KIMIA FISIK II
“DEMULSIFIKASI EMULSI”
DOSEN PENGAMPU
Dr. YUSNAIDAR, S.Si., M.Si
Dr. Dra. WILDA SYAHRI, M.Pd
ASISTEN DOSEN
WINDA ELISABETH Br. SINAGA (A1C117016)
MUHAMMAD HABIB (A1C117012)
IX. PEMBAHASAN
Emulsi adalah sejenis zat terdispersi, fase yang terdiri dari titik-titik kecil
cairan yang tersebar di seluruh pembawa, mereka tidak bercampur satu sama lain,
dengan kata lain, emulsi adalah sistem yang secara termodinamika tidak stabil,
terdiri dari setidaknya dua fase menjadi manik-manik bulat. Fase cair, jika tidak,
pengemulsi dapat digunakan untuk menstabilkan sistem. Berdasarkan fasa
terdispersinya terdapat dua jenis emulsi yaitu emulsi minyak dalam air dan emulsi
air dalam minyak, dimana emulsi minyak dalam air adalah saat fasa minyak
terdispersi dalam fasa air. Emulsi air dalam minyak adalah emulsi air dalam, yang
berarti fasa air terdispersi dalam fasa minyak. Mekanisme pengemulsi surfaktan
yang membentuk surfaktan monolayer Monolayer surfaktan dapat menstabilkan
kerja emulsi dengan membentuk satu lapisan yang diserap oleh molekul atau ion
pada permukaan antara minyak / air. Menurut hukum Gibbs, kontak yang
berlebihan akan mengurangi tegangan permukaan. Karena jumlah energi bebas
permukaan berkurang secara signifikan, ini menghasilkan emulsi yang lebih
stabil, karena tetesan dikelilingi oleh lapisan koheren tunggal, sehingga mencegah
penggabungan tetesan yang akan datang.
Dalam formulasi emulsi, pemilihan emulsi merupakan pertimbangan yang
paling penting, karena kualitas dan kestabilan emulsi sangat dipengaruhi oleh
emulsi yang digunakan.Salah satu emulsi aktif permukaan adalah menurunkan
tegangan permukaan air. Bersama dengan minyak, lapisan film tipis terbentuk di
permukaan fase pelet yang terdispersi.
Stabilitas emulsi cair akan terganggu oleh pemanasan, pendinginan,
sentrifugasi, penambahan elektrolit dan penghancuran pengemulsi. Dalam proses
demulsifikasi, akan membentuk bentuk krim atau endapan, dan akan membentuk
bentuk krim dalam emulsi minyak dalam air. Jika stabilitas emulsi terganggu,
partikel minyak akan naik membentuk krim. Pada saat yang sama, pengendapan
terjadi di emulsi air dalam minyak. Jika stabilitas emulsi terganggu, partikel air
akan jatuh ke dasar.
Pada percobaan kali ini akan dilakukan demulsifikasi emulsi, langkah
pertama adalah dimasukkan krim kelapa dan minyak ke dalam gelas beaker
dengan tiga perlakuan yaitu tidak diaduk, diaduk selama satu menit dan diaduk
selama 2 menit. Kemudian didiamkan selama 18 jam. Dan diperoleh dalam gelas
beaker tersebut terdapat tiga lapisan yang pertama yang paling atas ada lapisan
minyak, kemudian yang ditengah adalah lapisan blondo dan yang paling bawah
adalah air.
langkah selanjutnya ialah pemisahan lapisan minyak tadi yang sebelumnya
telah diberikan berbagai perlakuan, pada perlakuan tanpa diaduk diperoleh 50 ml
minyak dan 100 ml minyak, pada perlakuan diaduk satu menit diperoleh minyak
50 dan 100 ml minyak, dan yang terakhir pada perlakuan diaduk 2 menit
diperoleh 50 ml dan 90 ml minyak. Pada pemisahan dengan perkaluan diaduk 2
menit terdapat kesalahan dalam jumlah minyak yang didapat yang awalnya 100
ml menjadi 90 ml setealh didiamkan selama 18 jam hal ini bisa terjadi
dikarenakan kesalahan dalam penimbangan bahan, kesalahan dalam pencampuran
bahan, kesalahan dalam mengaduk campuran.
Langkah selanjutnya ialah pemisahan blondo, dengan cara yang pertama
secara manual menggunakan sudip dan memindahkannnya dalam cawan porselen.
Adapun volume air sebelum didiamkan dan setelah didiamkan selama 18 jam
terdapat perubahan pada berbagai perlakuan yaitu untuk perlakuan tidak diaduk
dari 100 ml air menjadi 71 ml dan 83 ml, untuk perlakuan kedua diaduk selama
satu menit dari 100 ml air menjadi 74 ml dan 73 ml, dan yang ketiga diaduk dua
menit dari 100 ml air menjadi 74 ml dan 80 ml. Kemudian ditimbang blondo
dalam cawan porselen dan didapati masing masing hasilnya yaitu untuk
perlakuan tanpa diaduk 11,1 gr dan 12,38 gr, untuk perlakuan diaduk satu menit
diperoleh hasilnya 9,69 gr dan 13,22 gr, dan terakhit untuk perlakuan diaduk dua
menit diperoleh 10,63 gr dan 5,85 gr.
Kemudian dimsukkan blondo kedalam tabung reaksi dan ditutup dengan
aluminium foil dan diikat untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam sentrifus.
Pertama tama kita hidupkan sentrifus lalu dimasukkan semua sampel ke dalm
sentrifus. Lalu diatur kecepatannya 300 rpm dengan waktu 10 menit kemudian
sentrifus akan bekerja. Setelah selesai kita urutkan berdasarkan tabung reaksi yang
berisi blondo dari yang kandungannya airnya sedikit hingga yang paling banyak
yaitu Perlakuan diaduk 2 menit (100 ml santan, 100 ml minyak) Perlakuan diaduk
1 menit (50 ml santan , 100 ml minyak). Perlakuan diaduk 2 menit (100 ml santan,
50 ml minyak). Perlakuan tanpa diaduk (100 ml santan, 50 ml minyak). Perlakuan
tanpa diaduk (100 ml santan,100 ml minyak) Perlakuan diaduk 1 menit (100 ml
santan, 100 ml minyak).
Berdasarkan hal tersebut didapati bahwa tipe emulsi yang terjadi adalah air
dalam minyak dimana air pada bagian bawah blondo di tengah dan minyak diatas.
Dan diperoleh juga setelah diurutkan kandungan air dalam blondo setelah
diurutkan dari yang paling bnayk hngga yang paling sedikit, dapat diketahui
bahwa dengan perlakuan pengocokan membuat semakin banyak air dalam blondo
karena ketika diaduk molekul satu sama lainnya itu semakin banyak berinteraksi
dan membuat tegangan mukanya nya pecah. Meskipun demikian tapi perlakuan
satu menit dengan komposisi bahan 1:1 tersebut adalah yang paling sedikit
kandungan airnya. Hal ini mungkin terdapat kesalahan baik dari pencampuran
bahan dan kesalahan saat pengadukan itu sendiri.
X. PERTANYAAN PASCAPRAKTIKUM
1) Tentukan pertambahan minyak pada setiap perlakuan!
Berdasarkan percobaan yang dilakukan praktikan tidak terdapat penambahan
minyak hanya saja volume minyak divariasikan menjadi dua yaitu 100 ml dan
50 ml. Dan pada perlakuan pengadukan dua menit pada variasi minyak dan
santan 1:1 terjadi pengurangan minyak. Tidak terdapat pertambahan minyak.
2) Tentukan berat blondo setiap perlakuan!
o Pada perlakuan tanpa diaduk,percobaan 1diperoleh blondo di cawan porselen
sebesar 11,1 gr dan blondo di tabung reaksi sebesar 3,45 gr. Sedangkan pada
percobaan 2, diperoleh blondo di cawan porselen sebesar 12,38 gr dan blondo
di tabung reaksi yaitu 7,12 gr.
o Pada perlakuan diaduk selama 1 menit, percobaan 1 diperoleh Blondo dicawan
porselen yaitu 9,69 gr dan blondo ditabung reaksi kecil yaitu 6,09 gr.
Sedangkan pada percobaan 2, diperoleh blondo dicawan porselen yaitu 13,22
gr dan blondo ditabung reaksi yaitu 4,66 gr.
o Pada perlakuan diaduk selama 2 menit, pada percobaan 1 , diperoleh blondo di
cawan porselen yaitu 10,63 gr dan blondo di tabung reaksi kecil yaitu 3,13 gr.
Sedangkan pada percobaan 2, diperoleh blondo dicawan porselen yaitu 5,85 gr
dan blondo ditabung reaksi kecil yaitu 3,61 gr.
3) Bagaimana hubungan pertambahan minyak dengan berat blondo yang
didapat?
Berdasarkan data yang didapat untuk penentuan yang disertai dengan
penambahan minyak yang banyak. Namun, hasil blondo yang didapat sedikit
daripada yang sudah penambahan minyak. Sedangkan untuk yang diaduk
sesudah penambahan minyak maka semakin besar blondo yang didapat.
4) Apakah ada perbedaan pertambahan minyak dan berat blondo untuk perlakuan
yang diaduk dengan perlakuan tanpa diaduk
Ada, untuk penambahan tanpa diaduk, penambahan minyak akan membuat
semakin besar blondo yang didapat dan untuk yang diaduk semakin besar
penambahan maka akan semakin kecil blondo yang diperoleh.
5) Lakukanlah percobaan pada minggu yang akan datang dengan membuat
variabel waktu dan variabel kekentalan krim kelapaa yang digunakan,
bagaimana kesimpulan yang didapat.?
Dari hasil percobaan ini, dapat dibuat grafik hubungan antara 2 masa blondo
dengan volume minya. Dalam literatur kelebihan emulsi ini tercapai apabila
tegangan muka dalam lebih besar daripada tegangan muka luar. Jika emulsi
tersebut demulsifikasi terhadap sistem. Kestabilan emulsi harus dikurangi
penambahan minyak digunakan untuk menunjukkan tegangan muka luar
sehingga menuju tegangan muka dalam dan akhirnya emulsi terpecah atau
mengalami demulsifikasi.
XI. KESIMPULAN
Sari, Denni Kartika. dan Lestari, Retno Sulistyo Dhamar. 2015. Pengaruh Waktu
Dan Kecepatan Pengadukan Terhadap Emulsi Minyak Biji Matahari
(Helianthus annuus L.) Dan Air. Jurnal Integrasi Proses Vol. 5, No. 3
Sari, Dian Kurnia dan Sauqi, Nidia. 2018. Pengaruh Demulsifier A Dan
Demulsifier B Terhadap Crude Oil Bentayan Dengan Metode Bottle Test
Demulsifier. Jurnal Teknik Patra Akademika. Vol. 9 No.1
XIII. LAMPIRAN
LAMPIRAN GAMBAR