Anda di halaman 1dari 15

Termodinamika

kimia
Kelompok 1
Anggota Tim:
1. Andi Muhammad Faras Ramadhan
2. Lilis Wulandari
3. Aulia Regina Arya
4. Pandin Bidangan Toding
5. Ahmad Rizky Ramdhan
6. Nurul Annisa
7. Dias
8. Abdul Rohim
apa itu termodinamika kimia?

Termodinamika kimia didefinisikan sebagai cabang kimia yang


menangani hubungan kalor. kerja dan bentuk lain energi, dengan
kesetimbangan dalam reaksi kimia dan dalam perubahan keadaan
serta dapat menangani pengukuran dan penafsiran perubahan
kalor !yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan dan
pembentukan larutan
sejarah perkembangan termodinamika
Aristoteles (350SM)
Galileo Galilei (1593)
Sir Humphrey Davy dan Count Rumford (1799)
Thomas Alfa Edison (1778)
Sardi Carnot (1824)
James P. Joule (1845)
hukum termodinamika 1
Hukum I Termodinamika berbunyi:
“Dalam sebuah sistem tertutup, perubahan energi
dalam sistem tersebut akan sama dengan banyaknya
kalor yang masuk ke dalam sistem dikurangi usaha
yang dilakukan oleh sistem tersebut.”

ΔU= Q - Ws
Keterangan:
ΔU: Perubahan energi dalam ( J)
Q : Kalor (J)
Ws : Usaha Sistem (J)
hukum termodinamika 2
Hukum II Termodinamika tentang Arah Aliran Kalor:
“Kalor mengalir secara spontan (alamiah) dari benda bersuhu tinggi
ke benda bersuhu rendah, dan tidak mengalir secara spontan dalam
arah kebalikannya.”
Hukum II Termodinamika tentang Entropi :
“Dalam sebuah sistem tertutup, setiap proses termodinamika akan
menghasilkan perubahan entropi lebih besar dari 0 untuk proses
irreversible, dan perubahan entropi sama dengan 0 untuk proses
reversible.”
Entalpi Entropi

Entalpi, digunakan untuk Entropi adalah banyaknya


menjelaskan perubahan energi energi (kalor) yang tidak dapat
panas menjadi bentuk energi diubah menjadi usaha. Contoh
lain untuk menyatakan jumlah konteks entropi dalam
energi internal, volume, dan kehidupan sehari-hari adalah es
tekanan termal suatu zat yang mencair, krim menyebar dalam
dinyatakan dalam satuan joule kopi, ban mengempis, api
lemah, pelarutan gula, air
mendidih
hukum termodinamika tiga
Dalam Hukum Termodinamika III ini berkaitan dengan
temperatur nol absolut. Hukum ini juga menyatakan bahwa:

“pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut,


semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan
mendekati nilai minimum”.

Nol absolut adalah suhu paling rendah yang mungkin dalam


skala suhu termodinamika, diukur dalam Kelvin (K). Nol absolut
didefinisikan sebagai 0 Kelvin (0 K) dan setara dengan -273,15
derajat Celsius (°C).
Perubahan energi dalam reaksi kimia
(ΔH)

Perubahan energi dalam reaksi kimia, yang sering disebut sebagai


ΔH (delta H), merujuk pada perubahan entalpi dalam suatu reaksi
kimia. Entalpi adalah parameter termodinamika yang mengukur
energi total dalam sistem kimia
1. EnTALPI AWAL DAN AKHIR
ΔH menggambarkan perbedaan antara entalpi awal (H1) dan
entalpi akhir (H2) dalam suatu reaksi kimia. Dalam rumus, ΔH =
H2 - H1.
Jika ΔH positif, itu berarti entalpi sistem meningkat, dan reaksi
tersebut bersifat endoterm. Ini berarti reaksi membutuhkan
energi untuk berlangsung.
Jika ΔH negatif, itu berarti entalpi sistem menurun, dan reaksi
tersebut bersifat eksoterm. Ini berarti reaksi melepaskan
energi ke lingkungan.
2. Reaksi Endoterm dan Eksoterm

Contoh reaksi endoterm adalah reaksi pembakaran kayu di


mana kayu membutuhkan energi panas untuk terbakar. ΔH
untuk reaksi ini positif karena entalpi meningkat.

Contoh reaksi eksoterm adalah pembakaran metana di mana


gas metana melepaskan panas. ΔH untuk reaksi ini negatif
karena entalpi menurun.
Hukum Hess

Perubahan Entalpi Dasar


Perubahan entalpi standar (ΔH°) adalah ΔH untuk suatu reaksi yang
terjadi dalam kondisi standar. Kondisi standar biasanya merujuk pada
tekanan 1 atmosfer (atm) dan suhu 25°C (298 K).
Kesetimbangan Kimia
Kesetimbangan kimia adalah keadaan saat kedua reaktan dan produk
hadir dalam konsentrasi yang tidak memiliki kecenderungan lebih lanjut
untuk berubah seiring berjalannya waktu.

Kesetimbangan kimia terdiri atas dua macam, yaitu kesetimbangan


statis dan kesetimbangan dinamis. Kesetimbangan statis terjadi jika
reaksi kimia yang dihasilkan merupakan reaksi kimia satu arah atau
reaksi kimia yang tidak dapat kembali lagi seperti semula.
Sedangkan kesetimbangan dinamis terjadi jika reaksi kimia yang
dihasilkan merupakan reaksi kimia dua arah atau reaksi kimia yang bisa
kembali lagi seperti semula.
Reaksi Spontan dan Non Spontan
Reaksi spontan juga disebut sebagai reaksi eksoterm
karena reaksi eksotermadalah reaksi yang disertai dengan
berpindahnya kalor(energi) dari sistem kelingkungannya.
Energi yang berpindah ini dapat berupa energi
panas(kalor),sehingga menyebabkan suhu menjadi naik.
Reaksi redoks spontan dan tidak spontan ditandai dengan
adanya beda potensialsel, apabila :
Beda potensial sel nya positif (+) terjadi reaksi spontan atau
adanyareaksi yang berlangsung
Beda potensial sel nya negatif (-) terjadi reaksi tidak
spontan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai