A. Latar Belakang
Trauma (cedera), baik di timbulkan dari kecelakaan maupun dari prosedur
pembedahan, akan di ikuti oleh masa pemulihan yang di anggap berlangsung dalam dua
tahap. Priode segera setelah trauma di tandai dengan pemecahan jaringan tubuh sehingga
mengakibatkan keseimbangan nitrogen yang negatif. Gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit yang juga terjadi. Derajat perubahan metabolik ini sesuai dengan beratnya
trauma.
Patah tulang biasanya terjadi karena benturan tubuh, jatuh atau trauma. Baik itu
karena trauma langsung : patah tulang kaki akibat terbentur atau terpapar benda lain.
Sewaktu tulang patah biasanya pendarahan terjadi di sekitar tempat patah dan kedalam
jaringan lunak sekitar tulang tersebut. Jaringan lunak biasanya mengalami
kerusakan.Reaksi peradangan biasanya terjadi setelah fraktur.Sel darah putih dan sel
mast berakumulasi menyebabkan peningkatan aliran darah ketempat tersebut.
1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan proses asuhan gizi terstandar pada pasien open fraktur tibia and fibula di
RSUDdr. Doris Sylvanus Palangkaraya
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan skirining gizi pada pasien pra bedah di ruang dahlia
b. Melakukan Assesment (antropometri, biokimia, klinis/fisik, dietary history) pada
pasien fraktur tulang di ruag dahlia
c. Mempu menbaca dan memahami hasil rekam medik
d. Mampu menyusun NCP pada pasien pra bedah di ruang dahlia
e. Mampu melakukan edukasi kepada pasien
2
BAB II
A. Narasi Kasus
Ny. B Umur 45 tahun masuk rumah sakit tanggal 5 mei 2017. Dengan TB 157, BB 65
kg. LILA 29,0. Status menikah mempunyai anak 1.Ny. B masuk Rumah sakit dengan
rujukan dari rumah sakit lain masuk dengan keluhan awal: Luka robek pada kaki
sebelah kanan akibat terjatuh dari tangga, dan kaki tidak bisa di gerakan serta terjadi
pembekakan. Ny B pada saat masuk mengalami pusing, mual, muntah. Diagnosa
dokter yaitu menyatakan Ny B mengalami open fraktur tibia and fibula. Pada saat
tejatuh tekanan darah Ny. B mengalami kenaikan sebesar 150/100. Ny B beragama
islam dan tinggal di dareah sebangau pulang pisau. Ny. B bekerja sebagai pegawai
Honorer di sebuah sekolah (SD). Dan Suami Ny. B adalah seorang pekerja swasta,
dan keduaya bersuku jawa.
Terapi obat yang diberikan kepada Ny. B saat di rumah sakit adalah Ranitidin,
Daripenem ,Lapibal, Kolonolac serta terapi infus intravena Ringer Laktat 500 ml 20
tpm.
A. Data Pasien
1. Identitas Pasien
Identitas Umum Pasien
Nama : Ny.B Aktivitas : Sedang
Umur : 45 tahun Suku/Bangsa : Jawa
Jenis kelamin : perempuan Alamat : Jln. Sebangau
Agama : Islam No Rm : 25.88.97
Pekerjaan : Guru Honorer Ruang : Dahlia (18)
Pendidikan : SMA/MA Diagnosa Medis : Open Fraktur Tibia & Fibula
Sosial Ekonomi : Menengah Tgl Kasus : 26 Mei 2017
Sumber : Data Rekam Medik 2017
3
B. Data Subjektif
1. Riwayat Penyakit pasien
Keluhan Utama : Terjatuh dari tangga depan rumah
Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak ada riwayat penyakit
Riwayat Penyakit Kelurga : Tidak Ada
Riwayat Penyakit sekarang : Pusing, Mual, Muntah
(sumber rekam medik dan wawancara)
2. Riwayat Gizi
Alergi/pantangan makanan :
Ny. B tidak memiliki alergi dan pantangan makanan
Diet yang di berikan :
Ny. B di berikan Diet RG karena pada saat masuk RS tekanan darah Ny. B
150/100
(sumber rekam medik dan wawancara)
Kebiasaan makan :
Ny. B memiliki kebiasaaan makan dalam satu hari yaitu
- Makanan pokok : Nasi 3 – 4 x/ hari
- Lauk hewani : Ikan 1 – 2x/ hari
- Lauk nabati : tidak terlalu sering
- Sayur : Sering di konsumsi
- Buah : Jarang di konsumsi
- Minuman : Air putih
(sumber wawancara)
Makanan kesukaan
- Ny. B lebih suka mengkonsumsi sayur rumahan/ sayur yang ditanam
sendiri seperti daun singkong, kacang, bayam, kangkung, terong dan
cara pengolahan dengan cara di bening/sop/di rebus
(sumber wawancara)
4
Frekuesi makan sebelum masuk RS
- 3 Kali makanan utama (pagi. Siang, sore)
(sumber wawancara)
Masalah gastrointestinal
- Ny. B Pada saat masuk RS mengalami mual, muntah, dan pusing
akibat jatuh dari tang
- ga
(sumber rekam medik dan wawancara)
Aktivitas
Ny. B dalam keadaan berbaring
(sumber rekam medik dan wawancara)
3. Riwayat Personal
Ny. B berstatus sudah menikah, memiliki satu anak dan tinggal di wilayah
sebangau. Ny.B sebelumnya belum perrnah mendapatkan edukasi terkait
dengan gizinya. Karena Ny. B masuk rs dengan keluhan utama jatuh dari
tangga.
C. Data Objektif
1. Data Antropometri
- TB : 65 kg
- BB : 157 cm
- BBI : 51 kg
- LILA : 29,0 cm
- LILA : 88% ( Normal)
5
2. Data Biokimia
Data Laboratorium Nilai Laboratorim Nilai Normal Analisis
Hb 12,8 12-16 gr/dL Normal
WBC / White Blood 17,380
Cell
PLT / Angka 252,000 150.000-300.000 Normal
Trombosit
GDS 185 <200 Normal
CR 0,95 0,7-1,5 Normal
HbsAg (-) (-) Negative Negative
CT 400
BT 200
6
4. Obat
1. Ranitidin
- Nama obat
Ranitidin
- Dosis
50 gr/ 3 jam intravena
- Fungsi
bekerja dengan cara menekan sekresi asam lambung ataumenekan
pembentukan asam lambung.
- Interaksi oabat dan makanan
Konsumsi bersama makanan atau antasida dengan ranitidin dapat
menyebabkan penurunan absorpsi ranitidin hingga 33% dan konsentrasi
puncak dalam serum menurun hingga 613-432 ng/mL.
- Efek samping
diare, nyeri otot, pusing, dan timbul ruam kulit, malaise,nausea, Konstipasi
2. Lapibal
- Nama obat
Lapibal
- Dosis
500 gr / 3 jam intravena
- Fungsi
Untuk perawatan nyeri pada ekstremitas, hemoglobin rendah, hilangnya
sensasi, terapi tambahan dalam sesak otot yang parah, penurunan massa
otot dan kondisi lainnya.
- Interaksi oabat dan makanan’
Dapat Dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau tidak bersamaan
dengan makanan
- Efek samping
Mual, Reaksi alergi, Muntah, Gatal ,Injeksi situs terkait efek samping,
Diare
7
3. Konolonac
- Nama obat
Konolonac
- Dosis
30 gr / 3 jam intravena
- Fungsi
Sebagai obat antibiotik peredam nyeri
- Efek samping
Ngantuk, mual, muntah,
- Interaksi obat dan makanan
Jangan di berikan pada saat makan
5. Terapi intravena
- Infus RL 500 ml 20 tpm
8
TABEL RECALL PASIEN SELAMA 24 JAM
(05-mei-2017)
9
BAB III
A. SKRINING GIZI
Nama : Ny. B
No Rekam medis : 25.88.97
Ruang/kelas : Dahia (18)
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal pemeriksaan : 06-05-2017
Umur : 45 tahun
Berat Badan : 65 kg
Tinggi Badan : 157 cm
Status Gizi : Baik
Dari hasil skrining total skor yang didapat yaitu : 6 (resiko tinggi)
Kesimpulan :
Perlu melakukan assesment lanjut setiap hari
10
“ASSEMENT GIZI (06 mei 2017)”
A. Assement Gizi
1. Antropometri
AD.1.1 Komposisi/Pertumbuhan tubuh/riwayat berat badan
AD. 1.1.1 Tinggi Badan
Tinggi badan Ny. B 157 cm
AD 1.1.2 Berat Badan
Berat badan Ny. B pada tangga 06 mei 2017 yaitu 65 kg Berat badan pasien saat di
lakukan pengukuran dengan menggunakan perhitungan LILA
2. Biokimia
BD. Data Biokimia, tes medis dan prosedur
BD. 1.2 Electrolyte and renal profile \
BD.1.2.2 Kreatin
BD.1.10.1 Hemoglobin
11
3. Fisik klinis
PD. Nutrition Focused Physical Findings
PD. 1.1.1 Tampilan keseluruhan
4. Riwayat Personal
CH.1.1.1 Umur
CH 1.1.4 Bahasa
12
Pasien memiliki kemampuan membaca dengan baik
CH.1.1.6 Edukasi
Pasien saat ini dalam keadaan berbaring tidak bisa bangun dari tempat tidur karena
fraktur kaki kanannya
CH.1.1.10 Morbilitas
Pasien saat ini dalam keadaan berbaring/tidak bisa berdiri dan berjalan. Pasien
hanya bisa duduk jika di dudukan
5. Riwayat Makan
- Asupan energi pasien saat di lakukan recall pertama yaitu 788 kaloridari
kebutuhan total pasien yang seharusnya 1326 kalori kebutuhan total
pasien 1326 kalori
Identifikasi :
13
- Pada recall ketiga asupan pasien mengalami defisit sedang dengan tingkat
konsumsi sebesar 69%
Jumlah asupan cairan Ny. B adalah sekitar 2400 ml/ 2,4 liter per hari.
Jumlah cairan yang keluar melalui urin (Urin Tampung sekitar 500 ml)
1. Jumlah makanan
Jumlah makanan pasien yang di asup dari rumah sakit
2. Jenis makanan
Jenis makanan yang di konsumsi pasien saat di rawat di rumah sakit yaitu
menu yang di berikan dari pihak rumah sakit berupa bahan makanan pokok,
lauk hewani, lauk nabati, sayur dan buah
3. Pola makan
Pasien makan dalam sehari sebanyak 3 kali makan utama (pagi, siang, sore)
4. Indeks kualitas/diet
Dari rumah sakit pasien di berikan diet rendah garam dan tinggi protein,
karena pada saat pasein masuk rumah sakit tekanan darahnya tinggi jadi
harus di turunkan dengan pemberian diet rendah garam serta obat2 penunjang
penurun tekanan darah. Di berikan diet tinggi protein karena pasien adlah
pasien yang memiliki keluhan fraktur jadi cadangan protein yang tinggi akan
cepat menggantikan protein-protein yang hilang pada saat pembedahan
5. Variasi makanan
Makanan yang di beriakan oleh rumah sakit yaitu makanan yang sesuai
standar diet yang biasanya makanan yang di asup pasien yaitu seperti bahan
makanan sumber kerbohidrat, lauk hewani, lauk nabati, sayur dan buah.
14
FH.1.5.1 Asupan Lemak dan Kolesterol
Identifikasi :
- pada recall kedua asupan lemak total pasien mengalami defisit berat
dengan tingkat konsumsi sebesar 51%.
Identifikasi :
- Pada recall ketiga asupan protein total pasien mengalami defisit ringan
dengan tingkat konsumsi sebesar 71%
Karbohidrat total
- Asupan karbohidrat pasien saat di lakukan recall pertama yaitu 128 gr
dari kebutuhan karbohidrat total pasien yang seharusnya 198 gr
Identifikasi :
- Asupan karbohidrat pasien saat di lakukan recall pertama yaitu 134 gr
dari kebutuhan karbohidrat total pasien yang seharusnya 198 gr
15
“Diagnosa Gizi tanggal 06 mei 2017”
B. Diagnosa Gizi (NC)
1. DOMAIN INTAKE (NI)
NI 2.1 Asupan Oral tidak cukup
Asupan makanan dan minuman secara oral tidak cukup berkaitan dengan
hasil perhitungan energi, protein, lemak, dan karbohidrat di buktikan
denganaudit gizi pada tanggal 06 mei 2017 untuk energi, protein, lemak,
dan karbohidrat mengalami defisit berat
NI-1. 4 Asupan energi inadekuat
Asupan energi yang kurang dari energi ekspenditur berkaitan dengan
peyebab patofisiologi atau psikologi akibat keadaan fisik yang kurang
baik di buktikan dengan asupan energi saat recall (06 mei 2017)
mengalami defisit berat dengan tingkat konsumsi sebesar 54%
NI-5.6.1 Asupan Lemak Inadekut
Asuapan lemak yang rendah berkaitan dengan peyebab patofisiologi atau
psikologi akibat keadaan fisik yang kurang baik di buktikan perhitungan
protein yang tidak sesuai dengan kebutuhan. asupan protein saat recall (06
mei 2017) mengalami defisit berat dengan tingkat konsumsi sebesar 65%.
NI-5.7.1 Asupan Protein tidak memadai
Asuapan protein yang rendah berkaitan dengan peyebab patofisiologi atau
psikologi akibat keadaan fisik yang kurang baik di buktikan perhitungan
protein yang tidak sesuai dengan kebutuhan. asupan protein saat recall (06
mei 2017) mengalami defisit berat dengan tingkat konsumsi sebesar 65%
NI-5.8.1 Asupan karbohidrat inadekuat
Asuapan karbohidrat yang rendah berkaitan dengan peyebab patofisiologi
atau psikologi akibat keadaan fisik yang kurang baik di buktikan
perhitungan protein yang tidak sesuai dengan kebutuhan. asupan
karbohidarat saat recall (06 mei 2017) mengalami defisit berat dengan
tingkat konsumsi sebesar 47% .
16
2. DOMAIN KLINIS (NC)
NC.2 Biokimia
NC. 2.1 Utilisasi dan zat gizi terganggu
Kemampuan untuk melakukan aktivitas terhalang berkaitan dengan
diagnosa medis menyatakan open fr tibia and fibula di bukti dengan
adanya fraktur pada kaki sebelah kanan dan pembekakan.
Prioritas
17
“Intervensi Gizi tanggal 06 mei 2017”
C. Intervensi
1. Tujuan
jangka pendek 2 hari :
1. Memenuhi kebutuhan energy basal dan protein yang meningkat untuk
mencegah dan mngurangi kerusakan jaringan tubuh setelah pembedahan
2. Jenis diet
Tinggi Energi Tinggi Protien (TETP)
3. Perhitungan
Diketahui :
Nama : Ny. B
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 45 tahun
BB : 65kg
TB : 157 cm
1. BBI = TB – 100 – 10 %
= 157 – 100 – 10 %
= 57 – 5,7
= 51 kg/m2
18
LLA =375 x 29 − 43,5 = 65 Kg
Perhitungan gizi makro dengan kebutuhan yang di ambil sekitar 1326 kalori yaitu
penggunaan energi basal
2. Protein : ±5
= 66 x 5%
= 3,3
= 63-70 gr
19
3. Lemak : ±5
= 29 x 5%
= 1,5
= 27-31 gr
4. Karbohidrat :±5
= 198 x 5%
= 10
= 182-208 gr
- Pada hari pertama pemorisan dan hari ke dua pemorsian pasien di berikan
kebutuhan 100 dari total kebutahan basal pasien 1326 kalori.
Dengan pembagian makan pagi 30%, siang 40%, dan malam 30%
20
Energi : 1326 x 0, 40 = 530 kal
Protein 66 x0,40 = 36 gr
Lemak 29 x 0,40 = 11 gr
Karbohidrat 198 x0,40 = 79 gr
21
ANALISIS ASUPAN ZAT GIZI “PEMORSIAN HARI I”
(06 Mei 2017)
22
Wortel 25 25 gr 25 gr
Mie soun 25 25 gr 25 gr
PEMORSIAN HARI KE 1
(06 MEI 2017)
23
Pagi Nasi putih Nasi 150 gr 195,0 3,6 0,3 42,9
(07/05/2017) Ayam bumbu soto Daging 73 gr 144,0 0,5 0,1 2,0
Ayam
Soto banjar Kentang 25 23,4 0,5 0,0 5,4
Daun bawang 10 2,1 0,1 0,1 0,5
Daun sop 10 1,6 0,2 0,1 0,6
24
PERBANDINGAN TOTAL ASUPAN “RUMAH SAKIT” DENGAN KEBUTUHAN
(06 mei 2017)
25
Menghitung jumlah cairan yang keluar
- IWL : 500 + 500 : 1000 ml cairan yang keluar
Menghitung jumlah infus per dalam 24 jam
- Terapi infus Ringer Laktat (RL : 20 TPM)
20 x 60 x24
Infus RL 20 tpm : = 480 cc
20
4. Prinsip diet
a. Energi tinggi
b. Protein tinggi
c. Lemak cukup
d. Karbohidrat cukup
e. Vitamin dan mineral cukup
5. Syarat diet
a. Energi berikan tinggi sebesar 1326 kalori untuk memenuhi kebutuhan energi
basal
b. Protein di berikan tinggi sebesar 66 gr dari pemenuhan kebutuhan energi basal
c. Lemak di berikan cukup sebesar 25 gr memenuhi kebutuhan basal
d. Karbohidrat di berrikan cukup sebesar 198 dari Vitamin dan mineral di
berikan cukup
e. Makanan yang di berikan mudah cerna
6. Bentuk makanan
Makanan yang di berikan adalah biasa
7. Frekuensi
26
3 kali makanan utama : pagi, siang, malam
8. Rute
Makanan di berikan lewat oral
9. Edukasi
Sasaran :
Di berikan kepada pasien dan kelurga pasien yang menunggu
Waktu :
Penyampaian edukasi kepada pasien yaitu ketika pasien mendapatkan
makanan atau sudah menghabiskan makanannya
10. Tempat :
Ruang Beedah (dahlia. 18)
11. Edukasi yang di berikan :
Pasien harus tetap memakan makanan dari rumah sakit dan harus selalu
menghabiskan makanannya serta makanan dari rumah sakit harus di habiskan
sendiri.
12. Tujuan di berikan koseling pada badsite teaching
Memotivasi pasein agar selalu menghabiskan makanan yang di berikan oleh
pihak rumah sakit.
27
“Monetoring dan evaluasi tanggal 06 mei 2017”
Dokumentasi monitoring Pada kunjungan Pada saat dilakukan recall 1,dengan asupan
evaluasi awal zat gizi makro sebagai berikut :
1. Energi 917kkal dengan tingkat
konsumsi 69% dari total kebutuhan
2. Protein 47 gram dengan tingkat
konsumsi 75% dari total kebutuhan
protein
3. Lemak 24 gram dengan tingkat
konsumsi 82 % dari total kebutuhan
lemak.
4. Karbohidrat 128 gram dengan tingkat
konsumsi 64% dari total kebutuhan
karbohidrat
28
Pada tahap selanjutnya akan dilakukan
monitoring pada kunjungan
berikutnya.
E. Biokimia
BD. Data Biokimia, tes medis dan prosedur
BD. 1.2 Electrolyte and renal profile \
BD.1.2.2 Kreatin
BD.1.10.1 Hemoglobin
29
F. Fisik klinis
PD. Nutrition Focused Physical Findings
PD. 1.1.1 Tampilan keseluruhan
G. Riwayat Personal
CH.1.1.1 Umur
CH 1.1.4 Bahasa
30
Pasein berbahsa jawa dan indonesia
CH.1.1.6 Edukasi
Pasien saat ini dalam keadaan berbaring tidak bisa bangun dari tempat tidur karena
fraktur kaki kanannya
CH.1.1.10 Morbilitas
Pasien saat ini dalam keadaan berbaring/tidak bisa berdiri dan berjalan. Pasien
hanya bisa duduk jika di dudukan
H. Riwayat Makan
i. Asupan energi pasien saat di lakukan recall yaitu 917 kalori kalori dari
kebutuhan total pasien yang seharusnya 1326 kalori
Identifikasi :
31
ii. pada recall kedua asupan pasien mengalami defisit berat dengan
tingkat konsumsi sebesar 59%.
Jumlah asupan cairan Ny. B adalah sekitar 2400 ml/ 2,4 liter per hari.
Jumlah cairan yang keluar melalui urin (Urin Tampung sekitar 500 ml)
1. Jumlah makanan
Jumlah makanan pasien yang di asup dari rumah sakit
2. Jenis makanan
Jenis makanan yang di konsumsi pasien saat di rawat di rumah sakit yaitu
menu yang di berikan dari pihak rumah sakit berupa bahan makanan pokok,
lauk hewani, lauk nabati, sayur dan buah
3. Pola makan
Pasien makan dalam sehari sebanyak 3 kali makan utama (pagi, siang, sore)
4. Indeks kualitas/diet
Dari rumah sakit pasien di berikan diet rendah garam dan tinggi protein,
karena pada saat pasein masuk rumah sakit tekanan darahnya tinggi jadi
harus di turunkan dengan pemberian diet rendah garam serta obat2 penunjang
penurun tekanan darah. Di berikan diet tinggi protein karena pasien adlah
pasien yang memiliki keluhan fraktur jadi cadangan protein yang tinggi akan
cepat menggantikan protein-protein yang hilang pada saat pembedahan
5. Variasi makanan
Makanan yang di beriakan oleh rumah sakit yaitu makanan yang sesuai
standar diet yang biasanya makanan yang di asup pasien yaitu seperti bahan
makanan sumber kerbohidrat, lauk hewani, lauk nabati, sayur dan buah.
32
FH.1.5.1 Asupan Lemak dan Kolesterol
Identifikasi :
Pada recall ketiga asupan lemak total pasien mengalami defisit ringan
dengan tingkat konsumsi sebesar 82%
Identifikasi :
Karbohidrat total
Asupan karbohidratpasien saat di lakukan recall pertama yaitu 134 gr
dari kebutuhan karbohidrat total pasien yang seharusnya 198 gr
Identifikasi :
Pada recall ketiga asupan protein total pasien mengalami defisit berat
dengan tingkat konsumsi sebesar 64%
33
“Diagnosa Gizi tanggal 07 Mei 2017”
34
asupan protein pasien mengalami defisit ringan dengan tingkat konsumsi sebesar
71 %
NC.2 Biokimia
35
Gangguan kognitif dan fisik berkaitan dengan kemampuan menyiapkan makanan
sendiri berkaitan dengan ketidak mampuan fisik di buktikan dengan kondisi yang
berhubungan dengan diagnosa atau perawatan pasien mengalami fraktur tulang
Prioritas
36
“Interrvensi tanggal 07 mei 2017”
A. Tujuan
jangka pendek 2 hari :
1. Memenuhi kebutuhan energy basal dan protein yang meningkat
untuk mencegah dan mngurangi kerusakan jaringan tubuh setelah
pembedahan
B. Jenis diet
Tinggi Energi Tinggi Protien (TETP)
C. Perhitungan
Diketahui :
Nama : Ny. B
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 45 tahun
BB : 65kg
TB : 157 cm
= 57 – 5,7
= 51 kg/m2
37
LLA =𝑙𝑙𝐴 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 x 30,4 x 100% = 88% Normal
LLA =375 x 29 − 43,5 = 65 Kg
Perhitungan gizi makro dengan kebutuhan yang di ambil sekitar 1326 kalori yaitu
penggunaan energi basal
2. Protein : ±5
= 66 x 5%
= 3,3
38
= 63-70 gr
3. Lemak : ±5
= 29 x 5%
= 1,5
= 27-31 gr
4. Karbohidrat :±5
= 198 x 5%
= 10
= 182-208 gr
- Pada hari pertama pemorisan dan hari ke dua pemorsian pasien di berikan
kebutuhan 100 dari total kebutahan basal pasien 1326 kalori.
Dengan pembagian makan pagi 30%, siang 40%, dan malam 30%
39
Pembagian makan siang 40 %
Energi : 1326 x 0, 40 = 530 kal
Protein 66 x0,40 = 36 gr
Lemak 29 x 0,40 = 11 gr
Karbohidrat 198 x0,40 = 79 gr
2. Protein : ±5
= 66 x 5%
= 3,3
= 63-70 gr
3. Lemak : ±5
= 29 x 5%
= 1,5
= 27-31 gr
4. Karbohidrat :±5
= 198 x 5%
= 10
= 182-208 gr
40
PEMORSIAN HARI KE 2
(07 MEI 2017)
41
ANALISIS ASUPAN ZAT GIZI “PEMORSIAN HARI II
42
Kacang panjang 30 gr 10,5 0,6 0,1 2,4
Jagung pipil 30 gr 32,4 1,0 0,4 7,5
*Analisis Nutrisurvey 2007
https://www.tabletwise.com/indonesia-id/lapibal-capsule
20 x 60 x24
Infus RL 20 tpm : = 480 cc
20
43
E. Prinsip diet
1. Energi tinggi
2. Protein tinggi
3. Lemak cukup
4. Karbohidrat cukup
5. Vitamin dan mineral cukup
F. Syarat diet
1. Energi berikan tinggi sebesar 1326 kalori untuk memenuhi kebutuhan energi
basal
2. Protein di berikan tinggi sebesar 66 gr dari pemenuhan kebutuhan energi
basal
3. Lemak di berikan cukup sebesar 25 gr memenuhi kebutuhan basal
4. Karbohidrat di berrikan cukup sebesar 198 dari Vitamin dan mineral di
berikan cukup
5. Makanan yang di berikan mudah cerna
G. Bentuk makanan
Makanan yang di berikan adalah biasa
H. Frekuensi
3 kali makanan utama : pagi, siang, malam
I. Rute
Makanan di berikan lewat oral
44
J. Edukasi
Edukasi yang di berikan adalah metode konseling badsite teacing
Sasaran :
Di berikan kepada pasien dan kelurga pasien yang menunggu
Waktu :
Materi yang di sampaikan dengan durasi 10 menit
Metode :
Ceramah. Tanya jawab dan pemberian leaflet
Tempat :
Ruang Beedah (dahlia. 18)
Materi yang di berikan :
Diet Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP) \
Tujuan di berikan koseling pada badsite teaching
Untuk membantu passien dan keluarga menyusun menu untuk makan pagi,
siang, malam sesuai diet yang yang di berikan yaitu tinggi energi dan
tinggi protein .
45
2. Hindari bumbu tajam seperti cabe dan merica
Dokumentasi monitoring Pada kunjungan Pada saat dilakukan recall 1,dengan asupan
evaluasi awal zat gizi makro sebagai berikut :
5. Energi kkal dengan tingkat konsumsi
69% dari total kebutuhan
6. Protein 47 gram dengan tingkat
konsumsi 75% dari total kebutuhan
protein
7. Lemak 24 gram dengan tingkat
konsumsi 82 % dari total kebutuhan
lemak.
8. Karbohidrat 128 gram dengan tingkat
konsumsi 64% dari total kebutuhan
46
karbohidrat
47
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
1. PATAH TULANG
A. Pengertian Patah Tulang (Fraktur)
48
Fraktur terbuka: bila terdapat luka yang menghubungkan tulang yang fraktur
dengan udara luar atau permukaan kulit.
Fraktur tertutup: bilamana tidak ada luka yang menghubungkan fraktur dengan
udara luar atau permukaan kulit
C. Etiologi
Penyebab fraktur adalah trauma yang mengenai tulang, dimana trauma
tersebut kekuatannya melebihi kekuatan tulang, dan mayoritas fraktur akibat
kecelakaan lalu lintas. Trauma-trauma lain adalah jatuh dari ketinggian, kecelakaan
kerja, cidera olah raga. Trauma bisa terjadi secara langsung dan tidak langsung.
Dikatakan langsung apabila terjadi benturan pada tulang dan mengakibatkan fraktur di
tempat itu, dan secara tidak langsung apabila titik tumpu benturan dengan terjadinya
fraktur berjauhan
1. Cedera traumatik
Cedera traumatik pada tulang dapat disebabkan oleh :
Cedera langsung berarti pukulan langsung terhadap tulang sehingga tulang pata
secara spontan. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur melintang dan
kerusakan pada kulit diatasnya.
Cedera tidak langsung berarti pukulan langsung berada jauh dari lokasi
benturan, misalnya jatuh dengan tangan berjulur dan menyebabkan fraktur
klavikula
2. Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak dari otot yang kuat.
Fraktur Patologik
Dalam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana dengan trauma minor
D. Patofisiologi
Tulang yang mengalami fraktur biasanya diikuti kerusakan jaringan
disekitarnya, seperti di ligamen, otot tendon, persyarafan dan pembuluh darah, oleh
49
karena itu pada kasus fraktur harus ditangani cepat, dan perlu dilakukan tindakan
operasi.
Tanda dan Gejala :
Nyeri hebat ditempat fraktur
Tak mampu menggerakkan ekstremitas bawah
Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti : fungsi berubah, bengkak,
sepsis pada fraktur terbuka dan deformitas
2. TRAUMA
A. Pengertian Trauma
Trauma (cedera), baik di timbulkan dari kecelakaan maupun dari prosedur
pembedahan, akan di ikuti oleh masa pemulihan yang di anggap berlangsung dalam dua
tahap. Priode segera setelah trauma di tandai dengan pemecahan jaringan tubuh sehingga
mengakibatkan keseimbangan nitrogen yang negatif. Gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit yang juga terjadi. Derajat perubahan metabolik ini sesuai dengan beratnya
trauma.
Patah tulang biasanya terjadi karena benturan tubuh, jatuh atau trauma. Baik itu
karena trauma langsung : patah tulang kaki akibat terbentur atau terpapar benda lain.
Sewaktu tulang patah biasanya pendarahan terjadi di sekitar tempat patah dan kedalam
jaringan lunak sekitar tulang tersebut. Jaringan lunak biasanya mengalami
kerusakan.Reaksi peradangan biasanya terjadi setelah fraktur.Sel darah putih dan sel
mast berakumulasi menyebabkan peningkatan aliran darah ketempat tersebut.
Banyak faktor yang mempengaruhi penyembuhan tulang pada pasien fraktur,
yaitu : imobilisasi fragmen tulang (tulang yang patah di reposisi dan dipasang fiksasi
interna maupun eksterna), kontak fragmen tulang maksimal (fragmen tulang yang
bergeser harus benar-benar akurat dan dipertahankan dengan sempurna agar
penyembuhan benar-benar terjadi), tulang yang terkena harus mempunyai peredaran dan
asupan darah yang memadai (untuk mencegah nekrotik dan atropi jaringan disekitar
tulang yang patah ), nutrisi yang baik (mengandung gizi yang cukup untuk membentuk
tulang yang kuat dan membantu kesembuhan yang optimal
Pada pasien fraktur, status nutrisi juga mempengaruhi proses penyembuhan
tulang dan bentuk kesempurnaan tulang. Pasien dengan status nutrisi yang baik
50
cenderung melewati masa penyatuan tulang yang lebih awal dan pasien dengan gizi
buruk atau malnutrisi mengalami keterlambatan penyatuan tulang (delayed union) dan
bahkan tulang tidak menyatu (non union. Asupan nutrisi yang baik seperti cukupnya
vitamin A, vitamin D, kalsium, vitamin C, fosfor, magnesium, dll dapat membantu
pertumbuhan dan pembentukan tulang yang kuat dan sempurna
BAB V
A. Hasil
1. Asuhan Gizi Hari I (06 Mei 2017)
a. Recall 24 jam
Zat gizi Asupan Kebtuthan Tingkatan Keterangan
Energi 788 1326 59% Defisit berat
Protein 31 66 46% Defisit berat
Lemak 15 26 51% Defisit berat
Karbohidrat 134 198 67% Defisit berat
b. Antropometri
Hasil pengukuran antropometri pada saat pengambilan kasus
(tanggal 05 mei 2016 )
Pengukuran
TB 157 Cm
BB 65 Kg
% LILA 88%
LILA 88%
51
- Nadi (N) : 91 x/menit (Normal)
- Suhu (T) : 36o (Normal)
- Pernafasan (RR) : 20x/menit (Normal)
d. Hasil Biokimia
Hasil pemeriksaan laboratorium saat pertama kali masuk (04 mei 2017)
Data Laboratorium Nilai Nilai Normal Analisis
Laboratorim
Hb 12,8 12-16 gr/dL Normal
WBC / White Blood 17,380 150.000-300.000 Normal
Cell
PLT / Angka Trombosit 252,000
GDS 185 <200 Normal
CR 0,95 0,7-1,5 Normal
HbsAg (-) (-) Negative Negative
CT 400
BT 200
e. Obat
f. Obat yang di berikan dari piihak rumah sakit
No Nama obat Obat yg di berikan Dosis
1 Ranitidin Injeksi Intravena (per 3 jam) 50 gr
2 Konolonac Injeksi Intravena (per 3 jam) 30 gr
3 Lapibal Injeksi Intravena (per 3 jam) 500 gr
52
g. Monioring dan evaluasi
Saat di lakukan monitoring dan evaluasi pada hari pertema dan hai terakhir
Tanggal 06 MEI 2017
Zat gizi Audit Gizi
Energi Defisit berat
Protein Defisit berat
Lemak Defisit berat
KH Defisit berat
53
B. PEMBAHASAN
Dalam melakukan asuhan gizi terstandar khusunya di rumah sakit perlu
adanyab pelayanan yang lebih intensif terutama pada pasien rawat inap. Pemenuhan
kebutuhan dan diet yang patuh kepada pasien sangat menentukan kesembuhan
pasien yang dapat di lihat dari asupan nutrisi. Khususnya pada pasien yang
mengalami malnutrisi berat dan juga trauma perlu di uapayakan penangan secara
maksimal.
Pada saat praktek kerja lapapangan yang di lakukan di RSUD.dr. doris
sylvanus, saya mendapatkan kasus di ruang bedah dahlia no.18 dengan asuhan gizi
pada pasien fraktur kaki yang telah di rawat sejak tanggal 04 mei 2017 dengan
keterangan rujukan dari rumah sakit lain. Pada hari pertema saya melakukan
anamnesa pasien dengan menggunakan skrining dari rumah sakit. Tujuan di lakukan
di lakukannya skrining yaitu untuk mengetahui tingkat keparahan suatu penyakit
atau keadaan seorang pasien yang telah di rawat di rumah sakit.
Patah tulang sendiri yaitu cedera yangbiasanya terjadi karena benturan tubuh,
jatuh atau trauma. Baik itu karena trauma langsung dan tidak langsung. Pada saat
terjatuh pasien mengalami mual, muntah, sakit kepala, nyeri dan tekanan darah pasien
meningkat. Sehingga pada saat masuk rumah sakit pemberian diet untk pasien yaitu
diberikan diet rendah garam (RG) yang manu tujuan dari diet ini untuk menurunkan
tekanan darah pasien menjadi normal.
Saat saya melakukan asuhan gizi pada Ny. B selam 2 hari pada tanggal 06 mei
2017 sampai 07 mei 2017. Dengan proses asuhan gizi sebagai berikut
1. Skringing gizi
54
Ny. B pada saat di lakukan skrining awal yaitu untuk mengetahui apakah Ny.B
beresiko tinggi atau tidak sehingga perlu di lakukan tindakan lebih lanjut. Dari
hasil skrining yang di peroleh Ny. B memperoleh skor 6 yang mana Ny. B beresiko
tinggi dan perlu di lakukan tindakan lanjutan. Dengan status gizi Ny. B yang di
ukur dengan menggunkan LILA Baik. Pada saat di tanyakan penurunan berat
badan pada Ny. B dalam 6 bulan terkahir yaitu Ny. B tidak mengetahui berapa
penuurnan berat badanya (ragu-ragu). Ny. B tidak punya gangguan menelan dan
mengunyah hanya saja merasakan kakinya yang sakit akibat terjatuh
2. Antropometri
Pada saat pengukuran antropometri saya untuk mengetahui tinggi badan
saya menggunakan pengukuran tinggi lutut di karenakan Ny. B tidak bisa
berdiri sehingga di dapatkan hasil tinggi badan estimasi yaitu 157 cm. Untuk
pengukuran berrat badan saya menggunakan beat badan koreksi
menggunakan Pita LILA sehingga di dapat berat badan estimasi 65 kg dengan
nilai LILA yang di dapat yaitu 29,0 dengan % LILA 88% termasuk ke dalam
status giszi normal. Dan untuk mengetahui berapa berat badan Ny. B saya
menggunakan perrhitungan BBI untuk perrempuan.
3. Biokimia
hasil pemeriksaan laboratorium yang saya lihat dari buku rekam medik
pasien yaitu pemeriksaan hanya di lakukan sekali yaitu pada saat pasien msuk
ruang IGD RSUD.dr.doris sylvanus palangka raya tanggal 04 mei 2017 yang
mana pemeriksaan di lakukan bertujuan apakah selain pasien mengalami patah
tulang (cedera) saja dan untuk mengetahui apakah pasien terdapat penyakit
bawaan sehingga akan terdampak pada cedera pasien.
Hasil pemeriksaan tersebut hanya di lakukan sekali dan akan di
lakukan lagi pada saat menjelang operasi pembedahan tulang yang patah pada
tanggal 08 mei 2017. Adapaun pemersiaan meliputi pemeriksaan HB, WBC,
PLT, GDS, HbsAg, CT, BT, CT yang mana nilai dari pemerksaan tersebut
normal.
Tujuan di lakukan Pemersaan HB yaitu untuk mengetahui kadar
hemoglobin dalam tubuh masih dalam batas normal atau tidak karena pada
55
saat terjatuh dari tangga takutnya pasein mengalami pendarahan hebat
sehingga mengalami banyak kehilngan darah
Tujuan di lakuakn pemersaan WBC yaitu utnuk mengetahui kadar sel
darah putih di dalm tubuh masih dakam batas normal atau tidak. PLT sendiri
yaitu bertujuan untuk mengetahui berapa banyaknya angka trombosit di
dalam tubuh. HbsAg yaitu untuk mengecek apakah pasien mengalami riwayat
penyaikt Hepatitis. GDS yaitu pemeriksaan gula darah sewaktu pasien apakah
memungkinkan pasein mengalami kadar gula darah yang tinggi sehingga dapt
beradampak pada penyakit DM. CT sendiri bertujuan untuk mengecek
apakah kadar kreatinin pasien tinggi sehingga akan bedampak pada penyakit
saluran ginjal. Pemeriksaan BT & CT sendiri untuk memastikan angak sel
darah merah dan sel darah putih dalam tubuh
4. Pemeriksaan fisik
Pada saat di lakuakan pemeriksaan fisik klinis yaitu keadaan pasien dalam
keadaan tekanan darah tinggi, nadi normal, suhu normal, pernafasan normal,
cuam terdapat mual, muntah dan pusing saat terjatuh dari tangga yang
mengakibatkan kaki pasien bengkak
5. Pengobatan
Obat yang di berikan dari rumah sakit yaitu ada 3 oabt ayng mana oabt tersebut
adalah ranitidin, lapibal, dan kono lonac. Masing masing obat tersebut memiliki efek
mual, muntah dan pusing. Obat ranitidin dengan dosis 50 gr pemberian injeksi
intravena per 3 jam adalah obat peredam mual atau obat peredam naiknya asam
lambung. Obat lapibal dengan dosis 500 gr pemberian injeksi intravena per 3 jam
yaitu perahan nyeri. Obat konolonac dengan dosis 30 gr pemberian inejksi intravena
per 3 jam yaitu sebagai antibiotik penahan rasa nyeri, yang mana nyeri di karenakan
adanya pembekakan pada kaki akibat terjatuh dari tangga.
56
Untuk melihat asupan makanan pasien maka perlu di lakukan evaluasi terkait
dengan asupan makan yang pasien makan dari rumah sakit yaitu di lakukannya
dengan metode berat saat pemorsian – berat sisa (berat makanan yang tidak di
habiskan).
Pada saat asupan makanan pasein, pasien hanya mengkonsumsi makanan dari
dalam rumah sakit saja, karena kepatuhan pasien terhadap anjuran dari ahligizi
bahwasanya pasien harus mengkonsumsi makanan yang di beriakn dari rumah sakit
dan harus di habiskan sendiri.
198
200
180
160
134
140
120
100
80 66
60
40 31 26
15
20
59% 46% 51% 67%
0
Energi Protein Lemak Karbohidrat
asupan kebutuhan tingkatan
Grafik 1.1 %Tingkat Konsumsi Recall pada pemorian hari pertama 06 mei 2017
Pada hari pertama/ pada pemorsian pertama dapat di lihat audit gizi % tingkat konsumsi
pasein lebih rendah di bandingkan dengan (tanggal 07 mei 2017) di karnakan pada saat itu
pasien tidak nafsu makan akibat rasa nyeri dan mual serta ingin muntah jadi pasien hanya
makan sedikti/ tidak menghabiskan makanannya.
57
Asuapn Recal dan kebutuhan pada tanggal 06 mei 2017
198
200
180
160
140 128
120
100
80 66
60 47
40 24 26
20
69% 71% 82% 64%
0
Energi Protein Lemak Karbohidrat
asupan kebutuhan tingkatan
Grafik 1.2 %Tingkat Konsumsi Recall pada pemorian hari pertama 06 mei 2017
Pada hari kedua / pada pemorsian kedua dapat di lihat audit gizi % tingkat konsumsi pasein
mengalami peningkatan pasien hampir menghabiskan makanannya, namun pada saat
pemorsian terakhir pada tanggal 08 mei 2017 pada makan pagi pasien tidak
mengkonsumsinya di karenakan pasien puasa untuk menjalani operasi pembedahan patah
tulang kaki. Jadi asupan yang di peroleh sebagai berikut :
58
Asupan lemak mengalami defisit ringan dengan tingkat konsumsi 82%
A. Kesimpulan
1. Patah tulang biasanya terjadi karena benturan tubuh, jatuh atau trauma. Baik itu
karena trauma langsung : patah tulang kaki akibat terbentur atau terpapar benda
lain. Sewaktu tulang patah biasanya pendarahan terjadi di sekitar tempat patah dan
kedalam jaringan lunak sekitar tulang tersebut. Jaringan lunak biasanya
mengalami kerusakan. Reaksi peradangan biasanya terjadi setelah fraktur. Sel
darah putih dan sel mast berakumulasi menyebabkan peningkatan aliran darah
ketempat tersebut.
2. Skrining pada pemeriksaan hasil skiring menunjukan pasindalam keadaan darurat atau
resiko berat terkait dengan keadaan yang di alami
3. Diet yang di berikan kepada pasien yaitu diet TETP
4. Pengukuran antriopometri hanya untuk mengetahui berat badan, tinggi badan, dan
status gizi. Yang masing masing di lakukan dengan pengukuran tinggi lutut, pengukuran
LILA
5. Pemeriksaan yang di lakukan pemeriksaan HB, WBC, PLT, CT, BT, CR GDS, hbsAg
semuanya normal
6. Obat yang di berikan adalah ranitidin sebagai obat peredam mual, konolonac sebagi
antioksidan, dan lapibal sebagai oabat peredam nyeri semua di berikan injeksi intravena
per 3 jam
7. Monetoring dan evaluasi yang di lakukan pada hari perrtama dan hari keuda amasih
mengalami defisit berat.
59
B. Saran
Di harapkan kepada mahasiwa agar lebih teliti dalam melakukan posedur asuhan gizi
standar di rumah sakit baik dari melakukan skrining gizi, antropometri, menghitung
kebutuhan dan pemorsian.
Daftar pustaka
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/29609/Chapter%20II.pdf?sequence=4
https://infolaboratoriumkesehatan.wordpress.com
https://www.scribd.com/doc/218327643/Asuhan-Gizi-pada-Pasien-Bedah-Frakture
Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Beck E Mary, 2011. Ilmu Gizi dan Diet. Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica (YEM)
60
LAMPIRAN
61
1. PERHITUNGAN KEBUTUHAN (TANGGAL 06-07 MEI 2017)
= 57 – 5,7
= 51 kg/m2
62
Perhitungan gizi makro dengan kebutuhan yang di ambil sekitar 1326 kalori yaitu
penggunaan energi basal
3. Lemak : ±5
= 29 x 5%
= 1,5
= 27-31 gr
4. Karbohidrat :±5
= 198 x 5%
= 10
= 182-208 gr
63
65
Kalsium : 𝑥 1000 = 1181,8 𝑚𝑔
55
65
Fosfor : 𝑥 700 = 827,2 𝑚𝑔
55
65
Magnesium : 𝑥 320 = 378 𝑚𝑔
55
- Pada hari pertama pemorisan dan hari ke dua pemorsian pasien di berikan
kebutuhan 100 dari total kebutahan basal pasien 1326 kalori.
Dengan pembagian makan pagi 30%, siang 40%, dan malam 30%
64
= 1326 x 5%
= 66,6
= 1259-1392 kalori
2. Protein : ±5
= 66 x 5%
= 3,3
= 63-70 gr
3. Lemak : ±5
= 29 x 5%
= 1,5
= 27-31 gr
4. Karbohidrat :±5
= 198 x 5%
= 10
= 182-208 gr
65
Menghitung jumlah cairan yang keluar
- IWL : 500 + 500 : 1000 ml cairan yang keluar
Menghitung jumlah infus per dalam 24 jam
- Terapi infus Ringer Laktat (RL : 20 TPM)
20 x 60 x24
Infus RL 20 tpm : = 480 cc
20
(MAKAN SIANG)
(MAKAN MALAM)
66
PEMORSIAN KEDUA
(MAKAN PAGI)
(MAKAN SIANG)
67
(MAKAN PAGI)
3. Dokumentasi kegiatan
Pengukuran antopometri
68
69