Anda di halaman 1dari 24

MODUL PRAKTIKUM

KIMIA

PROGRAM STUDI : BUDIDAYA PERKEBUNAN

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN


AGROBISNIS PERKEBUNAN
MEDAN
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan berkahNya sehingga modul Praktikum Kimia untuk Program Studi Budidaya Perkebunan
ini dapat diselesaikan. Modul Praktikum Kimia ini menjadi acuan bagi mahasiswa dalam
melaksanakan praktikum berdasarkan mata kuliah yang telah ditempuh.
Penyusunan modul praktikum disesuaikan dengan silabus perkuliahan Kimia.
Penyusun menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna sehingga segala bentuk
masukan yang kontruktif sangat diharapkan dalam pengembangan dan perbaikan modul
praktikum kimia ini di masa yang akan datang.

Medan, Oktober 2021

Tim Penyusun

ii
TATA TERTIB PESERTA PRAKTIKUM

1. Praktikan diwajibkan hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai. Keterlambatan lebih


dari 5 menit mengakibatkan tidak boleh mengikuti praktikum pada jadwal tersebut.
2. Praktikan tidak boleh keluar dari laboratorium tanpa seizin Asisten Praktikum yang
bertugas.
3. Praktikan diwajibkan mempersiapkan diri sebelum mengikuti praktikum dengan
membaca, memahami materi, menunjukkan tugas yang telah di asistensikan kepada Asisten
Praktikum.
4. Bagi kelompok praktikum yang belum membuat tugas ataupun tugas belum
diasistensikan kepada Asisten Praktikum pada saat praktikum berlangsung maka kelompok
tersebut tidak diijinkan untuk mengikuti praktikum pada jadwal yang ditentukan.
5. Pada saat pelaksanaan praktikum diharapkan untuk :
- Praktikum di laboratorium memakai jas laboratorium dan sepatu tertutup
- Praktikum di lapangan harus memakai sepatu tertutup, celana Panjang dan topi
(disarankan).
- Tidak merokok, makan, minum dan mengerjakan tugas lain.
- Mengikuti kegiatan praktikum dengan baik, tertib dan menjaga kebersihan
laboratorium melaksanakan praktikum
6. Mengisi daftar hadir setiap kali praktikum
7. Praktikan dianggap gugur apabila :
- Tidak mengikuti salah satu kegiatan praktikum yang telah dijadwalkan.
- Tidak melakukan asistensi tiap modul.
- Tidak mengikuti responsi
- Tidak mengumpulkan laporan sampai batas waktu yang sudah ditentukan.

iii
KETENTUAN PENILAIAN PRAKTIKUM

Dasar evaluasi dan penilaian pada Praktikum Kimia adalah sebagai berikut:
1. Kehadiran 10%
2. Responsi 40%
3. Laporan praktikum 30%
4. Video 20%

Video dikirim ke e-mail labbdp@gmail.com

iv
FORMAT PENULISAN LAPORAN

I. COVER
II. PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang
2.2 Tujuan
III. TINJAUAN PUSTAKA
IV. BAHAN DAN METODE
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
VI. KESIMPUAN
DAFTAR PUSTKA

CATATAN : LAPORAN DITULIS TANGAN (KERTAS A4)

COVER
LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH

NAMA :
NIM :
KELAS :
KELOMPOK :

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN


AGROBISNIS PERKEBUNAN
MEDAN
2021

v
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR…... .…………………………………………………ii


TATA TERTIB PESERTA PRAKTIKUM…………………………………iii
KETENTUAN PENILAIAN PRAKTIKUM………………………………..iv
FORMAT PENULISAN……………………………………………………..v
I. PENGENALAN ALAT – ALAT LABORATORIUM…………………..1
II. REAKSI YANG MENGHASILKAN GAS………………………………7
III. REAKSI PEMBENTUKAN ENDAPAN………………………………..9
IV. PROTEIN……………………………………………………………….10
V. TEKNIK MENGERINGKAN BAHAN…………………………………13
VI. PEMBUATAN dan PEMBAKUAN LARUTAN………………………15

vi
I. PENGENALAN ALAT – ALAT LABORATORIUM

Dalam melakukan percobaan/ praktikum di laboratorium kimia, maka sebaiknya kita tahu dan
mengenal
: alat – alat laboratorium, bahan – bahan kimia dan beberapa percobaan di laboratorium.

Alat – Alat Dan Bahan Laboratorium


Alat – alat yang banyak digunakan di laboratorim biasanya terbuat dari jenis kaca dan kayu.
kemudian, Bahan – bahan yang banyak digunakan di laboratorium biasanya berbentuk larutan
dan padatan berupa serbuk yang tahan terhadap api, panas, dan korosif.

No. Gambar Alat Nama Alat Fungsi Alat

1. Tabung Reaksi Sebagai wadah untuk


mereaksikan dua atau lebih
bahan kimia

2. Penjepit Tabung 1. Menjepit tabung reaksi pada


Reaksi saat pemanasan
2. Membantu mengambil
kertas saring atau benda lain
pada kondisi panas

1
3. Batang Pengaduk Untuk membantu
menghomogenkan larutan
/bahan kimia

4. Rak Tabung Sebagai tempat untuk


Reaksi meletakkan tabung reaksi
yang berjumlah banyak

5. Lampu Spirtus 1. Untuk membakar zat atau


memanaskan larutan
2. Untuk fiksasi bakteri

6. Corong Kaca Sebagai alat bantu untuk


memindahkan larutan ke
wadah lainnya

2
7. Botol Timbangan Menentukan kadar air suatu
zat tertentu

8. Pipet Tetes Untuk membantu


mengerluarkan cairan dari
wadah yang satu ke wadah
yang lain dalam jumlah
yang sedikit
(biasanya dalam jumlah
tetesan)

9. Buret Untuk meneteskan beberapa


larutan kimia pada proses
titrasi

10. Gelas Erlenmeyer Untuk menampung larutan


hasil titrasi

3
11. Labu Tkar Untuk menyiapkan larutan
dalam kimia analitik yang
konsentrasi dan jumlahnya
diketahui dengan pasti

12. Gelas Kimia 1. Sebagai wadah untuk


menyimpan dan membuat
larutan
2. Untuk mengatur volume
larutan yang memerlukan
tingkat ketelitian yang
tinggi

13. Gelas Ukur Ukur mengukur volume


benda padat dan cair

4
14. Cawan Porselin 1. Untuk mereaksikan zat
dalam suhu tinggi
2. Mengabukan kertas saring
3. Menguraikan endapan
dalam gravimetric
sehingga bentuknya stabi

15. Sattif Dan Klem 1. Statif : sebagai tempat


untuk meletakan klem
2. Klem : untuk menjepit
buret

16. Neraca Digital Untuk menimbang massa


hingga ukuran miligram
(mg)

5
17. Desicator Untuk menyimpan bahan
sebelum dilakukannya
penimbangan

18. Oven 1. Untuk memanaskan bahan


kimia
2. Untuk mengeringkan
bahan kimia

19. Kaca Arloji 1. Penutup gelas kimia ketika


proses pemanasan sampel
(penguapan)
2. Sebagai tempat untuk
mengeringkan padatan
pada desicator

6
II. REAKSI YANG MENGHASILKAN GAS

1. Dasar Teori :
Logam – logam tetentu apabila bereaksi dengan asam dapat menghasilkan gas
hidrogen, sedangkan garam – garam karbonat bereaksi dengan asam akan
menghasilkan gas karbondioksida. Logam alkali dan alkali tanah dengan air dapat
menghasilkan gas hidrogen.

2. Alat dan Bahan

Alat – Alat Yang Dipakai :


1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Gelas ukur
4. Pipet tetes

Bahan - Bahan Yang Digunakan :


1. Pita Magnesium (Mg) / pita aluminium (AL)
2. Larutan asam klorida (HCL) 2M
3. Larutan natrium karbonat (Na2CO3) 0,1 M
4. Paku besi atau serbuk besi
5. Batu pualam atau CaCO3
6. Kristal amonium sulfat (NH4)2 SO4
7. Kristal natrium hidroksida (NaOH)
8. Kristal barium asetat [Ba (CH3CO0)2]
9. Larutan asam sulfat (H2SO4) Encer

7
3. Cara Kerja

1. Gas Hidrogen
1. Masukkan sepotong logam magnesium ke dalam sebuah tabung reaksi.
2. Tambahkan 5 ml asam klorida ke dalam tabung di atas.
3. Perhatikan perubahan yang terjadi.
4. Ulangi cara kerja di atas dengan menggunakan:
a) Batu pualam atau CaCO.
b) Natrium karbonat (Na2CO3).
c) Paku besi atau serbuk besi.

2. Gas Amoniak
Cara kerja :
1. Masukan seujung sendok kecil amonium sulfat (NH4)2SO4 kedalam tabung reaksi.
2. Tambahkan/teteskan sedikit air suling kedalam tabung reaksi di atas.
3. Tambahkan natrium hidroksida (NaOH) pekat.
4. Panaskan pada nyala api lampu spirtus.
5. Perhatikan adanya bau khas yang terjadi.

3. Gas Berbau Cuka


Cara kerja :
1. Masukan seujung sendok kecil Kristal barium.
2. Tambahkan/tetesi dengan larutan asam sulfat (H2SO4) encer.
3. Perhatikan timbulnya gas yang khas.

Tugas ;
1. Tulislah reaksi yang terjadi dari setiap pekerjaan diatas!
2. Tulislah fase dari setiap zat dalam reaksi tersebut!

8
III. REAKSI PEMBENTUKAN ENDAPAN

1. Dasar Teori:
Suatu reaksi kimia dapat berlangsung/terjadi bila pada pencampuran dua macam
larutan dihasilkan suatu zatyang sukar larut atau sukar larut.

2. Bahan dan alat

Alat – Alat Yang Dipakai :


1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Penjepit tabung reaksi
4. Pipet tetes
5. Pipet berukuran
6. Dan alat – alat gelas lainya

Bahan-Bahan Yang Di Gunakan :


1. Larutan barium klorida (BaCl2) 0,1 M
2. Larutan kalium kroat (K2CrO4) 0,1 M
3. Larutan natrium klorida (NaOH) 0,1 M
4. Larutan perak nitrat (AgNO3) 0,1 M
5. Larutan seng sulfat (ZnSO4) 0,1 M
6. Larutan kupri sulfat (CuSO4) 0,1 M
7. Larutan ferri klorida (FeCl3) 0,1 M
8. Larutan natrium hidroksida (NaOH) 0,1 M

3. Cara Kerja :
1. Masukan ke dalam tabung reaksi 10 tetes larutan Barium klorida.
2. Tambahkan 5 tetes larutan kalium kromat ke dalam tabung reaksi di atas, lihat
perubahanyang terjadi.
3. Ulangi pekerjaan di atas dengan menggunakan :

9
a. Larutan kalium kromat + larutan perak nitrat.

b. Larutan natrium klorida + larutan perak nitrat.

c. Larutan kupri sulfat + larutan natrium hidroksida.

d. Larutan seng sulfat + larutan natrium hidroksida.

e. Larutan ferri klorida + larutan natrium hidroksida.

4. Tugas :
1. Tuliskan semua reaksi dari semua pekerjaan saudara!
2. Zat – zat mana yang sukar larut dari hasil kerja saudara dan tulislah warna yang
terjadi daripekerjaan saudara sendiri?

10
IV. PROTEIN

Dasar teori :

Protein merupakan salah satu bahan makanan sangat penting, unsur-unsur


yang terdapat dalam molekul protein antara lain karbon, hidrogen, oksigen dan
sebagainya.

Dalam molekul protein terdapat kurang lebih 20 jenis asam-asam alfat


amina berkaitan dengan ikantan peptide dan membentuk molekul-molekul yang
sangat dikenal dari reaksi- reaksinya.

1. PERCOBAAN KELARUTAN DAN KOAGULASI PROTEIN


Dasar teori :
Protein dapat diperiksa kelarutannya dalam beberapa pelarut, misalnya : air,
larutan NaOH, larutan HCL dan sebagainya.

Protein juga dapat berkoagulasi bila diberi elekrolit misalnya asam cuka.

Alat-alat yang dipakai:


1. Tabung reaksi 6. Lampu spiritus

2. Rak tabung reaksi 7. Pipet tetes

3. Penjepit tabung reaksi 8. Penangas air/water bath

4. Gelas ukur 9. Dan alat-alat gelas lainnya

5. Pipet berukuran

Bahan yang digunakan


1. Larutan putih telur 4. Larutan HCL 0,1 M

2. Larutan NaOH P,1 M 5. Larutan CH3COOH 0,1 M

3. Larutan Na2CO3 0,1 M

Cara kerja 1 :
1. Sediakan 5 tabung reaksi, masukkan 3 ml larutan putih telur pada masing-

11
masing tabung reaksi.

2. Pada tabung reaksi pertama tambahkan 3 ml air. Perhatikan perubahan yang


terjadi.

3. Pada tabung reaksi kedua tambahkan 3 ml larutan NaOH, perhatikan


perubahan yang terjadi.
4. Pada tabung reaksi ketiga tambahkan 3 ml larutan Na2CO3, perhatikan
perubahan yang terjadi.
5. Pada tabung reaksi keempat tambahkan 3 ml larutan HCL, perhatikan
perubahan yang terjadi.

Cara kerja 2 :
1. Masukkan 5-7 ml larutan putih telur kedalam sebuah tabung reaksi.

2. Tambahkan 15 tetes larutan CH3COOH dan gojong/campurkan.

3. Panaskan tabung reaksi tersebut sampai larutan mulai mendidih.

4. Perhatikan keadaan larutan pada bagian bawah tabung reaksi dengan larutan yang
terdapat pada bagian atas tabung reaksi.

12
V. TEKNIK MENGERINGKAN BAHAN

Penetapan kadar air

Dasar teori :

Air dalam suatu bahan olahan ada dalam jumlah kecil. Hal ini dapat terjadi karena
proses alami suatu perubahan dan akibat perlakuan di pabrik pada waktu penimbunan.
Pengeringan adalah suatu unit operasi pemisahan kandungan air (moisture content) dari
suatu sampel dengan menggunakan panas.

Alat-alat yang digunakan :


1. Gilingan bahan/morter porselin 4. Desikator

2. Botol timbang 5. Neraca analitis

3. Oven dengan pengatur suhu 6. Alat-alat lainnya

Bahan-bahan yang digunakan :


1. Kernel sawit 2. Minyak sawit (CPO) 3. Biji kakao

Cara kerja :
1. Timbang botol timbang kosong yang kering dan bersih.
2. Contoh bahan digiling halus, sampai terbentuk partikel-partikel yang lebar
diameternya tidak lebih dari 5 mm, dan timbanglah bahan tersebut sebanyak
±20 (C) gram ke dalam botol timbang (A).
3. Masukkan botol timbang dan isinya ke dalam oven selama 3 jam pada suhu
1050C.
4. Ambil contoh bahan tersebut dari dalam oven dan diinginkan di dalam
desikator selama 30-40 menit.
5. Timbang dengan teliti (B)

13
Perhitungan :

𝐴−𝐵
Kadar air contoh bahan = x 100%
𝐶

Dimana :
A = Berat contoh dan botol timbang sebelum di oven (gram)
B = Berat contoh dan botol timbang sesudah di oven (gram)

C = Berat contoh (gram)

14
VI. PEMBUATAN dan PEMBAKUAN LARUTAN

Dalam pembuatan larutan baku asam yang digunakan asam klorida,


asam sulfat. Dengan cara adisi – alkalimetri dapat ditentukan larutan –
larutan yang belum diketahui konsentrasi/alkalimetri digunakan basa
sebagai larutan baku. Cara penentuannya dilakukan dengan cara titrasi.

Alat – alat yang digunakan :

1. Labu Takar 6. Buret


2. Labu Erlenmeyer 7. Statif dan Klem Buret
3. Gelas Kimia 8. Corong & Botol Timbang
4. Gelas Ukur 9. Neraca Analitis
5. Pipet volume/ ukur 10. Alat – Alat lainnya.

Bahan – bahan yang diperlukan :

1. Asam Klorida (HCL) pekat


2. Kristal natrium karbonat (Na2CO3)
3. Indikator Methyl Orange (MO) 0,1%

Cara Kerja :

1. Buatlah larutan asam klorida (HCL) 0,1 N sejumlah 250 ml. Bila tersedia
HCL pekat (BJ=1,19 dan persentase 37,23).
Berat 1 liter HCL pekat (37,23/100)(1,19)(1000)=443,037 gram.
Berat 250 ml HCL 0,1 N = (0,1)(250/1000)(336,47)= 0,91175 gram.
Untuk membuat 250ml HCL 0,1 N diperlukan HCL pekat = 0,91175 x 1.000
= 2,06 ml
443,037

Atau dapat dihitung dengan cara :

(V) (N) = mgrek (250)(0,1) = 25 mgrek= 25/100 grek


1 grek HCL = 1gmol = (25/1000)(1/1)(36,47) gram
15
25
(100)(1)(36,37)0,91175
= = 2,06 ml
37,23
(1,19) ( 100 ) 0,443037

1. Ambil HCL pekat sejumlah 2,06 ml dengan pipet ukur/gelas ukur. Masukkan kedalam
labu takar 250 ml yang telah diisi air suling kira kira setengah, cara penuangan HCL
pekat dilewatkan di dinding labu takar, sambil digoyang – goyang agar tercampur
sempurna.
2. Strip dengan air suling sampai garis tanda 250 ml lalu digojong.

3. Masukkan larutan kedalam buret yang telah disediakan.

4. Buatlah larutan pembanding (blanko) dengan cara :

a. 100 ml air suling dlm Erlenmeyer 300 ml, ditambah 3 tetes indikator MO.

b. 100 ml air suling dlm Erlenmeyer 300 ml, ditambah 3 tetes indikator MO.

Dan 2 – 3 tetes larutan HCL 0,1 N dari buret, lalu amati perbedaan warna dari kedua larutan
tersebut, dan dipakai sebagai larutan pembanding pada pelaksanaan titrasi (titik akhir
titrasi).
5. Timbang ±0,25 gr Kristal Na2CO3

6. Pindahkan Na2CO3 kedalam labu Erlenmeyer 250 – 300 ml, tambahkan dan larutkan
dengan 100 ml air suling.
7. Tambahkan 3 tetes indikator Methyl Orange (MO).

8. Larutkan titrasi dengan HCL yang telah disiapkan dari buret, sehingga diperoleh
perubahan warna jingga ( dari warna kuning menjadi jingga) pada titik akhir titrasi.
9. Lakukan titrasi sebanyak 3 kali.

10. Pada titrasi ulangan dapat dilakukan dengan penambahan langsung ±2 𝑚𝑙, kurang dari
titrasi pertama sambil digoyang – goyang dengan baik dan konstan tetes demi tetes,
hingga titik akhir titrasi dapat dicapai.

16
Hasil Reaksi :

2 HCL + Na2CO3 2 NaCl + H2O + CO2


Pengamatan dan Perhitungan :

Titrasi Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3

Akhir 49,98

Awal 0,12

Jumlah pemakaian 49,86

Na2CO3 ditimbang 0,25 gram


250 miligram

Titrasi sebenarnya = (0,25/106)(92) grek

= (0,25/106) (2) (100) mgrek

(0,25)(2)(1000) 500
N = = = 0,09446Hitung : N1, N2 dan N3
(106)(49,86) 52,85

𝑁1+𝑁2+𝑁3
Normalitas Rata – rata = 3

17
LEMBAR DATA

LABORATORIUM KIMIA

MODUL PRAKTIKUM :
GRUP/KELOMPOK :
HARI/ TGL PRAKTIKUM :
ANGGOTA KELOMPOK :

Medan, …-…………..-…………
ASISTEN

(…………………………………..)

Anda mungkin juga menyukai