Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PENGUKURAN DASAR

Oleh

Nama : Devita Romadhoni

NIM : 2019108010036

Kelas/Kelompok : Teknik Perminyakan/IVB

Asisten : Putri Shifa Habibah

LABORATORIUM FISIKA DASAR


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2020
Daftar Isi

Halaman Judul …………………………………………………………………….. i

Daftar Isi ………………………………………………………………………….. ii

Bab I Pendahuluan ……………………………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………….. 1


1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………. 2
1.3 Tujuan ………………………………………………………………... 2
1.4 Manfaat ………………………………………………………………. 3

Bab II Tinjauan Pustaka ………………………………………………………….. 4

Bab III Metode Eksperimen ……………………………………………………… 7

3.1 Alat dan Bahan ……………………………………………………….. 7


3.2 Metode Kerja …………………………………………………………. 8
3.3 Metode Analisis Data ………………………………………………… 12

Bab IV Hasil dan Pembahasan …………………………………………………… 14

4.1 Hasil …………………………………………………………………. 14


4.2 Pembahasan …………………………………………..……………… 15

Bab V Kesimpulan dan Saran ……………………………………………………. 16

5.1 Kesimpulan ………………………………………………………….. 16


5.2 Saran …………………………………………………………………. 16
Daftar Pustaka …………………………………………………………………….. 17
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu fisika banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu penggunaan
ilmu fisika yang sering ditemui yaitu berkaitan dengan pengukuran. Pengukuran dalam
fisika adalah membandingkan dua hal dengan salah satunya menjandi pembanding atau
alat ukur yang besarnya harusnya distandarkan. Tujuan pengukuran yaitu untuk
mengetahui kualitas atau kuantitas suatu besaran (Giancoli, 2013).
Memahami suatu pengukuran dan besarnya terhadap benda perlu dilakukan hal yang
spesifik. Besaran suatu benda dapat diketahui dengan menggunakan alat ukur yang
sesuai dengan benda yang akan diukur. Jenis alat ukur yang digunakan dalam
pengukuran berpengaruh terhadap keakuratan atau tingkat ketelitian suatu perhitungan.
Ukuran benda dapat ditentukan dari skala yang terdapat pada alat ukur yang digunakan.
Paham mengenai pengukuran merupakan suatu hal yang dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, perlu untuk memahami mengenai pengukuran
karena pengukuran dibutuhkan dalam banyak hal. Praktikum “Pengukuran Dasar” kali
ini akan mengenalkan beberapa alat ukur dan cara pengukuran terhadap suatu benda
dengan menggunakan alat ukur yang sesuai.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah untuk praktikum “Pengukuran Dasar” diantaranya:
1. Bagaimana menentukan nst suatu alat ukur?
2. Bagaimana prinsip penggunaan alat ukur?
3. Bagaimana menentukan pengukuran tidak langsung menggunakan ralat nst dan
ralat standar deviasi?
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum “Pengukuran Dasar” adalah sebagai berikut:
1. Mampu mengetahui nst suatu alat ukur.
2. Mampu dan memahami prinsip penggunaan alat ukur.
3. Mampu menentukan dan memahami cara pengukuran tidak langsung menggunakan
ralat nst dan ralat standar deviasi.

1.4 Manfaat
Manfaat melakukan praktikum pengukuran dasar diantaranya dapat memahami
penggunaan alat ukur. Alat ukur yang diperlukan sehari-hari misalnya untuk
menimbang berat badan, sehingga kita dapat mengetahui bagaimana cara menentukan
hasilnya. Pengukuran juga sering ditemui dikehidupan, dalam pembuatan meja
misalnya, dapat menentukan panjang, lebar, dan tingginya.
BAB 2. DASAR TEORI
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang telah
ditetapkan sebagai standar pengukuran. Alat bantu dalam proses pengukuran disebut
alat ukur. Alat ukur dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak, misalnya alat ukur
panjang (mistas, jangka sorong, dan mikrometer sekrup), alat ukur massa, alat ukur
waktu, dan alat ukur suhu, dll (Sasmito, 2010).

Melakukan pengukuran dalam suatu besaran fisika, sangat dibuthkan dengan


namanya alat ukur, dengan adanya alat ukur dapat membantu kita mendapatkan data
hasil pengukuran. Faktor lain selain alat ukur untuk mendapatkan hasil yang akurat
perlu adanya faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi proses pengukuran, antara
lain benda yang diukur, proses dalam pengukuran, kondisi suatu lingkungan dan orang
yang melakukan pengukuran. Alat-alat pengukuran tersebut antara lain (Mikrajuddin,
2016).

Mistar adalah alat ukur panjang yang paling sederhana dan memiliki 2 skala
ukuran yaitu skala utama dan skala terkecil. Skala utama pada mistar adalah sentimeter
(cm) dan satuan skala terkecil adalah milimeter (mm). Nilai skala terkecil mistar yaitu 1
mm. Mistar memiliki ketelitian sebesar 0,5 mm atau 0,05 cm (Ihsan, 2006).

Gambar 2.1 Mistar


(sumber : Ihsan, 2006)

Jangka sorong adalah alat ukur untuk menghitung panjang, lebar, tinggi, diameter
luar dan dalam, serta kedalaman lubang suatu benda. Jangka sorong dapat mengukur
hingga ketilitian 0,1 mm. Skala utama terletak di batang di batang jangka sorong,
sedangkan pada rahang sorong diberi skala sebanyak 10 bagian dengan panjang 9 mm
maka disebut skala nonius.

Gambar 2.2 Jangka Sorong


(Sumber : Tim Penyusun, 2017).
Mikrometer adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang, tebal
maupun diameter luar benda yang berukuran kecil. Mikrometer sekrup empunyai
ketelitian 0,01 mm sehingga cocok untuk mengukur ketebalan kertas.

Gambar 2.3 Mikrometer


(Sumber : Tim Penyusun, 2017).

2.2.4 Amperemeter
Amperemeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat arus yang
mengalir dalam satu rangkaian listrik. Berdasarkan jenisnya, sumber arus amperemeter
dibagi menjadi 2 yaitu amperemeter DC dan amperemeter AC.
Gambar 2.4 Amperemeter
(Sumber : Tim Penyusun, 2017).
Voltmeter merupakan alat untuk mengukur besarnya tegangan dalam suatu benda
yang dilewati oleh listrik. Berdasarkan jenis dari arus listrik voltmeter dibagi menjadi 2
yaitu voltmeter AC dan voltmeter DC.

Gambar 2.5 Voltmeter


(Sumber : Tim Penyusun, 2017).

Neraca o’hauss adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu massa benda.
Penentuan massa benda hanya dilakukan dengan menggeser sejumlah ahak timbangan
yang telah berada pada lengan neraca, massa benda yang ditimbang sama dengan massa
anakan timbangan yang digeser pada lengan.
Gambar 2.6 Neraca O’hauss
(Sumber : Tim Penyusun, 2017).

Stopwatch merupakan alat yang digunakan untuk mengukur waktu. Stopwatch


terbagi menjadi 2 jenis yaitu dalam bentuk digital dan analog.

Gambar 2.7 Stopwatch


(Sumber : Tim Penyusun, 2017).

2.3 Standar Deviasi Hasil Pengukuran


Pengamatan dilakukan n kali pengukuran dari besaran x dan pada akhirnya
terkumpul data x1, x2, x3, ..., xn. Standar deviasi adalah nilai statistik yang digunakan
untuk menentukan bagaimana sebaran data dalam sampel, dan seberapa dekat titik data
individu ke mean atau rata-rata nilai sampel. Sebuah standar deviasi dari kumpulan dara
sama dengan nol menunjukkan bahwa semua nilai-nilai dalam himpunan tersebut
adalah sama (Sutarno, 2009).
BAB 3. METODE EKSPERIMEN

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum “Pengukuran Dasar” antara lain:
1. Jangka Sorong, digunakan sebagai alat ukur panjang. Digunakan mengukur
panjang, lebar, tinggi, diameter luar dan dalam, dan kedalaman lubang suatu benda.
2. Mikrometer, digunakan khusus untuk mengukur panjang, tebal, ataupun diameter
luar dari benda yang berukuran relatif kecil.
3. Amperemeter, digunakan untuk mengukur kuat arus yang mengalir dalam sebuah
rangkaian tertutup yang menghubungkan sebuah sumber tegangan dengan beban.
4. Voltmeter, digunakan untuk mengukur besar tegangan dalam sebuah beban yang
dialiri oleh arus listrik.
5. Stopwatch, digunakan untuk mengukur waktu.
6. Neraca, digunakan untuk mengukur besaran massa.
7. Termometer, digunakan untuk mengukur besaran suhu.
8. Blok logam, digunakan sebagai bahan yang diukur (mistar dan neraca).
9. Bola besi kecil, digunakan sebagai bahan yang diukur (mikrometer).
10. Mistar/penggaris panjang, digunakan untuk mengukur besaran panjang.

3.1 Metode Kerja


3.2.1 Desain Eksperimen

Gambar 3.1 Mistar


(Sumber : Ihsan, 2006).
Gambar 3.2 Jangka Sorong
(Sumber : Tim Penyusun, 2017).

Gambar 3.3 Mikrometer


(Sumber : Tim Penyusun, 2017).

Gambar 3.4 Amperemeter


(Sumber : Tim Penyusun, 2017).

Gambar 3.5 Voltmeter


(Sumber : Tim Penyusun, 2017).

Gambar 3.6 Neraca O’hauss


(Sumber : Tim Penyusun, 2017).
Gambar 3.7 Stopwatch
(Sumber : Tim Penyusun, 2017).

3.2.2 Prosedur Eksperimen


Langkah kerja praktikum “Pengukuran Dasar” antara lain:
Penentuan nilai skala terkecil atau nst dan kesalahan titik nol.
1. Jangka sorong diambil dan ditentukan nst-nya. Dicatat juga apabila skalanya tidak
menunjukkan angka nol pada saat jangka sorong belum digunakan.
2. Mikrometer diambil dan ditentukan nst-nya. Dicatat juga apabila skalanya tidak
menunjukkan titik nol pada saat mikrometer belum digunakan.
3. Voltmeter diambil dan ditentukan nst-nya. Dicatat juga apabila jarumnya tidak
menunjukkan titik nol pada saat tidak ada tegangan.
4. Termometer diambil dan ditentukan nst-nya.
5. Neraca pegas diambil dan ditentukan nst-nya. Dicatat juga apabila skalanya tidak
menunjukkan titik nol pada saat pegas belum terbebani.
6. Stopwatch diambil dan ditentukan nst-nya.
7. Mistar/penggaris ditentukan nst-nya.
8. Neraca/timbangan diambil dan ditentukan nst-nya.

Pengukuran langsung dengan menggunakan nila skala terkecil.


Catatan: hanya dilakukan sekali saja
1. Jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter luar dari sebuah cincin.
2. Mikrometer digunakan untuk mengukur diameter luar dari sebuah bola besi kecil.
3. Voltmeter digunakan untuk mengukur besar tegangan yang muncul.
4. Neraca diberi beban dan dicatat nilai skalanya.
5. Diukur panjang, lebar, dan tinggi balok yang tersedia dengan menggunakan mistar.
6. Waktu dihitung dengan stopwatch saat berjalan dari titik A ke B sejauh 2 meter.

Pengukuran langsung dengan menggunakan standart deviasi.


Catatan: semua langkah percobaannya seperti poin b (no 1-6) hanya masing-
masing diulangi selama 3 kali.
1. Jangka sorong untuk mengukur diameter luar dari sebuah cincin.
2. Mikrometer digunakan untuk mengukur diameter luar dari sebuah bola besi kecil.
3. Voltmeter digunakan untuk mengukur besar tegangan yang muncul.
4. Neraca diberi beban dan dicatat nilai skalanya.
5. Diukur panjang, lebar, dan tinggi balok yang tersedia dengan menggunakan mistar.
6. Waktu dihitung dengan stopwatch saat berjalan dari titik A ke B sejauh 2 meter.

Pengukuran tidak langsung dengan menggunakan nilai skala terkecil.


Catatan: lakukan 1 kali saja.
1. Dilakukan kembali langkah pada poin b no. 5 dengan balok yang sama, kemudian
ditimbang massa balok tersebut.
2. Dilakukan kembali langkah yang sama pada poin b no. 6, diulangi untuk jarak
2,5m, 3m, 3,5m, dicatat masing-masing waktunya.

Pengukuran tidak langsung dengan menggunakan standar deviasi.


Catatan: lakukan kegiatan seperti point d sebanyak 3 kali.
Pengukuran tidak langsung dengan menggunakan nilai skala terkecil dan standart
deviasi.
1. Dilakukan kembali langkah pada poin c no.5 dengan balok yang sama, diukur
panjang, lebar, dan tinggi penggunakan standart deviasi dan kemudian ditimbang
massa balok menggunakan nst.
2. Dilakukan langkah yang sama pada poin d no. 2 dengan pengukuran jarak
menggunakan nst dan perhitungan waktu menggunakan standart deviasi.
3.2 Analisis Data
Adapun analisis data yang digunakan untuk menganalisa data hasil praktikum,
antara lain:
a. Cara penulisan hasil pengukuran yang benar
x = x́ ± ∆ x satuan (3.1)
dimana x́ = hasil ukur
Δx = ralat
Atau x = x́ satuan ± Δx % (3.2)
∆x
Dengan Δx % = [ ] x́
x 100 % (3.3)

b. Nilai skala terkecil


Jika pengukuran langsung hanya sekali.
1
Δx = nst (3.4)
2

Pengukuran sebanyak n kali, maka Δx dicari dengan menggunakan standar deviasi


 Jika n ≤ 10
2
Δx =
√ ϵ ( x 1−x́ )
n ( n−1 )
(3.5)

 Jika n ≥ 10
2
Δx = ϵ x 1− x́
(
√ n
)
(3.6)

c. Ralat nisbi/ralat relatif

I= ( ∆x́x ) x 100 % (3.7)


d. Keseksamaan
K = 100% - I (3.8)

e. Jumlah angka penting

AP = 1−log ( ∆x́x ) (3.9)

f. Ralat yang digunakan pada pengukuran langsung dengan sandart deviasi


x 1+ x 2+ x 3+…+ xn
x́= (3.10)
n
2
Δx
√ ϵ ( x 1−x́ )
n ( n−1 )

g. Ralat yang digunakan pada pengukuran tidak langsung dengan standart deviasi
V=pxlxt

∂v 2 ∂v 2 ∂v 2
Δv =
√( ∂p ) 2
|∆ p| +
∂l ( ) 2
|∆ l| +
∂t( )
|∆t|
2

s
V=
t

∂v 2 ∂v 2
Δv =
√( ∂s ) 2
|∆ s| +
∂t ( )
|∆ t |
2

h. Ralat yang digunakan pada pengukuran tidak langsung dengan nst dan standart
deviasi
m
ρ=
v

∂ρ 2 ∂ρ 2
Δρ =
√( ∂m ) 2
|∆ m| +
∂v ( )
|∆ v|
2

1
Δm = Δv = nst
2
s
V=
t
∂v 2 ∂v 2
Δv =
√( ∂s ) 2
|∆ s| + ( )
∂t
|∆ t |
2
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum pengukuran dasar antara lain sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Nst dengan Pengukuran Lansung Nst
No Alat Nst x Δx I (%) K (%) AP x ± Δx
1,11 Dd = 1,11 ±
0,23 99,77 4
Jangka 0,05 (cm) 0,0025 0,0025
1
Sorong mm 1,46 Dl = 1,46 ±
0,17 99,83 4
(cm) 0,0025 0,0025
Mikromet 0,01 0,0005 0,753 ±
2 0,753 0,07 99,93 4
er mm cm 0,0005
Amperem 1
3 2,5 0,5 mA 20 80 2 2,5 ± 0,5
eter mA
1
4 Voltmeter 1 mV 0,5 mV 50 50 1 1 ± 0,5
mV
p=
0,05 cm
1 l = 0,05
5 Mistar 2 cm 2,5 97,5 3 2 ± 0,05
mm cm
t = 0,05
cm
Stopwatc 0,01 2,16 ±
6 2,16 s 0,005 s 0,23 99,77 4
h s 0,005
Neraca 0,1
7 65,6 g 0,05 g 0,08 99,92 4 65,6 ± 0,05
O’hauss g

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Langsung dengan Standart Deviasi


K
No Alat x x́ I (%) AP Δx x́ ± Δx
(%)
1 Jangka Dd1= 1,15 1,14 0,5 99,5 3 0,577 1,14 ±
Sorong Dd2 = 1,14 x 0,577 x
Dd3 – 1,13 10¯² 10¯²
Dl1 = 1,46
1,44 ±
Dl2 = 1,41 1,44 1,4 98,6 2 0,02
0,02
Dl3 = 1,46
7,9 mm
Mikromet 7,91 ±
2 7,95 mm 7,91 2,3 97,7 3 0,18
er 0,18
7,88 mm
x1 = 2,5 mA
Amperem
3 x2 = 2,5 mA 2,5 0 100 1 0 2,5 ± 0
eter
x3 = 2,5 mA
x1 = 1 mV
4 Voltmeter x2 = 1 mV 1 mV 0 100 1 0 1±0
x3 = 1 mV
x1 = 2,15 s
2,19 2,19 ±
5 Stopwatch x2 = 2,19 3,2 96,8 3 0,075
s 0,075
x3 = 2,25 s
x1 = 66,4 g
Neraca 66,4 66,4 ±
6 x2 = 67,1 g 1 99 2 0,56
O’hauss g 0,56
x3 = 65,7 g

Tabel 4.3 Pengukuran Tidak Langung Dengan Nst


No Balok x́ (cm) Δx (cm) I (%) K (%) AP x ± Δx
p 2 0,05 2,5 97,5 3 2 ± 5 x 10ˉ²
1 l 2 0,05 2,5 97,5 3 2 ± 5 x 10ˉ²
t 2 0,05 2,5 97,5 3 2 ± 5 x 10ˉ²

Tabel 4.4 Pengukuran Tidak Langsung Dengan Nst


No Gerak (m) t(s) t́ (s) Δt I (%) K (%) AP t ± Δt
2 2,72 ±
2,5 2,72 2,82 0,005 0,18 99,82 4
0,005
2,91 ±
3 2,91 2,82 0,005 0,17 99,73 4
0,005
2 3,47 2,82 0,005 0,14 99,86 4 3,47 ±
0,005
2,16 ±
3,5 2,16 2,82 0,005 0,23 99,77 4
0,005

Tabel 4.5 Hasil Tidak Langsung Dengan Standart Deviasi, Pengulangan Sekali
No Bahan x (cm) x́ (cm) v Δv I (%) K (%) AP v ± Δv
p1 = 2
p2 = 2 2 8 0 100 0 1 8±0
p3 = 3
l1 = 2
1 Balok l2 = 2 2 8 0 100 0 1 8±0
l3 = 2
t1 = 2
t2 = 2 2 8 0 100 0 1 8±0
t3 = 2

Tabel 4.6 Hasil Tidak Langsung Dengan Standart Deviasi, Pengulangan Sekali
I
No Jarak (m) t (s) t́ v Δv K (%) AP v ± Δv
(%)
t1 =
2,84
t2 = 0,8 0,7 14,2 0,83 ±
1 2,5 3 85,25 1
3,03 3 75 5 0,775
t3 =
3,13
t1 =
3,09
t2 = 3,1 0,9
2. 3 2,1 23 87 1 0,957 ± 2,1
3,25 33 57
t3 =
3,06
3 3,5 t1 = 3,4 1,0 2,1 0,20 99,79 1 1,0186 ±
3,12 36 18 2 6 2,12
t2 = 6
3,66
t3 =
3,53

Tabel 4. 7 Pengukuran Tidak Langsung Dengan Nst dan Standart Deviasi


No Bahan p l t v m ρ Δρ I K AP ρ ± Δρ
1 Balok 2 2 2 8 65,6 8,2 1,626 25 97,5 3 8,20 ±
x 10ˉ² 1,63 x 10
ˉ²

Tabel 4. 8 Pengukuran Tidak Langsung Dengan Nst dan Standart Deviasi


No Jarak t(s) v Δv I (%) K (%) AP v ± Δv
1 2,5 2,72 0,91 0,211 x 0,02 99,98 4 0,919 ± 0,211
9 10ˉ² x 10ˉ²
3 3,47 1 43,47 x 0,016 99,98 4 1 ± 43,47 x
10ˉ² 7 10ˉ²
3,5 2,59 1,35 1,216 x 0,014 99,98 4 1,351 ± 1,216
1 10ˉ⁹ x 10ˉ⁹
4.2 Pembahasan
Praktikum fisika yang berjudul “Pengukuran Dasar” mempelajari teknik-teknik
mengukur yang benar. Dikenalkan bermacam-macam alat ukur dasar yang digunakan
dalam fisika, meliputi jangka sorong, mikrometer, voltmeter, termometer, neraca
o’hauss, stopwatch, dan mistar. Dibimbing cara mengukur dan menentukan hasil
pengukuran yang benar.
Masing-masing alat ukur ditentukan nst dan kesalahan titik nol. Nst diperoleh dari
skala terkecil masing-masing alat ukur. Diamati dengan teliti dan seksama agar
penentuan nst tepat. Pengamatan harus sejajar antara mata pengamat dengan alat ukur.

1
Kesalahan titik nol ditentukan dengan rumus nst .
2
Cara menentukan ralat nst dengan pengukuran langsung ialah dengan
menggunakan aturan bahwa ralat nst merupakan setengah nilai nst masing-masing alat
ukur. Oleh karena itu, kunci menentukan ralat pada pengukuran langsung adalah
1
tentukan nst terlebih dahulu. Setelah itu ralat bisa dicari dengan rumus nst . Hasil
2
dapat dituliskan dengan aturan nilai yang dihasilkan ± ralat nst yang diperoleh.
Penentuan hasil pengukuran secara langsung dan berulang dapat diperoleh dari
rata-rata hasil pengukuran ± standart deviasi. Pengukuran dilakukan 3 kali sehingga
dapat dicari rata-ratanya. Rata-rata tersebut dimasukkan ke dalam rumus standart
deviasi sehingga hasil pengukuran dapat dicari. Standart deviasi dapat menunjukkan
kepresisian suatu alat ukur. Semakin kecil standart deviasi yang terbentuk, maka
semakin besar pengukuran kita yang mendekati benar.
Pengukuran tidak langsung yaitu pengukuran yang dilakukan terhadap besaran lain
yang memiliki hubungan matematis dengan besaran yang dicari. Pengukuran tidak
langsung yang dilakukan pada praktikum ini tidak langsung dilakukan pada semua alat
ukur, namun pengukuran tidak langsung dibagi menjadi dua, yaitu pengukuran tidak
langung dengan nst dan standart deviasi. Pengukuran tidak langsung menggunakan
mistar, neraca o’hauss, jarak. Terdapat perbedaan hasil ukur dari pengukuran tidak
langsung diatas, walaupun dilakukan pada besaran dan menggunakan alat yang sama.
Pengukuran yang dilakukan secara berulang memiliki ralat lebih kecil dari pada
pengukuran yang dilakukan sekali.
Jumlah angka penting yang digunakan dapat dilihat dari ralat relatif. Semakin
banyak angka penting menunjukkan presentase ralat yang relatif kecil berarti semakin
tepat hasil pengukuran. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa beberapa pengukuran
yang dilakukan mendapatkan hasil yang mendekati tetap, namun beberapa juga
menunjukkan hasil yang kurang tepat karena memiliki angka penting dengan jumlah
kecil.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum pengukuran dasar kali ini diantaranya adalah:
1. Nilai skala terkecil (nst) pada alat ukur ditentukan pada skala yang tertera pada alat
ukur tersebut.
2. Penggunaan alat ukur harus dengan cara yang benar.
3. Pengukuran tidak berulang menggunakan ralat nst dan pengukuran berulang
menggunakan ralat standart deviasi.

5.2 Saran
Saran untuk praktikum pengukuran dasar yaitu, sebelum melakukan percobaan
praktikan harus memahami dan mengetahui hal yang akan dilakukan. Mengetahui
fungsi dari setiap alat ukur juga harus diperhatikan oleh setiap praktikan. Praktikan juga
harus memperhatikan intruksi dari asisten agar praktikum berjalan dengan lancar dan
sesuai.
DAFTAR PUSTAKA

Giancolli, Dauglas C. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Ihsan, Helly. 2006. Pengertian Pengukuran. UPI: FIP

Mikrajuddin, Abdullah. 2016. Fisika Dasar. Bandung: ITB

Sasmito, Teguh. 2010. Pengukuran, Besaran dan Satuan. Jakarta: Erlangga.

Sutarno. 2009. Fisikan Untuk Universitas. Bandung: Pustaka Media.

Tim Penyusun. 2017. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jember: FMIPA Universitas
Jember

Anda mungkin juga menyukai