Anda di halaman 1dari 4

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PERUBAHAN MATERI DAN PEMISAHAN CAMPURAN

Oleh
Nama :
NIM :
Kelas/ Kelompok :
Asisten :

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2021
I Judul : Perubahan Materi dan Pemisahan Campuran

II Tujuan
- Mendemonstrasikan pemisahan suatu campuran.
- Menguji beberapa teknik pemisahan berdasarkan sifat fisik masing-masing
komponen.
- Memisahkan campuran homogen dengan teknik destilasi.

III Pendahuluan
III.1Material Safety Data Sheet (MSDS)
3.1.1 Akuades (H2O)
Akuades dengan rumus molekul H2O zat cair yang tidak memiliki warna
serta bau, memiliki pH netral (pH 7) dengan berat molekul 18g/mol. Akuades
memiliki titik didih 100°C dan titik leleh 0°C. Akuades memiliki tekanan uap
sebesar 17.535 mmHg dengan massa jenis 0.9823 g/mL. Akuades tidak berbahaya
(LabChem,2020).
3.1.2 Metanol (CH3OH)
Metanol dengan rumus molekul CH3OH merupakan zat cair yang tidak
memiliki warna dan memiliki bau hampir sama dengan alkohol. Metanol tidak
memiliki pH dan memiliki titik beku -98.7°C dengan titik didih 64.7°C dalam
tekanan 1013 hPa. Metanol memiliki tekanan uap 128 hPa dalam suhu 20°C.
Metanol juga memiliki massa molekul 32.04 g/mol. Metanol dapat larut dalam air,
etanol, eter, dan aseton. Metanol merupakan cairan yang mudah terbakar dengan
kategori 2 dan juga memiliki toksisitas akut (oral, dermal, dan inhalasi) kategori
3. Penanganan pertama jika terhirup, bawa praktikan keluar laboratorium untuk
menghirup udara bebas dan segera hubungi dokter. Pertolongan pertama jika
terkena kontak fisik, segera basuh dengan banyak air dan gunakan sabun.
Pertolongan pertama jika terkena mata, basuh dengan air dan segera hubungi
dokter (LabChem,2020).
3.1.3 Garam Dapur (NaCl)
Garam dapur memiliki rumus molekul NaCl merupakan zat cair yang tidak
memiliki warna dan bau. NaCl memiliki pH 6,6 dengan massa jenis 1-1,1. NaCl
memiliki titik uap sebesar 1 mmHg pada suhu 865ºC. NaCl juga dapat larut dalam
air, etanol, dan metanol. NaCl berpotensi menyebabkan iritasi kulit dengan
kategori 1C dan potensi iritasi mata dengan kategori 1. Penanganan pertama jika
terhirup, bawa praktikan keluar laboratorium untuk menghirup udara segar dan
pastikan praktikan istirahat dengan posisi yang nyaman untuk bernapas.
Penanganan pertama jika terjadi kontak fisik, lepas atau singkirkan segera pakaian
yang terkontaminasi dan basuh bagian yang terkena dengan air. Pertolongan
pertama jika terjadi kontak pada mata, basuh mata selama beberapa menit dengan
air. Pertolongan pertama jika tertelan, segera basuh mulut dan hubungi dokter
(LabChem, 2018).
3.1.4 Naftalene (Kapur Barus)
Naftalene (kapur barus) memiliki rumus molekul C 10H8 berbentuk padatan
dengan titik leleh sebesar 79,5-81ºC dan titik didih sebesar 218 ºC. Naftalene
memiliki tekanan uap sebesar 1,3hPa (1.0 mmHg) dalam suhu 53 ºC dan sebesar
0,04 hPa (0.3 mmHg) dalam suhu 25 ºC. Naftalene tidak dapat larut dalam air.
Naftalene merupakan padatan mudah terbakar dengan kategori 1 A, bersifat
karsinogen dengan kategori 2, toksisitas oral dengan kategori oral dengan kategori
4. Naftalene juga dapat menyebabkan iritasi pada mata dengan kategori 2 B,
memiliki toksisitas akut dengan kategori 1. Pertolongan pertama jika terhirup,
bawa praktikan untuk menghirup udara segrar dan jika praktikan tidak dapat
bernafas, segera berikan napas bantuan dan menguhubungi pihak medis.
Pertolongan pertama jika terjadi kontak fisik, segera basuh dengan sabun dan
banyak air. Pertolongan pertama jika terkena mata, basuh dengan air setidaknya
selama 15 menit. Pertolongan pertama jika tertelan, jangan memaksa untuk
memuntahkan tetapi segera basuh mulut dengan air dan menghubungi pihak
medis (Sigma Aldrich, 2013).
3.1.5 Serbuk Kapur (CaCO3)
Serbuk kapur (kalsium karbonat) dengan rumus molekul CaCO 3 berbentuk
padatan namun secara umum berbentuk serbuk yang berwarna putih. Serbuk
kapur memiliki titik leleh 825ºC dan massa jenis 2.93g/cm 3. Serbuk kapur
memiliki massa molekul 100.08 g/mol. Serbuk kapur memiliki potensi iritasi kulit
dengan kategori 2 dan potensi mengakibatkan iritasi mata dengan kategori 2 B.
Pertolongan pertama jika terhirup, bawa praktikan keluar laboratorium untuk
menghirup udara segar dan amankan pada tempat dengan posisi yang nyaman
untuk bernapas. Pertolongan pertama jika terjadi kontak fisik, basuh dengan air
dan sabun. Pastikan juga pakaian yang terkontaminasi di cuci terlebih dahulu
sebelum diigunakan kembali. Pertolongan pertama jika terjadi kontak pada mata,
basuh dengan air selama beberapa menit dan jika tertelan, basuh mulut
(LabChem,2016).

3.2 Tinjauan Pustaka


Di alam, sangat sedikit materi yang ditemukan dalam bentuk materi murni.
Umumnya, materi tersebut ditemukan dalam bentuk campuran lebih dari dua zat
yang tidak tercampur secara kimia. Untuk mendapatkan materi murni, sebuah
campuran memerlukan proses pemisahan satu komponen dengan komponen
lainnya. (Tim Penyusun Kimia Dasar, 2020).
Materi adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati sebuah
ruang. Materi mencakup hal yang dapat kita lihat dan sentuh (seperti air dan
tanah) serta hal yang tidak dapat kita lihat namun bisa kita rasakan (seperti udara).
Segala sesuatu yang ada di alam, memiliki hubungan kimiawi tersendiri (Chang,
2010).
Senyawa adalah kombinasi kimia dari unsur-unsur yang memiliki sifat
himpunan dan komposisi tetentu. Senyawa dapat dipisahkan menjadi unsur
penyusunnya hanya dengan melalui reaksi kimia. contohnya, air murni
mengandung 88,8% oksigen dan 11,2% hidrogen (Goldberg, 2007).
Ada beberapa cara yang digunakan untuk memisahkan zat dari sebuah
campuran sebagai berikut.
Sublimasi adalah perubahan zat secara langsung yang berubah dari padatan
menjadi gas ketika dipanaskan tanpa pernah menjadi cair sehingga kotoran yang
tidak menyublim akan tertinggal. Proses pendinginan menyebabkan perubahan
dari gas secara langsung kembali menjadi padat. Contoh padatan yang dapat
menyublim adalah iodin (Earl dan Wilford, 2014).
Ekstraksi adalah proses pemisahan bahan dari campurannya dengan
menggunakan pelarut yang sesua. Proses ini terhenti jika tercapai kesetimbangan.
Ekstrak awal sulit dipisahkan oleh karena itu esktrak awal perlu dipisahkan
kedalam fraksi yang memiliki polaritas dan ukuran molekul yang sama
(Mukhriani, 2014).
Dekantasi merupakan pemisahan suatu cairan dari padatam yang mengendap
dengan cara menuangkan cairannya secara hati-hati tanpa menganggu padatannya.
Teknik ini paling sering digunakan. Cairan murni dapat di dekantasi jika
padatannya telah mengendap. Contoh penggunaan teknik ini untuk memisahkan
sel darah dari plasma darah (Earl dan Wilford, 2014).
Filtrasi adalah suatu proses pemisahan zat padat dari fluida (gas maupun cair)
yang membawanya menggunakan media atau bahan berpori. Proses ini banyak
dilakukan dilakukan di industri, misalnya pada pemurnian air minum. Secara
umum filtrasi dilakukan bila jumlah padatan dalam suspensi relatif lebih kecil
dibandingkan zat cairnya (Oxtoby, 2011).
Evaporasi adalah proses yang terjad pada permukaan zat cair yang melibatkan
keadaan zat cair menjadi uap pada suhu dibawah titik didih. Jik padatan telah larut
dalam cairan, padatan tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan atau
sentrifugasi. Maka dari itu, campuran dapat dipanaskan sehingga cairan dapat
menguap dengan sempurna dan meniggalkan padatan saja (Earl dan Wilford,
2014).
Destilasi adalah teknik pemisahan untuk memisahkan dua atau lebih
komponen zat cair yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Selain
dikarenakan titik didih, proses ini juga dapat emisahkan komponen zat cair yang
memiliki perbedaan kevolatilan atau kecenderungan sebuah zat untuk menjadi
gas. Destilasi dilakukan pada tekanan atmosfer yang normal (Wahyudi dkk,
2017).
Sentrifugasi merupakan metode sendimentasi untuk memisahkan partikel dari
sebuah cairan berdasarkan berat jenisnya dengan memberikan gaya sentipetal.
Metode ini berfungsi untuk memisahkan sel menjadi organel utama sehingga
fungsinya dapat diketahui. Centrifuge merupakan alat yang digunakan yang terdiri
atas rotor dengan lubang untuk meletakkan wadah/tabung yang berisi cairan
(Triarjo dkk, 2016).
Kristalisasi adalah peristiwa pembentukan partikel-partikel zat padat di dalam
suatu fase homogen. Proses ini dapat terjadi sebagai pembentukan partikel padat
dalam uap, seperti pembentukan salju. Kristalisasi juga merupakan proses
pemisahan padatan-cairan karena terdapat perpindahan massa solute dari cairan ke
padatan pada fasa kristal (Pinalla, 2011)

IV. Metodologi Percobaan


4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
- Timbangan
- Kaki tiga
- Beaker
- Batang pengaduk
- Corong
- Set alat destilasi
- Cawan porselen
- Jaring kawat
- Spatula
- Pembakar spirtus
- Clamps
- Termometer
4.1.2 Bahan
- Naftalene (Kapur barus)
- Spiritus
- Garam dapur (NaCl)
- Vaselin
- Pasir
- Serbuk kapur

Anda mungkin juga menyukai