Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN LABORATORIUM


Dosen Pengampun : Luh Putu Trisna Darmayanti

OLEH :
CELINE CHRISTIE WINATA
2210511002

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2022

1
DAFTAR ISI

Contents
A. Dasar Teori.............................................................................................................................3
B. Tujuan Praktikum...................................................................................................................3
B. Cara Kerja...............................................................................................................................5
B. Pembahasan............................................................................................................................6
B. Lampiran.................................................................................................................................9
Tabung Reaksi , Cawan Petri, Labu Erlenmeyer.............................................................................9
Neraca Analitik, Autoklaf Elektrik, Centrifuce...............................................................................9
........................................................................................................................................................9
Jarum Inokulum, Mikroskop, Batang L Rod...................................................................................9
Nutrient Broth, Peptone Water, Potato Dextrose............................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................10

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Teori
Laboratorium merupakan sebuah tempat yaang digunakan untuk
melakukan suatu percobaan dan penelitiaan yang disebut praktikum. Dalam
melakukan praktikum di laboratorium sangat dibutuhkan untuk mempelajari
ilmu-ilmu kimia secara nyata dan diperlukan untuk perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dalam melakukan suatu percobaan, kita tentunya
harus mengetahui alat-alat yang digunakan dalam praktikum dan alat-alat yang
digunakan tersebut harus sesuai dengan tujuan percobaan agar tercipta
laboratorium yang aman bagi para pekerja atau pemakainya yaitu para
praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan fatal maupun sakit atau
gangguan kesehatan lainnya.Hanya didalam laboratorium yang aman, bebas
dari rasa khawatir akan kecelakaan, dan keracunan seseorang dapat bekerja
dengan aman, produktif, dan efesien. Di dalam laboratorium terdapat banyak
sekali alat-alat yang dapat digunakan oleh seorang praktikan. Alat-alat laboratorium
bisa menajdi berbahaya jika terjadi kesalahan dalam prosedur pemakaiannya, maka
diperlukannya pengenalan alat-alat laboratorium yang bertujuan untuk mengetahui
fungsi atau kegunaan alat-alat laboratorium, oleh karena itu fungsi dari pada tiap-
tiap alat harus dijelaskan dengan tujuan dapat dipahami secara jelas kegunaan
alat-alat yang akan dipakai. Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang
menunjukkan kegunaan alat tersebut, prinsip kerja atau proses yang berlangsung
ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan
namanya.

B. Tujuan Praktikum

Pengenalan alat labotarium merupakan tahap awal praktikum yang


betujuan untuk memperkenalkan fungsi dari tiap – tiap alat dalam
mikrobiologi dan pengamatan mikroorganisme.

3
Pengenalan alat-alat
laboratorium bertujuan
untuk membuat
praktikan mengetahui fungsi
atau kegunaan alat-alat
laboratorium.Oleh
karena itu, fungsi dari pada
tiap-tiap alat akan dijelaskan
dengan tujuan
agar praktikan dapat
memahami secara jelas
kegunaan alat-alat
laboratorium yang akan
dipakai. Pada dasarnya
setiap alat memiliki

4
nama yang menunjukkan
kegunaan alat
tersebut,prinsip kerja atau
proses yang berlangsung
ketika alat digunakan.
Beberapa kegunaan alat
dapat dikenali berdasarkan
namanya.

5
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Alat
• Cawan petri
• Mikropipet dan Tip
• Tabung Reaksi
• Labu Erlenmeyer
• Mortar dan Pestle
• Tabung Durham
• Jarum Inokulum
• Batang L Rod
• Tabung Falcon
• Botol You C 1000
• Autoklaf
• Minimix
• Laminar Air Flow
• Vortex Mixer
• Inkubator
• Colony Conter
• Neraca Analitik
• Waterbath Shaker
• Magnetic Stirer
• Shaker Rotater
• Centrifuce ( suhu dingin )
• Freezer
• Mikroskop
• Kompor
• Media Sintesi ( Nutrient Broth, Peptone Water, Potato
Dextrose )

6
B. Cara Kerja

1. Mempersiapkan alat – alat labotarium yang akan


digunakan.
2. Alat laboratorium diamati serta diobservasi dan
didokumentasi oleh mahasiswa.
3. Kegunaan alat-alat dan cara perawatan alat-alat
tersebut dipahami
4. Hasil pengamatan dan hasil diskusi disusun dalam
laporan praktikum.

7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel Pengamatan Pengenalan Alat Labotarium

No Alat – alat Elektrik Alat – alat Gelas & Alat – alat non Media Sintesis
Keramik gelas
1. Autoklaf Elektrik Cawan Petri Jarum Inokulum Nutrient Broth
2. Incubator Tabung Reaksi Batang L Rod Peptone Water
3. Colony Counter Labu Erlenmeyer Mikroskop Potato
Dextrose
4. Mikropipet Mortar dan Pestle
5. Laminar Air Flow Tabung Durham
6. Minimix Tabung Falcon
7. Waterbath Shaker Botol You C 1000
8. Magnetic Stirer
9. Shaker Rotater
10. Centrifuce
11. Neraca Analitik
12. Freezer
13. Kompor

B. Pembahasan

Pengenalan alat labotarium merupakan tahap awal praktikum yang betujuan


untuk memperkenalkan fungsi dari tiap – tiap alat dalam mikrobiologi dan
pengamatan mikroorganisme, agar dapat tercipta kegiatan praktikum yang aman
dan sesuai prosedur. Disini alat – alat labotarium yang digunakan adalah alat –
alat labotarium elektrik, alat – alat labotarium gelas dan keramik, alat – alat
labotarium non gelas dan terdapat media sintesis, berikut adalah nama dan fungsi
dari masing – masing alat. Alat – alat Elektrik seperti Autoklaf Elektrik untuk
mensterilkan berbagai macam alat dan bahan dengan menggunakan uap air panas
bertekanan, Incubator untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu
yang terkontrol, Colony Counter untuk perhitungan koloni yang tumbuh setelah
diinkubasi di dalam cawan, Mikropipet untuk memindahkan cairan yang, Laminar
Air Flow Untuk penyaring aliran udara sehingga menjadi steril, Minimix untuk
mencampurkan beberapa media, Waterbath Shaker untuk menggoyangkan
waterbath, Magnetic Stirer untuk mengaduk dan memanaskan larutan satu dengan
larutan lain yang bertujuan untuk membuat suatu larutan homogen dengan
8
bantuan pengaduk batang magnet, Shaker Rotater untuk menghomogenkan
larutan yang ditempatkan pada labu erlenmeyer atau media lainnya, Centrifuce
untuk memisahkan pelet dengan substansi dari sampel cair, seperti cairan
immiscible. Neraca Analitik untuk menghitung berat suatu media, Freezer untuk
menyimpan beberapa sampel supaya terlindungi dari suhu ruangan, Kompor
untuk memanaskan sesuatu. Alat – alat Gelas & Keramik Cawan Petri untuk
menumbuhkan mikroba, Tabung Reaksi untuk permajaan mikroba, Labu
Erlenmeyer untuk mencampurkan media, Mortar dan Pestle untuk
menumbuk dan menghancurkan media, Tabung Durham untuk menangkap
gas, Tabung Falcon untuk uji biokimia dan menumbuhkan mikroba, Botol You C
1000 untuk memperbanyak kultu. Alat – alat Non Gelas Jarum Inokulum untuk
memindahkan biakan untuk ditanam ke dalam media baru, Batang L Rod
untuk menyebarkan cairan di permukaan tempat, Mikroskop untuk melihat
media yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata. Media Sintesis, seperti Nutrient
Broth untuk menumbuhkan mikroba, Peptone Water sebagai larutan pengencer,
Potato Dextrose untuk menumbuhkan kapang & khamir

9
BAB IV
KESIMPULAN DAN LAMPIRAN
A. Kesimpulan

Peralatan laboratorium banyak sekali jenisnya. Salah satunya yaitu


peralatan gelas. Peralatan gelas umumnya terbuat dari bahan gelas atau kaca.
Jenis-jenis peralatan gelas ada labu erlenmeyer, tabung reaksi , cawan petri, gelas
ukur dan lain – lain, lalu ada jenis – jenis peralatan non gelas yaitu jarum
inoculum, batang bengkok, mikroskop dan ada jenis – jenis peralatan elektrik
yaitu autoklaf eletrik, neraca analitik, waterbath shaker dan lain – lain, serta
terdapat media sintesis seperti Nutrient Broth, Peptone Water serta Potato
Dextrose. Cara penggunaan peralatan gelas, non gelas, elektrik serta media
sintesis sesuai dengan fungsi dari alat-alat dan media tersebut, seperti pada gelas
ukur yang fungsinya untuk mengukur sebuah larutan berarti cara
menggunakannya yaitu larutan yang diukur hasil pengukurannya dilihat dari
skala yangtertera pada gelas ukur. Dan seperti yang sudah dijelaskan dalam
pembahasan bahwa peralatan gelas ini sangat sering digunakan, maka perlu
adanya cara merawat alat-alattersebut agar dapat bekerja dengan sangat baik dan
optimal. Perawatan peralatan gelas ini mencakup pada tata cara membersihkan,
tata cara mengeringkannya, dan tata caramenyimpan peralatan gelas. Untuk
membersihkan peralatan gelas umumnya dapatmenggunakan air dan deterjen,
namun pada noda-noda tertentu dibersihkan menggunakan larutan yang berbeda.
Setelah dibersihkan peralatan gelas dikeringkan untuk menghilangkan sisa-sisa
air yang menempel. Dan kemudian peralatan gelas disimpan secara baik dan rapi

10
B. Lampiran
Tabung Reaksi , Cawan Petri, Labu Erlenmeyer
Neraca Analitik, Autoklaf Elektrik, Centrifuce

Jarum Inokulum, Mikroskop, Batang L Rod


Nutrient Broth, Peptone Water, Potato Dextrose

11
DAFTAR PUSTAKA

C. Achmad,H. 1993.
Penuntun Dasar-Dasar
Praktikum Kimia.
Bandung: ITB.
D. Budimarwanti. 2011.
Pengelolaan Alat dan
Bahan Kimia. Yogyakarta:
Universitas
E. Negeri
Yogyakarta.
F. Khasani. 1990. Prosedur
Alat – Alat Kimia.
Yogyakarta: Liberty.
G. Mored. 2000. Biokimia.
Jakarta: Erlangga.

12
H. Achmad,H. 1993.
Penuntun Dasar-Dasar
Praktikum Kimia.
Bandung: ITB.
I. Budimarwanti. 2011.
Pengelolaan Alat dan
Bahan Kimia. Yogyakarta:
Universitas
J. Negeri
Yogyakarta.
K. Khasani. 1990. Prosedur
Alat – Alat Kimia.
Yogyakarta: Liberty.
L. Mored. 2000. Biokimia.
Jakarta: Erlangga.

13
M. Achmad,H. 1993.
Penuntun Dasar-Dasar
Praktikum Kimia.
Bandung: ITB.
N. Budimarwanti. 2011.
Pengelolaan Alat dan
Bahan Kimia. Yogyakarta:
Universitas
O. Negeri
Yogyakarta.
P. Khasani. 1990. Prosedur
Alat – Alat Kimia.
Yogyakarta: Liberty.
Q. Mored. 2000. Biokimia.
Jakarta: Erlangga.
Achmad. (1993). Penuntun Dasar - Dasar Praktikum Kimia . Bandung: Institut Teknologi
Bandung.
Budimarwanti. (2011). Pengelolaan Alat dan Bahan Kimia . Yogyakarta: Universitas Negeri

14
Yogyakarta.
H, A. (2011). Pengelolaan Alat dan Bahan Kimia. Bandung: ITB.
Khasami. (2000). Prosedur Alat - Alat Kimia. Jakarta: Erlangga.

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM


STERILISASI DAN PEMBUATAN MEDIA PERTUMBUHAN
15
Dosen Pengampun : Luh Putu Trisna Darmayanti

OLEH :
CELINE CHRISTIE WINATA
2210511002

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2022

16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Landasan Teori
Dalam mempelajari sifat mikroorganisme, semisal jamur, maka diperlukan
suatu media pertumbuhan yang dapat mencukupi nutrisi, sumber energi dan
kondisi lingkungan tertentu. Suatu media untuk dapat menumbuhkan
mikroorganisme dengan baik diperlukan persyaratan antara lain: media harus
mempunyai pH yang sesuai, media tidak mengandung zat-zat penghambat, media
harus steril, dan media harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan
mikroorganisme (Jutono, 1980). Nutrisi- nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme
untuk pertumbuhan meliputi karbon, nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan
fosfor, unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe, vitamin, air, dan
energi.
Mikroorganisme terbagi atas beberapa hal yaitu bakteri, virus, candida, dan
protozoa. Untuk mengetahui jenis dan penanganan suatu mikroorganisme tersebut
maka terlebih dahulu kita harus mengetahui bagaimana pengambilan sampel
apusan guna mendukung pemeriksaan dan penindak sebuah pada saat akan
melakukan tindakan. Dalam bidang mikrobiologi, yang dipelajari mengenai
mikroba yang meliputi bakteri, fungsi atau mikroorganismelainnya, baik dalam
morgologi dan penampakan koloninya. Karena itu, untuk melihat dengan jelas
penampakan mikroba tersebut, terelebih dahulu dilakukan pembuatan media
pembiakan untuk organisme.
Menumbuhkan mikroorganisme yang sudah dibiakkan (murni) media yang
digunakan. Media adalah campuran dari beberapa zat-zat makanan untuk
pertubuhan mikroba dan bekerja sebagai nutrisi bagi mikroba tersebut. Media
dibedakan berdasarkan fase (sifat fisik) yaitu media padat, media setengah padat,
media cair dan berdasarkan komposisinya , yaitu media sintesis ,media semi
sintesis dan media non sintesis. Dari media tersebut , maka kita dapat mengetahui
sifat dan bentuk (koloni) dari mikroba.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Untuk mengetahui dan memahami proses pembuatan media pertumbuhan.
2. Untuk mendapatkan media pertumbuhan mikroorganisme

17
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada proses pembuatan media yaitu diantaranya :


 Erlenmeyer
 Sendok
 Timbangan analitik
 Alumunium
 Batang pengaduk
 Kompor
 Autoklave
 Nampan
 Kantong plastik
 Karet gelang
 Kain serbet
Bahan yang digunakan pada proses pembuatan media yaitu diantaranya :
 Potato Dextrose Agar ( PDA )
 Potato Dextrose Broth ( PDB )
 Man Ragose Sharp Agar ( MRSA )
 Man Ragosa Sharpe Broth ( MRSB ) 
 Eosin Methylene Blue Agar ( EMBA )
 Lactose Broth ( LB )
 NaCL ( Pengencer )

2.2 Prosedur Kerja


2.1.1 Potato Dextrose Agar ( PDA )
1. Menimbang bubuk PDA sebanyak 39 gram dengan neraca analitik
2. Masukkan bubuk PDA ke dalam labu erlenmeyer lalu tambahkan aquades 500 ml

18
3. Homogenkan di atas hot plate dengan batang pengaduk sampai larut
4. Tutup dengan alumunium foil lalu sterilisasi dengan autoklaf
2.1.2 Potato Dextrose Broth ( PDB )
1. Menimbang bubuk PDB sebanyak 6 gram dengan neraca analitik
2. Masukkan bubuk PDB ke dalam labu erlenmeyer
3. Takar aquades sebanyak 250 ml menggunakan gelas ukur
4. Masukkan aquades ke dalam labu erlenmeyer yang berisi bubuk PDB
5. Campur larutan dengan mengaduk menggunakan spatula hingga bubuk PDB larut
6. Panaskan larutan dengan hot plate agar larutan bersifat homogen
7. Tunggu larutan hingga hangat dengan menutup labu erlenmeyer dengan
alumunium foil
8. Masukkan larutan ke dalam 4 tabung reaksi sebanyak 9 ml masing – masing
tabung
9. Tutup tabung reaksi yang berisi media dengan kertas
10. Sterilisasi media dengan atutoklaf selama kurang kebih 1,5 jam
2.1.3 Man Ragose Sharp Agar ( MRSA )
Media Cair
1. Siapkan isolate dan media yang akan dipakai
2. Membersihkan atau mensterilkan area meja kerja
3. Siapkan pipet mikro dan atur sesuai kebutuhan pengambilan isolate
4. Ambil isolate dengan pipet mikro
5. Masukkan isolat 10 min 1 ke dalam media cair
6. Vortex larutan tersebut
7. Lakukan Langkah 4 dan 5 hingga mendapatkan konsentrasi
8. Memasukkan ke dalamn plastik dan diikat
9. Menginkubasi larutan tersebut selama 48 jam
10. Menghitung jumlah koloni mikroba
Media Padat
1. Mensterilkan area meja kerja
2. Menyiapkan alat, isolate, media yang akan dipakai
3. Memvortex isolate agar homogen
4. Menghidupkan Bunsen
5. Memanaskan jarum ose pada api Bunsen
6. Membuka cawan petri yang berisi media
19
7. Menusukkan jarum ose pada bagian ujung media agar
8. Mengambil isolate dengan jarum ose
9. Menggoreskan jarum ose dalam cawan petri yang berisi media yang telah dibagi
menjadi 4 bagian
10. Bakar jarum ose setelah penggoresan pada media
11. Memasukkab lagi jarum ose pada isolate
12. Menggoreskan kembali pada bagian media
13. Lakukan secara berulang hingga seluruh baguian media telah tergoresi oleh
isolate
2.1.4 Man Ragosa Sharpe Broth ( MRSB ) 
1. Timbang MRSB sebanyak 5,2 gram kemudian letakkan alumunium foil
2. Kemudian ukur aquades sebanyak 100 ml di dalam gelas ukur
3. Kemudian masukkan MRSB ke dalam tabung erlenmeyer setelah itu campurkan
aquades
4. Setelah itu aduk MRSB dan aquades hingga merata dan larut menggunakan
spatula
5. Kemudian setelah tercampur panaskan menggunakan pemanas setelah panas
angkat menggunakan alumunium foil
6. Kemudian bagi MRSB ke dalam 4 tabung reaksi sebanyak 5 ml
7. Kemudian 4 tabung tersebut diikat menjadi satu kemudian disterilisasi selama 1,5
jam
2.1.5 Eosin Methylene Blue Agar ( EMBA )
1. Ambil EMBA 8,99 gram lalu letakkan di alumunium foil dan 250 ml aquades dan
ditimbang dengan menggunakan neraca analitik
2. Masukkan EMBA ke dalam labu erlenmeyer lalu tambahkan aquades
3. Homogenkan di hot plate
4. Masukkan ke dalam autoklaf
5. Tunggu media selama 1,5 jam untuk di sterilisasi
6. Tuang media ke cawan petri sebanyak 15 – 20 ml
2.1.6 Lactose Broth ( LB )
1. Timbang sebanyak 2,5 gram LB masukkan ke dalam erlenmeyer
2. Tambahkan aquades 100 ml
3. Homogenkan di atas hot plate dengan batang pengaduk sampai larut
4. Tutup dengan alumunium foil lalu sterilisasi dengan autoklaf
20
2.1.7 NaCL ( Pengencer )
1. Timbang padatan Nacl 4,125 gram masukkan ke dalam erlenmeyer
2. Tambahkan aquades 250 ml
3. Homogenkan di atas hot plate dengan batang pengaduk lalu sterilisasi dengan
autoklaf

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
NAMA KETERANGAN
NO GAMBAR
MEDIA
Media agar yang
berwarna kuning
kecoklatan transparan

1 MRSA

21
Media agar yang
berwarna ungu
kehijauan sedikit
transparan
2 EMBA

Larutan Nacl berwarna


bening transparan

3 NaCl

Media padat/media
agar berwarna
transaparan sedikit

4 PDA keruh

Media cair/ media


broth berwarna kuning
transparan

5 PDB

22
Media cair/ media
broth berwarna kuning
kecoklatan

6 MRSB

Media cair/ media


broth berwarna kuning
transparan

7 LB

3.2 Pembahasan
A. Media PDA (Potato Dextrose Agar).
PDA (potato dextrose agar) merupakan media semisintetik karena
penyusunnya terdiri dari bahan alami kentang dan bahan sintetik dextrose dan
agar. Kentang mengandung karbohidrat, vitamin, dan micronutrient yang
berperan sebagai sumber nutrisi. Dextrose yaitu berperan sebagai karbohidrat
sederhana menjadi sumber energi yang dapat digunakan secara langsung.
Komponen agar pada media digunakan sebagai bahan pemadat. Ketiga
komponen penyusun media tersebut digunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan serta keberlangsungan hidup mikroorganisme. PDA dapat
digunakan sebagai nutrisi untuk pertumbuhan jamur dan kapang.
Kebutuhan nutrisi dan kondisi lingkungan yang dibutuhkan bakteri harus
dipenuhi melalui media PDA untuk menangkap dan menumbuhkan

23
mikroorganisme. Media PDA yang digunakan harus terbebas dari kontaminasi
oleh mikroorganisme seperti bakteri. Jika media PDA yang digunakan
terkontaminasi oleh mikroorganisme, maka akan mengganggu dan menghambat
pertumbuhan mikroorganisme yang diinginkan serta tumbuh mikroorganisme
yang tidak diinginkan karena kontaminasi tersebut.

B. Media LB (Lactose Broth)


Media LB (Lactose Broth) merupakan medium yang direkomendasikan
untuk digunakan dalam prosedur kualitatif dalam mendeteksi Coliform pada air,
makanan, dan produk susu. Komposisi media Lactose Broth yaitu bubuk
LabLemco, pepton, dan laktosa dengan pH akhir 6,9 ± 0,2 pada suhu 25ºC
(Oxoid, 2015).
Lactose Broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran
koliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-
enrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa
oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien
esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber
karbohidrat yang dapat di fermentasi untuk organisme koliform. Pertumbuhan
dengan pembentukan gas adalah presumptive test untuk koliform. Lactose Broth
dibuat dengan komposisi 0,3%, ekstrak beef 0,5%, pepton dan 0,5% laktosa.

C. MRS A (De Man Regase Sharp Agar)


Medium MRSA adalah medium selektif yang digunakan untuk
mengisolasi dan menyeksikan pertumbuhan pertumbuhan asam laktat (BAL),
medium ini diberi nama sesuai dengan nama penemunya yaitu deMan Rogosa
Sharpe atau disingkatan menjadi MRS. Medium MRS saat awal pembuatan
bersifat selektif terhadap kelompok bakteri adam laktat. Namun dengan adanya
beberapa modifikasi dalam medium seperti penurunan pH medium hingga 5,7 dan
penmabhan asam sorbat 0,14%, medium ini digunakan untuk menyeleksi
pertumbuhan asam laktat.
Tingkat selektifitas medium MRS Agar juga dapat dipersempit untuk
mengisolasi spesies tertentu. Dengan mengatur pH Medium dengan kisaran pH 5-

24
6.5, medium ini dapat digunakan untuk menyeleksi spesies bakteri asam laktat
dari genus Lactobacillus, Pediococcus dan Leuconostoc. Selain digunakan
sebagai media enumerasi atau perhitungan jumlah bakteri.
Produk MRS Agar banyak tersedia dalam bentuk kemasan serbuk. Sifat
fisik medium MRS Agar adalah padat dan ada juga yang cair (broth) yang tidak
mengandung pemandat dan disebut MRS broth.

D. EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)


Media EMB agar (Eosin Methylene Blue Agar) adalah media selektif dan
media diferensial, media ini selektif untuk menumbuhkan bakteri gram negatif
dan pada umumnya digunakan untuk isolasi dan diferensial bakteri non fecal
coliform dan fecal coliform. Media ini dikembangkan oleh Holt-Harris dan
Teague pada tahun 1916, mereka menggunakan EMB agar untuk membedakan
antara koloni bakteri yang dapat memfermentasi laktosa dengan yang tidak dapat
memfermentasi laktosa. Di media EMB juga ditambahkan sukrosa untuk
membedakan antara koloni bakteri coliform yang mampu memfermentasi sukrosa
lebih cepat dari laktosa dengan koloni bakteri yang tidak mampu memfermentasi
sukrosa. Media ini dibuat dan dirumuskan dengan tujuan untuk mendeteksi dan
membedakan mikroorganisme dari kelompok bakteri coliform.
Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan inti
berwarna gelap dengan kilap logam, sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh
koloni nye tidak berwarna. Pada media EMBA digunakan untuk mengkonfirmasi
adanya kontaminan pada bakteri e.coli. Media ini berbentuk padat berguna untuk
menjaga sel tidak berpindah tempat sehingga akan mudah dihitung dan dipisahkan
jenisnya ketika tumbuh menjadi koloni. Media padat juga menampakkan difusi
hasil metabolit bekteri sehingga memudahkan dalam pengujia suatu hasil
metabolit.

E. NaCl
Penggunaan NaCl pada pembuatan media pertumbuhan mikroorganisme
yaitu sebagai sumber mineral mikroba, mengurangi kelarutan oksigen sehingga
mikroba aerob dapat dicegah pertumbuhannya,sebagai mikroba larutan yang steril
25
dimana tidak ditumbuhi atau tidak adanya mikroba sehingga cocok digunakan
sebagai media serta semakin tinggi konsentrasi NaCl yang ditambahkan, maka
semakin kecil jumlah mikroba yang dapat tumbuh . namun jumlah bakteri yang
tumbuh semakin besar karena dikalikan dengan faktor pengencerannya.

F. PDB (Potato Dextrose Broth)


Deskripsi. air kaldu dekstrosa kentang (bahasa Inggris: potato dextrose broth,
PDB) merupakan medium umum pertumbuhan yang digunakan dalam mikrobiologi,
yang terbuat dari kentang (Potato infusion) dan dekstrosa. Agar dekstrosa kentang
adalah medium yang paling banyak digunakan untuk menumbuhkan fungi dan
bakteri.
Medium Nutrient Broth merupakan medium yang memiliki kegunaan sebagai
medium untuk menumbuhkan bakteri sama seperti medium NA (Anonim, 2014b).
Pada penyimpanan dalam deep freezer, kultur murni bakteri dibiakkan pada
medium agar yang sesuai.

26
BAB IV
KESIMPULAN
Media merupakan suatu bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba
baik di atas maupun di dalamnya, sehingga dapat dipelajari aktivitas mikroba,
pengaruh suatu bahan terhadap pertumbuhan mikroba dan memperoleh zat tertentu
yang dihasilkan oleh mikroba tertentu Keragaman yang luas dalam hal tipe nutrisi
diantara bakteri, diimbangi oleh tersedianya berbagai macam media yang banyak
macamnya untuk kultuivasinya. Macam media tersebut dapat dibagi berdasarkan
bentuknya dan susunannya.
Untuk menumbuhkan mikroba yang baik, kita harus membuat media yang sesuai
dengan lingkungan pertumbuhan mikroba tersebut serta mengandung semua
kebutuhan yang diperlukan mikroba untuk tumbuh. Jenis Media yang
sering digunakan, yaitu PDA, PDB, LB, MRSA, MRSB, EMBA, serta NaCl sebagai
pengencer. Pada pembuatan media perlu melakukan proses sterilisasi yang penting
dilakukan dalam proses kerja.
Sterilisasi dilakukan untuk memusnahkan atau mengeliminasi mikroorganisme
yang mempunyai sifat resisten. Terdapat tiga cara umum yang dipakai untuk
sterilisasi yaitu penggunaan panas, pengunaan bahan kimia, serta penyaringan
(filtrasi). Sterilisasi ini diperlukan agar media yang nantinya akan diberi isolat tidak
terkontaminasi mikroorganisme lainnya.

27
BAB IV
LAMPIRAN
Pembuatan media :

28
DAFTAR PUSTAKA

Cappuccino, J. G & Natalie, S. (2013). Manual Laboratorium biologi; alih bahasa, Nur
Miftahurrahmah. Jakarta: EGC.
Koswara, S. (2010). Teknologi Pengolahan UmbiUmbian Bagian 7: Pengolahan Umbi Garut.
Tropical Plant Curriculum (TPC) Project. Bogor: IPB
Maulana, R. R., Budiasih, R., & Immaningsih, N. (2012). Karakterisasi Fisik Dan Kimia
Rimpang Dan Pati Garut (Marantha Arundinacea L.) Pada Berbagai Umur Panen. Proceeding
Seminar Nasional Kedaulatan Pangan Dan Energi. Eds: Subari, Slamet et al. Faku

29
30

Anda mungkin juga menyukai