Anda di halaman 1dari 23

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PERUBAHAN MATERI DAN PEMISAHAN CAMPURAN

Oleh :

Nama : Desy Fitria Wulandari


NIM : 211810201041
Kelas/kelompok : D/5
Asisten : Sabella Muyasyarah B. P

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2021
I. Judul : Perubahan Materi dan Pemisahan Campuran

II. Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah :
- Mendemontrasikan pemisahan suatu campuran.
- Menguji beberapa teknik pemisahan berdasarkan sifat fisik masing-
masing komponen.
- Memisahkan campuran homogen dengan teknik destilasi.
III. Pendahuluan
3.1 MSDS (Material Safety Data Sheet)
3.1.1 Naftalena (kapur barus)
Naftalena mempunyai rumus kimia C10H8, muncul sebagai padatan
volatil kristal putih dengan bau tar batubara yang kuat. Padatan lebih padat
daripada air dan tidak larut dalam air. Terbakar, tetapi mungkin sulit untuk
menyala. Dalam bentuk cair sangat panas. Paparan pada kulit harus dihindari.
Naftalene memiliki berat molekul = 128,17, massa tepat = 128.062600255,
massa monoisotopik = 128.062600255, jumlah atom berat = 10, dan
kompleksitas = 80,6. Naftalena adalah hidrokarbon polisiklik padat berwarna
putih, mudah menguap, dengan bau kapur barus yang kuat. Naftalena
diperoleh baik dari tar batubara atau penyulingan minyak bumi (PubChem,
2021)
3.1.2 Pb(NO3)2 0,5 M
Timbal nitrat adalah padatan kristal putih. Bahannya larut dalam air. Ini
tidak mudah terbakar tetapi akan mempercepat pembakaran bahan yang
mudah terbakar. Jika sejumlah besar material terlibat dalam api, ledakan dapat
terjadi. Paparan bahan yang terlalu lama ke api atau panas dapat menyebabkan
ledakan. Oksida nitrogen beracun dihasilkan dalam kebakaran yang
melibatkan bahan ini (PubChem, 2021). Pb(NO3)2 memiliki berat molekul =
331, jumlah akseptor ikatan hidrogen = 6, massa tepat = 331.95229, massa
monoisotopik = 331.95229, jumlah atom berat = 9 , dan kompleksitas = 18,8.
3.1.3 Garam Dapur (NaCl)
Garam dapur memiliki formula NaCl, memiliki wujud padat, berbentuk
Kristal, berwarna putih, dan tidak berbau. NaCl mempunyai pH 5 - 9 larutan
5% pada 20°C, titik lebur 801 °C, titik didih 1413 °C, berat jenis / densitas
2.165 g/cm³, massa molekul 58,44 g/mol (LabChem, 2012)

Tindakan pencegahan untuk penanganan yang aman : cuci tangan dan area
terbuka lainnya dengan sabun lembut dan air sebelum makan, minum atau
merokok dan saat pulang kerja. Sediakan ventilasi yang baik di area proses
untuk mencegah pembentukan dari uap.

Tindakan pertolongan pertama :

a. Umum : Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang
tidak sadar. Jika Anda merasa tidak sehat, carilah medis.
b. Setelah terhirup : Pindahkan korban ke tempat berudara segar dan istirahatkan
dalam posisi yang nyaman untuk bernafas.
c. Setelah kontak dengan kulit : Cuci dengan lembut dengan banyak sabun dan
air. Lepaskan pakaian yang terkena dan cuci semua yang terbuka daerah kulit
dengan sabun lembut dan air, diikuti dengan bilas air hangat.
d. Setelah kontak mata : Bilas dengan hati-hati dengan air selama beberapa
menit. Lepas lensa kontak, jika ada dan mudah dilakukan. Lanjutkan
membilas. Segera bilas dengan banyak air.
3.1.4 Vaseline
Penampilan fisik dari vaselin adalah cair (pasta), memiliki warna putih,
tidak berbau, titik lebur/titik beku 50–55 °C, titik didih awal dan rentang didih
>250 °C, titik nyala >150 °C, kepadatan 0,94 g/cm³, dan viskositas kinematik
7,5–10 mm²/s pada 100 °C (Carlroth, 2018). Bahan tidak terlalu berbahaya,
sehingga tidak memerlukan pertolongan khusus. Identifikasi bahaya pada
bahan ini apabila terkena kulit yaitu cukup bilas dengan air, apabila bahan ini
terhirup cukup segeralah mencari udara segar.
Jumlah kecil atau rumah tangga dapat dibersihkan dan dibuang ke tempat
sampah rumah tangga. Untuk besar industri) rilis, mencegah tumpahan
memasuki saluran air. Bahan penyerap dapat digunakan. Bahan mungkin licin
jika tumpah.

3.1.5 Pasir

Pasir (Silika) adalah nama lain untuk senyawa kimia yang tersusun dari
silikon dan oksigen dengan rumus kimia SiO2, atau silikon dioksida. SIlika
berbentuk bubuk transparan hingga abu-abu, tidak berbau. Mengiritasi kulit
dan mata saat kontak. Terhirup akan menyebabkan iritasi pada saluran
pernapasan. Memiliki berat Molekul 60,084, jumlah Akseptor Ikatan
Hidrogen 2, massa Tepat 59.966755773, massa Monoisotopik 59.966755773,
jumlah Atom Berat 3, dan kompleksitas 18.3. Ada banyak bentuk silika.
Semua bentuk silika identik dalam komposisi kimia, tetapi memiliki susunan
atom yang berbeda. Senyawa silika dapat dibagi menjadi dua kelompok,
kristal (atau c-silika) dan silika amorf (silika a-silika atau non-kristal).
Senyawa c-Silika memiliki struktur dengan pola silikon dan oksigen yang
berulang. Struktur kimia a-Silika lebih terkait secara acak jika dibandingkan
dengan c-silika. Semua bentuk silika adalah padatan tidak berbau yang terdiri
dari atom silikon dan oksigen. Partikel silika menjadi tersuspensi di udara dan
membentuk debu non-eksplosif. Silika dapat bergabung dengan elemen logam
lain dan oksida untuk membentuk silikat (Pubchem, 2021).

3.1.6 Serbuk Kapur

Serbuk kapur memiliki rumus kimia Ca(OH)2 dengan berat molekul


74,09, jumlah donor ikatan hidrogen 2, jumlah akseptor ikatan hidrogen 2,
massa tepat 73.9680702, massa monoisotopik 73.9680702 (PubChem, 2021).
Serbuk kapur dapat menyebabkan luka bakar kulit yang parah. Mengakibatkan
gangguan mata berat apabila serbuk kapur terkena mata, pertolongan pertama
yang harus diberikan apabila terkena mata yaitu bilas dengan air secara hati-
hati dan segera bawa ke dokter. Lepas pakaian yang terkena dan bilas dengan
air mengalir apabila serbuk kapur terkena kulit. Penyimpanan serbuk kapur
sebaiknya di wadah tertutup rapat, kering, dan diletakkan di tempat yangsejuk

3.3 Tinjauan Pustaka

Materi adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa.
Sesuatu itu bisa sesuatu yang terlihat (zat cair dan zat padat) ataupun yang
tidak tampak yaitu zat gas. Materi menempati ruang adalah benda dapat
ditempatkan dalam suatu ruang atau wadah tertentu sedangkan materi
mempunyai massa, memiliki maksud bahwa benda yang termasuk materi
dapat diukur, ditimbang dengan menggunakan alat ukur tertentu yaitu neraca
atau timbangan (Nurcahyo, 2018).

Campuran merupakan materi yang tersusun oleh dua macam zat atau lebih
yang tidak terikat secara kimia dan dapat dipisahkan kembali dengan cara
fisika. Campuran terdiri dari dua macam yaitu campuran homogen dan
campuran heterogen. Campuran homogen adalah campuran yang setiap
bagiannya serba sama, baik warna, rasa serta perbandingan zat-zat tercampur
juga sama, serta tidak memiliki bidang batas antara komponen-komponennya.
Campuran heterogen adalah campuran yang setiap bagian-bagiannya tidak
sama, baik warna, rasa serta perbandingan zat-zat tercampurnya tidak sama
dan satu komponen dengan komponen lainnya terdapat bidang batas, sehingga
kita dapat membedakan satu yang lainnya (Harwanto dkk, 2019).

Destilasi merupakan suatu perubahan fase cairan menjadi uap dan uap
tersebut didinginkan kembali menjadi cairan. Destilasi juga dapat diartikan
sebagai suatu proses pemurnian untuk senyawa padat yaitu suatu proses yang
didahului dengan penguapan senyawa cair dengan 7 Lalu Mustiadi Siswi
Astuti Aladin Eko Purkuncoro Buku Ajar Distilasi Uap dan Bahan Bakar Pelet
Arang Sampah Organik memanaskannya, kemudian mengembunkan uap yang
terbentuk yang akan ditampung dalam wadah yang terpisah untuk mendapat
destilat atau senyawa cair yang murni. Dasar pemisahan pada destilasi adalah
perbedaan titik didih cairan pada tekanan tertentu. Pemisahan dengan destilasi
melibatkan penguapan differensial dari suatu campuran cairan diikuti dengan
penampungan material yang menguap dengan cara pendinginan dan
pengembunan (Mustiadi dan Astuti, 2020).

Sublimasi adalah perubahan wujud zat dari padat ke gas atau dari gas ke
padat. Syarat pemisahan campuran dengan menggunakan sublimasi adalah
partikel yang bercampur harus memiliki perbedaan titik didih yang besar,
sehingga dapat, menghasilkan uap dengan tingkat kemurnian yang tinggi
(Melvine dkk, 2020). Bahan-bahan yang digunakan dalam metode ini adalah
bahan yang mudah menyublim, seperti kamper dan iod. Sublimasi dilakukan
untuk mendapatkan iodium yang murni dari campurannya.

Kristalisasi adalah proses pembentukan partikel padatan didalam


sebuah fasa homogen, pembentukan padatan dapat terjadi dari fasa uap.
Kristalisasi memerlukan energi lebih sedikit dibandingkan destilasi atau metode
pemisahan yang lain. Syarat-syarat kristalisasi dapat terjadi yaitu,
kelarutan berkurang ketika suhu diturunkan larutan dalam keadaan jenuh
sehingga pelarut sudah tidak mampu melarutkan zat terlarut (Melvine dkk,
2020).
Ekstraksi adalah metode yang menggunakan suatu pelarut yang dapat
melarutkan suatu komponen dari campuran secara selektif. Melaui metode ini,
suatu padatan dilarutkan kemudian dipisahkan dari padatn yang tidak larut.
Dekantasi merupakan proses pemisahan suatu cairan dari padatan yang
mengendap dengan cara menuangkan cairannya secara hati-hati tanpa
mengganggu padatannya. Suatu padatan dipisahkan dari cairannya dengan
menggunakan suatu material berpori sebagai filter. Kertas saring, arang
(charcoal), atau pasir dapat digunakan sebagai filter. Material ini akan
melewatkan fase cairnya, tetapi tidak padatannya. Suatu campuran dipisahkan
dengan cara pemanasan. Cairannya akan menguap sementara padatannya akan
tersisa dalam wadah.
IV. Metodologi Percobaan

4.1 Alat dan Bahan

4.1.1 Alat

- Timbangan Kaki tiga - Jaring kawat


- Beaker - Spatula
- Batang pengaduk - Pembakar spiritus
- Corong - Clamps
- Set alat distilasi - Thermometer
- Cawan Porselen - Kaca arloji
- Pipet tetes
-

4.1.2 Bahan

- Naftalene (Kapur barus)


- Pb(NO3)2 0,5 M
- Garam Dapur (NaCl)
- Vaselin
- Pasir
- Serbuk Kapur
- Kertas saring
- Akuades
4.2 Diagram Alir

4.1.2 Diagram Alir Pemisahan Campuran

Pemisahan Campuran

- Ditimbang sebuah beaker 100 mL yang kosong. Kedalam


beaker dimasukkan sebanyak masing-masing 0,5 gram
pasir, garam dapur, dan naphtalene serta diaduk sampai
tercampur sempurna. Timbang berat total sampel dan
beaker.
- Disiapkan satu cawan porselen yang telah diketahui
beratnya untuk menutup beaker yang berisi campuran.
Ditempatkan beaker dan dish diatas jaring kawat dan kaki
tiga. Tambahkan beberapa pecahan es diatas cawan
porselen.
- Dipanaskan beaker dengan pembakar spritus sampai
terbentuk uap didalam beaker dan padatan mulai menempel
dibawah cawan porselen. Setelah 10 menit, dipindahkan
pembakar spiritus dan kumpulkan padatan dibawah cawan
porselen kedalam wadah menggunakan spatula. diaduk
campuran dalam beaker dan ditutup dengan cawan
porselen, kemudian dipanaskan beaker kembali sampai
tidak terbentuk padatan dibawah evaporating dish.
Diimbang padatan yang menempel dibawah cawan
porselen.
- Dinginkan beaker pada temperatur ruang. Timbanglah
beaker yang berisi padatan tersisa. Hitunglah berat hasil
sublimasi ditambah dengan berat padatan tersisa.
Bandingkan hasil perhitungannya dengan berat awal total
campuran dalam beaker.
- Ditambahkan 25 mL aquades kedalam sisa padatan dalam
beaker. Lakukan pengadukan selama 5 menit.
- Disiapkan kertas saring yang sudah diketahui beratnya
untuk proses penyaringan.
- Disaring campuran dan tampung filtratnya dengan
beaker lain. Bilas padatan pada kertas saring
dengan 10 mL aquades. 12- Kertas saring yang
berisi padatan dikeringkan dalam oven suhu 105 oC
selama 10 menit, lalu ditentukan berapa berat
padatan hasil penyaringan.

Hasil

4.1.2 Diagram Alir Diatilasi

Distilasi

- Dipasang set alat distilasi sesuai dengan instruksi dari


instruktur. Ingat setiap sambungan alat gelas diolesi vaselin.
- Digunakan labu alas bulat 100 mL untuk labu distilasi dan labu
penampung. Diisi labu distilasi dengan sisa filtrat percobaan
sebelumnya (pemisahan kimia). Dimasukkan 2 butir batu didih.
Pasangkan kedua labu tersebut pada set alat distilasi, dan
mulailah memanaskan menggunakan pembakar spiritus.
- Dicatat temperatur saat distilat yang tertampung volumenya
sekitar 1 mL. Distilasi dilanjutkan hingga setengah volume air
pada labu distilasi pindah ke labu penampung distilat.
Dimatikan pembakar spiritus dan dinginkan labu distilat.
- Dimasukan masing-masing sebanyak 2 mL cairan sisa pada
labu distilasi dan cairan pada labu penampung distilat, pada
dua tabung reaksi terpisah. Diteteskan sebanyak 3 tetes larutan
Pb(NO3)2 0,01 M pada masing-masing tabung reaksi. Diamati
dan dicatat perubahan yang terjadi.

Hasil
4.1.3 Diagram Alir Sentrifugasi Versus Dekantasi

Sentrifugasi Versus Dekantasi

- Dimasukkan 2-3 sendok makan bubuk kapur kedalam


gelas kimia 50 ml. Ditambahkan 30 ml air, aduk sampai
rata.
- Diambil 10 ml larutan kedalam tabung sentrifugal.
Dipisahkan sentrat dan endapan dengan diputar dengan
pemusingan selama 2 menit dan ambil filtrat dengan
pipet tetes.
- Diambil kembali 10 ml campuran air dengan kapur (aduk
kembali jika kapur telah mengendap), disaring
menggunakan kertas saring diambil filtratnya.
- Dibandingkan sentrat dari proses sentrifugasi dan filtrat
dari proses penyaringan
Hasil

4.1.3 Diagram Alir Rekristalisasi


Rekristalisasi

- Ambil 1 garam dapur kotor, larutkan dalam gelas kimia 50


ml dengan air secukupnya.
- Saring dan tampung filtratnya, kemudian uapkan dalam
cawan porselin diatas nyala pembakar spiritus sampai air
habis menguap.
- Bandingkan keadaan fisik garam dapur sebelum dan
sesudah proses

Hasil
4.3 Prosedur Kerja
4.3.1 Pemisahan Campuran
Gelas beaker ukuran 100 mL yang kosong, bersih, dan kering
ditimbang. Ditimbang garam dapur, gula, dan pasir masing-masing 0,5
gram. Dimasukkan masing-masing 0,5 gram garam dapur, napthalena, dan
pasir ke dalam beaker. Diaduk sampai tercampur sempurna kemudian
ditimbang berat total sampel dan beaker. Digunakan cawan porselen
penutup beaker. Ditempatkan beaker dan dish diatas jaring kawat dan kaki
tiga. Ditambahkan beberapa pecahan es batu diatas cawan porselen dan
jangan sampai ada tetesan air dibawah dish atau di dalam beaker. Beaker
dipanaskan dengan pembakar spirtus atau bunsen sampai terbentuk uap
didalam beaker dan padatan mulai menempel dibawah cawan porselen.
Beaker didinginkan selama beberapa menit. Padatan dibawah cawan
porselen dikumpulkan ke dalam kaca arloji digunakan spatula. Ditimbang
kaca arloji dan padatan hasil pemisahan campuran yang berada dibawah
cawan porselen. Dibandingkan berat kaca arloji awal dengan berat kaca
arloji akhir yang berisi padatan hasil pemisahan campuran. Beaker yang
berisi sisa padatan ditimbang. Dibandingkan hasil perhitungannya dengan
berat awal total campuran dalam beaker.

4.3.2 Distilasi

Set alat distilasi dipasang atau dirangkai. Digunakan labu alas


bulat 100 mL untuk labu destilasi dan labu penampung. Setiap sambungan
alat diolesi vaselin. Disambungkan labu destilasi dengan gelas
penghubung yang telah diolesi vaselin. Labu destilasi diletakkan diatas
mantel pemanas. Kondensor disambungkan dengan gelas penghubung.
Kondensor dirangkai menggunakan penjepit statif. Dipasang selang aliran
air pada setiap lubang kondensor. Dimasukkan larutan Pb(NO3)2 kedalam
labu destilasi kemudian ditutup dengan menggunakan penutup karet yang
telah dipasangkan termometer. Air dimasukkan ke dalam labu destilasi
kemudian ditutup menggunakan penutup karet yang telah dipasangkan
termometer. Disambungkan steker alat destiasi pada sumber listrik
kemudian dinyalakan mantel pemanas. Gelas erlenmeyer diletakkan
diujung pipa kondensor. Ditutup gelas erlenmeyer dengan plastik bening
kemudian ditunggu hingga larutan mendidih. Massa filtrat yang terbentuk
ditimbang. Diamati suhu yang dicapai saat filtrat terbentuk.

4.3.3 Sentrifugasi Versus Dekantasi

Bubuk kapur 2-3 sendok makan dimasukkan ke dalam gelas kimia


50 mL. Ditambahkan 30 mL air, diaduk sampai rata kemudian diambil 10
mL larutan ke dalam tabung sentrifugal. Sentrat dan endapan dipastikan
diputar selama 2 menit. Diambil filtrat dengan pipet tetes kemudian
diambil kembali 10 mL campuran air dengan kapur. Disaring
menggunakan kertas saring diambil filtratnya. Dibandingkan sentrat dari
proses sentrifugasi dan filtrat dari proses penyaringan.

4.3.4 Rekristalisasi
Diambil 1 garam dapur kotor, dilarutkan dalam gelas kimia 50 ml
dengan air secukupnya. Disaring dan ditampung filtratnya, kemudian
diuapkan dalam cawan porselin diatas nyala pembakar spiritus sampai air
habis menguap. Dibandingkan keadaan fisik garam dapur sebelum dan
sesudah proses.
V. Data dan Perhitungan

5.1 Data
5.1.1 Pemisahan Campuran
Massa beaker awal : 62,83 gram
Massa beaker + sampel : 64,30 gram
Massa kaca arloji : 21,87 gram
Massa kaca arloji + massa padatan hasil : 22,08 gram
sublimasi pemanasan pertama
Massa cawan porselin : 31,67 gram
Massa cawan porselin + padatan hasil : 31,74 gram
sublimasi pemanasan kedua
Massa kertas saring awal : 0,55 gram
Massa kertas saring + sampel : 0,95 gram
5.1.2 Distilasi
Suhu larutan awan sampel : 27°C
Suhu larutan sampel saat menetes : 101°C
Warna hasil distilat + Pb(NO3)2 : jernih
Warna hasil sampel awal + Pb(NO3)2 : jerih sedikit keruh
5.1.3 Sentrifugasi vs Dekantasi
Warna sampel air + batu kapur : keruh
Warna sentrat sentrifugasi + dekantasi : sedikit keruh, tidak ada
endapan
Warna sentrat hasil filtrasi : jernih, tidak ada endapan
5.1.4 Rekristalisasi
Massa cawan porselin sebelum dipanaskan : 31,67 gram
Massa cawan porselin + bahan sebelum pemanasan : 32,67 gram
Massa cawan poselin + bahan setelah pemanasan : 32,33 gram
Massa cawan porselin setelah pemanasan : 31,69 gram
Warna kristal NaCl sampel : putih sedikit kotor
Warna kristal NaCl setelah rekristalisasi : putih bersih

5.2 Perhitungan
5.2.1 Pemisahan Campuran
Massa kaca arloji 1 (x1) = 21,87 gram
Massa kaca arloji 2 (x2) = 21,85 gram
Massa kaca arloji 3 (x3) = 21,89 gram
 𝑥̅ = x1 + x2 + x3
𝑥̅ = 65,61 g
Note: 𝑥̅ yang diperoleh adalah Mkc0
(𝑥1−𝑥̅ )2 +(𝑥2−𝑥̅ )2 +(𝑥3−𝑥̅ )2
 Standart deviasi = S = √ 3−1

S = 53,57
5.2.2 Sentrifugasi vs Dekantasi
Massa cawan porselen 1 (x1) = 31,67 gram
Massa cawan porselen 2 (x2) = 31,65 gram
Massa cawan poselen 3 (x3) = 31,69 gram
 𝑥̅ = x1 + x2 + x3
𝑥̅ = 95,01 g
Note: 𝑥̅ yang diperoleh adalah Mcp0
(𝑥1−𝑥̅ )2 +(𝑥2−𝑥̅ )2 +(𝑥3−𝑥̅ )2
 Standart deviasi = S = √ 3−1

S = 77,57
5.2.3 Rekristalisas
Massa kaca arloji + kristal hasil sublimasi (Mkc2) = 22,08 gram
Massa cawan porselen + padatan hasil sublimasi (Mcp2)= 31,74 gram
Sehingga massa padatan kristal total = (Mkc2 – Mkc1) + (Mcp2 – Mcp1)
= (22,08-21,87)g + (31,74-31,67)g
= 0,21 gram + 0,7 gram
= 0,28 gram
Massa garam setelah rekristalisasi
 Massa garam sebelum rekristalisasi
Massa cawan porselen + garam (M1) = 32,67 gram
Massa cawan porselen awal (Mcp1) = 31,67 gram
Massa garam sebelum rekristalisasi = M1 – Mcp1 = 1 g
 Massa garam setelah rekristalisasi
Massa garam + cawan porselen setelah rekristalisasi (M2) = 32,33 gram
Massa garam setelah rekristalisasi = M2 – Mcp1
= 32,33-31,67 gram
= 0,66 gram
VI. Hasil

6.1.1 Tabel Hasil

No. Alat Fungsi Gambar

1. Kaki tiga kaki tiga berfungsi


untuk menyangga ring
pada saat proses
pemanasan.

2. Gelas beaker sebagai tempat


mereaksikan bahan,
tempat menampung
bahan kimia berupa
larutan, padatan, pasta
ataupun tepung, tempat
melarutkan bahan dan
memanaskan bahan.

3. Batang pengaduk Digunakan untuk


mencampur larutan

4. Corong Alat untuk


memindahkan dan
sebagai alat bantu
penyaringan
5. Set alat distilasi dipakai memisahkan
bahan kimia menurut
perbedaan kecepatan
ataupun kemudahan
menguap maupun
volatilitas bahan.

6. Cawan porselen digunakan untuk


melarutkan suatu zat
melalui proses
evaporasi.

7. Pipet tetes digunakan untuk


memindahkan cairan
dengan volume kecil.

8. Jaring kawat Fungsi kawat kasa


adalah untuk menahan
beaker atau labu ketika
proses pemanasan
menggunakan pemanas
bunsen atau pemanas
spiritus.
9. Spatula alat yang digunakan
untuk mengambil
suatu sampel atau
bahan penelitian juga
digunakan untuk
mengaduk pada saat
proses pembuatan
larutan

10. Pembakar spirtus untuk membakar zat


atau memanaskan
larutan

11. Thermometer sebagai alat untuk


mengukur suhu atau
temperatur, serta
perubahan suhu.

12. Kaca arloji Sebagai tempat


menimbang bahan
kimia, penutup gelas
beaker, dan tempat
mengeringkan bahan
6.2 Data Hasil Perhitungan

6.2.1 Tabel hasil pemisahan campuran

No. Perlakuan Hasil

1. Sublimasi Massa total Kristal = 0,28 g

2. Filtrasi Massa sisa sampel = 0,4 g

6.2.2 Tabel hasil distilasi

No. Perlakuan Hasil

Suhu awal = 27⁰C


1. Pemanasan
Suhu akhir = 101⁰C

2. Distilat + Pb(NO3)2 Jernih

3. Sampel + Pb(NO3)2 Sedikit keruh

6.2.3 Tabel hasil filtrasi versus sentrifugasi

No. Perlakuan Hasil

1. Sampel air + batu kapur Keruh

2. Sentrat sentrifugasi + Sedikit keruh, ada endapan


dekantasi

3. Sentrat filtrasi Jernih, tidak ada endapan


6.2.4 Tabel hasil rekristalisasi

No. Perlakuan Hasil

1. Penimbangan awal Massa awal garam = 1 g


sampel
Warna awal garam = putih sedikit
kotor

2. Rekristalisasi Massa garam hasil rekristalisasi =


0,66 g

Warna akhir garam = putih bersih


VII. Pembahasan

Pemisahan campuran bertujuan untuk memisahkan beberapa komposisi


yang sudah bercampur sebelumnya menjadi masing-masing komposisi awal
sebelum bercampur (murni). Isolasi zat murni dari suatu campuran memerlukan
proses pemisahan satu komponen dengan komponen lainnya. Praktikum yang
dilakukan kali ini menggunakan beberapa metode atau cara untuk memisahkan
suatu campuran yaitu dengan pemisahan campuran melalui penyubliman, distilasi,
sentrifugasi versus dekantasi, dan rekristalisai.

Pemisahan campuran yang pertama dilakukan adalah dengan cara


penyubliman yaitu metode pemisahan campuran sesama zat padat berdasarkan
perubahan wujud zatnya. Zat yang dihasilkan pada penyubliman bermassa 0,57
gram dan setelah dilakukan penyaringan atau filtrasi, residu yang dihasilkan
adalah 0,40 gram. Pengovenan kertas saring pada tahap setelah filtrasi bertujuan
untuk mengeringkan residu yang tersaring di kertas saring agar berat atau massa
saat ditimbang tidak berlebihan air karena kondisi kertas yang basah.

Destilasi merupakan pemisahan suatu zat dalam campuran yang


didasarkan pada perbedaan titik didih (volalitas), dimana senyawa yang memiliki
titik didih rendah akan menguap terlebih dahulu dan uap tersebut akan
mengembun dan ditampung oleh wadah. Destilasi merupakan proses fisika dan
tidak terjadi adanya reaksi kimia selama proses berlangsung. Dasar utama
pemisahan dengan cara destilasi adalah perbedaan titik didih cairan pada tekanan
tertentu. Proses destilasi biasanya melibatkan suatu penguapan campuran dan
diikuti dengan proses pendinginan dan pengembunan.

Dekantasi adalah proses yang dilakukan untuk memisakan campuran


berupa larutan dan padatan dengan cara menuang larutan dengan perlahan untuk
memunculkan endapan di bagian dasarnya. Sentrifugasi adalah proses yang
menggunakan gaya sentrifugal dengan mesin sentrifuga atau pemusing. Proses
pemisahan zat ini dilakukan dengan menggabungkan kedua metode tersebut
dimana tabung berisi larutan serbuk kapur diputar atau dipusingkan dengan alat
sentrifuga kemudian setelah zat terlarutnya mengendap, zat pelarut dapat
dipindahkan ke tabung yang berbeda tanpa disaring sama sekali.

Rekristalisasi merupakan suatu cara atau metode pemisahan campuran


berdasarkan daya larut antara zat yang dimurnikan dengan pelarutnya. Garam
adalah komponen atau zat yang sering dikristalisasi kembali dengan cara
rekristalisasi. Garam dilarutkan dengan air terlebih dahulu kemudian dipanaskan
hingga air dari larutan tersebut surut dan hanya tersisa Kristal-kristal hasil.
Perbedaan yang terlihat jelas dari perbandingan sebelum dan sesudah perlakuan
ini adalah dari warna. Warna garam sebelum direkristalisasi terlihat sedikit lebih
keruh sedangkan warna garam setelah direkristalisasi terlihat putih bersih. Massa
dari garam sebelum dan sesudah perlakuan juga berbeda dimana setelah melalui
proses rekristalisasi massa garam berkurang atau lebih ringan.

VIII. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum kali ini adalah : Pemisahan


campuran dapat dilakukan dengan berbagai metode atau cara. Cara-cara yang
dimaksudkan dalam praktikum ini adalah destilasi, filtrasi versus dentrifugasi, dan
rekristalisasi. Praktikan sudah mengetahui metode tersebut dengan
mendemostrasikannya dalam praktikum ini.

Pengujian zat tertentu harus diketahui dahulu berdasarkan sifat fisik pada
masing-masing komponen tersebut. Praktikan juga harus mengetahui cara kerja
yang mana yang tepat dilakukan untuk memperlakukan suatu zat. Filtrasi adalah
metoe penyarigan yang berarti zat yang ingin dipisahkan harus melalui suatu
penyaring untuk dapat memisahkannya. Rekristalisasi merupakan
pengkristalisaian kembali suatu zat dengan cara dipanasakan hingga pelarut surut
dan tersisa kristal hasil. Destilasi didasarkan pada perbedaan titik didih sehingga
zat yang diperlakukan dengan metode ini juga harus memiliki perbedaan titik
didih yang tidak dekat.
DAFTAR PUSTAKA

Carlroth,2012. Material Safety Data Sheet of Vaseline.


https://www.carlroth.com/medias/SDB-5775-GB-EN.pdf [Diakses pada
27 September, 2021]
Content.oppictures.com,2012. Material Safety Data Sheet of Vaseline.
https://content.oppictures.com/Master_Images/Master_PDF_Files/DVOC
B311003CT_SDS.PDF [Diakses pada 27 September, 2021]
Harwanto, dkk. 2019. Aplikasi Game Edukasi Pengenalan Unsur Dan Senyawa

Kimia. Jurnal Teknik Informatika.(14):1

Labchem,2012. Material Safety Data Sheet of NaCl.


http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC23420.pdf [Diakses pada 27
September, 2021]
Melvine, dkk. 2020. Kristalisasi Dan Sublimasi. Pontianak : Universitas
Tanjungpura
Mustiadi L.,dan Astuti S. 2020. Buku Ajar Distilasi Uap Dan Bahan Bakar Pelet

Arang Sampah Organik. Malang : CV IRDH

Nurcahyo A.R. 2018. Pengertian, Perubahan, dan Klasifikasi Materi. Surabaya :


Universitas Negeri Surabaya
PubChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Naphtalene.
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Naphthalene [Diakses pada
27 September, 2021]

PubChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Lead-nitrate.


https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Lead-nitrate [Diakses pada
27 September, 2021]
PubChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Silicon-dioxide.
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Silicon-dioxide [Diakses
pada 27 September, 2021]

Anda mungkin juga menyukai