Anda di halaman 1dari 3

Kelompok : 6

Nama Anggota :
- Ika Oktavia Pratiwi ( 20613062 )
- Safira Itsna Chusnayain ( 20613073 )
- Safiq Wazan Habibullah ( 20613084 )
- Intan Khoirun Nisa ( 20613093 )
- Diva Putri Ariady ( 20613104 )
- Restiningrum L. Rahman ( 20613167 )
- Jiyad Hilal Hawari ( 20613200 )

Case :
Seorang pria Timur Tengah berusia 60 tahun tanpa riwayat hepatitis B kronis
sebelumnya dirawat di unit perawatan intensif di ensefalopati grade II. Ditemukan pada tubuh
pasien antigen permukaan hepatitis B (HBsAg)-positif dan antigen Inti hepatitis B, antibodi
(Anti-HBc) IgM-negatif. Aspartate aminotransferase (AST) nya adalah 153, alanine
aminotransferase (ALT) adalah 90 IU/L; bilirubin adalah 1,4 mg/dL, dan rasio normalisasi
internasional (INR) adalah 1,3. Dia memiliki asites ringan sampai sedang. Dia adalah
hepatitis B antigen (HBeAg)-negatif tetapi DNA virus hepatitis B (HBV)-nya tertunda.
Nitrogen urea darahnya (BUN) adalah 34 dan kreatinin serumnya adalah 1,5 (batas atas
normal 1,4). DNA HBV pasien ditemukan menjadi 3,2 x 107 salinan/mL dengan reaksi rantai
polimerase (PCR) yang tersedia secara komersial. Dia adalah Anti-HBe-positif. INR-nya
berulang (keesokan harinya) dan sekarang menjadi 1,7.
Rekomendasi terapi dan pemantauan apa yang akan Anda berikan?

Jawab :
● Subjektif
Data Pasien
- Jenis kelamin : Pria
- Usia : 60 tahun
- Riwayat Penyakit : Ensefalopati grade II, asites ringan - sedang

● Objektif
Hasil Lab :
- Hepatitis B (HBsAg) : Positif
- IgM Anti-HBc : Negatif
- Anti HBe : Positif
- Aspartate aminotransferase (AST) : 153
- Alanine aminotransferase (ALT) : 90 IU/L
- Bilirubin : 1,4 mg/dL (batas (INR) 1,3 mg/dL)
- Nitrogen urea darahnya (BUN) : 34 mg/dL (normal 5 - 20 mg/dL)
- Serum kreatinin : 1,5 mg/dL (batas normal 1,4 mg/dL)
- DNA HBV : 3,2 x 107 salinan/mL
- Rasio normalisasi internasional (INR) : 1,3 menjadi 1,7
● Rekomendasi Terapi
1. Direkomendasikan untuk pengobatan hepatitis B yang diderita oleh pasien
menggunakan Lamivudine dengan dosis 100 mg/hari. Jika terjadi resistensi
dengan Lamivudine diganti dengan Adefovir 10 mg.
2. Direkomendasikan untuk pengobatan ascites yang diderita pasien dengan
diuretik spironolactone dengan dosis awal 100 mg/hari, gunakan dengan dosis
rendah terlebih dahulu

● Monitoring
1. Dilakukan pemantauan atau monitoring kepatuhan dan ketepatan pada pasien
untuk mengkonsumsi obat
2. Dilakukan pemantauan terkait efek samping obat (ESO) dan interaksi obat dari
terapi yang diberikan.
3. Dilakukan pemantauan terkait hasil lab (AST, ALT, serum bilirubin, serum HBV
DNA, kreatinin serum, dan INR) pasien secara bertahap
4. Dilakukan konseling kepada pasien untuk menjaga pola hidup sehat seperti
melakukan olahraga ringan 5-10 menit setiap hari, mengurangi makanan yang
mengandung tinggi gula, minum air putih yang cukup, berhenti mengonsumsi
minuman beralkohol, serta mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi.
5. Diberikan edukasi mengenai penularan HBV.

Referensi:

No Permasalahan Bukti Referensi

1. Pengobatan pada
pasien Hepatitis
B

Sumber: DiPiro J.T., Wells B.G., Schwinghammer T.L. and DiPiro


C. V., 2021, Pharmacotherapy Handbook, Eleventh Edit.,
McGraw-Hill Education Companies, Inggris

Pengobatan pada
pasien Hepatitis
B dengan sirosis
hati (asites dan
ensefalopati)
Sumber: Guan, R., & Lui, H. F. (2011). Treatment of hepatitis B in
decompensated liver cirrhosis. International journal of hepatology,
2011.

2. Dosis
Lamivudine Sumber: American Pharmacists Association (AphA), 2009. Drug
Information Handbook with International Trade Names Index.
Edisi ke-17. Ohio: Lexicomp

3. Dosis Adefovir

Sumber: Guan, R., & Lui, H. F. (2011). Treatment of hepatitis B in


decompensated liver cirrhosis. International journal of hepatology,
2011.

4. Pengobatan
asites pasien

Sumber: Biecker E. Diagnosis and therapy of ascites in liver


cirrhosis. World J Gastroenterol. 2011 Mar 14;17(10):1237-48. doi:
10.3748/wjg.v17.i10.1237. PMID: 21455322; PMCID:
PMC3068258.

Anda mungkin juga menyukai