Oleh :
II. Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah :
- Mendemontrasikan pemisahan suatu campuran.
- Menguji beberapa teknik pemisahan berdasarkan sifat fisik masing-
masing komponen.
- Memisahkan campuran homogen dengan teknik destilasi.
III. Pendahuluan
3.1 MSDS (Material Safety Data Sheet)
3.1.1 Naftalena (kapur barus)
Naftalena mempunyai rumus kimia C10H8, muncul sebagai padatan
volatil kristal putih dengan bau tar batubara yang kuat. Padatan lebih padat
daripada air dan tidak larut dalam air. Terbakar, tetapi mungkin sulit untuk
menyala. Dalam bentuk cair sangat panas. Paparan pada kulit harus dihindari.
Naftalene memiliki berat molekul = 128,17, massa tepat = 128.062600255,
massa monoisotopik = 128.062600255, jumlah atom berat = 10, dan
kompleksitas = 80,6. Naftalena adalah hidrokarbon polisiklik padat berwarna
putih, mudah menguap, dengan bau kapur barus yang kuat. Naftalena
diperoleh baik dari tar batubara atau penyulingan minyak bumi (PubChem,
2021)
3.1.2 Pb(NO3)2 0,5 M
Timbal nitrat adalah padatan kristal putih. Bahannya larut dalam air. Ini
tidak mudah terbakar tetapi akan mempercepat pembakaran bahan yang
mudah terbakar. Jika sejumlah besar material terlibat dalam api, ledakan dapat
terjadi. Paparan bahan yang terlalu lama ke api atau panas dapat menyebabkan
ledakan. Oksida nitrogen beracun dihasilkan dalam kebakaran yang
melibatkan bahan ini (PubChem, 2021). Pb(NO3)2 memiliki berat molekul =
331, jumlah akseptor ikatan hidrogen = 6, massa tepat = 331.95229, massa
monoisotopik = 331.95229, jumlah atom berat = 9 , dan kompleksitas = 18,8.
3.1.3 Garam Dapur (NaCl)
Garam dapur memiliki formula NaCl, memiliki wujud padat, berbentuk
Kristal, berwarna putih, dan tidak berbau. NaCl mempunyai pH 5 - 9 larutan
5% pada 20°C, titik lebur 801 °C, titik didih 1413 °C, berat jenis / densitas
2.165 g/cm³, massa molekul 58,44 g/mol (LabChem, 2012)
Tindakan pencegahan untuk penanganan yang aman : cuci tangan dan area
terbuka lainnya dengan sabun lembut dan air sebelum makan, minum atau
merokok dan saat pulang kerja. Sediakan ventilasi yang baik di area proses
untuk mencegah pembentukan dari uap.
a. Umum : Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang
tidak sadar. Jika Anda merasa tidak sehat, carilah medis.
b. Setelah terhirup : Pindahkan korban ke tempat berudara segar dan istirahatkan
dalam posisi yang nyaman untuk bernafas.
c. Setelah kontak dengan kulit : Cuci dengan lembut dengan banyak sabun dan
air. Lepaskan pakaian yang terkena dan cuci semua yang terbuka daerah kulit
dengan sabun lembut dan air, diikuti dengan bilas air hangat.
d. Setelah kontak mata : Bilas dengan hati-hati dengan air selama beberapa
menit. Lepas lensa kontak, jika ada dan mudah dilakukan. Lanjutkan
membilas. Segera bilas dengan banyak air.
3.1.4 Vaseline
Penampilan fisik dari vaselin adalah cair (pasta), memiliki warna putih,
tidak berbau, titik lebur/titik beku 50–55 °C, titik didih awal dan rentang didih
>250 °C, titik nyala >150 °C, kepadatan 0,94 g/cm³, dan viskositas kinematik
7,5–10 mm²/s pada 100 °C (Carlroth, 2018). Bahan tidak terlalu berbahaya,
sehingga tidak memerlukan pertolongan khusus. Identifikasi bahaya pada
bahan ini apabila terkena kulit yaitu cukup bilas dengan air, apabila bahan ini
terhirup cukup segeralah mencari udara segar.
Jumlah kecil atau rumah tangga dapat dibersihkan dan dibuang ke tempat
sampah rumah tangga. Untuk besar industri) rilis, mencegah tumpahan
memasuki saluran air. Bahan penyerap dapat digunakan. Bahan mungkin licin
jika tumpah.
3.1.5 Pasir
Pasir (Silika) adalah nama lain untuk senyawa kimia yang tersusun dari
silikon dan oksigen dengan rumus kimia SiO2, atau silikon dioksida. SIlika
berbentuk bubuk transparan hingga abu-abu, tidak berbau. Mengiritasi kulit
dan mata saat kontak. Terhirup akan menyebabkan iritasi pada saluran
pernapasan. Memiliki berat Molekul 60,084, jumlah Akseptor Ikatan
Hidrogen 2, massa Tepat 59.966755773, massa Monoisotopik 59.966755773,
jumlah Atom Berat 3, dan kompleksitas 18.3. Ada banyak bentuk silika.
Semua bentuk silika identik dalam komposisi kimia, tetapi memiliki susunan
atom yang berbeda. Senyawa silika dapat dibagi menjadi dua kelompok,
kristal (atau c-silika) dan silika amorf (silika a-silika atau non-kristal).
Senyawa c-Silika memiliki struktur dengan pola silikon dan oksigen yang
berulang. Struktur kimia a-Silika lebih terkait secara acak jika dibandingkan
dengan c-silika. Semua bentuk silika adalah padatan tidak berbau yang terdiri
dari atom silikon dan oksigen. Partikel silika menjadi tersuspensi di udara dan
membentuk debu non-eksplosif. Silika dapat bergabung dengan elemen logam
lain dan oksida untuk membentuk silikat (Pubchem, 2021).
Materi adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa.
Sesuatu itu bisa sesuatu yang terlihat (zat cair dan zat padat) ataupun yang
tidak tampak yaitu zat gas. Materi menempati ruang adalah benda dapat
ditempatkan dalam suatu ruang atau wadah tertentu sedangkan materi
mempunyai massa, memiliki maksud bahwa benda yang termasuk materi
dapat diukur, ditimbang dengan menggunakan alat ukur tertentu yaitu neraca
atau timbangan (Nurcahyo, 2018).
Campuran merupakan materi yang tersusun oleh dua macam zat atau lebih
yang tidak terikat secara kimia dan dapat dipisahkan kembali dengan cara
fisika. Campuran terdiri dari dua macam yaitu campuran homogen dan
campuran heterogen. Campuran homogen adalah campuran yang setiap
bagiannya serba sama, baik warna, rasa serta perbandingan zat-zat tercampur
juga sama, serta tidak memiliki bidang batas antara komponen-komponennya.
Campuran heterogen adalah campuran yang setiap bagian-bagiannya tidak
sama, baik warna, rasa serta perbandingan zat-zat tercampurnya tidak sama
dan satu komponen dengan komponen lainnya terdapat bidang batas, sehingga
kita dapat membedakan satu yang lainnya (Harwanto dkk, 2019).
Destilasi merupakan suatu perubahan fase cairan menjadi uap dan uap
tersebut didinginkan kembali menjadi cairan. Destilasi juga dapat diartikan
sebagai suatu proses pemurnian untuk senyawa padat yaitu suatu proses yang
didahului dengan penguapan senyawa cair dengan 7 Lalu Mustiadi Siswi
Astuti Aladin Eko Purkuncoro Buku Ajar Distilasi Uap dan Bahan Bakar Pelet
Arang Sampah Organik memanaskannya, kemudian mengembunkan uap yang
terbentuk yang akan ditampung dalam wadah yang terpisah untuk mendapat
destilat atau senyawa cair yang murni. Dasar pemisahan pada destilasi adalah
perbedaan titik didih cairan pada tekanan tertentu. Pemisahan dengan destilasi
melibatkan penguapan differensial dari suatu campuran cairan diikuti dengan
penampungan material yang menguap dengan cara pendinginan dan
pengembunan (Mustiadi dan Astuti, 2020).
Sublimasi adalah perubahan wujud zat dari padat ke gas atau dari gas ke
padat. Syarat pemisahan campuran dengan menggunakan sublimasi adalah
partikel yang bercampur harus memiliki perbedaan titik didih yang besar,
sehingga dapat, menghasilkan uap dengan tingkat kemurnian yang tinggi
(Melvine dkk, 2020). Bahan-bahan yang digunakan dalam metode ini adalah
bahan yang mudah menyublim, seperti kamper dan iod. Sublimasi dilakukan
untuk mendapatkan iodium yang murni dari campurannya.
4.1.1 Alat
4.1.2 Bahan
Pemisahan Campuran
Hasil
Distilasi
Hasil
4.1.3 Diagram Alir Sentrifugasi Versus Dekantasi
Hasil
4.3 Prosedur Kerja
4.3.1 Pemisahan Campuran
Gelas beaker ukuran 100 mL yang kosong, bersih, dan kering
ditimbang. Ditimbang garam dapur, gula, dan pasir masing-masing 0,5
gram. Dimasukkan masing-masing 0,5 gram garam dapur, napthalena, dan
pasir ke dalam beaker. Diaduk sampai tercampur sempurna kemudian
ditimbang berat total sampel dan beaker. Digunakan cawan porselen
penutup beaker. Ditempatkan beaker dan dish diatas jaring kawat dan kaki
tiga. Ditambahkan beberapa pecahan es batu diatas cawan porselen dan
jangan sampai ada tetesan air dibawah dish atau di dalam beaker. Beaker
dipanaskan dengan pembakar spirtus atau bunsen sampai terbentuk uap
didalam beaker dan padatan mulai menempel dibawah cawan porselen.
Beaker didinginkan selama beberapa menit. Padatan dibawah cawan
porselen dikumpulkan ke dalam kaca arloji digunakan spatula. Ditimbang
kaca arloji dan padatan hasil pemisahan campuran yang berada dibawah
cawan porselen. Dibandingkan berat kaca arloji awal dengan berat kaca
arloji akhir yang berisi padatan hasil pemisahan campuran. Beaker yang
berisi sisa padatan ditimbang. Dibandingkan hasil perhitungannya dengan
berat awal total campuran dalam beaker.
4.3.2 Distilasi
4.3.4 Rekristalisasi
Diambil 1 garam dapur kotor, dilarutkan dalam gelas kimia 50 ml
dengan air secukupnya. Disaring dan ditampung filtratnya, kemudian
diuapkan dalam cawan porselin diatas nyala pembakar spiritus sampai air
habis menguap. Dibandingkan keadaan fisik garam dapur sebelum dan
sesudah proses.
V. Data dan Perhitungan
5.1 Data
5.1.1 Pemisahan Campuran
Massa beaker awal : 62,83 gram
Massa beaker + sampel : 64,30 gram
Massa kaca arloji : 21,87 gram
Massa kaca arloji + massa padatan hasil : 22,08 gram
sublimasi pemanasan pertama
Massa cawan porselin : 31,67 gram
Massa cawan porselin + padatan hasil : 31,74 gram
sublimasi pemanasan kedua
Massa kertas saring awal : 0,55 gram
Massa kertas saring + sampel : 0,95 gram
5.1.2 Distilasi
Suhu larutan awan sampel : 27°C
Suhu larutan sampel saat menetes : 101°C
Warna hasil distilat + Pb(NO3)2 : jernih
Warna hasil sampel awal + Pb(NO3)2 : jerih sedikit keruh
5.1.3 Sentrifugasi vs Dekantasi
Warna sampel air + batu kapur : keruh
Warna sentrat sentrifugasi + dekantasi : sedikit keruh, tidak ada
endapan
Warna sentrat hasil filtrasi : jernih, tidak ada endapan
5.1.4 Rekristalisasi
Massa cawan porselin sebelum dipanaskan : 31,67 gram
Massa cawan porselin + bahan sebelum pemanasan : 32,67 gram
Massa cawan poselin + bahan setelah pemanasan : 32,33 gram
Massa cawan porselin setelah pemanasan : 31,69 gram
Warna kristal NaCl sampel : putih sedikit kotor
Warna kristal NaCl setelah rekristalisasi : putih bersih
5.2 Perhitungan
5.2.1 Pemisahan Campuran
Massa kaca arloji 1 (x1) = 21,87 gram
Massa kaca arloji 2 (x2) = 21,85 gram
Massa kaca arloji 3 (x3) = 21,89 gram
𝑥̅ = x1 + x2 + x3
𝑥̅ = 65,61 g
Note: 𝑥̅ yang diperoleh adalah Mkc0
(𝑥1−𝑥̅ )2 +(𝑥2−𝑥̅ )2 +(𝑥3−𝑥̅ )2
Standart deviasi = S = √ 3−1
S = 53,57
5.2.2 Sentrifugasi vs Dekantasi
Massa cawan porselen 1 (x1) = 31,67 gram
Massa cawan porselen 2 (x2) = 31,65 gram
Massa cawan poselen 3 (x3) = 31,69 gram
𝑥̅ = x1 + x2 + x3
𝑥̅ = 95,01 g
Note: 𝑥̅ yang diperoleh adalah Mcp0
(𝑥1−𝑥̅ )2 +(𝑥2−𝑥̅ )2 +(𝑥3−𝑥̅ )2
Standart deviasi = S = √ 3−1
S = 77,57
5.2.3 Rekristalisas
Massa kaca arloji + kristal hasil sublimasi (Mkc2) = 22,08 gram
Massa cawan porselen + padatan hasil sublimasi (Mcp2)= 31,74 gram
Sehingga massa padatan kristal total = (Mkc2 – Mkc1) + (Mcp2 – Mcp1)
= (22,08-21,87)g + (31,74-31,67)g
= 0,21 gram + 0,7 gram
= 0,28 gram
Massa garam setelah rekristalisasi
Massa garam sebelum rekristalisasi
Massa cawan porselen + garam (M1) = 32,67 gram
Massa cawan porselen awal (Mcp1) = 31,67 gram
Massa garam sebelum rekristalisasi = M1 – Mcp1 = 1 g
Massa garam setelah rekristalisasi
Massa garam + cawan porselen setelah rekristalisasi (M2) = 32,33 gram
Massa garam setelah rekristalisasi = M2 – Mcp1
= 32,33-31,67 gram
= 0,66 gram
VI. Hasil
VIII. Kesimpulan
Pengujian zat tertentu harus diketahui dahulu berdasarkan sifat fisik pada
masing-masing komponen tersebut. Praktikan juga harus mengetahui cara kerja
yang mana yang tepat dilakukan untuk memperlakukan suatu zat. Filtrasi adalah
metoe penyarigan yang berarti zat yang ingin dipisahkan harus melalui suatu
penyaring untuk dapat memisahkannya. Rekristalisasi merupakan
pengkristalisaian kembali suatu zat dengan cara dipanasakan hingga pelarut surut
dan tersisa kristal hasil. Destilasi didasarkan pada perbedaan titik didih sehingga
zat yang diperlakukan dengan metode ini juga harus memiliki perbedaan titik
didih yang tidak dekat.
DAFTAR PUSTAKA