Anda di halaman 1dari 7

Entropi adalah salah satu besaran termodinamika yang mengukur energi

dalam sistem per satuan temperatur yang tak dapat digunakan untuk melakukan
usaha. Mungkin manifestasi yang paling umum dari entropi adalah (mengikuti hukum
termodinamika), entropi dari sebuah sistem tertutup selalu naik dan pada kondisi
transfer panas, energi panas berpindah dari komponen yang bersuhu lebih tinggi ke
komponen yang bersuhu lebih rendah. Pada suatu sistem yang panasnya terisolasi,
entropi hanya berjalan satu arah (bukan proses reversibel/bolak-balik). Entropi suatu
sistem perlu diukur untuk menentukan bahwa energi tidak dapat dipakai untuk
melakukan usaha pada proses-proses termodinamika. Proses-proses ini hanya bisa
dilakukan oleh energi yang sudah diubah bentuknya, dan ketika energi diubah
menjadi kerja/usaha, maka secara teoritis mempunyai efisiensi maksimum tertentu.
Selama kerja/usaha tersebut, entropi akan terkumpul pada sistem, yang lalu terdisipasi
dalam bentuk panas buangan.

Formulasi Kelvin-Planck atau hukum termodinamika kedua menyebutkan


bahwa adalah tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam
suatu siklus yang semata-mata mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu
reservoir pada suhu tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik. Hukum kedua
termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah; dengan kata lain, tidak
semua proses di alam semesta adalah reversible (dapat dibalikkan arahnya). Sebagai
contoh jika seekor beruang kutub tertidur di atas salju, maka salju dibawah tubuh nya
akan mencair karena kalor dari tubuh beruang tersebut. Akan tetapi beruang tersebut
tidak dapat mengambil kalor dari salju tersebut untuk menghangatkan tubuhnya.
Dengan demikian, aliran energi kalor memiliki arah, yaitu dari panas ke dingin. Satu
aplikasi penting dari hukum kedua adalah studi tentang mesin kalor.

Pada termodinamika klasik, konsep entropi didefinisikan pada hukum kedua


termodinamika, yang menyatakan bahwa entropi dari sistem yang terisolasi selalu
bertambah atau tetap konstan. Maka, entropi juga dapat menjadi ukuran
kecenderungan suatu proses, apakah proses tersebut cenderung akan "terentropikan"
atau akan berlangsung ke arah tertentu. Entropi juga menunjukkan bahwa energi
panas selalu mengalir secara spontan dari daerah yang suhunya lebih tinggi ke daerah
yang suhunya lebih rendah.wujud zat digolongkan menjadi tiga : padat ,cair dan
gas.Susunan partikelnya wuud padat paling teratur sedangkan wujud gas paling tidak
teraturPada reaksi kimia terjadi perubahan dari keadaan teratur menjadi kurang teratur
dan sebaliknya. Ukuran ketidakteraturan suatu sistem dinyatakan dengan entropi yang
dilambangkan dengan S. Perubahannya disebut ΔS dapat dinyatakan secara kualitatif
maupun kuantitatif (Chang, 2002).

Kata entropi pertama kali dicetuskan oleh Rudolf Clausius pada tahun
1865, berasal dari bahasa Yunani εντροπία [entropía], εν- [en-] (masuk) dan τροπή
[tropē] (mengubah, mengonversi). Entropi adalah fungsi keadaan, dan merupakan
kriteria yang menentukan apakah suatu keadaan dapat dicapai dengan spontan dari
keadaan lain (Keenan, 1991).
Entropi adalah fungsi keadaan, dan merupakan kriteria yang menentukan
apakah suatu keadaan dapat dicapai dengan spontan dari keadaan lain. (Taro
Saito, Kimia Anorganik 1 hal. 42) Entropi dapat didefinisikan sebagai bentuk
ketidakteraturan perilaku partikel dalam sistem terhadap lingkungan. Entropi
didasarkan pada perubahan setiap keadaan yang dialami partikel dari keadaan awal
hingga keadaan akhirnya. Entropi juga merupakan suatu fungsi keadaan dan

dilambangkan S, dan perubahan entropi dilambangkan . Entropi juga dapat


didefinisikan sebagai ukuran untuk menyatakan ketidakteraturan sistem. Wujud zat ada
tiga macam, yaitu padat, cair, dan gas. Susunan partikel dalam zat padat begitu teratur.
Pada zat cair partikel – partikelnya kurang teratur, sedangkan dalam gas makin tidak
teratur. Pada reaksi kimia terjadi perubahan dari keadaan teratur menjadi kurang teratur
dan sebaliknya. Beberapa proses kimia terjadi, bahakan walau tidak ada perubahan
energi total. Reaksi spontan terjadi bila keadaan terbawa pada kondisi kekacauan yang
lebih besar. Dalam volume yang mengembang, molekul gas individual meiliki derajat
kebebasan yang lebih besar untuk bergerak sehingga lebih tidak teratur. Ukuran
ketidakteraturan suatu sistem dinyatakan dengan entropi yang diberi lambang S. Kita
hanya dapat mengukur nilai perubahan ketidakteraturannya saja yang biasa
dilambangkan dengan (ΔS).
Manifestasi yang paling umum dari entropi adalah (mengikuti hukum
termodinamika), entropi dari sebuah sistem tertutup selalu naik dan pada kondisi
transfer panas, energi panas berpindah dari komponen yang bersuhu lebih tinggi ke
komponen yang bersuhu lebih rendah. Pada suatu sistem yang panasnya terisolasi,
entropi hanya berjalan satu arah (bukan proses reversibel/bolak-balik). Entropi suatu
sistem perlu diukur untuk menentukan bahwa energi tidak dapat dipakai untuk
melakukan usaha pada proses-proses termodinamika. Proses-proses ini hanya bisa
dilakukan oleh energi yang sudah diubah bentuknya, dan ketika energi diubah
menjadi kerja/usaha, maka secara teoritis mempunyai efisiensi maksimum tertentu.
Selama kerja/usaha tersebut, entropi akan terkumpul pada sistem, yang lalu terdisipasi
dalam bentuk panas buangan (Atkins, 1999).

Menurut Bird (1993), ada termodinamika klasik, konsep entropi


didefinisikan pada hukum kedua termodinamika, yang menyatakan bahwa entropi dari
sistem yang terisolasi selalu bertambah atau tetap konstan. Maka, entropi juga dapat
menjadi ukuran kecenderungan suatu proses, apakah proses tersebut cenderung akan
"terentropikan" atau akan berlangsung ke arah tertentu. Entropi juga menunjukkan
bahwa energi panas selalu mengalir secara spontan dari daerah yang suhunya lebih
tinggi ke daerah yang suhunya lebih rendah. Hukum ke-2 termodinamika menyatakan
bahwa entropi, S, sistem yang terisolasi dalam proses spontan meningkat. Dinyatakan
secara matematis
∆S > 0

Perubahan entropi dalam termodinamika, hanya memperhatikan keadaan awal


dan akhir, dan tidak memperhatikan proses yang menghubungkan keadaan awal dan
akhir sistem tersebut. Hukum kedua termodinamika dalam konsep entropi mengatakan,
“Sebuah proses alami yang bermula di dalam suatu keadaan kesetimbangan dan
berakhir didalam satu kesetimbangan lain akan bergerak di dalam arah yang
menyebabkan entropi dan sistem dari lingkungannya semakin besar”.
Penerapan hukum kedua termodinamika pada sistem kimia memungkinkan
ahli kimia meramalkan perilaku reaksi kimia.jika dua benda yang memiliki temperatur
berbeda T1 dan T2 berinteraksi sehingga mencapai temperatur yang serbasama T,
maka dapat dikatakan bahwa sistem tersebut menjadi lebih tidak teratur.
Proses – proses yang dapat menyebabkan peningkatan entropi adalah :
- Padatan meleleh menjadi cairan
- Padatan atau cairan menguap membentuk gas
- Padatan atau cairan bercampur dengan pelarut untuk membentuk larutan
nonelektrolit
- Reaksi kimia menghasilkan suatu kenaikan jumlah molekul – molekul
gas
- Suatu zat dipanaskan (temperatur meningkat).
Penerapan hukum termodinamika pada sistem kimia memungkinkan ahli
kimia meramalkan perilaku reaksi kimia. Saat energi dan entropi membantu
pembentukan molekul hasil, molekul pereaksi akan bertindak untuk membentuk
molekul hasil hingga keseimbangan tercapai antara hasil reaksi dan pereaksi. Rasio
hasil reaksi dengan pereaksi diberi istilah tetapan keseimbangan, yaitu sebuah fungsi
selisih entropi dan energi antara kedua zat. Walau begitu, termodinamika tidak dapat
meramalkan kecepatan reaksi. Untuk reaksi yang cepat, campuran hasil reaksi dan
pereaksi yang seimbang dapat diperoleh dalam waktu seperseribu detik atau kurang;
untuk reaksi yang lambat, waktunya bisa mencapai ratusan tahun (Keenan, 1991).
Hukum ke-2 termodinamika menyatakan bahwa entropi, S, sistem yang
terisolasi dalam proses spontan meningkat. Dinyatakan secara matematis ΔS > 0 (Taro
Saito, 1996)
ΔS > 0, prosesnya irreversibel = spontan
ΔS = 0, prosesnya reversibel = kesetimbangan
ΔS ≥ 0, prosesnya alami yakni irreversibel atau reversibel = tidak spontan.

Reaksi spontan terjadi bila keadaan terbawa pada kondisi kekacauan yang
lebih besar. Dalam volume yang mengembang, molekul gas individual memiliki
derajat kebebasan yang lebih besar untuk bergerak sehingga lebih tidak teratur.
Ukuran ketidak teraturan sistem disebut dengan istilah entropi (Chang, 2001).
Jika suhu di turunkan terus menerus,mengakibatkan entropi makin lama makin
mengecil. Dalam dunia keilmuan, suhu terendah adalah 0 K sehingga di
asumsikanpada suhu ini zat murni tersusun paling teratur. Berdasarkan asumsi itu, di
sepakati suatu perjanjian yang di sebut hukum ketiga termodinamika. Berdasarkan
hukum ini di lakukan pengukuran dan perhitungan kalor yang di serap suatu zat murni
dari suhu 0 K sampai suhu tertentu. Akhirnya di hitung entropi zat tersebut pada suhu
250 C dan tekanan 1 atm yang di sebut entropi standar. Dengan adanya entropi standar,
dapat di hitung nilai dari ΔS sebuah reaksi anorganik.
ΔS = Σ entropi produk – Σ entropi reaktan
Pada suhu nol mutlak, semua gerakan atom dan molekul berhenti, dan
ketidak teraturan – dan entropi – zat padat sempurna demikian adalah nol. (Entropi
nol pada suhu nol sesuai dengan hukum ketiga termodinamika). Semua zat diatas nol
mutlak akan memiliki nilai entropi positif yang terus bertambah seiring meningkatnya
suhu. Saat sebuah zat panas mendingin, energi termal yang terlepas darinya lewat ke
udara sekitar, yang berada pada suhu lebih rendah. Saat entropi zat yang mendingin
menurun, entropi udara sekitar meningkat. Faktanya, peningkatan entropi di udara
lebih besar daripada penurunan entropi pada zat yang mendingin. Ini sesuai dengan
hukum kedua termodinamika, yang mengatakan kalau entropi sistem dan
lingkungannya selalu meningkat dalam reaksi spontan. Jadi hukum pertama dan
kedua termodinamika menunjukkan kalau, untuk semua proses perubahan kimia di
alam semesta, energi selalu kekal namun entropi selalu meningkat (Arkins, 1999).

Jika reaksi kimia berlangsung dalam sistem dengan perubahan entalpi , kalor
yang memasuki lingkungan pada tekanan tetap adalah q = -ΔH , sehingga perubahan
entropi adalah :
𝑞 𝑟𝑒𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖𝑏𝑒𝑙
 ΔS = 𝑇

−ΔH
 ΔS = 𝑇

 ΔH = - ΔS x T

Untuk proses eksotermik, bernilai negatif karena sistem melepaskan kalor (


T2 > T1) , sehingga akan bernilai positif. Sedangkan untuk proses endotermik,
bernilai positif karena sistem menyerap kalor, sehingga akan bernilai negatif (T2 < T1
).(Keenan, 1991).
Reaksi Eksotermik merupakan reaksi yang melepaskan kalor atau
menghasilkan energi. Entalpi sistem berkurang (hasil reaksi memiliki entalpi yang
lebih rendah dari zat semula). Reaksi Endotermik adalah reaksi yang menyerap kalor
atau memerlukan energi. Entalpi sistem bertambah (hasil reaksi memiliki entalpi yang
lebih tinggi dari zat semula) (Bird, 1993).

Menurut Rohman (2004), beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan


entropi suatu sistem, yaitu:
a. Perubahan Temperatur

Entopi meningkat seiring dengan kenaikan temperatur. Kenaikan


temperatur tersebut menunjukkan kenaikan energi kinetik rata-rata
partikel.
b. Keadaan Fisik dan Perubahan Fasa

Bila suatu reaksi kimia terjadi perubahan dari keadaan teratur


menjadi kurang teratur dikatakan perubahan entropinya (∆S) positif.
Namun, bila pada suatu reaksi kimia terjadi perubahan dari keadaan
kurang teratur menjadi teratur dikatakan perubahan entropinya (∆S)
negatif.
c. Pelarutan Solid atau Liquid

Entropi solid atau liquid terlarut biasanya lebih besar dari solut
murni, tetapi jenis solut dan solven dan bagaimana proses pelarutannya
mempengaruhi entropi overall.

d. Pelarutan Gas

Gas begitu tidak teratur dan akan menjadi lebih teratur saat
dilarutkan dalam liquid atau solid. Entropi larutan gas dalam liquid atau
solid selalu lebih kecil dibanding gas murni.Saat O2 (S(g) = 205,0J/mol K)
dilarutkan dalam air, entropi turun drastis (S(aq) = 110,9 J/mol K).
e. Ukuran Atom atau Kompleksitas Molekul

Perbedaan entropi zat dengan fasa sama tergantung pada ukuran


atom dan kompleksitas molekul. Suatu sistem yang memiliki energi
entropi tinggi berarti sistem tersebut makin tidak teratur. Contohnya jika
gas di panaskan, maka molekul-molekul gas akan bergerak secara acak,
yang menunjukkan entropi tinggi. Sebaliknya, jika suhu diturunkan, gas
bergerak lebih teratur atau entropi rendah.

Anda mungkin juga menyukai