1. Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi.
Hukum ini menyatakan bahwa total
entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya. Hukum keseimbangan / kenaikan entropi: Panas tidak bisa mengalir dari material yang dingin ke yang lebih panas secara spontan. Entropi adalah tingkat keacakan energi. Jika satu ujung material panas. dan ujung satunya dingin. dikatakan tidak acak. karena ada konsentrasi energi. Dikatakan entropinya rendah. Setelah rata menjadi hangat. dikatakan entropinya naik. Proses termodinamik yang berlanggsung secara alami seluruhnya disebut proses ireversibel (irreversibel process). Proses tersebut berlanggsung secara spontan pada satu arah tetapi tidak pada arah sebaliknya. Contohnya kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Proses reversibel adalah proses termodinamik yang dapat berlanggsung secara bolak-balik. Sebuah sistem yang mengalami idealisasi proses reversibel selalu mendekati keadaan kesetimbangan termodinamika antara sistem itu sendiri dan lingkungannya. Proses reversibel merupakan prases seperti kesetimbangan (guasi eguilibrium process). 2. A.1 mol NH3(g) akan memiliki entropi lebih tinggi dibandingkan dengan 1 mol He(g). B.1 mol Pb(I) pada suhu 800°C akan memiliki entropi lebih tinggi dibandingkan dengan 1 mol Pb(S) pada suhu 25°C. C. H2O pada suhu 50°C akan memiliki entropi lebih tinggi dibandingkan dengan pada suhu 25°C. Entropi adalah suatu salah satu besaran termodinamika yang mengukur energi dalam sistem per satuan temperatur yang tak dapat digunakan untuk melakukan usaha. Entropi juga dapat diartikan sebagai derajat ketidakteraturan (degree of disorder). Artinya, semakin tinggi nilai entropi, maka semakin tidak teratur sistem tersebut. Tingginya nilai entropi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut: 1. Kenaikan temperatur, 2. Perbedaan fasa (urutan dari yang tertinggi ke yang terendah: gas, cairan, padatan) 3. . Penurunan tekanan, 4. . Kenaikan massa molar, 5. . Kenaikan volume, 6. Kenaikan jumlah mol. Pada soal pertama, NH3(g) memiliki massa molar yang lebih tinggi dari He(g), maka NH3(g) akan memiliki entropi yang lebih tinggi pada jumlah mol yang sama. Untuk soal kedua, Pb(I)) pada suhu 800°C memiliki temperatur lebih tinggi dibandingkan dengan PB(S) pada suhu 25°C . Selain itu Pb(I) berwujud cairan sedangkan Pb(s) berwujud padatan, sehingga 1 mol Pb(I) pada suhu 800°C akan memiliki entropi lebih tinggi dibandingkan dengan 1 mol Pb(S) pada suhu 25°C. Untuk soal terakhir, H2O pada suhu 50°C akan memiliki temperatur lebih tinggi dibandingkan dengan H2O pada suhu 25°C . H2O pada suhu 50°C akan memiliki entropi lebih tinggi dibandingkan dengan H20 pada suhu 25°C 3. Diket: ∆Ssistem = 22 J/K qlingkungan = - ∆Hsistem = 6000 J T1 = 273 + 30 =303 T1 = 273 - 30 = 243 Dit : ∆Sunivers suhu 30°C dan ∆Sunivers suhu -30°C ? ∆Sunivers suhu 30°C ∆Slingkungan = qlingkungan/T = - ∆Hsistem/T ∆Sunivers = ∆Ssistem + ∆Slingkungan ∆Sunivers = ∆Ssistem + - ∆Hsistem/T = 22 J/K – 6000 J/303K = 22 J/K – 19,8 J/K ∆Sunivers = 2,2 J/K Untuk menentukan kespontanan suatu reaksi harus menggunakan ∆G, dimana ∆G < 0 maka proses tersebut spontan ∆G = -T. ∆Sunivers ∆G = -303 K .2,2 J/K = - 666,6 J Jadi proses diatas berlangsung spontan dimana ∆Sunivers>0 dan ∆G < 0
∆Sunivers suhu -30°C
∆Slingkungan = qingkungan/T = - ∆Hsistem/T ∆Sunivers = ∆Ssistem + ∆Slingkungan ∆Sunivers = ∆Ssistem + - ∆Hsistem/T = 22 J/K – 6000 J/243K = 22 J/K – 24,7 J/K ∆Sunivers = - 2,7 J/K Untuk menentukan kespontanan suatu reaksi harus menggunakan ∆G, dimana ∆G < 0 maka proses tersebut spontan ∆G = -T. ∆Sunivers ∆G = -243 K .-2,7 J/K = 656,1 J Jadi proses diatas berlangsung tidak spontan dimana ∆Sunivers<0 dan ∆G > 0