Anda di halaman 1dari 4

JURNAL PEMURNIAN ZAT PADAT

JURNAL PRATIKUM KIMIA ORGANIK I

OLEH :

PUTRI MAYANG SARI

(A1C119056)

DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
PERCOBAAAN 4

I. Judul   : Pemurnian Zat Padat

II.  Hari/Tanggal : Senin, 8 Maret 2021

III. Tujuan  : Adapun tujuan dari pratikum ini adalah ;

1. Dapat melakukan pemurnian zat padat dengan baik

2. Dapat memisahkan dan memurnikan campuran dengan sublimasi

IV. Landasan Teori

Zat terdiri dari partikel partikel yang tidak nampak secara kasat mata yang memiliki massa dan
menempati suatu ruang, antara satu zat dengan yang lainnya memiliki susunan dan sifat yang berbeda satu
sama lain. Hal ini lah yang menentukan wujud dari suatu zat tersebut. Sebagai contoh dalam percobaan ini
yakni zat padat ialah zat yang memiliki bentuk dan volume yang tetap dalam tekanan tetap dan suhu yang
konstan, dan akan berbeda jika zat ini ditempatkan pada situasi yang berbeda. (Putri, 2017)
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPF/article/download/4959/3723/
Konsentrasi padatan terlarut adalah jumlah antara kation dan anion di dalam air. Ada dua jenis
padatan, dalam hal ini padatan terlarut, yaitu zat terlarut dalam larutan berupa zat organik atau anorganik,
dan tentunya dapat terlarut dalam air. Kedua, padatan tersuspensi adalah padatan yang ada dalam larutan
tetapi tidak dapat larut, yang dapat menyebabkan larutan menjadi keruh dan menyebabkannya tidak segera
mengendap di dasar larutan, yang tentunya dapat mempengaruhi kualitas air. Dalam hal ini, air dengan
padatan tersuspensi tinggi tidak dapat digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya dalam kehidupan sehari-
hari, karena terlalu banyak padatan tidak dapat membasahi tubuh secara menyeluruh, sehingga tidak dapat
digunakan untuk mandi. (Rosarina, 2018)
https://media.neliti.com/media/publications/318762-studi-kualitas-air-sungai-cisadane-kota-51562ccf.pdf
Metode yang paling banyak digunakan dan efektif untuk memurnikan padatan organik adalah
rekristalisasi dari campuran padat menjadi senyawa kristal selektif. Dengan kata lain, larutkan dalam pelarut
yang sesuai di dekat titik didih, lalu saring selagi panas untuk memisahkan padatan tersuspensi / tidak larut..
(Tim Penuntun Praktikum Kimia Organik, 2021)

Aktivitas pemurnian zat padat dari suatu campuran disebut rekristalisasi. Dalam hal ini, hal pertama
yang harus dilakukan adalah melarutkan bahan dalam pelarut yang sesuai. Dan rekristalisasi. Kristalisasi
adalah salah satu metode pemisahan yang paling efektif. Secara umum, tujuan dari proses kristalisasi adalah
pemisahan dan pemurnian. Tujuan dari proses kristalisasi adalah untuk menghasilkan produk kristal dengan
kualitas yang dibutuhkan. Secara spesifik, kualitas kristal dapat ditentukan oleh tiga parameter berikut,
yaitu: ukuran dari partikel kristal, kemurnian partikel kristal, dan bentuk kristal itu sendiri. (Umam, 2019)
https://journal.trunojoyo.ac.id/pangabdhi/article/view/5161
Prinsip pemisahan atau pemurnian dengan menggunakan teknologi ini didasarkan pada: Pertama,
kelarutan zat padat dalam pelarut tertentu yang berbeda. Kedua, padatan lebih larut dalam pelarut panas dari
pada pelarut dingin. Sublimasi padatan mirip dengan proses destilasi, di mana padatan menjadi gas secara
langsung tanpa melalui fase cair, kemudian mengembun menjadi padatan. Oleh karena itu, sublimasi
termasuk dalam pemisahan dan pemurnian zat padat secara bersamaan. Untuk menyublim, padatan harus
memiliki tekanan uap yang lebih tinggi pada suhu di bawah titik lelehnya. Diperlukan 1-2 gram padatan.
Sublimasi dapat dilakukan dengan lebih efisien di bawah tekanan vakum. (Wahyuni, 2020)
https://ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020_Genap/PENUNTUN-
PRAKTIKUM-KIMIA-ORGANIK.pdf
Sublimasi kamper berbasis naftalena di udara merupakan contoh fenomena perpindahan massa padat
dan gas yang dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, naftalena akan terus bergerak dari
bola kamper dengan konsentrasi naftalen tinggi ke udara dengan konsentrasi naftalen rendah, sehingga pada
suatu saat kandungan naftalen dalam kamper akan habis. (Martin, 2018)
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jip/article/view/4489
V. Alat dan Bahan

5.1 Alat

 Sendok
 Aluminium foil
 Gelas beaker
 Lumpang & stamper
 Lilin
 Gelas arloji
 Kaki tiga

5.2 Bahan

 Es batu
 Pasir
 Kapur barus

VI. Prosedur Kerja

1) Kapur barus dihaluskan menggunakan lumpang dan stamper


2) Kapur barus yang telah halus dimasukkan ke dalam beker gelas
3) Ditambahkan pasir kedalam beker gelas lalu di aduk hingga merata
4) Letakkan beker gelas di atas kaki tiga lalu gunakan aluminium foil untuk menutupi lubang pada
beker gelas, dan letakkan es batu di atas gelas arloji.
5) Tunggu beberapa menit
6) Angkat gelas arloji, lalu terbentuk padatan kristal dari kapur barus

Video

https://youtu.be/LOM8aTYFJMs

Pertanyaan :

1. Apakah kegunaan es batu dalam percobaan ini?

2. Bagaimana prinsip kerja dari percobaan sublimasi ini?

3. Apakah kelemahan dari percobaan sublimasi ini?

Anda mungkin juga menyukai