Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MAKALAH KIMIA KOMODITI LOKAL DAN TURUNANYA

TEMBAKAU

Oleh :
1. Anggita Kusuma W (111810301036)
2. Farin Auliana(121810301011)
3. Mufrihah Nurhayati (121810301068)
4. Candra Lintang (121810301071)
5. Aditiyan Andrianto (141810301029)

JURUSAN KIMIA
FAKULATS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2017
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman tembakau merupakan salah satu tanaman tropis asli Amerika. Asal
mula tembakau liar tidak diketahui dengan pasti karena tanaman ini sangat tua dan
telah dibudidayakan berabad abad lamanya. Tanaman tembakau telah menyebar
ke seluruh Amerika Utara, sebelum masa kedatangan orang kulit putih. Pada
tahun 1556, tanaman tembakau diperkenalkan di Eropa, dan mula mula hanya
digunakan untuk keperluan dekorasi dan kedokteran/medis saja. Jean Nicot,yang
pertama kali melakukan eksploitasi tanaman ini di Perancis. Kemudian, tanaman
tembakau menyebar dengan sangat cepat di seluruh Eropa, Afrika, Asia, dan
Australia (Matnawi,1997).
Di dunia pertembakauan internasional, Indonesia telah terkenal karena
jenis tembakau cerutu. Sebab sejak 2,5 abad yang lalu, Indonesia sudah
mengekspor jenis tembakau ini. Tembakau cerutu yang paling terkenal yaitu
tembakau Deli. Di samping tembakau deli, yang termasuk jenis tembakau cerutu
yaitu tembakau besuki dan tembakau vorstenlanden. Di pasaran internasional,
tembakau Deli lebih dikenal sebagai tembakau sumatera, sedangkan tembakau
besuki dan tembakau vorstenlanden lebih dikenal dengan nama tembakau jawa.
Perkembangan penanaman tembakau di Indonesia sangat dipengaruhi oleh
kebiasaan dan perkembangan perdagangan di dunia luar. Di samping itu karena
pengaruh iklim dan tanah di daerah daerah pertanaman dan cara - cara bercocok
tanam, banyak terdapat tipe - tipe atau jenis - jenis tembakau antara lain tembakau
susur, tembakau untuk sigaret kretek, rokok lintingan, tembakau sigaret putih, dan
tembakau cerutu yang hasilnya dipasarkan di Eropa untuk industri cerutu
(Abdullah dan Soedarmanto,1982).
Tembakau (Nicotiana tabacum L.) mempunyai peran cukup besar dalam
perekonomian nasional melalui cukai dan pajak, penyediaan lapangan kerja serta
dampak ganda (multiplier effect) pengadaan dan perdagangan tembakau.
Komoditas tembakau dan produk -produk turunannya mempunyai nilai ekonomi
tinggi serta merupakan sumber pendapatan petani, penerimaan pemerintah dari
dalam negeri dan kesempatan kerja. Namun, kehadiran produk - produk
tembakau, terutama rokok, mulai ditentang oleh masyarakat karena dinilai
mengganggu kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Banyak bukti medis yang
menunjukkan bahwa rokok dapat menyebabkan kematian, kanker paru-paru,
impotensi pria, tekanan darah tinggi, serta gangguan, bahkan keguguran janin.
Penentangan ini terjadi di negara -negara maju terutama Amerika Serikat (AS) dan
Uni Eropa (UE). Pemerintah AS dan UE bahkan tidak lagi memberikan dukungan
kepada pengembangan produksi tembakau (Hadi P, 2000).
Usaha Pertanian tembakau merupakan usaha padat karya. Meskipun luas
areal perkebunan tembakau di Indonesia, diperkirakan hanya sekitar 207.020
hektar, namun jika dibandingkan dengan pertanian padi, pertanian tembakau
memerlukan tenaga kerja hampir tiga kali lipat. Seperti juga ada kegiatan
pertanian lainnya, untuk mendapatkan produksi tembakau dengan mutu yang baik,
banyak faktor yang harus diperhatikan. Selain faktor tanah, iklim, pemupukan dan
cara panen (Setiawan dan Yani, 1993). Keadaan inilah yang menjadi latar
belakang makalah Tembakau ini dibuat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana sejarah tanaman tembakau?
2. Bagaimana klasifikasi tanaman tembakau?
3. Apa saja senyawa kimia dalam tanaman tembakau?
4. Apa saja manfaat tanaman tembakau?
5. Bagaimana syarat tumbuh tanaman dan cara budidaya tembakau?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
1. Mengetahui sejarah tanaman tembakau.
2. Mengetahui klasifikasi tanaman tembakau.
3. Mengetahui senyawa kimia dalam tanaman tembakau.
4. Mengetahui manfaat tanaman tembakau.
5. Mengetahui syarat tumbuh tanaman dan cara budidaya tembakau.
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Tembakau


Sejarah penanaman tembakau di Indonesia dimulai pada tahun 1830 oleh Van
Den Bosch melalui Cultuurstelsel yaitu disekitar daerah Semarang, Jawa
Tengah, namun pada saat itu mengalami kegagalan. Pada tahun 1856 ,Belanda
mencoba kembali melakukan penanaman tembakau secara meluas di daerah
Besuki, Jawa Timur dengan dilengkapi suatu balai penelitian yaitu Besoekisch
Profstation pada tahun 1910. Dengan adanya balai penelitian tersebut maka
dilakukan usaha-usaha untuk mendapatkan galur yang cocok dan diinginkan,
yakni dengan cara seleksi/hibridisasi menggunakan tembakau yang telah ada atau
yang didatangkan dari luar. Jenis tembakau cerutu Besuki yang sekarang banyak
ditanam di daerah tersebut merupakan hasil persilangan antara jenis Kedu dengan
jenis Deli (Djojosudiro, 1967). Dua tahun kemudian yakni pada tahun 1858
diadakan penanaman jenis tembakau cerutu lainnya di daerah Yogyakarta-
Surakarta, tepatnya di daerah Klaten. Penanaman tembakau juga dilakukan di luar
Jawa, yakni di daerah Deli, Sumatra Utara yang dipelopori oleh J. Nienhuys pada
tahun 1863. Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap tanaman tembakau, untuk
wilayah Deli sekitar Sungai Ular dan anak Sungai Wampulah merupakan derah
yang baik untuk tembakau Deli. Jenis tembakau Deli merupakan jenis tembakau
cerutu paling baik guna keperluan pembungkusan cerutu.
Tembakau ialah hasil pertanian yang diproses dari daun tumbuh-tumbuhan
genus Nicotiana. Nicotiana tabacum(Nicotiana spp., L.) atau lebih dikenal sebagai
tembakau (tobacco) ialah sejenis tumbuhan herbal dengan ketinggian kira-kira 1.8
meter (6 kaki) dan besar daunnya yang melebar dan meruncing dapat mencapai
sekurang-kurangnya 30 sentimeter (1 kaki). Tanaman ini berasal dari Amerika
utara dan Amerika Selatan. Sejarah tembakau pada mulanya digunakan oleh
orang-orang asli Amerika untuk kegunaan perobatan Christopher Columbus
melintasi Lautan Atlantik untuk pertama kalinya pada tahun 1942, orang asli
Amerika yang bermukim di New World telah menghadiahkan beliau daun
tembakau dan seabad setelah itu, merokok telah menjadi kegilaan global, dan
seterusnya memberi manfaat ekonomi kepada para pengusaha di Amerika Serikat.
Penanaman dan penggunaan tembakau di Indonesia sudah dikenal sejak lama.
Kata tembakau dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa asing
yaitu bahasa Spanyol "tabaco " dianggap sebagai asal kata dalam bahasa
Arawakan, khususnya, dalam bahasa Taino di Karibia, yang memiliki arti
gulungan daun-daun pada tumbuhan tau bisa juga dari kata "tabago", sejenis pipa
berbentuk y untuk menghirup asap tembakau (menurut Oviedo, daun-daun
tembakau dirujuk sebagai Cohiba, tetapi Sp. tabaco (juga It. tobacco) umumnya
digunakan untuk mendefinisikan tumbuhan obat-obatan sejak 1410, yang berasal
dari Bahasa Arab "tabbaq", yang dikabarkan ada sejak abad ke-9, sebagai nama
dari berbagai jenis tumbuhan. Kata tobacco (bahasa Inggris) bisa jadi berasal dari
Eropa, dan pada akhirnya diterapkan untuk tumbuhan sejenis yang berasal dari
Amerika.

2.2 Klasifikasi Tembakau


Tanaman tembakau dalam sistem klasifikasi tanaman masuk dalam famili
Solanaceae. Secara sistematis, klasifikasi tanaman tembakau sebagai berikut.
Klass : Dicotyledonaea
Ordo : Personatae
Famili : Solanaceae
Sub Famili : Nicotianae
Genus : Nicotianae
Spesies : Nicotiana tabacum L.
(Cahyono, 1998).
Tanaman tembakau (Nicotianae tabacum L) termasuk genus Nicotinae, serta
familia Solanaceae. Spesies-spesies tembakau yang mempunyai nilai ekonomis
adalah Nicotianae Tabocum L dan Nicotianae Rustica. Nicotiana rustica
L mengandung kadar nikotin yang tinggi (max n = 16%) biasanya digunakan
untuk membuat abstrak alkoloid (sebagai bahan baku obat dan isektisida), jenis ini
banyak berkembang di Rusia dan India. Sedangkan, Nicotiana tabacum L
mengandung kadar nikotin yang rendah (min n = 0,6%) jenis ini umumnya
digunakan sebagai bahan baku pembuatan rokok. Perbedaan dari Nicotian a
tabacum dan Nicotiana rustica dapat dijelaskan dalam tabel berikut :

Nicotiana tabacum Nicotiana rustica


daun mahkota bunganya memiliki warna daun mahkota bunganya berwarna
merah mudasampai merah kuning
mahkota bunga berbentuk terompet bentuk mahkota bunga seperti terompet
panjang berukuran pendek dan sedikit
gelombang,
habitus pyramidal habitus silindris
daunnya berbentuk lonjong pada ujung bentuk daun bulat yang pada ujungnya
runcing mencapai sekurang-kurangnya tumpul
30 sentimeter (1 kaki)
kedudukan daun pada batang tegak kedudukan daun pada batang mendatar
agak terkulai
merupakan induk tembakau sigaret dan merupakan varietas induk untuk
tingginya sekitar 120 cm tembakau cerutu yang tingginya sekitar
90 cm.
Tabel 2.2.1 Perbedaan Nicotiana tabacum dan Nicotiana rustica
Tembakau berdasarkan morfologinya terdiri atas dua bagian yaitu vegetatif
dan generatif. Bagian vegetatif terdiri atas akar, batang, dan daun, sedangkan
bagian generatif terdiri atas bunga dan buah. Pada bagian bawah batang terdapat
akar tunggang yang panjangnya sekitar 50-75 cm dan mempunyai banyak akar
serabut dan bulu akar. Tanaman tembakau memiliki batang yang tegak dengan
tinggi sekitar 2,5 m. Batang tanaman ini biasanya memiliki sedikit cabang atau
bahkan tidak bercabang sama sekali. Batangnya berwarna hijau dan hampir
seluruhnya ditumbuhi bulu-bulu halus berwarna putih.
Bunga tembakau termasuk bunga majemuk yang berbentuk malai.
Kelopak bunga yang berlekuk dan mahkota bunga berbentuk seperti terompet.
Bakal buah terletak di atas dasar bunga dan mempunyai ruang yang membesar
serta kepala putik terletak pada tabung bunga berdekatan dengan kepala sarinya.
Bagian terpenting dari tanaman tembakau adalah daun karena bagian inilah yang
nantinya akan dipanen. Daun tembakau berbentuk bulat panjang, ujungnya
meruncing, tepinya licin dan bertulang sirip. Satu tanaman biasanya memiliki
sekitar 24 helai daun. Ukuran daun cukup bervariasi menurut keadaan tempat
tumbuh dan jenis tembakau yang ditanam. Proses penuaan (pematangan) daun
biasanya dimulai dari bagian ujung, kemudian bagian bawahnya.
Beberapa jenis jenis tembakau diantaranya adalah :
a. Tembakau Virginia

Tembakau Virginia mempunyai sosok ramping, ketinggian tanaman sedang


sampai tinggi, daun berbentuk lonjong yang ujungnya meruncing, warna daun
hijau kekuningan, daun bertangkai pendek, kedudukan daun pada batang tegak,
jarak antara daun satu dengan yang lain cukup lebar sehingga kelihatan kurang
rimbun, tanaman memiliki daya adaptasi yang luas terhadap tanah dan
iklim.Tembakau ini banyak ditanam di dataran rendah yang panas.Tembakau
Virginia yang telah diolah menghasilkan krosok berwarnakuning keemasan
hingga kuning jingga, aromanya sangat berbeda dengan jenistembakau yang lain,
memiliki kandungan gula tinggi sehingga terasa manis dan bila dirokok terasa
ringan. Daun tengah tembakau Virginia sangat baik digunakan untuk pembuatan
rokok sigaret putih.
b. Tembakau Oriental

Tembakau Oriental memiliki keunggulan dibandingkan dengan jenistembakau


lain yaitu terletak pada aroma yang harum dan khas. Karena aromanyayang khas,
tembakau Oriental/Turki juga disebut sebagai aromatic tobacco.Tembakau Turki
digunakan oleh semua pabrik rokok sebagai campuran yangdapat meningkatkan
mutu rokok sigaret.
c. Tembakau Burley
Tembakau Burley bercirikan warna daun hijau pucat, batang dan ibu tulang
daun berwarna putih krem, daun tergolong ukuran besar (90160 cm),tanaman
lebih banyak berbentuk silindris daripada piramida, tinggi tanamansekitar 180 cm.
Krosok daun tembakau Burley setelah pengolahan menjadi tipis, berwarna coklat
kemerahmerahan, halus dan lunak, serta beraroma sedap.Tembakau Burley
mengandung nikotin yang banyak terdapat pada daun bawah, daun tengah, dan
daun atas.

2.3 Senyawa Kimia dalam tanaman tembakau


Tembakau mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen dan 200
diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Senyawa utama yang terkandung dalam
tembakau diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Karbon monoksida, merupakan Gas CO mempunyai kemampuan mengikat
hemoglobin yang terdapat dalam sel darah merah, lebih kuat dibandingkan
oksigen, sehingga setiap ada asap tembakau, disamping kadar oksigen udara yang
sudah berkurang, ditambah lagi sel darah merah akan semakin kekurangan
oksigen karena yang diangkut adalah Co dan bukan oksigen. Sel tubuh yang
kekurangan oksigen akan melakukan spasme, yaitu menciutkan pembuluh darah.
Bila proses ini berlangsung terusa menerus, maka pembuluh darah akan mudah
rusak dengan terjadinya proses aterosklerosis (penyempitan). Penyempitan
pembuluh darah akan terjadi di mana mana.
b. Nikotin adalah suatu alkaloid dengan nama kimia 3-(1-metil-2-pirolidil) piridin.
Saat diekstraksi dari daun tembakau, nikotin tak berwarna, tetapi segera menjadi
coklat ketika bersentuhan dengan udara.

Gambar 2.3.1 Senyawa Nikotin


Zat nikotin ini dapat menghambat rasa lapar, sehingga apabila seseorang
merokok tidak akan merasa lapar lagi, selain itu berdasarkan hasil dari
penelitian-penelitian terdahulu dikemukakan bahwa zat ini menyebabkan
penyempitan pembuluh darah, peningkatan denyut jantung dan tekanan darah,
nafsu makan berkurang, sebagian menghilangkan perasaan cita rasa dan
penciuman serta membuat paru-paru menjadi nyeri. Penggunaan tembakau
dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada paru paru,
jantung, dan pembuluh darah. Namun dibalik itu semua masih ada sisi positif
dari nikotin, beberapa pengaplikasian nikotin yang telah dilakukan secara
farmakologis adalah: meringankan rasa sakit,meringankan rasa cemas.
c. Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang
merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada
paru paru. Kadar tar dalam tembakau antara 0.5 35 mg/ batang.
d. Kadmiun adalah zat yang dapat meracuni jaringan tubuh. Sehingga dapat
digunakan sebagai insektisida.
e. Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna terdiri dari nitrogen dan
hidrogen, zat ini memiliki bau yang sangat tajam.
f. HCN merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak
memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar, dan
sangat efisien untuk menghalangi pernafasan dan merusak saluran pernafasan.
g. Nitrous oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terhisap
dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan rasa sakit. Nitrous Oxide ini
pada mulanya dapat digunakan sebagai pembius saat melakukan operasi oleh
dokter.
h. Formaldehid adalah sejenis gas dengan bau tajam. Gas ini tergolong sebagai
pengawet dan pembasmi hama.
i. Piridin adalah sejenis cairan tidak berwarna dengan bau tajam. Zat ini dapat
digunakan untuk mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama.
Berdasarkan kandungan berbagai senyawa yang terdapat dalam tanaman
tembakau tersebut, dapat diketahui bahwa tanaman tembakau tidak hanya digunakan
untuk produksi rokok yang berbahaya bagi kesehatan. Adapun bahaya rokok itu
disebabkan apabila terakumulasi banyak senyawa-senyawa tersebut didalam tubuh.

2.4 Manfaat Tembakau


Beberapa manfaaat tembakau diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Menghasilkan Protein Anti Kanker


Tembakau tidak selalu sebagai penyebab kanker, ternyata tanaman tersebut
dapat pula menghasilkan protein anti-kanker yang berguna bagi penderita
kanker, kata peneliti dari Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI), DR Arief Budi Witarto. Protein antikanker, bisa
juga untuk menstimulasi perbanyakan sel tunas (stemcell) yang bisa
dikembangkan untuk memulihkan jaringan fungsi tubuh yang sudah rusak.
Mencegah kanker mulut rahim: Tembakau mengandung sumber protein yang
dapat menstimulasi antibody terhadap human papilloma virus (HPV), yang
menjadi penyebab kanker mulut rahim.
2. Melepaskan Gigitan Lintah
Manfaat tembakau, selain bisa diekstrak dan diambil bagian tertentu seperti
nikotin yang digunakan di berbagai macam produk baik makanan maupun
minuman, tembakau juga bisa kita gunakan untuk melepaskan gigitan lintah,
tembakau juga bisa digunakan untuk insektisida karena nikotin yang
terkandung merupakan neurotoxin yang sangat ampuh untuk serangga.
3. Obat Diabetes & Antibodi
Para ilmuwan berhasil menggunakan tembakau yang dimodifikasi secara
genetik untuk memproduksi obat diabetes dan kekebalan tubuh. Hasil
penelitian itu dipublikasikan dalam jurnal BMC Biotechnology.
4. Anti Radang
Imuwan dari beberapa lembaga penelitian Eropa berpartisipasi dalam proyek
bertajuk Pharma-Planta yang dipimpin Profesor Mario Pezzotti dari
Universitas Verona itu. Mereka membuat tembakau transgenik yang
memproduksi interleukin-10 (IL-10), yang merupakan cytokine anti-radang
yang ampuh. Cytokine adalah protein yang merangsang sel-sel kekebalan
tubuh agar aktif.
Kode genetik (DNA) yang mengode IL-10 ditanam dalam tembakau, lalu
tembakau akan memproduksi protein tersebut. Mereka mencoba dua versi IL-
10 yang berbeda. Satu dari virus, yang lainnya dari tikus. Para peneliti
menemukan, tembakau dapat memproduksi dua bentuk IL-10 itu dengan tepat.
Produksi cytokine yang aktif cukup tinggi, yang mungkin dapat digunakan
lewat proses ekstraksi dan pemurnian.
Langkah selanjutnya, IL-10 hasil tembakau itu diberikan kepada tikus untuk
meneliti seberapa efektif ia membangkitkan kekebalan tubuh. Penelitian
menggunakan IL-10 hasil tembakau dalam dosis kecil dapat membantu
mencegah kencing manis atau diabetes melitus tipe 1. Diabetes melitus tipe 1
atau diabetes anak-anak dicirikan dengan hilangnya sel beta penghasil insulin
pada pankreas. Sehingga terjadi kekurangan insulin pada tubuh. Diabetes tipe
ini dapat diderita anak-anak maupun orang dewasa.
5. Obat HIV/ AIDS
Tembakau juga bisa menghasilkan protein obat human immunodeficiency
virus (HIV) penyebab AIDS, yang disebut griffithsin. HIV adalah virus yang
menginfeksi sel sistem kekebalan tubuh manusia. Bedanya, bukan
tembakaunya yang menghasilkan protein, melainkan virus tembakaunya.
6. Obat Luka
Untuk obat luka dipakai 25 gram daun segar Nicotiana tabacum, dicuci dan
ditumbuk sampai lumat. ditambah minyak tanah 25 ml diperas dan disaring.
Hasil saringan dioleskan pada luka.
7. Biofuel
Para peneliti dari Laboratorium Bioteknologi Universitas Thomas Jefferson
telah mengidentifikasi beberapa teknik untuk meningkatkan kadar minyak
nabati dalam daun tanaman tembakau, hal tersebut merupakan langkah awal
dalam memanfaatkan tanaman ini untuk keperluan biofuel.
Menurut Vyacheslav Andrianov, Ph.D., asisten profesor di bidang Biologi
Kanker di Lab. Jefferson Medical College of Thomas Jefferson University,
tembakau dapat menghasilkan biofuel lebih efisien daripada produk pertanian
lainnya. Namun, sebagian besar minyaknya hanya terkandung di dalam biji/
benih tembakau (sekitar 40 persen minyak per berat kering).

2.5 Syarat Tumbun Tanaman Tembakau

Penanaman tembakau sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim selama masa


pertumbuhannya. Faktor-faktor iklim yang dipengaruh antara lain : curah hujan,
kelembaban, penyinaran dan suhu. Diantara faktor-faktor tersebut curah hujan
merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya. Kualitas tembakau juga
dipengaruhi oleh iklim. Walaupun tanaman yang sama namun jika iklimnya
berbeda, maka kualitasnya pun berbeda.

1. Iklim
Faktor-faktor iklim yang dipengaruh antara lain : curah hujan, kelembaban,
penyinaran dan suhu. Secara umum persyaratan pertumbuhan tanaman baik
tembakau hampir sama. Tanaman tembakau memiliki sistem perakaran yang
relatif dangkal, namun sangat peka terhadap drainase yang kurang baik sehingga
persediaan air yang cukup didalam tanah sangat diperlukan. Pada umumnya tanah
yang mudah meluluskan air lebih sesuai untuk pertanaman tembakau, namun
tanah tersebut harus mempunyai kapasitas menahan air yang cukup. Tanaman
tembakau pada umumnya tidak menghendaki iklim yang kering ataupun iklim
yang sangat basah.
Tanaman tembakau dapat tumbuh pada dataran rendah ataupun di dataran
tinggi bergantung pada varietasnya. Ketinggian tempat yang paling cocok untuk
pertumbuhan tanaman tembakau adalah 0 900 mdpl. Untuk tanaman tembakau
dataran rendah, curah hujan rata-rata 2.000 mm/tahun, sedangkan untuk tembakau
dataran tinggi, curah hujan rata-rata 1500-3000 mm/tahun.Lokasi untuk tanaman
tembakau sebaiknya dipilih di tempat terbuka dan waktu tanam disesuaikan
dengan jenisnya Suhu udara yang cocok untuk pertumbuhan tanaman tembakau
berkisar antara 21-32,30 C . Pada umumnya tembakau musim kemarau (VO)
daunnya lebih tebal dari tembakau musim penghujan (NO).
2. Tanah
Setiap jenis tanaman tembakau membutuhkan jenis tanah yang berbeda-beda.
Tembakau Deli cocok ditanam di tanah alluvial, tembakau Vosrtenlanden dan
Besukicocok ditanam pada tanah regosol,Tembakau Virginia flue-Cured cocok
untuk tanah podsolik.Sedangkan tembakau rakyat dapat tumbuh mulai dari tanah
ringan(berpasir) sampai dengan tanah berat (lliat). Derajat keasaman yang baik
untuk tanaman tembakau adalah 5 -5 .6, untuk tembakau Virginia pada PH 5,5 - 6.
Apabila PH kurang dari 5 mak perlu diberikan pegapuran untuk menaikkan PH,
apabila PH lebih tinggi maka untuk menurunkan PH dapat diberikan belerang.
3. Teknik budidaya
a. Pembibitan
Jumlah benih 8-10 gram/ha, tergantung jarak tanam. Biji utuh tidak
terserang penyakit dan tidak keriput. Media semai = campuran tanah (50%) +
pupuk kandang matang yang telah dicampur dengan Natural GLIO (50%). Dosis
pupuk untuk setiap meter persegi media semai adalah 70 gram DS dan 35 gram
ZA dan isikan pada polybag. Bedeng persemaian diberi naungan berupa daun-
daunan, tinggi atap 1 m sisi Timur dan 60 cm sisi Barat.
Benih direndam dalam POC NASA 5 cc per gelas air hangat selama 1-2 jam
lalu dikeringanginkan. Kecambahkan pada baki/tampah yang diberi alas kertas
merang atau kain yang dibasahi hingga agak lembab. Tiga hari kemudian benih
sudah menampakkan akarnya yang ditandai dengan bintik putih. Pada stadium ini
benih baru dapat disemaikan. Siram media semai sampai agak basah/lembab,
masukan benih pada lubang sedalam 0,5 cm dan tutup tanah tipis-tipis. Semprot
POC NASA (2-3 tutup/tangki) selama pembibitan berumur 30 dan 45 hari. Bibit
sudah dapat dipindahtanamkan ke kebun apabila berumur 35-55 hari setelah
semai.
b. Pengolahan Tanah dan Penanaman
Pengolahan tanah ditujukan untuk memberi kondisi yang menguntungkan bagi
pertumbuhan akar tanaman tembakau, sehingga sistem perakaran berkembang
baik dan mampu menyerap air serta unsur hara dalam jumlah yang cukup untuk
menunjang pertumbuhan yang terjadi dalam waktu singkat. Guna memperoleh
perakaran yang baik pengolahan tanah harus mencapai kedalaman olah lebih dari
30 cm, disamping upaya lain kearah terbentuknya struktur tanah yang
remah.Sejumlah studi membuktikan bahwa pengolahan tanah intensif
menyebabkan penurunan bahan organik tanah. Pengolahan tanah intensif pada
jenis tanah andisol dapat menyebabkan menurunnya kadar C organik tanah.Bila N
terdapat dalam jumlah yang rendah akan menyebabkan menurunnya luas daun,
berat kering, dan klorosis sebagai akibat dari menurunya jumlah klorofil.
Rendahnya kandungan N ini yang menyebabkan produktivitas tembakau rendah.
Sangat rendahnya kadar C organik, selain menyebabkan kebutuhan akan pupuk
organik (pupuk kandang) yang semakin meningkat, juga menyebabkan rendahnya
efisiensi pemupukan (Karta, 1990). Dengan meningkatkan kadar C organik tanah,
yang dapat dilakukan dengan penambahan pupuk organik.
Pengolahan tanah dilakukan 70 hari sebelum penanaman dimana H-70
dilakukan pembersihan jerami, H-60 pembuatan got keliling, H-55 pembajakan 2,
H-40 pembajakan 3, H-30 pembajakan 4, H-25 pembersihan rumput di pematang
dan H-15 dilakukan bajak siap tanam.
Adapun jarak tanamnya adalah, tembakau virginia dan tembakau Burley
digunakan jarak tanam 110 cm x 50 cm, 120 cm x 50 cm atau 120 cm x 45 cm
dengan populasi tanaman berkisar antara 16 000 18 000 pohon /ha. Tembakau
Cerutu Vorstendlanden varietas hibrida TV38XG populasi idealnya adalah 17 480
tanaman/ha, sedang varietas F1K sebesar 16 930 tanaman/ha. Tembakau rajangan
Temanggung Jarak tanam digunakan 100 cm x 50cm (jarak tanam pagar ganda)
atau 100 cm x 75 cm. Populasi tanaman berkisar antara 11 000 hingga 18000
batang/ha. Tembakau rajangan Madura ditanam dengan populasi berkisar antara
20 000 sampai dengan 33 000 tanaman/ha. Jarak tanam yang paling baik adalah
100 cm x 50 cm atau 100 cm x 45 cm dengan populasi tanaman 33 000
tanaman /ha.
4. Pengelolaan dan Perawatan Tanaman Tembakau
Seperti pada umumnya tanaman, tembakau juga memerlukan perawatan agar
dapat tumbuh dengan subur dan menghasilkan tembakau yang berkualitas.
Pemeliharaaan tanaman tembakau dimulai dari umur tanaman tembakau masih
muda. Beberapa langkah pemeliharaan tanaman tembakau yaitu :
a. Pengairan dan penyiraman
Pengairan dilakukan 7 hari setelah tanam dengan jumlah air 1-2 liter setiap
tanaman. Setelah 7-25 hari frekuensi penyiraman adalah 3-4 liter per tanaman.
Pada umur 25-30 hari setelah tanam, frekuensi pemberian air 4 liter per tanaman.
Pada umur 45 hari setelah tanaman pertumbuhan akan semakin cepat. Oleh karena
itu diperlukan 5 liter air per tanaman setiap 3 hari. setelah 65 hari dari masa tanam
tembakau tidak memerlukan lagi penyiraman, kecali bila cuaca sangat kering.
Cara pengairan tembakau pada lahan beririgasi yaitu dengan cara dilep (basin
irigation) hingga guludan tempat tanaman cukup basah dan selanjutnya lahan
dikeringkan kembali.
Waktu pemberian air irigasi dapat ditentukan dengan indikator sebagai berikut
: tanaman layu pada pukul 11.00 atau tanah tidak lagi melekat apabila digenggam.
Tinggi air irigasi ditentukan berdasarkan umur tanaman yaitu : sampai dengan
umur 45 hari setelah tanam volume air buludan, pada 50 65 HST tinggi air
guludan dan menjelang panen tinggi air guludan.
Pada tanaman tembakau cerutu di bawah naungan, penyiraman dilakukan
dengan cara sprinkler irigation. Dengan demikian volume air yang diterima
tanaman cukup seragam dan mencukupi volumenya.Pada lahan kering (umumnya
tembakau rakyat) pengairan sangat tergantung pada curah hujan. Beberapa petani
dengan modal yang cukup melakukan penyiraman dengan sumber air tanah atau
sungai dengan sistem pompanisasi.
b. Penyulaman
Penyulaman dilakukan setelah seminggu ditanam. Bibit yang kurang baik
dapat diganti dengan cara dicabut dan diganti dengan bibit yang baik dengan umur
yang sama.
c. Pembumbunan (pendangiran)
Pendangiran dimaksudkan untuk memperbaiki susunan udara tanah,
memudahkan perembesan air, mengendalikan gulma dan memperbaiki guludan.
Pendangiran dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman yang
berada pada kedalaman 30 cm 40 cm di dalam tanah. Pendangiran dilakukan 3
4 kali tergantung pada kondisi tanah pada lahan dan gulma. Pada tanaman
tembakau ceretu Vorstenlanden di bawah naungan misalnya pendangiran
dilakukan 3 kali pada umur 7 10 hari setelah tanam (HST), 20 22 HST dan 30
35 HST. Pendangiran umumnya dilakukan setelah pengairan. Pembumbunan
tanah pada guludan, untuk merangsang perakaran yang baik.
d. Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk menghindari adanya persaingan dalam
pengambilan unsur hara pada tanaman, menghilangkan sumber penyakit dan
mempermudah pada waktu pemupukan, pengendalian hama penyakit, dan
mempermudah pada wakrtu pemetikan/panen, untuk meningkatkan hasil
produksi. Penyiangan dilakukan setiap 3 minggu. Dilakukan dengan tangan
mencabut gulmanya atau dapat menggunakan herbisida.
e. Pemupukan
Penggunaan pupuk yang tepat, baik berupa pupuk organik dan anorganik (N,P
dan K). Penggunaan phospor (P) dalam komposisi pupuk karena phospor
berfungsi untuk pertumbuhan akar dan penyusunan inti sel, lemak dan protein.
Kandungan phospor dalam SP 36 sebesar 36%. Tanda tanaman kekurangan P
yaitu daun menjadi nampak tua warnanya menjadi merah kecoklatan. Tepi daun,
cabang dan batang terdapat warna kecoklatan yang lama-lama menjadi kuning.
Sedangkan Kalium pada KNO3 berfungsi untuk mempengaruhi kwalitas (rasa,
warna dan bobot) tanaman, menambah daya tahan tanaman terhadap kekeringan,
hama/penyakit, mempercepat pertumbuhan jaringan meristem, dan membantu
pembentukan protein dan karbohidrat. Tanda-tanda Kekurangan Kalium daun
mengerut atau mengeritingterutama pada daun tua, daun akan berwarna ungu lalu
mengering lalu mati.
Pemupukan dilakukan untuk menjaga tanaman tumbuh dengan baik.
Pemupukan susulan dilakukan dua kali. Pemupukan yang dilakukan di PTPN X
dilakukan sebanyak 3 tahap yaitu
1) sehari sebelum benih ditanam dalam polibag, pemupukan dilakukan di
polibag. Pupuk berupa campuran SP 36 dan KN03kemudian dilarutkan dalam air
sehingga dihasilkan larutan starter 3 gram/liter untuk disiramkan ke polibag.
2) Lima hari sebelum penanaman bibit, dilakukan pemupukan pada lubang
calon baris tanam. Pupuk starter yang digunakan yaitu campuran SP 36 sebanyak
4gram/lubang/tanaman x KNO3 2gram/lubang/tanaman). Starter tersebut
dilarutkan dalam air sehingga keseragaman pemupukan dengan dosis 2 gr/L atau
sekitar 50cc/lubang tanam dapat tercapai. Jumlah tanaman per hektar adalah
18.006 tanaman. 3) Setelah bibit berumur 15 hari di bedegan, pemupukan
dilakukan 2x di bedegan yaitu pemupukan I dengan menggunakan pupuk
campuran SP 36 x KNO3 dan pemupukan susulan II hanya menggunakan
KNO3saja.
f. Pemangkasan
Pangkas tunas ketiak dan bunga dilakukan tiap 3 hari sekali. Pangkas pucuk
tanaman saat bunga mekar dengan 3-4 lembar daun bunga di bawah bunga.
Pemangkasan hanya dilakukan pada jenis tembakau VO, dilakukan begitu kuncup
bunga mulai keluar (80%) dan dilakukan dengan tangan dengan cara dipetik.
Pemangkasan dilakukan agar tidak terjadi stagnasi. Pangkas pucuk maupun wiwil
pada tanaman tembakau bertujuan untuk menghentikan pengangkutan bahan
makanan ke mahkota bunga atau kekuncup tunas sehingga hasil fotosintesis dapat
terakumulasi pada daun sehingga diperoleh produksi krosok dan kualitasnya yang
tinggi. Pangkas pucuk dan wiwil biasanya dilakukan secara manual. Pangkasan
pucuk dilakukan pada saat button stage atau saat daun berjumlah 20 helai di atas
daun bibit.
g. Punggel dan wiwil/suli
Punggel dan wiwil/suli memastikan penggunaan bahan gizi tanaman
dalam proses pengembangan daun tembakau untuk mendapatkan jumlah daun,
berat daun dan kualitas tinggi yang akan memberikan basil maksimal bagi petani.
Penggunaan sukirisida alami dilakukan dengan alasan biaya produksi, penerapan
teknologi ramah lingkungan yang semua ini dilakukan pada waktuyang tepat.
Dalam pelaksanaan wiwilan sangat penting sekali karena akan berpengaruh
terhadap ketebalan daun/berat daun.

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan makalan tentang Tembakau dapat disimpulkan, bahwa :
1. Pada tahun 1858 diadakan penanaman jenis tembakau cerutu lainnya di
daerah Yogyakarta-Surakarta, tepatnya di daerah Klaten. Penanaman
tembakau juga dilakukan di luar Jawa, yakni di daerah Deli, Sumatra
Utara yang dipelopori oleh J. Nienhuys pada tahun 1863.
2. Tanaman tembakau termasuk genus Nicotinae, serta familia Solanaceae.
3. Tembakau mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen dan 200
diantaranya berbahaya bagi kesehatan
4. Beberapa manfaaat tembakau diantaranya adalah Menghasilkan Protein
Anti Kanker, Obat Diabetes & Antibodi, obat HIV/AIDS, dll.
5. Penanaman tembakau sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim selama masa
pertumbuhannya. Faktor-faktor iklim yang dipengaruh antara lain : curah
hujan, kelembaban, penyinaran dan suhu.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ahmad dan Soedarmanto. 1982. Budidaya Tembakau. Jakarta: CV


Yasaguna.
Cahyono, 1998. Tembakau, Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta:
Kanisius.
Hanum, C. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 3. Direktorat Pembinaan
Sekolah menengah Kejuruan, Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah, Departemen Nasional.
Djojosudiro, 1967. Pemanfaatan Tembakau. Jakarta: Elang Indah.
Karta, Saputra. 1990. Teknologi Budidaya Tanaman Pangan . Jakarta: Bumi
Aksara.
Rahardi, F. 1993. Agribisnis Peternakan. Jakarta: Penebar Swadaya.
Setiawan, A dan Yani Trisnawati, 1993. Budidaya Tembakau. Jakarta: Penebar
Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai