Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH SPEKTROFOTOMETRI GAS

Kelompok 6

Nama Anggota :

1. Siska Oktari (PO.71.39.1.18.033)


2. Sulistio (PO.71.39.1.18.034)
3. Tasya Septiyani (PO.71.39.1.18.035)
4. Tiara Mayang Pratiwi (PO.71.39.1.18.036)
5. Yuliana Safitri (PO.71.39.1.18.037)
6. Yuni Suharina (PO.71.39.1.18.038)
7. Zafira Fathya (PO.71.39.1.18.039)
Kelas : Reguler 2A

Dosen Pembimbing : Vera Astuti S.Farm Apt M.Kes

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

PRODI DIII FARMASI

TAHUN AKADEMIK 2019 / 2020


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................................................3

B. PENJELASAN SINGKAT...................................................................................................4

Pengertian dan Konsep Kromotografi GAS........................................................................4

Prinsip Kerja Kromatografi Gas..........................................................................................6

Cara Penggunaan Alat.......................................................................................................6

BAB IIPEMBAHASAN

Pengertian dan Latar Belakang Kromatografi Gas..............................................................8

Prinsip Dasar Kromatografi Gas..........................................................................................8

Fase Diam Dan Fase Gerak Pada Kromatografi Gas.........................................................9

Komponen dalam Kromatografi Gas.................................................................................10

Metoda Analisis.................................................................................................................16

Cara Kerja Kromatografi Gas............................................................................................17

Aplikasi Kromatografi Gas.................................................................................................19

BAB III DISKUSI

A. TANYA JAWAB................................................................................................................22

BAB IV PENUTUPAN

A. KESIMPULAN...................................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................31
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Kromatografi adalah teknik pemisahan fisik suatu campuran zat-zat kimia yang
berdasar pada perbedaan kecepatan migrasi dari masing-masing komponen campuran yang
terpisah pada fase diam dibawah pengaruh pergerakan fase yang bergerak. Kromatografi
bertujuan untuk pemisahan komponen dari matriks sampel dan tetap dibiarkan dalam fase
diam kemudian ditentukan untuk analisis.
Kromatografi gas merupakan teknik instrumental yang dikenalkan pertama kali pada
tahun 1950-an. Pekerjaan di laboratorium analisis pada umumnya tidak dapat dipisahkan
dengan proses pemisahan campuran zat-zat kimia, terutama apabila yang dianalisis adalah
suatu sampel dengan susunan yang kompleks. Cara-cara pemisahan dan kecermatan
pelaksanaan pemisahan campuran zat-zat. Di samping itu metode analisis yang dipakai
untuk penentuan zat kimia juga menuntut adanya proses pemisahan sebelum dilakukan
pengukuran kadar (secara kuantitatif) maupun penentuan sifat fisika-kimia yang khas dari
suatu zat yang akan ditentukan. Maksud dan tujuan dilakukan pemisahan adalah untuk
memisahkan komponen yang akan ditentukan berada dalam keadaan murni tidak tercampur
dengan komponen-komponen yang lainnya.
Kromatografi gas (GC) merupakan salah satu teknik spektroskopi yang
menggunakan prinsip pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan migrasi
komponen-komponen penyusunnya. Kromatografi gas ditemukan pada tahun 1903 oleh
Tswett dan biasa digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa yang terdapat pada
campuran gas. Pengidentifikasian secara lebih lanjut dapat digunakan dalam mengestimasi
konsentrasi suatu senyawa dalam fasa gas.
Kromatografi gas biasa digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa yang
terdapat pada campuran gas dan juga mempunyai peranan penting dalam mengestimasi
konsentrasi suatu senyawa dalam fasa gas. Data-data yang dihasilkan oleh detektor GC
adalah kromatogram yang pembacaannya memiliki fungsi tertentu tiap spesifikasinya.
Kromatografi gas merupakan salah satu jenis teknik analisis yang semakin banyak
diamati, karena terbukti dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai masalah analisis.
Pada awalnya (GC) hanya digunakan untuk analisis gas saja. Akan tetapi dengan kemajuan
ilmu dan teknologi, akhirnya (GC) dapat digunakan untuk analisis bahan cair dan padat
termasuk bahan polimer.  Sekarang ini, kromatografi sangat diperlukan dalam kefarmasian
dalam memisahkan suatu campuran senyawa. Dalam kromatografi, komponen-komponen
terdistribusi dalam dua fase. Salah satu fase adalah fase diam. Transfer massa antara fase
bergerak dan fase diam terjadi bila molekul-molekul campuran serap pada permukaan
partikel-partikel atau terserap di dalam pori-pori partikel atau terbagi kedalam sejumlah
cairan yang terikat pada permukaan atau di dalam pori. Kromatografi gas merupakan teknik
analisis yang telah digunakan dalam bidang: industri, farmasi, kimia, klinik, forensik,
makanan, dll. (Himawan, 2009).
Kromatografi gas juga merupakan metode yang tepat dan cepat untuk memisahkan
campuran yang sangat rumit. Waktu yang dibutuhkan beragam, mulai dari beberapa detik
utnuk campuran sederhana sampai berjam-jam untuk campuran yang mengandung 500-
1000 komponen. Komponen campuran dapat diidentifikasikan dengan menggunakan waktu
tambat (waktu retensi) yang khas pada kondisi yang tepat. Waktu tambat ialah waktu yang
menunjukkan berapa lama suatu senyawa tertahan dalam kolom.waktu tambat diukur dari
jejak pencatat pada kromatogram dan serupa dengan volume tambat dalam KCKT dan Rf
dalam KLT. Dengan kalibrasi yang patut, banyaknya (kuantitas) komponen campuran dapat
pula diukur secara teliti . kekurangan utama KG adalah bahwa ia tidak mudah dipakai untuk
memisahkan campuran dalam jumlah besar. Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan,
pemisahan campuran pada tingkat g mungkin dilakukan; tetapi pemisahan dalam tingkat
pon atau ton sukar dilakukan kecuali jika tidak ada metode lain. (Puspita, 2007).

B. PENJELASAN SINGKAT

 Pengertian dan Konsep Kromotografi GAS


Secara etimologi, Kromatografi berasal dari bahasa yunani yang berarti ‘warna’
dan‘tulis’. Kromatografi gas (GC), merupakan jenis kromatografi yang digunakan dalam
kimiaorganik untuk pemisahan dan analisis. Oleh karena itu, senyawa-senyawa kimia yang
akandipisahkan haruslah dalam bentuk gas pula.
GC dapat digunakan untuk menguji kemurniandari bahan tertentu, atau memisahkan
berbagai komponen dari campuran.Kromatografi gasmemisahkan suatu campuran
berdasarkan kecepatan migrasinya di dalam fase diam yangdibawa oleh fase
gerak.Sedangkan perbedaan migrasi ini disebabkan oleh adanya perbedaaninteraksi
diantara senyawa-senyawa kimia tersebut (di dalam campuran) dengan fase diamdan fase
geraknya. Interaksi ini adalah adsorbsi, partisi, penukar ion dan jel permiasi.Kromatografi
gas termasuk dalam salah satu alat analisa (analisa kualitatif dan analisakuantitatif),
kromatografi gas dijajarkan sebagai cara analisa yang dapat digunakan untukmenganalisa
senyawa-senyawa organik.
Kromatografi gas adalah suatu teknik analisis yang didasarkan
pada pemisahan fisik zat organik atau anorganik yang stabil pada pemanasan danmudah
diatsirikan (diuapkan).Kromatografi gas sebagai instrument untuk analisisfisika-kimia
menduduki posisi yang sangat penting dan banyak dipakai.
Hal ini disebabkan karena:
1. Aliran fase mobil (gas) terkontrol dan kecepatannya tetap.
2. Sangat mudah terjadi pencampuran uap sample ke dalam aliran fase mobil.
3. Pemisahan fisik terjadi dalam kolom yang jenisnya banyak sekali, panjangnya bisa
diatur dan temperaturnya juga bisa diatur.
4. Banyak sekali macam detector yang dapat dipakai pada kromatografi gas(saat ini
dikenal 13 macam detector) dan tanggap detector adalah porposional dengan jumlah
tiap komponen yang keluar dari kolom.
5. Kromatografi gas sangat mudah digabung dengan instrument fisiko-kimiayang
lainnya, contoh: GC, FT-IR atau MS.

Volume pembawa yang diperlukan untuk menggerakkan pita zat terlarut pada


keseluruhan panjang suatu kolom adalah volume retensi (VR), yaitu besaranfundamental
yang diukur dalam kromatografi gas. Untuk suatu kolom tertentuyang dioperasikan pada
temperatur (tc) dan laju aliran gas pembawa (Rc), makawaktu yang diperlukan masing-
masing komponen untuk tinggal di dalam kolomdikenal sebagai waktu retensinya (tR). Jarak
pada sumbu waktu, dari titik injeksisampel sampai puncak suatu komponen yang terelusi
dikenal sebagai wakturatensi tanpa koreksi (tR) (Khopkar S. M, 2008).
Mekanisme kerja kromatografi gas adalah sebagai berikut.Gas dalamsilinder baja
bertekanan tinggi dialirkan melalui kolom yang berisi fase diam.Cuplikan berupa campuran
yang akan dipisahkan,biasanya dalam bentuk larutan,disuntikkan ke dalam aliran
gastersebut. Kemudian cuplikan dibawa oleh gas pembawa ke dalam kolom dan di dalam
kolom terjadi proses pemisahan.Komponenkomponen campuran yang telah terpisahkan
satu per satu meninggalkan kolom.Suatu detectordiletakkan diujung kolom untuk
mendeteksi jenis maupun jumlah tiap komponen campuran.
Hasil pendeteksian direkamdengan rekorder dan dinamakan kromatogram yang
terdiri dari beberapa peak.Jumlah peak yang dihasilkan menyatakan jumlah komponen
(senyawa) yangterdapat dalam campuran.Bila suatu kromatogram terdiri dari 5 peak
makaterdapat 5 senyawa atau 5 komponen dalam campuran tersebut. Sedangkan
luas peak bergantung kepada kuantitas suatu komponen dalam campuran. Karena peak-
peak dalam kromatogram berupa segitiga maka luasnya dapat dihitung berdasarkan tinggi
dan lebar peak tersebut (Hendayana S, 2010).

 Prinsip Kerja Kromatografi Gas


Kromatografi gas mempunyai prinsip yang sama dengan kromatografi lainnya,
tapimemiliki beberapa perbedaan misalnya proses pemisahan campuran dilakukan
antarastasionary fase cair dan gas fase gerak dan pada oven temperur gas dapat dikontrol
sedangkan pada kromatografi kolom hanya pada tahap fase cair dan temperatur tidak
dimiliki.Kromatografi gas merupakan teknik pemisahan yang mana solut-solut yang
mudahmenguap (dan stabil terhadap panas) bermigrasi melalui kolom yang mengandung
fase diamdengan suatu kecepatan yang tergantung pada rasio distribusinya. Pemisahan
padakromatografi gas didasarkan pada titik didih suatu senyawa dikurangi dengan semua
interaksiyang mungkin terjadi antara solute dengan fase diam. Selain itu juga penyebaran
cuplikandiantara dua fase. Salah satu fase ialah fase diam yang permukaannya nisbi luas
dan faseyang lain yaitu gas yang mengelusi fase diam. Fase gerak yang berupa gas akan
mengelusisolute dari ujung kolom lalu menghantarkannya ke detector .
 Prinsip utama pemisahan dalamkromatografi gas adalah berdasarkan perbedaan
laju migrasi masing-masing komponendalam melalui kolom. Komponen-komponen yang
terelusi dikenali (analisa kualitatif) darinilai waktu retensinya (Tr).
 Gas pembawa (biasanya digunakan Helium, Argon atau Nitrogen) dengan tekanantertentu
dialirkan secara konstan melalui kolom yang berisi fase diam. Selanjutnya sampel
diinjeksikan kedalam injektor (Injection Port ) yang suhunya dapat diatur. Komponen-
komponen dalam sampel akan segera menjadi uap dan akan dibawa oleh aliran gas
pembawamenuju kolom. 
Komponen- komponen akan teradopsi oleh fase diam pada kolom kemudianakan
merambat dengan kecepatan berbeda sesuai dengan nilai Kd masing- masing
komponensehingga terjadi pemisahan.Komponen yang terpisah menuju detektor dan akan
terbakar menghasilkan sinyallistrik yang besarnya proporsional dengan komponen tersebut.
Sinyal lau diperkuat olehamplifier dan selanjutnya oleh pencatat (recorder ) dituliskan
sebagai kromatogram berupa puncak. Puncak konsentrasi yang diperoleh menggambarkan
arus detektor terhadap waktu.Secara sederhana prinsip kromatografi gas adalah udara
dilewatkan melalui nyalahydrogen (hydrogen flame) selanjutnya uap organik tersebut akan
terionisasi danmenginduksi terjadinya aliran listrik pada detektor, kuantitas aliran listrik
sebanding dengan ion
 Cara Penggunaan Alat
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, dapat diketahui tahap-tahap dalam
menjalankan alat GC tersebut. Yaitu:
1. Mengaktifkan dan melakukan pemanasan terhadap alat sebelum dipergunakan
dengan cara menekan tombol power dan mendiamkan selama ± 15 menit. 
2. Mengalirkan gas menuju injektor dengan cara memutar knop yang terdapat pada
tabung gas.
3. Melakukan pengaturan suhu pada detektor dengan cara menekan tombol DET lalu
mengatur suhu sebesar 100oC kemudian menekan tombol OK.
4. Melakukan pengaturan suhu pada injektor dengan cara menekan tombol INJ lalu
mengatur suhu sebesar 150oC kemudian menekan tombol OK.
5. Melakukan pengaturan suhu pada kolom dengan cara menekan tombol COL lalu
mengatur suhu sebesar 200oC kemudian menekan tombol OK.
6. Mengaktifkan Detektor apabila telah tercapai suhu yang dikehendaki. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara memasukkan api ke dalam lubang detektor.
7. Melakukan pengujian terhadap detektor untuk mengetahui proses pembakaran telah
berlangsung. Hal ini dilakukan dengan cara menempelkan sebuah pada lubang
bagian atas dan mengamati apakah terdapat butiran embun atau tidak. Apabila
terdapat butiran embun maka alat detektor sudah siap digunakan.
8. Mengambil sampel dan memasukkannya ke dalam injektor dengan bantuan alat
syringe.
9. Menekan tombol spasi pada alat komputerisasi bersamaan dengan memasukkan
sampel, kemudian melihat hasil kromatografi.
10. Mengamati kromatogram dan menetukan waktu retensi (tR) sampel.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Latar Belakang Kromatografi Gas


Kromatografi adalah suatu metode fisika yang merupakan
proses pemisahan dimana komponen-komponen yang terkandung didalam suatusampel
terdistribusi diantara dua fase, yaitu fase diam (stationery phase) danfase gerak (mobile
phase) (A.I.M. Kleumans, 1959).
Selain pengertian kromatografi di atas, di lain sumber kromatografididefinisikan
sebagai suatu metode analiitik untuk pemisahan dan pemurniansenyawa organik dan
anorganik. Metode ini berguna untuk fraksionasicampuran kompleks dan pemisahan untuk
senyawa- senyawa yang sejenis(Konsep Dasar Kimia Analitik, S.M.Khopkor, 2008).
Kromatografi gas adalah suatu proses yang mana suatu campuran menjadi
komponen-komponennya oleh fasa gas yang bergerak melewatisuatu lapisan serapan
(sorben) yang stasioner. Jadi teknik ini mirip dengankromatografi cair kecuali fasa cair yang
bergerak digantikan oleh fasa gasyang bergerak.Kromatografi gas adalah suatu metode
analisis yang didasarkan pemisahan fisik zat organic atau anorganik yang stabil pada
pemanasan dan mudah diatsirikan. Pada umumnya kegunaan kromatografi gas adalah
untuk melakukan pemisahan dan identifikasi senyawa yang mudah menguap dan juga untuk
melakukan analisis kualitatif dan kuantitatif senyawa  dalam campuran. Dalam kromatografi
gas, fase bergeraknya adalah gas dan zat terlarut terpisah sebagai uap. Pemisahan tercapai
dengan partisi sampel antara fase gas bergerak dan fase diam berupa cairan dengan titik
didih tinggi (tidak mudah menguap) yang terikat pada zat padat penunjangnya.
GC menggunakan gas sebagai gas pembawa/fase geraknya. Ada 2 jenis
kromatografi gas, yaitu :
1.    Kromatografi gas–cair (KGC) yang fase diamnya berupa cairan yang diikatkan pada
suatu pendukung sehingga solut akan terlarut dalam fase diam.
2.    Kromatografi gas-padat (KGP), yang fase diamnya berupa padatan dan kadang-kadang
berupa polimerik.
B. Prinsip Dasar Kromatografi Gas
Prinsip kromatografi gas: Pada dasarnya prinsip yang digunakan pada kromatografi
gas dan HPLC secara garis besar adalah sama karena sama-sama menggunakan kolom,
hanya saja pada kromatografi gas, sampel yang diinjeksikan harus yang tahan panas
karena menggunakan gas pembakar. Disamping itu pada kromatografi gas, selain oleh
afinitasnya terhadap fase diam maupun fase gerak, pemisahannya juga ditentukan oleh titik
didih keatsirian dari sampel.

C. Fase Diam Dan Fase Gerak Pada Kromatografi Gas


1)      Fase Diam
Pemilihan fasa diam juga harus disesuaikan dengan sampel yang akan
dipisahkan. Untuk sampel yang bersifat polar sebaiknya digunakan fasa diam yang
polar. Begitupun untuk sampel yang nonpolar, digunakan fasa diam yang nonpolar
agar pemisahan dapat berlangsung lebih sempurna.
Fase diam pada Kromatografi Gas biasanya berupa cairan yang disaputkan
pada bahan penyangga padat yang lembab, bukan senyawa padat yang berfungsi
sebagai permukaan yang menyerap (kromatografi gas-padat). Sistem gas-padat
telah dipakai secara luas dalam pemurnian gas dan penghilangan asap, tetapi
kurang kegunaannya dalam kromatografi. Pemakaian fase cair memungkinkan kita
memilih dari sejumlah fase diam yang sangat beragam yang akan memisahkan
hampir segala macam campuran.

2)      Fase Gerak
Disebut juga sebagai gas pembawa. Fungsi utamanya adalah untuk
membawa uap analit melalui system kromatografi tanpa berinteraksi dengan
komponen-komponen sampel.
Adapun syarat-syarat fase gerak pada kromatografi gas yaitu sebagai berikut::
- Tidak reaktif
- Murni (agar tidak mempengaruhi detector)
- Dapat disimpan dalam tangki tekanan tinggi. Biasanya mengandung gas helium,
nitrogen, hydrogen, atau campuran argon dan metana
- Pemilihan gas pembawa yang digunakan tergantung dari detektor apa yang
digunakan
D.   Komponen dalam Kromatografi Gas
Adapun komponen-komponen dari kromatografi gas yaitu sebagai berikut :

         1.      Gas Pembawa

Pada pengamatan ini, terlihat tiga tabung gas yang memiliki warna yang
berbeda. Pada tabung 1, berisi gas tekan; tabung 2, berisi gas Nitrogen (N 2) dan
pada tabung 3, berisi gas Hidrogen (H2).

Gas pembawa harus bersifat inert artinya gas ini tidak bereaksi dengan
cuplikan ataupun fasa diamnya. Gas ini disimpan dalam silinder baja bertekanan
tinggi sehingga gas ini akan mengalir cepat dengan sendirinya. Karena aliran gas
yang cepat inilah maka pemisahan dengan kromatografi gas berlangsung hanya
dalam beberapa menit saja.
Gas pembawa yang biasa digunakan adalah gas argon, helium, hidrogen dan
nitrogen. Gas nitrogen memerlukan kecepatan alir yang lambat (10 cm/detik)
untuk mencapai efisiensi yang optimum dengan HETP (High Eficiency
Theoretical Plate) minimum. Sementara hidrogen dan helium dapat dialirkan
lebih cepat untuk mencapai efisiensi optimumnya, 35 cm/detik untuk gas
hidrogen dan 25 cm/detik untuk helium. Dengan kenaikan laju alir, kinerja
hidrogen berkurang sedikir demi sedikit sedangkan kinerja nitrogen berkurang
secara drastis.
Semakin cepat solut berkesetimbangan di antara fasa diam dan fasa gerak
maka semakin kecil pula faktor transfer massa. Difusi solut yang cepat
membantu mempercepat kesetimbangan di antara dua fasa tersebut, sehingga
efisiensinya meningkat (HETP nya menurun). Pada kecepatan alir tinggi, solut
berdifusi lebih cepat melalui hidrogen dan helium daripada melalui nitrogen. Hal
inilah yang menyebabkan hidrogen dan helium memberikan resolusi yang lebih
baik daripada nitrogen. Hidrogen memiliki efisiensi yang relatif stabil dengan
adanya perubahan kecepatan alir. Namun, hidrogen mudah meledak jika terjadi
kontrak dengan udara. Biasanya, helium banyak digunakan sebagai
penggantinya.   Kotoran yang terdapat dalam carrier gas dapat bereaksi dengan
fasa diam. Oleh karena itu, gas yang digunakan sebagai gas pembawa yang
relatif kecil sehingga tidak akan merusak kolom. Biasanya terdapat saringan
(molecular saeive) untuk menghilangkan kotoran yang berupa air dan
hidrokarbon dalam gas pembawa . Pemilihan gas pembawa biasanya
disesuaikan dengan jenis detektor. 

            2.      Injektor
Sampel dapat berupa gas atau cairan dengan syarat sampel harus mudah
menguap saat diinjeksikan dan stabil pada suhu operasional (50°-300° C).
Injektor berada dalam oven yang temperaturnya dapat dikontrol. Suhu injektor
biasanya 50° C di atas titik didih cuplikan. Jumlah cuplikan yang diinjeksikan
sekitar 5 µL. Tempat pemasukkan cuplikan cair pada kolom pak biasanya terbuat
dari tabung gelas di dalam blok logam panas. Injeksi sampel menggunakan
semprit kecil. Jarum semprit menembus lempengan karet tebal disebut septum
yang mana akan mengubah bentuknya kembali secara otomatis ketika semprit
ditarik keluar.
Untuk cuplikan berupa gas dapat dimasukkan dengan menggunakan alat
suntik gas (gas-tight syringe) atau kran gas (gas-sampling valve). Alat
pemasukan cuplikan untuk kolom terbuka dikelompokkan ke dalam dua kategori
yaitu injeksi split (split injection) dan injeksi splitless (splitless injection). Injeksi
split dimaksudkan untuk mengurangi volume cuplikan yang masuk ke kolom.
Cuplikan yang masuk biasanya hanya 0,1 %  hingga 10 % dari 0,1-2 µL,
sementara sisanya dibuang. 

Gambar 1.2 Sistem injeksi split


Sedangkan injeksi splitless lebih cocok digunakan untuk analisa renik.

      3.      Kolom
Kolom pada umumnya terbuat dari baja tahan karat atau terkadang dapat
terbuat dari gelas. Kolom kaca digunakan bila untuk memisahkan cuplikan yang
mengandung komponen yang dapat terurai jika kontak dengan logam. Diameter
kolom yang digunakan biasanya 3 mm – 6 mm dengan panjang antara 2-3 m.
kolom dibentuk melingkar agar dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam oven
( thermostat ).
Kolom adalah tempat berlangsungnya proses pemisahan komponen yang
terkandung dalam cuplikan. Di dalam kolom terdapat fasa diam yang dapat
berupa cairan, wax, atau padatan dengan titik didih rendah. Fasa diam ini harus
sukar menguap, memiliki tekanan uap rendah, titik didihnya tinggi (minimal 100º
C di atas suhu operasi kolom) dan stabil secara kimia. Fasa diam ini melekat
pada adsorben. Adsorben yang digunakan harus memiliki ukuran yang seragam
dan cukup kuat agar tidak hancur saat dimasukkan ke dalam kolom. Adsorben
biasanya terbuat dari celite yang berasal dari bahan diatomae.  Cairan yang
digunakan sebagai fasa diam di antaranya adalah hidrokarbon bertitik didih
tinggi, silicone oils, waxes, ester polimer, eter dan amida. (The Techniques).
Pemilihan fasa diam juga harus disesuaikan dengan sampel yang akan
dipisahkan. Untuk sampel yang bersifat polar sebaiknya digunakan fasa diam
yang polar. Begitupun untuk sampel yang nonpolar, digunakan fasa diam yang
nonpolar agar pemisahan dapat berlangsung lebih sempurna.
Ada dua tipe kolom yang biasa digunakan dalam kromatografi gas, yaitu
kolom pak (packed column) dan kolom terbuka (open tubular column).
 Kolom pak (packed column)
Kolom pak terbuat dari stainless steel atau gelas Pyrex. Gelas Pyrex
digunakan jika cuplikan yang akan dipisahkan bersifat labil secara termal.
Diameter kolom pak berkisar antara 3 – 6 mm dengan panjang 1 – 5 m. kolom
diisi dengan zat padat halus sebagai zat pendukung dan fasa diam berupa zat
cair kental yang melekat pada zat pendukung. Kolom pak dapat menampung
jumlah cuplikan yang banyak sehingga disukai untuk tujuan preparatif. Kolom
yang terbuat dari stainless steel biasa dicuci dengan HCl terlarut, kemudian
ditambah dengan air diikuti dengan methanol, aseton, metilen diklorida dan n-
heksana. Proses pencucian ini untuk menghilangkan karat dan noda yang
berasal dari agen pelumas yang digunakan saat membuat kolom. Kolom pak diisi
dengan 5% polyethylene glycol adipate dengan efisiensi kolom sebesar 40,000
theoretical plates
 Kolom terbuka (open tubular column)
Kolom terbuka terbuat dari stainless steel atau quartz. Berdiameter antara 0,1
– 0,7 mm dengan panjang berkisar antara 15 - 100 m. semakin panjang kolom
maka akan efisiensinya semakin besar dan perbedaan waktu retensi antara
komponen satu dengan komponen lain semakin besar dan akan meningkatkan
selektivitas. Penggunaan kolom terbuka memberikan resolusi yang lebih tinggi
daripada kolom pak. Tidak seperti pada kolom pak, pada kolom terbuka fasa
geraknya tidak mengalami hambatan ketika melewati kolom sehingga waktu
analisis menggunakan kolom ini lebih singkat daripada jika menggunakan kolom
pak.
     
     4.      Termostat (Oven)
Termostat (oven) adalah tempat penyimpanan kolom. Suhu kolom harus
dikontrol. Temperatur kolom bervariasi antara 50ºC - 250ºC. Suhu injektor lebih
rendah dari suhu kolom dan suhu kolom lebih rendah daripada suhu detektor.
Suhu kolom optimum bergantung pada titik didih cuplikan dan derajat pemisahan
yang diinginkan.
Operasi GC dapat dilakukan secara isotermal dan terprogram. Analisis yang
dilakukan secara isotermal digunakan untuk memisahkan cuplikan yang
komponen-komponen penyusunnya memiliki perbedaan titik didih yang dekat,
sedangkan sistem terprogram digunakan untuk memisahkan cuplikan yang
perbedaan titik didihnya jauh.

     5.      Detektor
Detektor adalah komponen yang ditempatkan pada ujung kolom GC yang
menganalisis aliran gas yang keluar dan memberikan data kepada perekam data
yang menyajikan hasil kromatogram secara grafik. Detektor menunjukkan dan
mengukur jumlah komponen yang dipisahkan oleh gas pembawa. Alat ini akan
mengubah analit yang telah terpisahkan dan dibawa oleh gas pembawa menjadi
sinyal listrik yang proporsional. Oleh karena itu, alat ini tidak boleh memberikan
respon terhadap gas pembawa yang mengalir pada waktu yang bersamaan.
Beberapa detektor yang dapat digunakan antara lain: detektor hantar bahang
(DHB), detektor ionisasi nyala (FID), detektor tangkap ion, dan lain sebagainya.

    6.      Rekorder
Rekorder berfungsi sebagai pencetak hasil percobaan pada lembaran kertas
berupa kumpulan puncak, yang selanjutnya disebut sebagai kromatogram.
Seperti telah diberitahukan diawal, jumlah puncak dalam kromatogram
menyatakan jumlah komponen penyusun campuran. Sedangkan luas puncak
menyatakan kuantitas komponennya.

E.  Mekanisme Kerja Dalam Kromatografi Gas


Pada percobaan ini, akan dilakukan pemisahan komponen-komponen pada larutan
n-Heksana. N-Heksana dapat dideteksi dikarenakan senyawa ini merupakan senyawa
organik yang memiliki titik didih cukup rendah dan bersifat volatil.
Adapun mekanisme kerja kromatografi gas adalah sebagai berikut : gas bertekanan
tinggi dialirkan ke dalam kolom yang berisi fasa diam, kemudian sampel berupa n-Heksana
diinjeksikan ke dalam aliran gas dan ikut terbawa oleh gas ke dalam kolom. Di dalam kolom
akan terjadi proses pemisahan dari n-Heksana menjadi komponen-komponen penyusunnya.
Komponen-komponen tersebut satu per satu akan keluar kolom dan mencapai detektor
yang diletakkan di ujung akhir kolom. Hasil pendeteksian direkam oleh rekorder dan dikenal
sebagai kromatogram. Jumlah peak pada kromatogram menyatakan jumlah komponen yang
terdapat dalam cuplikan dan kuantitas suatu komponen ditentukan berdasarkan luas
peaknya.
Berikut adalah skema dari instrumen GC:
         

Gambar  Diagram kromatografi gas

Adapun hasil yang diperoleh pada pemisahan komponen n-Heksana ini, dapat dilihat
dalam bentuk kromatogram sebagai berikut:

Pada gambar di atas, dapat dilihat sebuah kromatogram sederhana yang memiliki 3
puncak. Puncak kecil yang berada di kiri merepresentasikan spesies yang tidak ditahan oleh
fasa diam. Waktu (tM) setelah injeksi sampel sampai dengan munulnya puncak ini seringkali
dinamakan waktu mati (dead time). Waktu mati memberikan pengukuran dari laju migrasi
rata-rata dari fasa bergerak dan merupakan suatu parameter yang penting dalam
mengidentifiasi puncak analit. Seringkali suatu sampel akan mengandung spesies yang
tidak ditahan, jika mereka tidak memiliki spesies yang tidak ditahan maka penambahan
spesies dengan sifat seperti ini dapat dilakukan untuk membantu identifikasi puncak.
Puncak lebih besar yang terdapat di bagian tengah gambar di atas, merupakan
puncak dari spesies analit yaitu berupa n-Heksana. Waktu yang diperlukan puncak ini untuk
mencapai detektor atau waktu yang diperlukan spesies analit untuk keluar dari kolom dan
mencapai detektor dinamakan waktu retensi (tR). Adapun nilai Rf dari n-Heksana yaitu
1,433. Berikut nilai waktu retensi dari komponen-komponen n-Heksana yang terbaca oleh
alat GC ini:

F. Kelebihan dan Kekurangan Kromatografi Gas


Adapun kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan metode pemisahan
berdasarkan kromatografi gas (GC) yaitu sebagai berikut :
 Kelebihan:
1.  Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tinggi.
2.  Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi
pemisahan yang tinggi.
3.   Gas mempunyai vikositas yang rendah.
4.   Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat sehingga
analisis relatif cepat dan sensitifitasnya tinggi.
5.   Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase diam yang
sangat beragam yang akan memisahkan hampir segala macam campuran.
 Kekurangan:
1.   Teknik kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap.
2.   Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam
jumlah besar. Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan, pemisahan pada tingkat
gram mungkin dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon atau ton sukar
dilakukan kecuali jika ada metode lain.
3.   Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap
fase diam dan zat terlarut.

G. Metoda Analisis
Bila volum atau konsentrasi dari masing-masing komponen yangterpisah sudah tertentu, hal
itu disebut penentuan volumetrik
(volumetric determination)
GC didasarkan pada prinsip bahwa komponen target yangterdeteksi adalah murni
karena sudah dipisahkan dari komponen-komponenlain dalam cuplikan. Bila pemisahan ini
betul-betul sempurna, volumnya(konsentrasinya) dapat ditentukan dengan tingkat
keakuratan yang sangattinggi.Berikut 4 pokok metoda analisis (penentuan volumetrik)
yangdigunakan dalam GC:
1. Metoda persentase luas permukaan
(surface area percentage method)
2. Metoda pengaturan persentase luas permukaan
(adjusted surface area percentage method)
3. Metoda kurva kalibrasi absolut
(absolute calibration curve method)
4. Metoda internal standard
(internal standard method)
Keuntungan dan kekurangan masing-masing metoda di atas
dan pemilihan metodanya menjadi penting dalam mempertimbangkan analisisyang
ingin dihasilkan.

H. Cara Kerja Kromatografi Gas

 Mengaktifkan GC1.
1. Aktifkan Un-Interrupable Power Supply (UPS) jika ada.2.
2. Buka katup gas (alirka gas ke GC).
 Gas Helium (He) sebagai pembawa.
 Gas Nitrogen (N2) sebagai pembawa (carrier) dan sebagai make up gas. 
 Gas Hydrogen (H2) sebagai gas pembakar.
 Gas Compress air sebagai pembakar.
3. Aktifkan komputer.
4. Aktifkan Gas Chromatography (GC) dengan tombol on/off berada disisi kiri
bawah, tunggu hingga GC selesai initi alisasi dan self test (kira-kira 2 menit).
5. Aktifkan software chemstation dengan double Program klik kiri iconinstrument 1
online atau klik start Instrument 1 online chemstation
6. Pastikan menu berada pada Load Method (Conditioning MethodeMethod “
Method and Run Control”pilih metode yang diinginkan.
7. Sebelum digunakan pastikan column sudah diconditioning dengan suhu20º C di
bawah suhu maksimum kolom atau di atas suhu operasionaltetapi tidak
diperbolehkan melewati suhu maksimum kolom sepertiyang tertera di tag kolom.
8. Conditioning GC selama 30 menit. Pilih metode yang akan digunakanuntuk
analisa (Methode and Run Control).

 Analisis Sampel
1. Isi Operator Sampel Info isi identitas sampel melalui : Run
Control Name, Sub Directory (untuk memudahkan pecarian data gunakan
tanggal hari ini), nama signal, nama sampel, komentar bila ada.
2. Apabila menggunakan Sequence, isi identitas sampel melalui :Sequence Isi
OperatorName,subdirectory untuk
memudahkan parameter pencarian data gunakan tanggal hari ini), pastikan data f
ile Prefix/Counter, nama signal, counter sequence table.
3. Pastikan Part of Methodn to Run berada pada According to Runtime
Checklist : Sequence 
 Location : isiskan lokasi via sampel
 Sample Name : sampel yang akan dianalisa
 Method Name : method yang digunakan untuk analisa
 Inj/Location : jumlah injeksi pada satu lokasi vial
 Inj/Volume : jumlah sampel yang diinjeksikan
 Injector : Front atau Back
 Sample Info : apabila diperlukan 
 Save Sequence
4. Tunggu hingga status layar di komputer ready (warna hijau) atau padadispaly GC
: Ready for Injection dan lampu indikator “not ready”
(warna merah) pada panel GC off, Run Sequence.
5. Pastikan icon sequence aktif dengan cara pilih Run Control.
6. Tunggu hingga analisa selesai, hasil analisa kaan tertarik secara otomatis.

 Kalibrasi Standar
1. Setelah selesai “Running” standard pada menu View klik menu Data
Analysis, double klik data yang diingikan.
2. Ambil data yang akan dianalisa melalui : File
3. Bila data yang dipilih terdapat “Peak” yang tidak dikehendaki
(AutuIntegration), klik Integration, save lalu isi nilai parameter yang
cocokselanjutnya klik Yes.
4. Isi Calibration Table melalui Calibration lalu isi kolom dengan nama “Auto
Calibration Table Concentrasi” masing-masing compound laluklik Yes.
5. Bila data sudah terkalibrasi dan ingin di edit cukup melalui Replace, bila pada
RT (Waktu retensi) yang berubah ganti dengan RT yang baru.
6. Simpan data yang sudah terkalibrasi.
7. Cetak hasil kalibrasi melalui menu Report

 Mematikan GC1.
1. Turunkan suhu inlet dan detector tanpa mematikan gas carrier.
2. Tunggu hingga suhu di Oven, Inlet dan Detector berada pada suhu di bawah
50º C.
3. Tutup software Chemstation : File.
4. Matikan GC (tekan tombol off).5. Matikan UPS jika ada..6. Tutup kembali
katup gas Helium (He), Nitrogen (N2), Hydrogen (H2) dan Compress Air.

I. Penerapan kromatografi gas`


Identifikasi senyawa dengan suatu kolom tertentu dan dengan semua variabelnya
sepertitemperatur dan laju alir, dikendalikan secara cermat, waktu retensi atauvolume
retensi suatu zat terlarut merupakan suatu besaran dari zat terlaruttersebut, seperti halnya
titk didih atau halnya indek bias adalah besaran.Ini menunjukkan bahwa sifat retensi dapat
digunakan untuk mengetahuisuatu senyawa.
1. Analisis kuantitatif
Dengan GC tergantung pada hubungan antara jumlah suatu zatterlarut dan ukuran dari
pita elusi yang dihasilkan.Secara umum dengandetektor diferensial, ukuran jumlah zat
terlarut yang paling baik adalahluas dibawah pita elusi. Jumlah zat terlarut = faktor kalibrasi
x luasdibawah pita elusi. Keterbasan GC adalah volatilitas sampel itu harusmempunyai
tekanan uap yang cukup pada temperatur kolom tersebut, danini segera menghilangkan
banyak jenis sampel.Suatu perhitungan yangaktual tidak mungkin dilakukan tetapi harus
diperkirakan bahwa sekitar20% senyawa kimia yang diketahui kurang cukup
volatil.kebanyakansampel organik tidak cukup volatil untuk memungkinkan
penerapanlangsung dari GC (Frayekti, 2013).
J. Aplikasi Kromatografi Gas
 Kromatografi gas telah digunakan pada sejumlah besar senyawa-senyawadalam
berbagai bidang.Dalam senyawa organic dan anorganik, karena persyaratan yang
digunakan adalah tekanan uap yang
cocok pada suhu saat analisa dilakukan. Berikut beberapa kegunaan kromatografigas pada
bidang-bidangnya adalah :
1. Polusi udara Kromatografi gas merupakan alat yang penting karena
daya pemisahan yang digabungkan dengan daya sensitivitas dan pemilihan detector
GLC menjadi alat yang ideal untuk menentukan banyak senyawayang terdapat
dalam udara yang kotor, KGCdipakai untuk menetukan Alkil-Alkil Timbal,
Hidrokarbon, aldehid, keton SO, H2S, dan beberapa oksida dari nitrogen dll.

2. Klinik
Di klinik kromatografi gas menjadi alat untuk menangani senyawa-senyawa dalam
klinik seperti : asam-asam amino, karbohidrat, CO , dan dalam darah, asam-asam
lemak dan turunannya, trigliserida-trigliserida, plasma steroid, barbiturate, dan
vitamin.

3. Bahan-bahan pelapis
Digunakan untuk menganalisa polimer-polimer setelah dipirolisa,karet dan resin-resin
sintesis.

4. Minyak atsiri
Digunakan untuk pengujian kulaitas terhadap minyak permen, jeruk sitrat, dll.

5. Bahan makanan
Digunakan dengan TLC dan kolom-kolom, untuk
mempelajari pemalsuanatau pencampuran, kontaminasi dan pembungkusan dengan 
plastic pada bahan makanan, juga dapat dipakai unutk menguji jus, aspirin,kopi dll.

6. Sisa-sisa peptisidaKGC dengan detector yang sensitive dapat menentukan


atau pengontrolan sisa-sisa peptisida yang diantaranya senyawa yangmengandung
halogen, belerang, nitrogen, dan fosfor.

7. PerminyakanKromatografi gas dapat digunakan unutk memisahkan


danmengidentifikasi hasil-hasil dari gas-gas hidrokarbon yang ringan.
8. Bidang farmasi dan obat-obatanKromatografi gas digunakan dalam pengontrolan
kualitas, analisa hasil-hasil baru dalam pengamatan metabolisme dalam zat-zatalir
biologi.

9. Bidang kimia/ penelitianDigunakan untuk menentukan lama reaksi pada


pengujiankemurnian hasil (Frayekti, 2013)
BAB III

DISKUSI

A. TANYA JAWAB

1. Debby Putri M (K1 Reg 2A)

Mengapa hidrogen masih bisa/boleh digunakan dalam kromatografi gas sedangkan


hidrogen bersifat mudah terbakar?

Jawaban: Devia Lestari (K1 Reg 2B)

Gas hidrogen masih digunakan sebagai gas pembawa karena memiliki daya alir yang
tinggi yaitu 35 cm/detik, efek resolusi yang ditimbulkan lebih baik dari helium, Memiliki
efisiensi yang relatif stabil terhadap adanya perubahan kecepatan alir, Utk hidrogen
mudah terbakar terhadap adanya udara, jadi sehubung reaksi terjadi di dalam kolom
yang tertutup dan terdapat dalam oven dg suhu tinggi maka terjadinya interaksi antara
hidrogen dan udara minim, sehingga ledakan dapat diminimalisir.

2. Andi Fadelyah M.B (K1 Reg 2B)

Pada kolom, ada komponen yg bergerak cepat dan lambat. Kecepatan tersebut
dipengaruhi oleh apa? Kapan kromatografi gas digunakan?

Jawaban: Yoriza Afriola (K6 Reg 2B)

Kecepatan dapat dipengaruhi oleh titik uap suatu sampel, sebelum sampel diinjeksikan
ke injektor maka suhunya harus telah diatur terlebih dahulu. Sampel yang titik uapnya
rendah akan menguap duluan.

Kromoatografi gas dapat digunakan ketika akan memisahkan komponen berbeda dalam
suatu campuran dan menentukan kadar relatif komponen tersebut. ketika ingin
menganalisis senyawa organik yang mudah menguap seperti hidrokarbon dan eter.
ketika ingin mengidentifikasi dan menganalisis senyawa tertentu, misalnya untuk
menganalisis CO dan CO2 diudara (Jurnal oleh Widhiani Cahyadi, dkk yaitu
Pengembangan Metode Kromatografi Gas Detector Ionisasi Nyala untuk analisis CO
dan CO2 diudara). ketika ingin menguji kemurnian dari bahan tertentu, misalnya untuk
memeriksa residu pestisida profenofos pada selada (jurnal oleh Yohannes Alen, dkk
yaitu Pemeriksaan Residu Pestisida Profenofos Pada Selada (Lactuca Sativa L.) dengan
metode Kromatografi Gas)

3. Yuni suharina (K6 reg 2A)

Sampel apa saja yang dapat dianalisis oleh kromatografi gas?

Jawaban: Ivan Sari Murni (K3 Reg.2A)

Sampel yang dpt dianalisis oleh GC yaitu produk gas alam, kemurnian pelarut, asam
lemak, residu pestisida, polusi udara, alkohol, steroid, minyak atsiri, flavor.

Sesuai yg dijelaskan pada cara kerja kromatografi gas tdi bahwa ada beberapa gas yg
salah satunya berfungsi sebagai pembawa. Apakah maksud dari gas pembawa itu dan
sebutkan syarat-syaratnya?

Jawaban: Ilsa Nabila

Syarat pembawa dalam kromatografi yaitu tidak reaktif, murni/ kering, dapat disimpan
dalam tangki bertekanan tinggi (merah hidrogen, abu abu nitrogen)

4. Feli Sabila (K2 Reg 2A)

Apa maksud kolom sebagai jantung GC?

Jawaban: Gabby Gita S (K3 Reg 2A)

Karena proses pemisahan senyawa/sampel terjadi di kolom.

Apa hasil akhir dari kromatografi gas?

Jawaban : Khoirun Nisak (K3 Reg 2A)

Hasil dari kromatografi gas adalah berupa identitas pada suatu produk / senyawa,
seperti kandungan metanol atau gas" yg lain nya pada suatu produk, dan data dari
detektor dikirim ke komputer menghasilkan sebuah grafik spektrum massa

Tadi, di slide menyebutkan bahwa, kromatografi gas sama dengan kromatografi kolom.
Apa yang membuat kromatografi gas sama dengan kromatografi kolom?

Jawaban: Monica (K4 Reg 2a)

Sebenarnya yg dimaksud kromatografi gas sama dengan kromatografi kolom adalah dari
segi pengertian dan prinsip kromatografi itu sendiri,secara garis besar pengertian dari
kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola
pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa
molekul) yang berada pada larutan. Nah antara kromatografi gas,kromatografi kolom
dan kromatografi lainnya itu sama sama prinsipnya untuk pemisahan molekul,namun
untuk konsep dasar dan cara kerjanya itu berbeda.

5. Devia Lestari (K1 Reg 2A)

Pada rekorder akan muncul gravik yg beragam panjang dan ketinggiannya, perbedaan
panjang dan tinggi kurva tsb didasarkan pada sifat sampel yang mana?( semua anggota
kelompok)

Jawaban : Meilin

jadi hasil rekaman berupa kurva sinyal terhadap waktu (Kromatogram) yg digunakan
untuk menentukan identifikasi dan kadar zat, Kurva menggambarkan proses distribusi
yang terjadi selama zat terlarut tinggal dalam kolom, jadi apabila viskositas zat adalah
rendah maka laju aliran gas pembawa akan tinggi sehingga, waktu elusi lebih pendek
san analisa menjadi lebih cepat

Ada komponen yang dibuang dan ada yang diteruskan. Lalu apa saja komponen seperti
apa yang dibuang dan komponen seperti apa yang diteruskan?

Jawaban

Pada slide bagian gas pembawa ,apa yang dimaksud dengan difusi yang longitudinal?

Jawaban :

Difusi longitudinal merupakan kecenderungan alami dari molekul solut untuk bergerak
melalui proses difusi dari suatu tempat dengan konsentrasi tinggi ke daerah dengan
konsentrasi yang lebih rendah

Pada video sampel berupa darah, dengan sampel berupa darah apakah kg dapat
mendeteksi kelainan pada darah yang mengisyaratkan adanya suatu penyakit pada
pasien? (kel 3a,3b,dan 6b)

Jawaban

6. Siti Qurrota Akyuni

Mengapa suhu oven kolom harus dikontrol atau diatur?

Jawaban: Rosalina

Karena jika diset terlalu tinggi, cairan fase diam bisa teruapkan juga sedikit sampel akan
larut pada suhu tinggi dan bisa mengalir terlalu cepat dalam kolom sehingga menjadi
terpisah. Dengan kata lain suhu/temperatur oven kolom harus dikontrol karena
merupakan variabel untuk memperoleh hasil analisis yang baik, jika digunakan suhu
yang terlalu tinggi maka komponen dengan titik didih tinggi akan te resolusi dengan baik
namun komponen-komponen yang mudah menguap akan menunjukkan resolusi yang
kurang baik bahkan terdapat kemungkinan dimana komponen komponen tersebut te
resolusi secara bersama-sama untuk menghindari hal tsb maka suhu oven kolom harus
diatur/dikontrol

Apa yang dimaksud solute partisi dan pendukung dalam kromatografi gas cair fase
diam?

Jawaban : Meilin

Solute adalah zat terlarut

Partisi adalah sekat

Pendukung Kromatografi gas - cair (fase diam) ialah lapisan tipis yang tetap pada
penyangga padat inert yang terbagi halus seperti "Tanah silika" Kromatografi seperti
polisiloksan yang paling banyaj digunakan sebagai lapisan pelindung pada baja.

Dalam detektor ada video Jelaskan apa prinsip kerjanya Apa fungsi molekul organic?

Jawaban: Fia Maretha R (K3 Reg 2A)

Pada detektor ini komponen sampel yang keluar dalam kolom dibakar dalam nyala
sejumlah besar ion yang terbentuk masuk ke dalam celah elektrode dan menurunkan
tegangan listrik penurunan tegangan ini dicatat sebagai sinyal oleh detektor fungsinya
dapat melakukan pengujian kemurnian zat organik tersebut atau disebut analisa kualitatif

7. Febrina Melinia

Dari video yang sudah ditampilkan, detector yang digunakan ialah detector ionisasi nyala
(FID). Mengapa FID yang paling umum digunakan pada kromatografi gas daripada
detector lainnya?

Jawaban : Rheini Dwi M

Karena fid peka terhadap hidrokarbon dan kepekaannya melebihi TCd dan lainnya

8. Fitri melinia

Apakah ada faktor2 untuk memilih kolom kromatografi gas?

Jawaban: Nurlaila Hadiyah Ningsih (k4 Reg 2A)

Faktor2 dalam memilih kromatografi gas :

a) Fasa diam, bersifat polar, semi polar, atau non polar

b) Ketebalan film, secara langsung mempengaruhi retensi, resolusi, suhu elusi untuk
tiap komponen sampel
c) Diameter internal

d) Panjang kolom, semakin panjang kolom akan meningkatkan resolusi tapi juga akan
meningkatkan biaya dan waktu analisis

9. Adhella Vianka Y (K1 Reg 2A)

Pemisahan dlm ton/pon sukar dilakukan, kecuali ada metode lain. Bisa dijelaskan
metode lain itu yang bagaimana , apakah kromatografi lain atau apa?

Mengapa kolom harus berada didalam oven dengan suhu tertentu? berapa suhu
idealnya?

Jawaban : Fadilah Dwi Wardani (K2 Reg 2A)

Sistem pemisahan pada kromatografi gas ini memerlukan pemanasan. Di sisi lain,
stabilitas gas sangat dipengaruhi oleh temperature, sehingga walaupun sampel berfasa
gas, sistem
pemanasan untuk memungkinkan pengendalian temperatur tetap diperlukan. Suhu ideal
nya sekitar 50-250 derajat celcius, tergantung pada titik didih dari sampel yang dianalisis
tersebut.

10. Tharissa Rizka

Kromatografi merupakan teknik pemisahan molekul berdasarkan pergerakan dua fase,


fase gerak dan fase diam. Perngaruh apa yang menyebabkan fase gerak dan fase diam
itu terjadi?

Jawaban: Yuli ( K6 Reg 2A)

Pengaruh yang menyebabkan fase gerak dan fase diam itu terjadi dimana Fase diam
(Stationary phase) Fase diam merupakan salah satu komponen yang penting dalam
proses pemisahan dengan kromatografi. karena dengan adanya interaksi dengan fase
diamlah terjadi perbedaan waktu retensi (tR) dan terpisahnya komponen senyawa
analit.Fase diam dapat berupa bahan padat atau porous (berpori) berbentuk molekul
kecil atau cairan yang umumnya dilapiskan pada padatan pendukung. Fase gerak
(Mobile phase)Fase gerak merupakan pembawa analit dapat bersifat inert maupun
berinteraksi dengan analit tersebut. Nah fase gerak ini tidakj selalu hanya cairan. Tapi
juga dapat berupa gas yang umumnya dapat dipakai sebagai carrier gas senyawa
mudah menguap (volatil).

11. Tasya Septiyani (K6 Reg 2A)


Jelaskan mengapa kromatografi gas menduduki posisi yang sangat penting uuntuk
analisis fisika-kimia?

Jawaban: Veni Elyani (K6 Reg 2B)

Karena aliran fase mobil terkontrol dan kecepatannya tinggi kromatografi gas sangat
mudah digabung dengan instrumen fisika sangat mudah terjadi pencampuran uap
sampel ke dalam fase mobil pemisahan fisik terjadi dalam kolom yang jenisnya banyak

12. Chintia Milenia (K1 Reg 2B)

Apakah ada kegunaan lain dari kromatografi gas selain untuk menguji kemurnian
senyawa dan analisis kimia?

Jawaban: Husna Indri (K3 Reg 2A)

Dapat digunakan untuk menangani senyawa-senyawa dalam klinik dapat digunakan


untuk menganalisa polimer setelah untuk pengujian kualitas terhadap minyak permen
jeruk sitrat dan lain-lain dapat digunakan dalam pengontrolan kualitas analisa hasil baru
penentuan lama reaksi pada kemurnian hasil

13. Yoriza Afriola K6 Reg 2B

Sebutkan faktor yang mempengaruhi keakuratan hasil pemisahan pada kromatografi


gas?

Jawaban: Puput O

1 pemilihan adsorben sebagai fase diam

2 laju elusi atau aliran fase gerak

3 ukuran kolom

4 kepolaran pelarut

14. Livia

Sebutkan detektor2 yang umum digunakan dan detektor apa yang paling sering
digunakan pada kromatografi gas?

Jawaban: Titis Nadira

Detektor yang paling umum digunakan adalah detektor ionisasi nyala atau FID dan
detektor konduktivitas termal atau TCD keduanya peka terhadap berbagai komponen
dan bisa digunakan pada berbagai konsentrasi
15. Sintya (K5 Reg 2A)

Kolom banyak jenisnya, baik dari bentuk dan bahan pembuatnya. Jelaskan bagaimana
cara pemilihan kolom yg tepat?

Jawaban: Mealdry (K3 Reg 2A)

Pemilihan kolom bergantung pada sampel dan ukuran aktif polaritas sampel harus cocok
dengan polaritas fase diam kolom untuk meningkatkan resolusi dan pemisahan
sekaligus mengurangi mengurangi waktu proses

16. Sabilla (K5 Reg 2A)

Dalam komponen alat terdapat 2 jenis kolom. Apa perbedaan dari 2 jenis kolom tersebut
dan fungsi dari masing2 kolom?

Jawaban: Rosalina

Pada kolom kemas baja tahan karat panjang 1 sampai 5 m diameter 2 sampai 4 mm
jumlah lempeng 1000 tebal lapisan lilin 10 mikron memiliki resolusi rendah memiliki
kecepatan aliran 10 sampai 60 ml/menit sedangkan kolom kapiler silika dengan
kemurnian yang tinggi panjang 5 sampai 60 meter diameter dalam 0,10 sampai 0,53
jumlah lempeng 5000 tebal lapisan lilin 0,05 sampai 1 mikron memiliki resolusi tinggi
memiliki kecepatan aliran 0,5 sampai 1,5 mili/menit

17. Emilia Fransisca (K2 Reg 2B)

Alat ini terbatas untuk zat yang mudah menguap. Artinya tidak semua zat dapat masuk
lalau zat mudah seperti apa yg dpt masuk, berikan contohnya

Jawaban: Kuniati M (K3 Reg 2B)

Pada dasarnya semua bahan bisa menguap baik cair maupun padat. Jadi bahan yang
berupa cairan atau padatan nantinya melalui proses penguapan terlebih dahulu sebelum
dilanjutkan ke detector.

Apa yang akan terjadi jika kita salah dalam melakukan percobaan baik salah
memasukkan sampel atau alat. Apakah pada kromatografi ini tidak terdapat gangguan?

Jawaban: Meilin

salah satu contoh gangguan yg dapat terjadi dalam penggunaan alat Kromatografi gas
ialah, dalam pengaturan suhu, apabila suhu diatur terlalu panas maka dapat
menguraikan dan penguapan sampe larutan / kondensasi. Adapun pada laju aliran gas
yang terganggu maka dapat mengurangi zona penyebaran dalam fase gas

18. Elsa septina (K2 Reg 2B)

Apa yang membuat kesetimbangan partisi antar gas dan cairan berlangsung cepat yang
membuat suatu analisis menjadi relatif cepat dan sensitifirasnya menjadi tinggi?
Jawaban: Mealdry (K3 Reg 2A)

Yang membuat kesetimbangan partisi antar gas dan cairan berlangsung cepat yang
membuat suatu analisis menjadi relative cepat dan sensitifitasnya menjadi tinggi karena
fase gas dibandingkan sebgaian fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase diam dan
zat terlarut.

19. Yuliana Safitri (K6 Reg 2A)

Apakah kelebihan dari kromatografi gas padat dibandingkan dengan kromatografi gas
cair?

Jawaban: Almuhibu Sakinah (K1 Reg 2A)

Kelebihan kromatografi gas padat menggunakan teknik absorbs dimana padatannya


merupakan padatan yang akan memiliki daya serap yang efesien sehingga hasil lebih
selektif

20. Anggia (k1 Reg 2B)

Syarat pembawa untuk kromatografi

Jawaban: ilsan Nabila

Syarat pembawa dalam kromatografi yaitu tidak reaktif, murni/ kering, dapat disimpan
dalam tangki bertekanan tinggi (merah hidrogen, abu abu nitrogen)

21. Dewi Afrita (K6 Reg 2B)

Pada detector konduktivitas menggunakan gas helium dan detector ionisasi


menggunakan gas nitrogen. Adakah gas lain yang dapat digunakan selain kedua gas
tersebut?

Jawaban: Meilin

Gas lain yang dapat digunakan selain gas helium dan nitrogen antara lain, argon,
hidrogen, karbondioksida
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1.  Prinsip dasar metode kromatografi gas adalah pemisahan komponen-komponen
dalam suatu campuran berdasarkan kepolarannya. Dimana komponen yang memiliki
kedekatan polaritas dengan fasa diam maka akan tertahan di kolom, sedangkan
komponen yang memiliki kedekatan polaritas dengan fasa gerak  akan terelusi keluar
dari kolom (keluar duluan).
2.  Komponen-komponen utama instrumen GC yaitu: Gas Pembawa, Detektor, Kolom,
Injektor, Rekorder dan Komputer (Penampil Kromatogram).
3.  Adapun kelebihan dan kekurangan dari penggunaan metode pemisahan
menggunakan kromatografi gas yaitu sebagai berikut:

 Kelebihan:
1.   Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tinggi.
2.   Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi
pemisahan yang tinggi.
3.  Gas mempunyai vikositas yang rendah.
4.   Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat sehingga
analisis relatif cepat dan sensitifitasnya tinggi.
5.   Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase diam yang
sangat beragam yang akan memisahkan hampir segala macam campuran.

 Kekurangan:
1.   Teknik kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap.
2.   Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam
jumlah besar. 
3.   Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap
fase diam dan zat terlarut.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Kromatografi Gas-Cair.


http://www.chem-is-try.org/kromatografi_gas_cair.html. Diunduh  17  Juni 2012.
Anwar,  Chairil. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. UGM-Press. Yogyakarta.
Himawan, Joseph. 2007. Kromatografi Gas.
http://tupai-terbang.blogspot.com/kromatografi_gas.html.  Diunduh 17 Juni 2012.

Anda mungkin juga menyukai