OLEH :
CELINE CHRISTIE WINATA
2210511002
1
DAFTAR ISI
Contents
A. Dasar Teori.............................................................................................................................3
B. Tujuan Praktikum...................................................................................................................3
B. Cara Kerja...............................................................................................................................5
B. Pembahasan............................................................................................................................6
B. Lampiran.................................................................................................................................9
Tabung Reaksi , Cawan Petri, Labu Erlenmeyer.............................................................................9
Neraca Analitik, Autoklaf Elektrik, Centrifuce...............................................................................9
........................................................................................................................................................9
Jarum Inokulum, Mikroskop, Batang L Rod...................................................................................9
Nutrient Broth, Peptone Water, Potato Dextrose............................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................10
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Teori
Laboratorium merupakan sebuah tempat yaang digunakan untuk
melakukan suatu percobaan dan penelitiaan yang disebut praktikum. Dalam
melakukan praktikum di laboratorium sangat dibutuhkan untuk mempelajari
ilmu-ilmu kimia secara nyata dan diperlukan untuk perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dalam melakukan suatu percobaan, kita tentunya
harus mengetahui alat-alat yang digunakan dalam praktikum dan alat-alat yang
digunakan tersebut harus sesuai dengan tujuan percobaan agar tercipta
laboratorium yang aman bagi para pekerja atau pemakainya yaitu para
praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan fatal maupun sakit atau
gangguan kesehatan lainnya.Hanya didalam laboratorium yang aman, bebas
dari rasa khawatir akan kecelakaan, dan keracunan seseorang dapat bekerja
dengan aman, produktif, dan efesien. Di dalam laboratorium terdapat banyak
sekali alat-alat yang dapat digunakan oleh seorang praktikan. Alat-alat laboratorium
bisa menajdi berbahaya jika terjadi kesalahan dalam prosedur pemakaiannya, maka
diperlukannya pengenalan alat-alat laboratorium yang bertujuan untuk mengetahui
fungsi atau kegunaan alat-alat laboratorium, oleh karena itu fungsi dari pada tiap-
tiap alat harus dijelaskan dengan tujuan dapat dipahami secara jelas kegunaan
alat-alat yang akan dipakai. Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang
menunjukkan kegunaan alat tersebut, prinsip kerja atau proses yang berlangsung
ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan
namanya.
B. Tujuan Praktikum
3
Pengenalan alat-alat
laboratorium bertujuan
untuk membuat
praktikan mengetahui fungsi
atau kegunaan alat-alat
laboratorium.Oleh
karena itu, fungsi dari pada
tiap-tiap alat akan dijelaskan
dengan tujuan
agar praktikan dapat
memahami secara jelas
kegunaan alat-alat
laboratorium yang akan
dipakai. Pada dasarnya
setiap alat memiliki
4
nama yang menunjukkan
kegunaan alat
tersebut,prinsip kerja atau
proses yang berlangsung
ketika alat digunakan.
Beberapa kegunaan alat
dapat dikenali berdasarkan
namanya.
5
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Alat
• Cawan petri
• Mikropipet dan Tip
• Tabung Reaksi
• Labu Erlenmeyer
• Mortar dan Pestle
• Tabung Durham
• Jarum Inokulum
• Batang L Rod
• Tabung Falcon
• Botol You C 1000
• Autoklaf
• Minimix
• Laminar Air Flow
• Vortex Mixer
• Inkubator
• Colony Conter
• Neraca Analitik
• Waterbath Shaker
• Magnetic Stirer
• Shaker Rotater
• Centrifuce ( suhu dingin )
• Freezer
• Mikroskop
• Kompor
• Media Sintesi ( Nutrient Broth, Peptone Water, Potato
Dextrose )
6
B. Cara Kerja
7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
No Alat – alat Elektrik Alat – alat Gelas & Alat – alat non Media Sintesis
Keramik gelas
1. Autoklaf Elektrik Cawan Petri Jarum Inokulum Nutrient Broth
2. Incubator Tabung Reaksi Batang L Rod Peptone Water
3. Colony Counter Labu Erlenmeyer Mikroskop Potato
Dextrose
4. Mikropipet Mortar dan Pestle
5. Laminar Air Flow Tabung Durham
6. Minimix Tabung Falcon
7. Waterbath Shaker Botol You C 1000
8. Magnetic Stirer
9. Shaker Rotater
10. Centrifuce
11. Neraca Analitik
12. Freezer
13. Kompor
B. Pembahasan
9
BAB IV
KESIMPULAN DAN LAMPIRAN
A. Kesimpulan
10
B. Lampiran
Tabung Reaksi , Cawan Petri, Labu Erlenmeyer
Neraca Analitik, Autoklaf Elektrik, Centrifuce
11
DAFTAR PUSTAKA
C. Achmad,H. 1993.
Penuntun Dasar-Dasar
Praktikum Kimia.
Bandung: ITB.
D. Budimarwanti. 2011.
Pengelolaan Alat dan
Bahan Kimia. Yogyakarta:
Universitas
E. Negeri
Yogyakarta.
F. Khasani. 1990. Prosedur
Alat – Alat Kimia.
Yogyakarta: Liberty.
G. Mored. 2000. Biokimia.
Jakarta: Erlangga.
12
H. Achmad,H. 1993.
Penuntun Dasar-Dasar
Praktikum Kimia.
Bandung: ITB.
I. Budimarwanti. 2011.
Pengelolaan Alat dan
Bahan Kimia. Yogyakarta:
Universitas
J. Negeri
Yogyakarta.
K. Khasani. 1990. Prosedur
Alat – Alat Kimia.
Yogyakarta: Liberty.
L. Mored. 2000. Biokimia.
Jakarta: Erlangga.
13
M. Achmad,H. 1993.
Penuntun Dasar-Dasar
Praktikum Kimia.
Bandung: ITB.
N. Budimarwanti. 2011.
Pengelolaan Alat dan
Bahan Kimia. Yogyakarta:
Universitas
O. Negeri
Yogyakarta.
P. Khasani. 1990. Prosedur
Alat – Alat Kimia.
Yogyakarta: Liberty.
Q. Mored. 2000. Biokimia.
Jakarta: Erlangga.
Achmad. (1993). Penuntun Dasar - Dasar Praktikum Kimia . Bandung: Institut Teknologi
Bandung.
Budimarwanti. (2011). Pengelolaan Alat dan Bahan Kimia . Yogyakarta: Universitas Negeri
14
Yogyakarta.
H, A. (2011). Pengelolaan Alat dan Bahan Kimia. Bandung: ITB.
Khasami. (2000). Prosedur Alat - Alat Kimia. Jakarta: Erlangga.
OLEH :
CELINE CHRISTIE WINATA
2210511002
16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Landasan Teori
Dalam mempelajari sifat mikroorganisme, semisal jamur, maka diperlukan
suatu media pertumbuhan yang dapat mencukupi nutrisi, sumber energi dan
kondisi lingkungan tertentu. Suatu media untuk dapat menumbuhkan
mikroorganisme dengan baik diperlukan persyaratan antara lain: media harus
mempunyai pH yang sesuai, media tidak mengandung zat-zat penghambat, media
harus steril, dan media harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan
mikroorganisme (Jutono, 1980). Nutrisi- nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme
untuk pertumbuhan meliputi karbon, nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan
fosfor, unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe, vitamin, air, dan
energi.
Mikroorganisme terbagi atas beberapa hal yaitu bakteri, virus, candida, dan
protozoa. Untuk mengetahui jenis dan penanganan suatu mikroorganisme tersebut
maka terlebih dahulu kita harus mengetahui bagaimana pengambilan sampel
apusan guna mendukung pemeriksaan dan penindak sebuah pada saat akan
melakukan tindakan. Dalam bidang mikrobiologi, yang dipelajari mengenai
mikroba yang meliputi bakteri, fungsi atau mikroorganismelainnya, baik dalam
morgologi dan penampakan koloninya. Karena itu, untuk melihat dengan jelas
penampakan mikroba tersebut, terelebih dahulu dilakukan pembuatan media
pembiakan untuk organisme.
Menumbuhkan mikroorganisme yang sudah dibiakkan (murni) media yang
digunakan. Media adalah campuran dari beberapa zat-zat makanan untuk
pertubuhan mikroba dan bekerja sebagai nutrisi bagi mikroba tersebut. Media
dibedakan berdasarkan fase (sifat fisik) yaitu media padat, media setengah padat,
media cair dan berdasarkan komposisinya , yaitu media sintesis ,media semi
sintesis dan media non sintesis. Dari media tersebut , maka kita dapat mengetahui
sifat dan bentuk (koloni) dari mikroba.
17
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Alat dan Bahan
18
3. Homogenkan di atas hot plate dengan batang pengaduk sampai larut
4. Tutup dengan alumunium foil lalu sterilisasi dengan autoklaf
2.1.2 Potato Dextrose Broth ( PDB )
1. Menimbang bubuk PDB sebanyak 6 gram dengan neraca analitik
2. Masukkan bubuk PDB ke dalam labu erlenmeyer
3. Takar aquades sebanyak 250 ml menggunakan gelas ukur
4. Masukkan aquades ke dalam labu erlenmeyer yang berisi bubuk PDB
5. Campur larutan dengan mengaduk menggunakan spatula hingga bubuk PDB larut
6. Panaskan larutan dengan hot plate agar larutan bersifat homogen
7. Tunggu larutan hingga hangat dengan menutup labu erlenmeyer dengan
alumunium foil
8. Masukkan larutan ke dalam 4 tabung reaksi sebanyak 9 ml masing – masing
tabung
9. Tutup tabung reaksi yang berisi media dengan kertas
10. Sterilisasi media dengan atutoklaf selama kurang kebih 1,5 jam
2.1.3 Man Ragose Sharp Agar ( MRSA )
Media Cair
1. Siapkan isolate dan media yang akan dipakai
2. Membersihkan atau mensterilkan area meja kerja
3. Siapkan pipet mikro dan atur sesuai kebutuhan pengambilan isolate
4. Ambil isolate dengan pipet mikro
5. Masukkan isolat 10 min 1 ke dalam media cair
6. Vortex larutan tersebut
7. Lakukan Langkah 4 dan 5 hingga mendapatkan konsentrasi
8. Memasukkan ke dalamn plastik dan diikat
9. Menginkubasi larutan tersebut selama 48 jam
10. Menghitung jumlah koloni mikroba
Media Padat
1. Mensterilkan area meja kerja
2. Menyiapkan alat, isolate, media yang akan dipakai
3. Memvortex isolate agar homogen
4. Menghidupkan Bunsen
5. Memanaskan jarum ose pada api Bunsen
6. Membuka cawan petri yang berisi media
19
7. Menusukkan jarum ose pada bagian ujung media agar
8. Mengambil isolate dengan jarum ose
9. Menggoreskan jarum ose dalam cawan petri yang berisi media yang telah dibagi
menjadi 4 bagian
10. Bakar jarum ose setelah penggoresan pada media
11. Memasukkab lagi jarum ose pada isolate
12. Menggoreskan kembali pada bagian media
13. Lakukan secara berulang hingga seluruh baguian media telah tergoresi oleh
isolate
2.1.4 Man Ragosa Sharpe Broth ( MRSB )
1. Timbang MRSB sebanyak 5,2 gram kemudian letakkan alumunium foil
2. Kemudian ukur aquades sebanyak 100 ml di dalam gelas ukur
3. Kemudian masukkan MRSB ke dalam tabung erlenmeyer setelah itu campurkan
aquades
4. Setelah itu aduk MRSB dan aquades hingga merata dan larut menggunakan
spatula
5. Kemudian setelah tercampur panaskan menggunakan pemanas setelah panas
angkat menggunakan alumunium foil
6. Kemudian bagi MRSB ke dalam 4 tabung reaksi sebanyak 5 ml
7. Kemudian 4 tabung tersebut diikat menjadi satu kemudian disterilisasi selama 1,5
jam
2.1.5 Eosin Methylene Blue Agar ( EMBA )
1. Ambil EMBA 8,99 gram lalu letakkan di alumunium foil dan 250 ml aquades dan
ditimbang dengan menggunakan neraca analitik
2. Masukkan EMBA ke dalam labu erlenmeyer lalu tambahkan aquades
3. Homogenkan di hot plate
4. Masukkan ke dalam autoklaf
5. Tunggu media selama 1,5 jam untuk di sterilisasi
6. Tuang media ke cawan petri sebanyak 15 – 20 ml
2.1.6 Lactose Broth ( LB )
1. Timbang sebanyak 2,5 gram LB masukkan ke dalam erlenmeyer
2. Tambahkan aquades 100 ml
3. Homogenkan di atas hot plate dengan batang pengaduk sampai larut
4. Tutup dengan alumunium foil lalu sterilisasi dengan autoklaf
20
2.1.7 NaCL ( Pengencer )
1. Timbang padatan Nacl 4,125 gram masukkan ke dalam erlenmeyer
2. Tambahkan aquades 250 ml
3. Homogenkan di atas hot plate dengan batang pengaduk lalu sterilisasi dengan
autoklaf
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
NAMA KETERANGAN
NO GAMBAR
MEDIA
Media agar yang
berwarna kuning
kecoklatan transparan
1 MRSA
21
Media agar yang
berwarna ungu
kehijauan sedikit
transparan
2 EMBA
3 NaCl
Media padat/media
agar berwarna
transaparan sedikit
4 PDA keruh
5 PDB
22
Media cair/ media
broth berwarna kuning
kecoklatan
6 MRSB
7 LB
3.2 Pembahasan
A. Media PDA (Potato Dextrose Agar).
PDA (potato dextrose agar) merupakan media semisintetik karena
penyusunnya terdiri dari bahan alami kentang dan bahan sintetik dextrose dan
agar. Kentang mengandung karbohidrat, vitamin, dan micronutrient yang
berperan sebagai sumber nutrisi. Dextrose yaitu berperan sebagai karbohidrat
sederhana menjadi sumber energi yang dapat digunakan secara langsung.
Komponen agar pada media digunakan sebagai bahan pemadat. Ketiga
komponen penyusun media tersebut digunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan serta keberlangsungan hidup mikroorganisme. PDA dapat
digunakan sebagai nutrisi untuk pertumbuhan jamur dan kapang.
Kebutuhan nutrisi dan kondisi lingkungan yang dibutuhkan bakteri harus
dipenuhi melalui media PDA untuk menangkap dan menumbuhkan
23
mikroorganisme. Media PDA yang digunakan harus terbebas dari kontaminasi
oleh mikroorganisme seperti bakteri. Jika media PDA yang digunakan
terkontaminasi oleh mikroorganisme, maka akan mengganggu dan menghambat
pertumbuhan mikroorganisme yang diinginkan serta tumbuh mikroorganisme
yang tidak diinginkan karena kontaminasi tersebut.
24
6.5, medium ini dapat digunakan untuk menyeleksi spesies bakteri asam laktat
dari genus Lactobacillus, Pediococcus dan Leuconostoc. Selain digunakan
sebagai media enumerasi atau perhitungan jumlah bakteri.
Produk MRS Agar banyak tersedia dalam bentuk kemasan serbuk. Sifat
fisik medium MRS Agar adalah padat dan ada juga yang cair (broth) yang tidak
mengandung pemandat dan disebut MRS broth.
E. NaCl
Penggunaan NaCl pada pembuatan media pertumbuhan mikroorganisme
yaitu sebagai sumber mineral mikroba, mengurangi kelarutan oksigen sehingga
mikroba aerob dapat dicegah pertumbuhannya,sebagai mikroba larutan yang steril
25
dimana tidak ditumbuhi atau tidak adanya mikroba sehingga cocok digunakan
sebagai media serta semakin tinggi konsentrasi NaCl yang ditambahkan, maka
semakin kecil jumlah mikroba yang dapat tumbuh . namun jumlah bakteri yang
tumbuh semakin besar karena dikalikan dengan faktor pengencerannya.
26
BAB IV
KESIMPULAN
Media merupakan suatu bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba
baik di atas maupun di dalamnya, sehingga dapat dipelajari aktivitas mikroba,
pengaruh suatu bahan terhadap pertumbuhan mikroba dan memperoleh zat tertentu
yang dihasilkan oleh mikroba tertentu Keragaman yang luas dalam hal tipe nutrisi
diantara bakteri, diimbangi oleh tersedianya berbagai macam media yang banyak
macamnya untuk kultuivasinya. Macam media tersebut dapat dibagi berdasarkan
bentuknya dan susunannya.
Untuk menumbuhkan mikroba yang baik, kita harus membuat media yang sesuai
dengan lingkungan pertumbuhan mikroba tersebut serta mengandung semua
kebutuhan yang diperlukan mikroba untuk tumbuh. Jenis Media yang
sering digunakan, yaitu PDA, PDB, LB, MRSA, MRSB, EMBA, serta NaCl sebagai
pengencer. Pada pembuatan media perlu melakukan proses sterilisasi yang penting
dilakukan dalam proses kerja.
Sterilisasi dilakukan untuk memusnahkan atau mengeliminasi mikroorganisme
yang mempunyai sifat resisten. Terdapat tiga cara umum yang dipakai untuk
sterilisasi yaitu penggunaan panas, pengunaan bahan kimia, serta penyaringan
(filtrasi). Sterilisasi ini diperlukan agar media yang nantinya akan diberi isolat tidak
terkontaminasi mikroorganisme lainnya.
27
BAB IV
LAMPIRAN
Pembuatan media :
28
DAFTAR PUSTAKA
Cappuccino, J. G & Natalie, S. (2013). Manual Laboratorium biologi; alih bahasa, Nur
Miftahurrahmah. Jakarta: EGC.
Koswara, S. (2010). Teknologi Pengolahan UmbiUmbian Bagian 7: Pengolahan Umbi Garut.
Tropical Plant Curriculum (TPC) Project. Bogor: IPB
Maulana, R. R., Budiasih, R., & Immaningsih, N. (2012). Karakterisasi Fisik Dan Kimia
Rimpang Dan Pati Garut (Marantha Arundinacea L.) Pada Berbagai Umur Panen. Proceeding
Seminar Nasional Kedaulatan Pangan Dan Energi. Eds: Subari, Slamet et al. Faku
29
30