Anda di halaman 1dari 10

PERCOBAAN KALORIMETER

Sayyidati Zuhroh*), Alif Darmawan

Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang Jalan Semarang Nomor 5,


Malang 65145

*)
sayyidatiz5@gmail.com

Abstrak

Telah dilakukan percobaan calorimeter, di mana dalam


percobaan ini ditentukan kapasitas kalor calorimeter yang
digunakan dan kalor jenis logam tembaga. Penentuan kapasitas
kalor 𝐶𝑘𝑎𝑙 dan kalor jenis tembaga 𝑐𝐶𝑢 dilakukan dengan
mengamati termodinamik yang berlangsung selama peristiwa
serah terima kalor dari dua sistem yang memiliki temperature
berbeda dalam keadaan terisolasi sempurna. Adapun metode
analisis yang digunakan untuk menemukan 𝐶𝑘𝑎𝑙 dan 𝑐𝐶𝑢 adalah
dengan menggunakan metode ralat rambat. Lebih lanjut, besar
kapasitas kalor calorimeter 𝐶𝑘𝑎𝑙 yang diperoleh adalah 𝐶𝑘𝑎𝑙 =
(17 ± 4)𝑘𝑎𝑙/𝑔 dengan ralat relative sebesar 21% dan besar kalor
jenis tembaga 𝑐𝐶𝑢 yang diperoleh adalah 𝑐𝐶𝑢 = (0.2337 ±
0.0003) 𝑘𝑎𝑙/𝑔℃ dengan ralat relative sebesar 0.11%.

Kata kunci: calorimeter, kapasitas kalor, kalor jenis, terisolasi


sempurna termodinamik, Universal Lab Interface.

A. Pendahuluan
a. Motivasi
𝐶𝑘𝑎𝑙 merupakan besarnya kapasitas kalor calorimeter. Setiap
kalorimeter pasti mempunyai besar kapasitas kalor yang berbeda-beda.
Besarnya kapasitas kalor 𝐶𝑘𝑎𝑙 dapat dihitung melalui persamaan:
𝑇𝑎𝑝 − 𝑇𝑐
𝐶𝑘𝑎𝑙 = 𝑚𝑎𝑝 𝑐𝑎𝑖𝑟 − 𝑚𝑎𝑑 𝑐𝑎𝑖𝑟
𝑇𝑐 − 𝑇𝑎𝑑
di mana 𝑚𝑎𝑝 adalah massa air panas, 𝑚𝑎𝑑 adalah mass air dingin, 𝑐𝑎𝑖𝑟 adalah
kalor jenis air, 𝑇𝑎𝑝 adalah suhu air panas, 𝑇𝑎𝑑 adalah suhu air dingin, dan 𝑇𝑐
addalah suhu campuran.
Oleh karena itu dalam percobaan ini diharapkan praktikan dapat 1)
memperoleh penguatan pemahaman tentang kalor, kapasitas kalor
calorimeter, dan kalor jenis suatu zat, 2) menentukan kapasitas kalor
calorimeter dan kalor jenis zat padat, 3) menggunakan set calorimeter, 4)

1
menggunakan teori ralat dan mengetahui ralat alat, 5) serta terampil
menggunakan thermometer.

b. Ringkasan Percobaan
Dalam percobaan ini sejumlah air dingin dituangkan ke dalam
calorimeter dan diukur suhunya. Air panas dengan suhu 𝑇𝑎𝑝 > 𝑇𝑎𝑑
dituangkan pula ke dalam calorimeter tersebut. Campuran air di dalam
kalorimeter tersebut diaduk hingga mencapai kesetimbangan termal sambil
diamati skala pada thermometer yang ada pada calorimeter. Suhu ketika
campuran air tersebut dalam keadaan kesetimbangan termal adalah suhu
campuran dan ditulis sesbagai 𝑇𝑐 .
Setelah itu calorimeter dibersihkan dan sejumlah air dingin
dituangkan lagi ke dalam calorimeter tersebut dan diukur suhunya. Sejumlah
zat padat, dalam percobaan ini adalah logam tembaga Cu, dipanaskan hingga
suhunya mencapai ± 80°C dan seketika itu zat padat dimasukkan ke dalam
calorimeter tersebut. Calorimeter diaduk hingga air dan zat padat di dalam
calorimeter mengalami kesetimbangan termal sambil diamati skala pada
thermometer yang ada pada calorimeter. Suhu ketika campuran air tersebut
dalam keadaan kesetimbangan termal adalah suhu campuran dan ditulis
sebagai 𝑇𝑐 .

B. Latar Belakang Teoritis


Suhu didefinisikan sebagai ukuran atau derajat panas dinginnya suatu zat
(Foster, 2012 : 108). Untuk memahami konsep suhu, perlu didefinisikan dua
istilah yang sering digunakan, yaitu kontak termal dan kesetimbangan termal. Dua
benda mengalami kontak termal satu sama lain apanila terjadi pertukaran energy
di antara kedua benda tersebut melalui proses-proses yang diakibatkan oleh
perbedaan suhu (Jewett, 2014 : 18). Kesetimbangan termal adalah situasi di mana
dua benda tidak akan bertukar energy melalui kalor ataupun radiasi
eektromagnetik jika mereka berada dalam kontak termal (Jewett, 2014 : 18). Kalor
adalah energy yang ditransfer dari suatu zat kepada zat lain yang hanya
disebabkan oleh perbedaan temperature (suhu). Kalor yang mengalir dari sistem
bertemperatur tinggi menuju sistem yang bertemperatur rendah (Halliday, 2010).
Setiap zat memiliki perbedaan dalam jumlah kalor yang diperlukan untuk
menaikkan temperature pada jumlah massa yang dimiliki oleh zat tersebut.
Perbandingan banyaknya kalor yang diperlukan suatu zat sehingga termperaturnya
naik sebesar T dinamakan kapasitas kalor 𝐶 dari zat tersebut, yaitu

∆𝑄
𝐶=
∆𝑇

2
Dari persamaan di atas maka kapasitas kalor bermakna energy dalam
bentuk kalor yang diberikan pada benda sehingga temperature naik sebesar 1°C.
Hal yang lebih khusus mengarah pada karakteristik bahan pembentuk dinyatakan
sebagai kalor jenis zat. Kalor jenis 𝑐 adalah kapasitas kalor persatuan massa
benda, yaitu

∆𝑄
𝑐=
𝑚∆𝑇

Ketika dua bagian benda berbeda temperature dicampur dalam suatu


sistem terisolasi, maka akan terjadi serah terima kalor (Alonso, 2010). Kalor
mengalir dari bagian bertemperature tinggi menuju bagian yang bertemperatue
lebih rendah. Jika sistem berada dalam keaddaan terisolasi sempurna, tidak akan
terjadi aliran energy dan lingkungan menuju sistem dan sebaliknya.

Salah satu teknik pengukuran kalor jenis yang melibatkan pemanasan


sebuah sampel yang diketahui suhunya 𝑇𝑥 , yaitu dengan cara menempatkannya ke
dalam sebuah bejana berisi air yang massa dan suhunya diketahui sebagai 𝑇𝑎 < 𝑇𝑥
kemudian diukur suhu air setelah tercapai kesetimbangan. Teknik ini dinamakan
kalorimetri dan alat tempat terjadinya perpindahan energy disebut calorimeter
(Jewett, 2014 : 44). Jika sistem dari sampel dan air terisolasi, akan berlaku hokum
kekekalan energy, yaitu bahwa jumlah energy yang meninggalkan sampel (yang
tidak diketahui kalor jenisnya) sama dengan jumlah energy yang masuk ke air
atau dapat direpresentasi secara matematis menjadi

−𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 = 𝑄𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎

Tanda negative pada persamaan di atas diperlukan unntuk menjaga konsistensi


dengan kesepakatan mengenai tanda untuk kalor (Jewett, 2014 : 45).

Misalkan 𝑚𝑥 adalah massa sampel beberapa zat yang kalor jenisnya


ingin diketahui dengan kalor jenis 𝑐𝑥 dan suhunya 𝑇𝑥 . Begitu juga dengan air yang
memiliki 𝑐𝑎 , 𝑚𝑎𝑑 , 𝑇𝑎𝑑 untuk air dingin, dan 𝑇𝑎𝑝 untuk suhu air panas serta 𝑇𝑐 ,
maka dengan demikian persamaan eksplisit kalor jenis benda adalah

(𝑚𝑎𝑑 + 𝐶𝑘𝑎𝑙 )(𝑇𝑐 − 𝑇𝑎𝑑 )


𝑐𝑥 =
𝑚𝑥 (𝑇𝑥 − 𝑇𝑐 )

Dengan 𝐶𝑘𝑎𝑙 adalah kapasitas kalor calorimeter yang secara eksplisit dituliskan
sebagai

𝑇𝑐 − 𝑇𝑎𝑑
𝐶𝑘𝑎𝑙 = 𝑚𝑎𝑝 𝑐𝑎 − 𝑚𝑎𝑑 𝑐𝑎
𝑇𝑥 − 𝑇𝑐

3
Dengan nilai kalor jenis air kisaran suhu ini diasumsikan konstan, yaitu sebesar
𝑐𝑎 = 1 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖/𝑔𝑟𝑎𝑚℃.

C. Desain dan Prosedur Percobaan


a. Deskripsi Peralatan
Dalam percobaan ini digunakan beberapa alat ukur dan peralatan
pendukung lainnya. Adapun alat ukur yang digunakan adalah neraca ohauss
dan thermometer. Neraca ohouss digunakan untuk mengukur massa air
dingin, sedangkan thermometer digunakan untuk mengukur mengukur suhu
air maupun zat padat yang digunakan. Peralatan lain yang digunakan dalam
percobaan ini adalah gelas beker sebagai wadah air, pemanas bunsen sebagai
tempat untuk memanaskan air, pipet untuk mengambil atau mengurangi air,
dan satu set alat calorimeter sebagai tempat terjadinya perpindahan energy.

b. Deskripsi Prosedur Percobaan


Dalam percobaan ini SZ mengambil 50 g air dan menuangkannya ke
dalam bejana calorimeter dan mengukur suhunya. AD memanaskan air dalam
pemanas Bunsen dan kemudian mengambil sebanyak 50 mL lalu dituangkan
dengan cepat ke dalam bejana calorimeter yang telah berisi air dingin. SZ
mengaduk pelan-pelan campuran air di dalam calorimeter tersebut
menggunakan pengaduknya dan AD mengamati skala pada thermometer dan
menghentikan pengadukan dan percobaan setelah campuran air telah
mencapai kesetimbangan termal. SZ membuang air dalam calorimeter dan
membersihkan calorimeter, kemudian praktikan mengulangi percobaan ini
sebanyak 3 kali.
Setelah itu SZ mengambil 50 g air dan menuangkannya ke dalam
bejana calorimeter dan mengukur suhunya. AD memanaskan logam tembaga
di atas kompor pemanas dan mengukur suhunya. Kemudian AD memasukkan
logam tembaga tersebut setelah suhunya mencapai ± 80°C ke dalalm bejana
calorimeter yang telah berisi air dingin. SZ mengaduknya dan mengamati
skala thermometer dan menghentikan pengadukan dan percobaan setelah
campuran air telah mencapai kesetimbangan termal. AD membuang air dalam
calorimeter dan membersihkan calorimeter, kemudian praktikan mengulangi
percobaan ini sebanyak 3 kali.

D. Analisis
a. Metode Analisis
Untuk menentukan kapasitas kalor calorimeter 𝐶𝑘𝑎𝑙 dan kalor jenis
tembaga 𝑐𝐶𝑢 dalam percobaan ini digunakan metode analisis teori ralat
rambat. Kapasitas kalor calorimeter 𝐶𝑘𝑎𝑙 dihitung menggunakan persamaan:

4
𝑇𝑎𝑝 − 𝑇𝑐
𝐶𝑘𝑎𝑙 = 𝑚𝑎𝑝 𝑐𝑎 − 𝑚𝑎𝑑 𝑐𝑎
𝑇𝑐 − 𝑇𝑎𝑑

dan standard deviasinya adalah

2 2 2
𝜕𝐶𝑘𝑎𝑙 2 𝜕𝐶𝑘𝑎𝑙 2 𝜕𝐶𝑘𝑎𝑙 2
| × × ∆𝑚𝑎𝑝 | + | × × ∆𝑚𝑎𝑑 | + | × × ∆𝑇𝑎𝑝 | +
𝜕𝑚𝑎𝑝 3 𝜕𝑚𝑎𝑑 3 𝜕𝑇𝑎𝑝 3
𝑆𝐶𝑘𝑎𝑙 = 2 2
𝜕𝐶𝑘𝑎𝑙 2 𝜕𝐶𝑘𝑎𝑙 2
| × × ∆𝑇𝑎𝑑 | + | × × ∆𝑇𝑐 |
√ 𝜕𝑇𝑎𝑑 3 𝜕𝑇𝑐 3

Sehingga besarnya kapasitas kalor calorimeter adalah 𝐶𝑘𝑎𝑙 = 𝐶𝑘𝑎𝑙 + 𝑆𝐶𝑘𝑎𝑙


𝑆𝐶𝑘𝑎𝑙
dengan ralat relative sebesar × 100%.
𝐶𝑘𝑎𝑙
Dan kalor jenis tembaga 𝑐𝐶𝑢 dihitung menggunakan persamaan:

(𝑚𝑎𝑑 + 𝐶𝑘𝑎𝑙 )(𝑇𝑐 − 𝑇𝑎𝑑 )


𝑐𝐶𝑢 =
𝑚𝐶𝑢 (𝑇𝐶𝑢 − 𝑇𝑐 )

dan standard deviasinya adalah

2 2 2
𝜕𝑐𝐶𝑢 2 𝜕𝑐𝐶𝑢 𝜕𝑐𝐶𝑢 2
| × × ∆𝑚𝑎𝑑 | + | × 𝑆𝐶𝑘𝑎𝑙 | + | × × ∆𝑚𝐶𝑢 | +
𝜕𝑚𝑎𝑑 3 𝜕𝐶𝑘𝑎𝑙 𝜕𝑚𝐶𝑢 3
𝑆𝐶𝐶𝑢 = 2 2 2
𝜕𝑐𝐶𝑢 2 𝜕𝑐𝐶𝑢 2 𝜕𝑐𝐶𝑢 2
| × × ∆𝑇𝑎𝑑 | + | × × ∆𝑇𝐶𝑢 | + | × × ∆𝑇𝑐 |
√ 𝜕𝑇𝑎𝑑 3 𝜕𝑇𝐶𝑢 3 𝜕𝑇𝑐 3

Sehingga besarnya kalor jenis tembaga adalah 𝑐𝐶𝑢 = 𝑐𝐶𝑢 + 𝑆𝐶𝐶𝑢 dengan ralat
𝑆𝐶𝐶𝑢
relative sebesar × 100%.
𝑐𝐶𝑢

b. Sajian Hasil
Berikut adalah table sajian hasil analisis data dari perhitungan
kapasitas kalor calorimeter dan kalor jenis logam tembaga.
No 𝑚𝑎𝑑 (g) 𝑚𝑎𝑝 (g) 𝑇𝑎𝑑 (℃) 𝑇𝑎𝑝 (℃) 𝑇𝑐 (℃) 𝐶𝑘𝑎𝑙 (𝑘𝑎𝑙/𝑔)
50 ± 50 ±
1. 25 ± 0,5 65 ± 0,5 42 ± 0,5 17 ± 3
0,005 0,005
50 ± 50 ±
2. 26 ± 0,5 52 ± 0,5 37 ± 0,5 18 ± 4
0,005 0,005
50 ± 50 ±
3. 26 ± 0,5 55 ± 0,5 38,5 ± 0,5 16 ± 4
0,005 0,005
Rata-rata kapasitas kalor kalorimeter 17 ± 4
Error 21%
Tabel 1. Sajian hasil besar kapasitas kalor calorimeter

5
No 𝑚𝑎𝑑 (g) 𝑚𝐶𝑢 (g) 𝑇𝑎𝑑 (℃) 𝑇𝐶𝑢 (℃) 𝑇𝑐 (℃) 𝑐𝐶𝑢 (𝑘𝑎𝑙/𝑔℃)
50 ± 100 ±
1. 25 ± 0,5 76 ± 0,5 37 ± 0,5 0.2070 ± 0.0002
0,005 0,005
50 ± 100 ±
2. 26 ± 0,5 81 ± 0,5 41 ± 0,5 0.2520 ± 0.0003
0,005 0,005
50 ± 100 ±
3. 26 ± 0,5 79 ± 0,5 40 ± 0,5 0.2420 ± 0.0003
0,005 0,005
0.2337 ± 0.0003
Rata-rata kalor jenis tembaga
Error 0,11%
Tabel 2. Sajian hasil besar kalor jenis tembaga

c. Pembahasan Hasil
Dari table sajian hasil di atas dapat diketahui bahwa besarnya
kapasitas kalor calorimeter mempunyai ralat relative yang cukup besar. Hal
ini dimungkinkan terjadinya kesalahan ketika melakukan percobaan, ketika
pengukuran suhu air maupun pengukuran massa air. Selain itu dimungkinkan
praktikan masih kurang cepat dalam menuangkan air dingin maupun panas ke
dalam calorimeter dan calorimeter masih kurang bisa menutup rapat
sehingga masih ada pertukaran energy dengan lingkungan. Sedangkan besar
kalor jenis tembaga mempunyai ralat relative yang cukup kecil. Namun besar
kalor jenis tembaga masih kurang sesuai dengan teori, yaitu sebesar 0,0924
kal/g°C (Jewett, 2014: 43).

d. Saran Perbaikan
Dari percobaan calorimeter yang telah dilakukan masih terdapat
kesalahan-kesalahan yang dapat menyebabkan hasil yang diperoleh kurang
maksimal. Oleh karena itu untuk percobaan calorimeter selanjutnya praktikan
harus betul-betul memperhatikan adanya pertukaran energy sistem dan
lingkungan, yang mana calorimeter harus benar-benar terisolasi sempurna.

E. Kesimpulan
a. Kesimpulan Hasil
Dari percobaan calorimeter didapatkan besarnya kapasitas kalor
calorimeter yang digunakan adalah 𝐶𝑘𝑎𝑙 = (17 ± 4)𝑘𝑎𝑙/𝑔 dengan ralat relative
sebesar 21% dan besarnya kalor jenis tembaga adalah 𝑐𝐶𝑢 = (0.2337 ±
0.0003) 𝑘𝑎𝑙/𝑔℃ dengan ralat relative sebesar 0.11%.

b. Kesimpulan Percobaan
Kalor merupakan energy yang berpindah melintasi batas sistem
dengan lingkungannya karena adanya perbedaan suhu. Kapasitas kalor
merupakan jumlah energy yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu suatu zat
sebesar 1°C. Sedangkan kalor jenis zat adalah kapasitas kalor persatuan

6
massa. Kalor jenis merupakan ukuran seberapa tidak sensitifnya zat secara
termal terhadap penambahan energy.
Kalorimetri adalah suatu teknik pengukuran kalor jenis
menggunakan alat calorimeter yang melibatkan pemanasan sebuah sampel
yang diketahui suhunya 𝑇𝑥 , yaitu dengan cara menempatkannya ke dalam
sebuah bejana berisi air yang massa dan suhunya diketahui sebagai 𝑇𝑎𝑖𝑟 < 𝑇𝑥
kemudian diukur suhu air setelah tercapai kesetimbangan.

F. Daftar Rujukan
Alonso, M. Finn, E. J. 2010. Dasar-dasar Fisika Universitas Jilid 1.
Mekanika dan Termodinamika. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Halliday, Resnick. 2010. Fisika Dasar. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Jewett, Serway. 2014. Fisika untuk Sains dan Teknik. Buku 2. Jakarta:
Penerbit Salemba Teknika.
Tim Praktikum Fisika Dasar. 2018. Modul Praktikum Fisika Dasar 2. Jurusan
Fisika Universitas Negeri Malang.

G. Lampiran
a. Data Pengamatan
Percobaan 1 Menentukan Kapasitas Kalor Kalorimeter
No 𝑚𝑎𝑑 (g) 𝑚𝑎𝑝 (g) 𝑇𝑎𝑑 (℃) 𝑇𝑎𝑝 (℃) 𝑇𝑐 (℃)
1. 50 ± 0,005 50 ± 0,005 25 ± 0,5 65 ± 0,5 42 ± 0,5
2. 50 ± 0,005 50 ± 0,005 26 ± 0,5 52 ± 0,5 37 ± 0,5
3. 50 ± 0,005 50 ± 0,005 26 ± 0,5 55 ± 0,5 38,5 ± 0,5

Percobaan 2 Menentukan Kalor Jenis Logam Tembaga


No 𝑚𝑎𝑑 (g) 𝑚𝐶𝑢 (g) 𝑇𝑎𝑑 (℃) 𝑇𝐶𝑢 (℃) 𝑇𝑐 (℃)
1. 50 ± 0,005 100 ± 0,005 25 ± 0,5 76 ± 0,5 37 ± 0,5
2. 50 ± 0,005 100 ± 0,005 26 ± 0,5 81 ± 0,5 41 ± 0,5
3. 50 ± 0,005 100 ± 0,005 26 ± 0,5 79 ± 0,5 40 ± 0,5

b. Analisis
Percobaan 1 Menentukan Kapasitas Kalor Kalorimeter
Menghitung 𝐶𝑘𝑎𝑙

𝑇𝑎𝑝 − 𝑇𝑐
𝐶𝑘𝑎𝑙 = 𝑚𝑎𝑝 𝑐𝑎 − 𝑚𝑎𝑑 𝑐𝑎
𝑇𝑐 − 𝑇𝑎𝑑

𝑘𝑎𝑙 65℃−42℃ 𝑘𝑎𝑙 𝑘𝑎𝑙


1) 𝐶𝑘𝑎𝑙 = 50𝑔 × 1 𝑔℃ × 42℃−25℃ − 50𝑔 × 1 𝑔℃ = 17,647 𝑔
𝑘𝑎𝑙 52℃−37℃ 𝑘𝑎𝑙 𝑘𝑎𝑙
2) 𝐶𝑘𝑎𝑙 = 50𝑔 × 1 𝑔℃ × 37℃−26℃ − 50𝑔 × 1 𝑔℃ = 18,182 𝑔
𝑘𝑎𝑙 55℃−38,5℃ 𝑘𝑎𝑙 𝑘𝑎𝑙
3) 𝐶𝑘𝑎𝑙 = 50𝑔 × 1 𝑔℃ × 38,5℃−26℃ − 50𝑔 × 1 𝑔℃ = 16,0 𝑔

7
∑3𝑛=1 𝐶𝑘𝑎𝑙
𝐶𝑘𝑎𝑙 =
𝑛
𝑘𝑎𝑙 𝑘𝑎𝑙 𝑘𝑎𝑙
17,647 + 18,182 + 16,0 𝑘𝑎𝑙
𝑔 𝑔 𝑔
𝐶𝑘𝑎𝑙 = = 17,276
3 𝑔
Menghitung 𝑆𝐶𝑘𝑎𝑙

2 2 2
𝜕𝐶𝑘𝑎𝑙 2 𝜕𝐶𝑘𝑎𝑙 2 𝜕𝐶𝑘𝑎𝑙 2
| × × ∆𝑚𝑎𝑝 | + | × × ∆𝑚𝑎𝑑 | + | × × ∆𝑇𝑎𝑝 | +
𝜕𝑚𝑎𝑝 3 𝜕𝑚𝑎𝑑 3 𝜕𝑇𝑎𝑝 3
𝑆𝐶𝑘𝑎𝑙 = 2 2
𝜕𝐶𝑘𝑎𝑙 2 𝜕𝐶𝑘𝑎𝑙 2
| × × ∆𝑇𝑎𝑑 | + | × × ∆𝑇𝑐 |
√ 𝜕𝑇𝑎𝑑 3 𝜕𝑇𝑐 3

𝑆𝐶𝑘𝑎𝑙
2 2 2
𝑇𝑎𝑝 − 𝑇𝑐 2 2 𝑚𝑎𝑝 𝑐𝑎 2
|𝑐𝑎 × × ∆𝑚𝑎𝑝 | + |−𝑐𝑎 × × ∆𝑚𝑎𝑑 | + | × × ∆𝑇𝑎𝑝 |
𝑇𝑐 − 𝑇𝑎𝑑 3 3 𝑇𝑐 − 𝑇𝑎𝑑 3
= 2 2
𝑇𝑎𝑝 − 𝑇𝑐 2 𝑇𝑎𝑑 − 𝑇𝑎𝑝 2
+ |𝑚𝑎𝑝 𝑐𝑎 × × ∆𝑇𝑎𝑑 | + |𝑚𝑎𝑝 𝑐𝑎 × × ∆𝑇𝑐 |
√ (𝑇𝑐 − 𝑇𝑎𝑑 )2 3 (𝑇𝑐 − 𝑇𝑎𝑑 )2 3

65−42 2 2 2 2 50×1 2 2
|1 42−25 × 3 × 0,005| + |−1 × 3 × 0,005| + |42−25 × 3 × 0,5|
1) 𝑆𝐶𝑘𝑎𝑙 = √ 2 2
65−42 2 25−65 2
+ |50 × 1 ( × × 0,5| + |50 × 1 ( × × 0,5|
42−25)2 3 42−25)2 3
𝑘𝑎𝑙
= 2,835
𝑔
52−37 2 2 2 2 50×1 2 2
|1 37−26 × 3 × 0,005| + |−1 × 3 × 0,005| + |37−26 × 3 × 0,5|
2) 𝑆𝐶𝑘𝑎𝑙 = √ 2 2
52−37 2 26−52 2
+ |50 × 1 (37−26)2 × 3 × 0,5| + |50 × 1 (37−26)2 × 3 × 0,5|
𝑘𝑎𝑙
= 4,403
𝑔
55−38.5 2 2 2 2 50×1 2 2
|1 38.5−26 × 3 × 0.005| + |−1 × 3 × 0.005| + |38.5−26 × 3 × 0.5|
3) 𝑆𝐶𝑘𝑎𝑙 = √ 2 2
55−38.5 2 26−55 2
+ |50 × 1 (38.5−26)2 × 3 × 0.5| + |50 × 1 (38.5−26)2 × 3 × 0.5|
𝑘𝑎𝑙
= 3,80
𝑔
∑3𝑛=1 𝑆𝐶𝑘𝑎𝑙
𝑆𝐶𝑘𝑎𝑙 =
𝑛
𝑘𝑎𝑙 𝑘𝑎𝑙 𝑘𝑎𝑙
2,835 + 4,403 + 3,80 𝑘𝑎𝑙
𝑔 𝑔 𝑔
𝑆𝐶𝑘𝑎𝑙 = = 3,679
3 𝑔
Menghitung Ralat Relatif
𝑆𝐶𝑘𝑎𝑙
𝑅𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = × 100%
𝐶𝑘𝑎𝑙

8
𝑘𝑎𝑙
3,679 𝑔
𝑅𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = × 100%
𝑘𝑎𝑙
17,276 𝑔
= 21,29%
𝑘𝑎𝑙
𝐶𝑘𝑎𝑙 = (17,276 ± 3,679) ; ralat relatif 21%
𝑔
Jadi, besarnya kapasitas kalor calorimeter tersebut menurut penulisan
angka penting adalah 𝐶𝑘𝑎𝑙 = (17 ± 4)𝑘𝑎𝑙/𝑔 dengan ralat relative sebesar
21%.

Percobaan 2 Menentukan Kalor Jenis Tembaga


Menghitung 𝑐𝐶𝑢

(𝑚𝑎𝑑 + 𝐶𝑘𝑎𝑙 )(𝑇𝑐 − 𝑇𝑎𝑑 )


𝑐𝐶𝑢 =
𝑚𝐶𝑢 (𝑇𝐶𝑢 − 𝑇𝑐 )

𝑘𝑎𝑙
(50𝑔+17.276 )(37℃−25℃)
𝑔
1) 𝑐𝐶𝑢 = = 0.207 𝑘𝑎𝑙/𝑔℃
100𝑔(76℃−37℃)
𝑘𝑎𝑙
(50𝑔+17.276 )(41℃−26℃)
𝑔
2) 𝑐𝐶𝑢 = = 0.252 𝑘𝑎𝑙/𝑔℃
100𝑔(81℃−41℃)
𝑘𝑎𝑙
(50𝑔+17.276 )(40℃−26℃)
𝑔
3) 𝑐𝐶𝑢 = = 0.242 𝑘𝑎𝑙/𝑔℃
100𝑔(79℃−40℃)

∑3𝑛=1 𝑐𝐶𝑢
𝑐𝐶𝑢 =
𝑛

𝑘𝑎𝑙 𝑘𝑎𝑙 𝑘𝑎𝑙


0.207 + 0.252 + 0.242
𝑔℃ 𝑔℃ 𝑔℃
𝑐𝐶𝑢 = = 0.2337 𝑘𝑎𝑙/𝑔℃
3

Menghitung 𝑆𝑐𝐶𝑢

2 2 2
𝜕𝑐𝐶𝑢 2 𝜕𝑐𝐶𝑢 𝜕𝑐𝐶𝑢 2
| × × ∆𝑚𝑎𝑑 | + | × 𝑆𝐶𝑘𝑎𝑙 | + | × × ∆𝑚𝐶𝑢 | +
𝜕𝑚𝑎𝑑 3 𝜕𝐶𝑘𝑎𝑙 𝜕𝑚𝐶𝑢 3
𝑆𝐶𝐶𝑢 = 2 2 2
𝜕𝑐𝐶𝑢 2 𝜕𝑐𝐶𝑢 2 𝜕𝑐𝐶𝑢 2
| × × ∆𝑇𝑎𝑑 | + | × × ∆𝑇𝐶𝑢 | + | × × ∆𝑇𝑐 |
√ 𝜕𝑇𝑎𝑑 3 𝜕𝑇𝐶𝑢 3 𝜕𝑇𝑐 3

𝑆𝐶𝐶𝑢
2 2 2
(𝑇𝑐 − 𝑇𝑎𝑑 ) 2 (𝑇𝑐 − 𝑇𝑎𝑑 ) (𝑚𝑎𝑑 + 𝐶𝑘𝑎𝑙 ) 2
| × × ∆𝑚𝑎𝑑 | + | × 𝑆𝐶𝑘𝑎𝑙 | + |− × × ∆𝑇𝑎𝑑 |
𝑚𝐶𝑢 (𝑇𝐶𝑢 − 𝑇𝑐 ) 3 𝑚𝐶𝑢 (𝑇𝐶𝑢 − 𝑇𝑐 ) 𝑚𝐶𝑢 (𝑇𝐶𝑢 − 𝑇𝑐 ) 3
= 2 2
𝑚𝐶𝑢 (𝑚𝑎𝑑 + 𝐶𝑘𝑎𝑙 )(𝑇𝑐 − 𝑇𝑎𝑑 ) 2 𝑚𝐶𝑢 (𝑚𝑎𝑑 + 𝐶𝑘𝑎𝑙 )(𝑇𝐶𝑢 − 𝑇𝑎𝑑 ) 2
+ |− 2
× × ∆𝑇𝐶𝑢 | + | 2
× × ∆𝑇𝑐 |
(𝑚𝐶𝑢 (𝑇𝐶𝑢 − 𝑇𝑐 )) 3 (𝑚𝐶𝑢 (𝑇𝐶𝑢 − 𝑇𝑐 )) 3

9
1) 𝑆𝐶𝐶𝑢 =

(37−25) 2 2 (37−25) 2 (50+17.276) 2 2


|100(76−37) × 3 × 0.005| + |100(76−37) × 3.679| + |− 100(76−37) × 3 × 0.5|
√ 2 2
100(50+17.276)(37−25) 2 100(50+17.276)(76−25) 2
+ |− 2 × 3 × 0.5| + | 2 × 3 × 0.5|
(100(76−37)) (100(76−37))

= 0.000221 𝑘𝑎𝑙/𝑔℃
2) 𝑆𝐶𝐶𝑢 =

(41−26) 2 2 (41−26) 2 (50+17.276) 2 2


|100(81−41) × 3 × 0.005| + |100(81−41) × 3.679| + |− 100(81−41) × 3 × 0.5|
√ 2 2
100(50+17.276)(41−26) 2 100(50+17.276)(81−26) 2
+ |− 2 × 3 × 0.5| + | 2 × 3 × 0.5|
(100(81−41)) (100(81−41))

= 0.000286 𝑘𝑎𝑙/𝑔℃
3) 𝑆𝐶𝐶𝑢 =

(40−26) 2 2 (40−26) 2 (50+17.276) 2 2


|100(79−40) × 3 × 0.005| + |100(79−40) × 3.679| + |− 100(79−40) × 3 × 0.5|
√ 2 2
100(50+17.276)(40−26) 2 100(50+17.276)(79−26) 2
+ |− 2 × 3 × 0.5| + | 2 × 3 × 0.5|
(100(79−40)) (100(79−40))

= 0.000272 𝑘𝑎𝑙/𝑔℃

∑3𝑛=1 𝑆𝑐𝐶𝑢
𝑆𝑐𝐶𝑢 =
𝑛

𝑘𝑎𝑙 𝑘𝑎𝑙 𝑘𝑎𝑙


0.000221 + 0.000286 + 0.000272
𝑔℃ 𝑔℃ 𝑔℃
𝑆𝑐𝐶𝑢 = = 0.000260 𝑘𝑎𝑙/𝑔℃
3

Menghitung Ralat Relatif


𝑆𝑐𝐶𝑢
𝑅𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = × 100%
𝑐𝐶𝑢
0.000260 𝑘𝑎𝑙/𝑔℃
𝑅𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = × 100%
0.2337 𝑘𝑎𝑙/𝑔℃
= 0.111%
𝑐𝐶𝑢 = (0.2337 ± 0.00026) 𝑘𝑎𝑙/𝑔℃; ralat relative 0.11%
Jadi, besarnya kalor jenis tembaga tersebut menurut penulisan angka
penting adalah 𝑐𝐶𝑢 = (0.2337 ± 0.0003) 𝑘𝑎𝑙/𝑔℃ dengan ralat relative
sebesar 0.11%

10

Anda mungkin juga menyukai