KIMIA FISIK II
“ISOTERM FREUNDLICH”
DOSEN PENGAMPU
Dr. YUSNAIDAR, S.Si., M.Si
Dr. Dra. WILDA SYAHRI, M.Pd
ASISTEN DOSEN
WINDA ELISABETH Br. SINAGA (A1C117016)
MUHAMMAD HABIB (A1C117012)
Sebagian besar adsorben adalah bahan yang sangat berpori, dan adsorpsi
terutama terjadi di lokasi tertentu di dinding pori atau di dalam partikel. Karena
lubang biasanya kecil, luas permukaan bagian dalam beberapa kali lipat lebih
besar dari permukaan luar. Jadi, adsorben adalah zat padat yang dapat menyerap
komponen tertentu dalam fase cair. Pemisahan dapat terjadi karena perbedaan
berat molekul atau polaritas, sehingga beberapa molekul menempel lebih dekat ke
permukaan daripada yang lain. (Saragih, 2008).
1
Dalam kondisi kesetimbangan, larutan didistribusikan antara fase cair dan
fase padat. Dalam sistem cairan, isoterm adsorpsi menggambarkan perubahan
adsorben dan adsorbat dalam larutan pada suhu konstan. Proporsi distribusi
merupakan fungsi dari konsentrasi larutan. Umumnya jumlah material yang
terserap oleh berat adsorben meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi,
walaupun hal ini tidak selalu proporsional. (Masruhin, 2018)
Proses adsorpsi atau adsorpsi dari adsorben memiliki berbagai mode isoterm
adsorpsi spesifik dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Antara lain faktornya ialah
jenis adsorben, jenis zat yang teradsorpsi, luas permukaan adsorben, konsentrasi
dan suhu zat yang teradsorpsi. Sehingga setiap adsorben yang menyerap satu zat
dan zat lainnya tidak akan memiliki pola isoterm adsorpsi yang sama. Adsorpsi
fase padat-cair biasanya mengikuti tipe isoterm Freundlich dan Langmuir.
(Wijayanti, 2018)
c = konsentrasi molekul zat yang terlarut yang bebas (yaitu dalam larutan)
2
a = tetapan
x/m = kc1/n
n = tetapan empiris
k = tetapan
hal yang perlu kita perhatikan dari kurva isotermnya bahwa isotermnya
cenderung datar, artinya isoterm yang digunakan menyerap lebih banyak dari pada
luas kesetimbangan dengan kapasitas konstan. Kedua, kurva isoterm yang curam
menunjukkan bahwa kapasitas adsorpsi meningkat dengan meningkatnya
konsentrasi kesetimbangan. (Sandi,2008).
6 labu erlenmeyer
Dimasukkan 5 gr arang aktif
Ditambahkan 100 ml asam oksalat
3
Dikocok dan didiamkan selama 1 hari
Kertas saring
Disaring larutan
Buret
Dititrasi dengan NaOH dengan konsentrasi 0,1 M; 0,01 M;
0,001 M dan indikator PP
Dititrasi asam oksalat asli dengan NaOH untuk menentukan
konsentrasi secara tepat
Hasil pengamatan