Disusun Oleh :
Kelompok 6
JATINANGOR
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kuliah
lapangan mata kuliah Biometri Hutan yang berjudul “Estimasi Volume Tegakan
Berdiri dengan Menggunakan Plot Jalur Persegi dan Tree Sampling”.
Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Endang Hermawan dan Ibu Tien
Lastini selaku dosen pengampu mata kuliah Biometri Hutan yang telah membantu
kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga kami ucapkan kepada
Sarah Anaba selaku asisten kuliah lapangan Biometri Hutan yang telah mendukung
dan membantu kami dalam pembuatan laporan sehingga kami bisa menyelesaikan
laporan ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa laporan yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena
itu, kami sangat mengaharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.
Semoga laporan ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 3
2.1.1 Metode Line Plot Sampling........................................................................ 3
2.1.2 Metode Line Tree Sampling ....................................................................... 3
2.1.3 Pengukuran Diameter Pohon ...................................................................... 3
2.1.4 Pengukuran Tinggi Pohon .......................................................................... 4
2.1.5 Pengukuran Jarak Datar ............................................................................. 4
2.1.6 Pengukuran Azimut .................................................................................... 4
2.1.7 Pengukuran Kelerengan ............................................................................. 4
2.1.8 Pengukuran Volume Pohon ........................................................................ 5
BAB III METODOLOGI ........................................................................................ 6
3.1 Deskripsi Area .......................................................................................... 6
3.1.1 Waktu dan Tempat ..................................................................................... 6
3.1.2 Rona Lingkungan ....................................................................................... 7
3.2 Alat dan Bahan .............................................................................................. 7
3.3 Metode Kerja ................................................................................................. 8
3.4 Analisis Data ............................................................................................... 12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 16
4.1 Analisis Volume Tegakan Berdiri dengan Menggunakan Plot Jalur Persegi
dan Tree Sampling. ........................................................................................... 16
4.2 Analisis Perbandingan Tingkat Ketelitian dari Metode Plot Jalur Persegi dan
Tree Sampling ................................................................................................... 17
4.3 Analisis sebaran pohon pada plot jalur persegi ........................................... 18
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 21
5.1 Kesimpulan.................................................................................................. 21
5.2 Saran ............................................................................................................ 21
ii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22
LAMPIRAN .......................................................................................................... 23
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Volume Tegakan dengan Metode Plot Persegi dan Tree Sampling ..... 16
Tabel 4. 2 Variabel-variabel hasil perhitungan pada metode plot jalur persegi dan
tree sampling ......................................................................................................... 17
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Peta lokasi kuliah lapangan Hutan Gunung Geulis (Sumber : Google
Earth) ....................................................................................................................... 6
Gambar 3. 5 Contoh penulisan no jalur, no plot, jenis pohon dan no pohon .......... 9
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Informasi tentang hutan diperoleh dari data potensi hutan yang bersifat
kuantitatif dan kualitatif akan dibutuhkan untuk mendukung informasi yang
diperlukan. Potensi hutan merupakan nilai kekayaan dalam suatu lahan hutan yang
akan mempunyai nilai jika dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia
sehingga hutan perlu dikelola dengan baik. Pengelolaan hutan secara lestari
memerlukan data dan informasi potensi hutan. Pengambilan data potensi hutan,
khususnya data yang bersifat kuantitatif dilakukan melalui kegiatan inventarisasi
hutan.
Hutan Pendidikan Gunung Geulis (HPGG) yang memiliki luas 338,31 hektar
merupakan kawasan hutan dengan tujuan khusus (KHDTK). Pengelolaan HPGG
dikelola oleh Institut Teknologi Bandung sebagai sarana pendidikan dan penelitian.
Berbagai penelitian mengenai teknik sampling telah banyak dilakukan di HPGG.
Pada kuliah lapangan kali ini, teknik yang digunakan adalah plot sampling (plot
jalur persegi) berukuran 20 x 50 m dan tree sampling. Tree sampling atau sering
disebut juga n-tree distance sampling biasanya digunakan untuk hutan homogen.
1
1.2 Tujuan
1. Menentukan volume tegakan berdiri dengan menggunakan plot jalur persegi
dan tree sampling.
2. Menentukan perbandingan tingkat ketelitian dari metode plot jalur persegi dan
tree sampling.
3. Menentukan sebaran pohon pada plot jalur persegi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengukuran Dimensi Pohon
3
berdiameter di atas 10 cm. Sedangkan untuk metode line tree sampling pengukuran
diameter dilakukan pada n-pohon yang masuk ke dalam plot berubah yang juga
sudah berdiameter di atas 10 cm. Pengukuran diameter dilakukan setinggi 1,3 m di
atas permukaan tanah (setinggi dada), dengan menggunakan alat pita ukur keliling.
4
2.1.8 Pengukuran Volume Pohon
Volume pohon diperoleh dari hasil pendekatan rumus silinder terkoreksi
terhadap setiap pohon dalam plot.
5
BAB III
METODOLOGI
3.1 Deskripsi Area
Kuliah lapangan dilakukan di dalam jalur yang telah disediakan oleh asisten
dan keberlanjutan kuliah lapang selanjutnya dibantu oleh asisten pendamping
masing-masing.
6
3.1.2 Rona Lingkungan
Rona lingkungan pada gambar 2.2 menunjukkan rona lingkungan jalur 7 dan
pada gambar tersebut terlihat vegetasi yang tumbuh pada jalur tersebut agak
rapatdan ditumbuhi oleh vegetasi vegetasi tinggi berupa Pinus merkusii dan
Swietenia macrophylla. Kemiringan lereng pada jalur 7 adalah 55o pada sumbu y
dan 0o pada sumbu x.
7
berjumlah minimal 100 untuk menandai pohon yang ingin diukur dan paku untuk
menempel penanda infraboard ke pohon yang ingin diukur atau yang masuk
kedalam plot.
Regu dibuat dengan jumlah anggota 7-8 orang dan dibagi pembagian tugas
seperti berikut, 1 orang ketua regu, 2 orang membuat rintisan jalan dan kompas,
1 orang pemegang GPS, 1 orang pengukur keliling/diameter pohon, 2 orang
pengukur tinggi pohon, 1 orang pencatat dan memegang tallysheet dan 2 orang
pemberi batas plot – jarak antar plot – dan jarak jalur.
Jalur, plot dan penomoran pohon di lakukan, jalur dibuat tiap regu dengan lebar
20 meter. Pada jalur dibuat plot ukuran 20 meter x 50 meter untuk pengukuran
potensi volume dan peta sebaran pohon, pada pusat yang sama dibuat metode
tree sampling.
8
Gambar 3. 4 Pemberian nomor plot
Nomor pohon diberi secara konsisten dimulai dari arah Utara (azimuth) memutar
searah jarum jam. Pemberian nomor ditulis pada infraboard dengan keterangan
J (jalur), P (plot), jenis pohon dan no pohon. Penomoran di ulang dari awal pada
plot berikutnya.
9
Pengukuran dimensi pohon
Metode Line Plot Sampling ,memiliki bentuk persegi panjang dengan ukuran
panjang 50 meter dan lebar 20 meter,sehingga memiliki luasan 0,1 ha. Data yang
diambil adalah pohon-pohon yang berasa do dalam plot,sedangkan pohon yang
berada di luar plot tidak dimasukkan dalam pengumpulan data.
Metode Line Tree Sampling, luas plot yang digunakan pada metode ini
berdasarkan jumlah pohon yang tetap. Prinsip pembuatan plot ini adalah jumlah
pohon yang selalu tetap pada setiap plot,yaitu 6 buah pohon terdekat dari pusat
plot yang dihitung mulai dari yang terdekat dari pusat plot. Luas plot berubah-
ubah tergantung jarak pohon ke enam, yaitu pohon terjauh dari sekelompok
pohon tersebut.
10
Gambar 3. 8 Bagan peletakkan jalur dan plot berubah
Pada plot persegi seluas 0,1 ha (50x20 meter) diukur yang sudah berdiameter
10 cm keatas,sedangkan untuk metode line tree sampling diukur diameter pada
6 pohon yang masuk dalan plot berubah yang juga sudah 10 cm keatas,
pengukuran diameter dilakukan setinggi 1,30 meter, pita ukur keliling
digunakan, konversi dilakukan untuk mendapatkan diameter .
Pengukuran dilakukan untuk pohon-pohon yang masuk dalam plot, tinggi yang
diukur adalah tinggi pohon total. Haga hypsonometere digunakan untuk
mengukur tinggi , pengukuran tinggi dibedakan menjadi metode tree sampling
pohon yang diukur adalah tinggi dari pohon yang masuk kedalam 6 pohon
tersebut dan metode line plot sampling pohon yang diukur merupakan pohon
yang masuk kedalam plot 0,1 ha.
11
Perhitungan Volume Pohon
dengan :
c - j pada line ke – i (m )
3
vijk = volume pohon ke - k dalam plot ke
dijk = diameter pohon setinggi dada pohon ke-k dalam plot ke-j pada line ke-i
(m3)
tijk = tinggi bebas cabang pohon ke - k dalam plot ke - j pada line ke – i (m3)
Data hasil pengukuran di lapangan ditulis pada tallysheet yang dibagi menjadi
tally sheet 1 untuk metode systematic line plot sampling dan tally sheet 2 untuk
line tree sampling.
dengan ,
12
2) Volume pohon per plot dengan metode line tree sampling dapat
diketahui dengan rumus :
Vij = Vij1 + Vij2 + …. +1/2 Vij6
dengan,
2. Volume pohon per herkar dengan metode line tree sampling dapat
diketahui dengan rumus :
𝑉𝑖𝑗
Vij/ha = 𝐿𝑗𝑖
dengan ,
dengan,
ki = Jumlah plot yang dibuat pada jalur ke-i
n = Jumlah jalur
13
d) Kesalahan Baku rata-rata antar titik pengukuran (Sy/Ha)
f) Kisaran dugaan volume total untuk areal hutan yang disurvei (Y)
14
g) Kesalahan penarikan contoh (SE % )
Peta disesuaikan dengan skala yang telah ditetapkan yaitu 1:200 di atas kertas
millimeter blok. Semua yang dibuat diatas peta sudah dikonversi dalam jarak datar
( luas plot dan jarak pohon dari sumbu pusat plot), dengan mempertimbankan sudut
yang diukur di lapangan.
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Volume Tegakan Berdiri dengan Menggunakan Plot Jalur Persegi
dan Tree Sampling.
Untuk menentukan volume tegakan berdiri, menggunakan plot jalur persegi
dan tree sampling dapat menggunakan rumus yang berbeda untuk masing masing
metode. Berdasarkan perhitungan pada lampiran, didapatkan nilai sebagai berikut :
Tabel 4. 1 Volume Tegakan dengan Metode Plot Persegi dan Tree Sampling
Kelompok 6 Kelompok 2
16
Berdasarkan data pada Tabel 4.1, dapat diketahui bahwa diameter pohon, tinggi
pohon serta jumlah pohon pada plot dapat mempengaruhi volume pohon, sesuai
yang dengan literatur Manglili, N (2016) yaitu volume pohon adalah ukuran tiga
dimensi yang tergantung pada nilai lbds (diameter pangkal), tinggi atau panjang
batang dan factor bentuk batang. Nilai volume sebenarnya tidak lepas dari hasil
diameter karena keduanya saling berhubungan. Pada data kelompok 6 memiliki
volume tegakan dengan metode tree sampling lebih besar dibandingkan dengan
metode plot persegi. Pada lampiran 1 dapat dilihat, perbedaan nilai volume
dikarenakan pada metode tree sampling memiliki luasan dan jumlah pohon yang
lebih kecil dibandingkan dengan metode plot persegi. Pada data kelompok 2
memiliki volume tegakan dengan metode plot persegi lebih besar dibandingkan
dengan metode tree sampling.
4.2 Analisis Perbandingan Tingkat Ketelitian dari Metode Plot Jalur Persegi
dan Tree Sampling
Untuk membandingkan tingkat ketelitian dari metode plot jalur persegi dan
tree sampling, dapat dilakukan dengan membandingkan sampling error dari
masing-masing metode. Berdasarkan perhitungan pada lampiran, didapatkan nilai-
nilai sebagai berikut:
Tabel 4. 2 Variabel-variabel hasil perhitungan pada metode plot jalur persegi dan tree sampling
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, meskipun Sampling Error dari kedua metode
sangat besar, namun metode plot jalur persegi memiliki nilai SE yang lebih kecil
yaitu 101,97% daripada SE dari metode tree sampling yaitu sebesar 215,28%.
17
Dengan demikian, maka metode plot jalur persegi memiliki ketelitian yang lebih
tinggi daripada metode tree sampling.
(sumber: kelompok 7)
Plot 2 juga memiliki 33 pohon yang terdiri atas 5 pohon Pinus sp.,24 pohon
Swietenia sp, dan satu pohon yang tidak teridentifikasi jenisnya. Sama seperti pada
plot 1, persebaran pohon tidak memiliki pola tertentu dan terlihat acak-acakan,
dengan kuadran satu memiliki jumlah individu pohon yang lebih banyak, dan pada
kuadran 3 hanya terdapat 1 individu pohon (lihat gambar 4.2)
18
Gambar 4. 2 Peta sebaran pohon plot 2
(sumber: kelompok 7)
Plot terakhir, yaitu plot 3, memiliki jumlah pohon yang lebih sedikit
dibandingkan plot lainnya. Dengan satu pohon Pinus sp., sembilan pohon Swietenia
sp, satu pohon Mangifera sp.,dan satu pohon Entorolobium sp., plot 3 mencakup
total 12 pohon. Pada gambar 4.3 terlihat bahwa pohon-pohon sangat terkonsentrasi
pada kuadran 1 peta persebaran pohon.
(sumber: kelompok 7)
Menurut Nursyamsi dan Suhartati (2013), jarak tanam ideal bagi jenis
Swietenia sp. tergantung kondisi lahan dan tujuan penanaman. Untuk sistem
19
monokultur, jarak tanam ideal adalah 3 x 2 m, sedangkan untuk sistem tumpang
sari jarak tanam yang baik adalah 6 x 3 m. Sementara untuk Pinus sp. jarak tanam
yang direkomendasikan adalah 4x4 m (Pudjiharta, 2005). Kondisi pola sebaran
pohon di Gunung Geulis belum lah sesuai dengan anjuran-anjuran yang disebutkan
diatas. Hal ini mungkin disebabkan karena pohon-pohon tidak lah ditanam dengan
tujuan tertentu, namun tumbuh secara mandiri akibat pernyerbukan alami.
20
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Metode plot jalur persegi memiliki ketelitian lebih tinggi daripada metode tree
sampling (memiliki perbandingan ketelitian 1:2,13) dengan sampling error masing-
masing 101,97% dan 215,28%.
5.2 Saran
Metode plot jalur persegi dan tree sampling merupakan metode yang mudah
dan cepat untuk mengestimasi volume tegakan berdiri. Dalam menginventarisasi
hutan, diharapkan peneliti kedepannya dapat meningkatkan ketelitian dalam
menghitung parameter-parameter untuk mengestimasi volume tegakan berdiri agar
hasil yang didapat lebih akurat, sehingga dapat mewakili seluruh areal hutan dan
dapat dijadikan data potensi hutan yang akan dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat sekitar.
21
DAFTAR PUSTAKA
Martti. 2000. Petunjuk Teknis Survei Pohon dan Topografi. Head Office: Jakarta.
Pudjiharta, Ag. 2005. Permasalahan Aspek Hidrologis Hutan Tusam dan Upaya
Mengatasinya. Jurnal Analisis Kehutanan 2. Jakarta: Badan Litbang
Kehutanan Pusat Pengembangan Sumberdaya Hutan Perhutani. Hal. 12- 13.
Tomi. 2016. Inventarisasi Hutan: Teknik Sampling dengan Unit Contoh Berbeda
Ukuran. https://foresteract.com/inventarisasi-hutan-teknik-sampling-unit-
contoh-berbeda-ukuran/
22
LAMPIRAN
23
Tabel 2 Data Peta Pohon dan Volume Kelompok 6
Tinggi Jarak (m)
Tinggi Bebas
No. No. Keliling DBH Volume Sudut Jarak Jarak
Jenis Total
(m) Cabang
Plot Pohon (cm) (m) (m3) Azimut Lapang Datar
(m) (JL) (JD)
1 Pinus sp. 22 20 100 0.32 1.11 0 0 0
2 Pinus sp. 29 27 117 0.37 2.06 44 20.2 12.98
3 Swietenia sp. 9 5 46 0.15 0.06 20 10 6.43
4 Swietenia sp. 16 7 66 0.21 0.17 25 7.5 4.82
5 Pinus sp. 19 17 136 0.43 1.75 42 14.2 9.13
6 Swietenia sp. 28 22 44 0.14 0.24 45 19 12.21
7 Swietenia sp. 18 5 75 0.24 0.16 67 20.5 20.50
8 Swietenia sp. 9 8 80 0.25 0.29 46 14 14.00
9 Pinus sp. 21 19 94 0.30 0.94 57 17.4 17.40
10 Swietenia sp. 9 3 48 0.15 0.04 62 15.1 15.10
11 Swietenia sp. 13 4 46 0.15 0.05 66 6.1 6.10
12 Swietenia sp. 16 8 44 0.14 0.09 75 13.2 13.20
13 Pinus sp. 27.5 25.5 110 0.35 1.72 95 5 5.00
14 Pinus sp. 32 30 120 0.38 2.41 100 11.1 11.10
15 Pinus sp. 29 27 102 0.32 1.57 118 3.7 3.70
16 Pinus sp. 30 28 70 0.22 0.76 133 9.8 9.80
17 Pinus sp. 17.5 15.5 50 0.16 0.22 160 3 1.93
1
18 Swietenia sp. 20 7 74 0.24 0.21 184 26.3 16.91
19 Pinus sp. 32 30 161 0.51 4.33 180 16.5 10.61
20 Sp. 1 15 10 47 0.15 0.12 227 3.7 3.70
21 Pinus sp. 35 33 151 0.48 4.19 195 24.2 24.20
22 Sp. 2 14 3 37 0.12 0.02 200 20 20.00
23 Sp. 3 20 5 41 0.13 0.05 260 5.7 5.70
24 Pinus sp. 30 28 112 0.36 1.96 300 6.8 6.80
25 Pinus sp. 25 23 44 0.14 0.25 300 3.5 3.50
26 Pinus sp. 32 30 116 0.37 2.25 353 3.4 2.19
27 Pinus sp. 35 33 108 0.34 2.15 2 20 12.86
Mangifera
28 14 3 57 0.18 0.05 350 13.45 8.65
sp.
29 Swietenia sp. 15 4 49 0.16 0.05 345 12.3 7.91
30 Swietenia sp. 16 3 52 0.17 0.05 15 20.9 13.43
31 Pinus sp. 30 28 99 0.32 1.53 5 21.1 13.56
32 Swietenia sp. 15 2 40 0.13 0.02 5 19.5 12.53
33 Pinus sp. 25 23 132 0.42 2.23 23 15.4 9.90
1 Swietenia sp. 6 4 47 0.15 0.05 0 0 0
2 2 Swietenia sp. 11 5 81 0.26 0.18 20 23 16.54
3 Swietenia sp. 16 10 70 0.22 0.27 28 19.5 14.03
24
4 Swietenia sp. 19 5 138 0.44 0.53 17 16.4 11.80
5 Swietenia sp. 12 4 58 0.18 0.07 27 22 15.83
6 Swietenia sp. 10 4 53 0.17 0.06 29 22 15.83
7 Swietenia sp. 12 5 35 0.11 0.03 70 1.2 1.16
8 Swietenia sp. 13 4 95 0.30 0.20 52 12.4 11.98
9 Swietenia sp. 12 5 50 0.16 0.07 56 6.8 6.57
10 Swietenia sp. 11 2 88 0.28 0.09 75 8.2 7.92
11 Swietenia sp. 24 6 76 0.24 0.19 95 3.8 3.67
12 Sp. 1 12.5 3 36 0.11 0.02 135 8 7.73
13 Swietenia sp. 13.5 5.5 59 0.19 0.11 150 4.5 3.24
14 Swietenia sp. 7.5 2.5 56 0.18 0.04 167 14 10.07
15 Swietenia sp. 7.5 2.5 69 0.22 0.07 167 14 10.07
16 Swietenia sp. 7 2.5 66 0.21 0.06 175 13.5 9.71
17 Pinus sp. 30 28 109 0.35 1.85 171 20.2 14.53
18 Swietenia sp. 24.5 3.5 89 0.28 0.15 174 6.5 4.68
19 Pinus sp. 30 28 137 0.44 2.93 175 23.5 16.90
20 Pinus sp. 20 18 145 0.46 2.11 190 21.7 15.61
21 Swietenia sp. 18 7 93 0.30 0.34 202 18 12.95
22 Pinus sp. 32 30 225 0.72 8.46 222 22.1 15.90
23 Swietenia sp. 8 2 71.5 0.23 0.06 310 6.2 5.99
24 Swietenia sp. 8.5 3 44 0.14 0.03 318 8.7 6.26
25 Swietenia sp. 17 3 84 0.27 0.12 336 11.4 8.20
26 Swietenia sp. 8.5 5 56 0.18 0.09 350 13.7 9.85
27 Swietenia sp. 11.5 5 93 0.30 0.24 10 14 10.07
28 Swietenia sp. 13.5 3 43 0.14 0.03 1 7 5.04
29 Swietenia sp. 10.5 7 91 0.29 0.32 3 22.5 16.19
30 Pinus sp. 17 15 150 0.48 1.88 5 22.2 15.97
1 Swietenia sp. 16 4 66 0.21 0.10 0 0 0
2 Swietenia sp. 16 4 60 0.19 0.08 2 0 0
3 Pinus sp. 19 17 121 0.39 1.39 10 12 11.28
4 Swietenia sp. 9 5 69 0.22 0.13 25 16.7 15.69
5 Swietenia sp. 9 5 43 0.14 0.05 26 16.7 15.69
6 Swietenia sp. 9 5 54 0.17 0.08 27 16.7 15.69
3 7 Swietenia sp. 11 9 50 0.16 0.13 35 17.6 16.54
8 Swietenia sp. 11 6 70 0.22 0.16 36 17.6 16.54
Entorolobium
9 16 12 32 0.10 0.07 75 13.5 13.50
sp.
10 Swietenia sp. 16 3 69 0.22 0.08 125 12 12.00
11 Swietenia sp. 16 5 83 0.26 0.19 126 8.2 8.20
Mangifera
12 13 2 58 0.18 0.04 145 7.9 7.42
sp.
25
26