
e. Curcumin

Pembahasan :
A combination of pyrimethamine, sulfadiazine, and folinic acid should be offered as treatment for women in whom fetal infection has been
confirmed or is highly suspected (usually by a positive amniotic fluid polymerase chain reaction).
(Toxoplasmosis in Pregnancy: Prevention, Screening, and Treatment. Paquet, C. SOGC Clinical Practice Guideline. No. 285, January 2013)

20. Seorang pasien laki-laki usia 30 tahun dibawa ke UGD dengan diagnose keracunan narkotika jenis morfin. Dokter akan memberikan
antidote untuk pasien tersebut agar segera tertangani. Apakah antidote yang tepat untuk penanganan kasus keracunan pasie tersebut?
a. Asetilsistein
b. Nalokson
c. Diazepam
d. Karbon aktif
e. Desferioksamin

Pembahasan :
Nalokson adalah obat yang digunakan untuk pengobatan darurat narkotika yang telah diketahui atau diduga overdosis. Naloxone dilaporkan
efektif pada dosis 0,06-0,4 mg, bila belum ada respon maka dosis dinaikkan hingga 2,4 mg. Nalokson merupakan antagonis opioid utama
tidak mempunyai atau hanya sedikit mempunyai aktivitas agonis.

Anda mungkin juga menyukai