Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOPER

PENGENALAN BAHAN KIMIA

OLEH:

RIZKY ADITIA
Randi Dwi Santoso
Yohanes
Reski
Wendo
Santy Feby Rianti

PRODI BUDIDAYA PERIKANAN


JURUSAN ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas yang berjudul “Bioper” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk


memenuhi tugas pada mata kuliah Bioper.

Terdahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Romi


Susanti, selaku Dosen Bioper yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambahkan pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni ini.
Contents
BAB I
......................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN........................................................................................................................5
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................................5
1.2 TUJUAN.................................................................................................................................5
1.3 MANFAAT.............................................................................................................................6
1.4 WAKTU DAN TEMPAT......................................................................................................6
PROSEDUR PRAKTIKUM........................................................................................................................7
2.1 JOBSHEET 1.........................................................................................................................7
2.1.1 SEKSUALITAS PRIMER.................................................................................................7
2.1.2 SEKSUALITAS SEKUNDER...........................................................................................7
2.1.3 BAHAN DAN ALAT..........................................................................................................8
2.1.4 PROEDUR PELAKSANA.................................................................................................8
2.2 JOBSHEET 2.......................................................................................................................10
2.2.1 TINGKAT KEMATANGAN GONAD............................................................................10
2.2.2 BAHAN DAN ALAT........................................................................................................10
2.2.3 PROSEDUR PELAKSANA.............................................................................................10
METODE PRAKTIKUM.........................................................................................................................13
3.1 Bahan Percobaan..................................................................................................................13
3.2 Cara Praktikum......................................................................................................................14
HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................................................15
4.1. HASIL...............................................................................................................................15
DAFTAR TABEL

2.2. Uraian Bahan 7

DAFTAR GAMBAR
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pertumbuhan secara etimologism yang berasal dari Kamus Besar Bahasa Indonesia,
pertumbuhan berasal dari kata tumbuh yang berarti tambah besar atau sempurna. Sedangkan
secara terminoogis, pertumbuhan berarti perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlansung secara normal pada anak yang sehar dalam
perjalanan waktu tertentu ( Ikaor, 2013 ). Selain itu pertumbuhan merupakan suatu proses
pertambahan ukuran, baik volume,bobot, dan jumlah sel yang berarti irreversible ( tidak
dapat kembali ke asal ). Sedangkan perkembangan dalam perubahan atau diferensiasi sel
menuju keadaan yang lebih dewasa. Pertumbuhan memiliki arti yang sangat penting bagi
suatu makhluk hidup. Misalnya pada manusia, dengan tumbuh dan berkembang dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya dan melestarikan keturunannya, begitu pula dengan
hewan ( Syamussabri, 2013 ).

Pemeliharaan pertumbuhan ikan dalam kolam dari aspek pertambahan berat serta,
pertimbangan anaboisme dan katabolisme, sekarang ini banyak peneliti melakukan
perkembangan berkenaan topik ini. Selain itu membuat modifikasi pada persamaan
diferensial terhadap pertumbuhan ikan dengan menambahkan korfisien kualitas makanan (q)
sebagai parameter faktor yang berpengaruh pada pemasukan energi (energi asimilasi) atau
anabolisme dalam sebuah kolam air tawar (Wijaya, 2015).

Pengenalan alat-alat
laboratorium bertujuan untuk
membuat
praktikan mengetahui fungsi
atau kegunaan alat-alat
laboratorium.Oleh
karena itu, fungsi dari pada
tiap-tiap alat akan dijelaskan
dengan tujuan
agar praktikan dapat
memahami secara jelas
kegunaan alat-alat
laboratorium yang akan
dipakai. Pada dasarnya setiap
alat memiliki
nama yang menunjukkan
kegunaan alat tersebut,prinsip
kerja atau
proses yang berlangsung
ketika alat digunakan.
Beberapa kegunaan alat
dapat dikenali berdasarkan
namanya. Penamaan alat-alat
yang berfungsi
mengukur biasanya diakhiri
dengan kata meter seperti
thermometer,
hygrometer, spektrofotometer,
dll. Alat-alat pengukur yang
disertai
dengan informasi tertulis,
biasanya diberi tambahan
“graph” seperti
thermograph, barograph
(Moningka,2008).
Dari uraian tersebut, tersirat
bahwa nama pada setiap alat
menggambarkan mengenai
kegunaan alat dan atau
menggambarkan
prinsip kerja pada alat yang
bersangkutan. Dalam
penggunaannya ada
alat-alat yang bersifat umum
dan ada pula yang khusus.
Peralatan umum
biasanya digunakan untuk
suatu kegiatan reparasi,
sedangkan peralatan
khusus lebih banyak
digunakan untuk suatu
pengukuran atau penentuan
(Moningka,2008).Dengan
memahami cara kerja dan
fungsi dari masing-
masing alat, praktikan dapat
melaksanakan praktikum
dengan
sempurna.Kebersihan alat
yang digunakan dan
ketelitian praktikan
dalam perhitungan sangat
mempengaruhi keberhasilan
dalam suatu
praktikum, dengan ketelitian
dan ketepatan penggunaan
alat maka
kesalahan dalam praktikum
dapat diminimalisir
(Riadi,1990).
Pengenalan alat-alat
laboratorium bertujuan untuk
membuat
praktikan mengetahui fungsi
atau kegunaan alat-alat
laboratorium.Oleh
karena itu, fungsi dari pada
tiap-tiap alat akan dijelaskan
dengan tujuan
agar praktikan dapat
memahami secara jelas
kegunaan alat-alat
laboratorium yang akan
dipakai. Pada dasarnya setiap
alat memiliki
nama yang menunjukkan
kegunaan alat tersebut,prinsip
kerja atau
proses yang berlangsung
ketika alat digunakan.
Beberapa kegunaan alat
dapat dikenali berdasarkan
namanya. Penamaan alat-alat
yang berfungsi
mengukur biasanya diakhiri
dengan kata meter seperti
thermometer,
hygrometer, spektrofotometer,
dll. Alat-alat pengukur yang
disertai
dengan informasi tertulis,
biasanya diberi tambahan
“graph” seperti
thermograph, barograph
(Moningka,2008).
Dari uraian tersebut, tersirat
bahwa nama pada setiap alat
menggambarkan mengenai
kegunaan alat dan atau
menggambarkan
prinsip kerja pada alat yang
bersangkutan. Dalam
penggunaannya ada
alat-alat yang bersifat umum
dan ada pula yang khusus.
Peralatan umum
biasanya digunakan untuk
suatu kegiatan reparasi,
sedangkan peralatan
khusus lebih banyak
digunakan untuk suatu
pengukuran atau penentuan
(Moningka,2008).Dengan
memahami cara kerja dan
fungsi dari masing-
masing alat, praktikan dapat
melaksanakan praktikum
dengan
sempurna.Kebersihan alat
yang digunakan dan
ketelitian praktikan
dalam perhitungan sangat
mempengaruhi keberhasilan
dalam suatu
praktikum, dengan ketelitian
dan ketepatan penggunaan
alat maka
kesalahan dalam praktikum
dapat diminimalisir
(Riadi,1990).
Pengenalan alat-alat
laboratorium bertujuan untuk
membuat
praktikan mengetahui fungsi
atau kegunaan alat-alat
laboratorium.Oleh
karena itu, fungsi dari pada
tiap-tiap alat akan dijelaskan
dengan tujuan
agar praktikan dapat
memahami secara jelas
kegunaan alat-alat
laboratorium yang akan
dipakai. Pada dasarnya setiap
alat memiliki
nama yang menunjukkan
kegunaan alat tersebut,prinsip
kerja atau
proses yang berlangsung
ketika alat digunakan.
Beberapa kegunaan alat
dapat dikenali berdasarkan
namanya. Penamaan alat-alat
yang berfungsi
mengukur biasanya diakhiri
dengan kata meter seperti
thermometer,
hygrometer, spektrofotometer,
dll. Alat-alat pengukur yang
disertai
dengan informasi tertulis,
biasanya diberi tambahan
“graph” seperti
thermograph, barograph
(Moningka,2008).
Dari uraian tersebut, tersirat
bahwa nama pada setiap alat
menggambarkan mengenai
kegunaan alat dan atau
menggambarkan
prinsip kerja pada alat yang
bersangkutan. Dalam
penggunaannya ada
alat-alat yang bersifat umum
dan ada pula yang khusus.
Peralatan umum
biasanya digunakan untuk
suatu kegiatan reparasi,
sedangkan peralatan
khusus lebih banyak
digunakan untuk suatu
pengukuran atau penentuan
(Moningka,2008).Dengan
memahami cara kerja dan
fungsi dari masing-
masing alat, praktikan dapat
melaksanakan praktikum
dengan
sempurna.Kebersihan alat
yang digunakan dan
ketelitian praktikan
dalam perhitungan sangat
mempengaruhi keberhasilan
dalam suatu
praktikum, dengan ketelitian
dan ketepatan penggunaan
alat maka
kesalahan dalam praktikum
dapat diminimalisir
(Riadi,1990).
1.2 TUJUAN
Pengenalan sifat dan jenis bahan kimia akan memudahkan dalam
cara penangannya,yaikni cara pencampuran,mereaksikan,pemindahan
atau transportasi,dan penyimpanan.Pengetahuan tentang nama dan
kegunaaan alat dan bagaimana cara penggunaannya juga sangat
penting.
Praktikum kai ini bertujuan untuk:
1. Mampu membedakan ciri seksualitas sekunder dan primer, dengan melakukan
pembedahan serta dapat membedakan gonad ikan jantan dan betina.
2. Mampu membedakan gonad ikan jantan dan betina, mengidentifikasi tingkat
kematangan gonad, dan menghitung perbandingan berat gonad dengan ukuran
tubuh ikan.
3. Mampu menghitung jumlah teur yang terdapat dalam gonad dan membandingkan
fekunditas masing-masing ikan.
4. Mampu melakukan sampling pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan
,menghitung laju pertumbuhan berat dan panjang ikan meliputi laju
pertumbuhanberat mutlak, berat relatif, berat harian, panjang mutlak, panjang
relatif, dan panjang harian ,dan dapat menghitung tingkat kelangsungan hidup
ikan.

1.3 MANFAAT
Manfaat dari melakukan penelitian Mahasiswa dapat mengetahui ikan
yang matang gonad.

1.4 WAKTU DAN TEMPAT


Waktu untuk melakukan praktikum pada tanggal 6 dan bertempatan di
laboratorium ,di Politeknik Negeri Pontianak
BAB II
PROSEDUR PRAKTIKUM

2.1 PENGAMATAN SEKSUALITAS IKAN


Berdasarkan seksualitasnya, ikan dibedakan menjadi ikan jantan, ikan betina dan ikan
yang bersifat hermaprodit. Pada prinsipnya, seksualitas pada ikan terdiri dari dua jenis
kelamin yaitu jantan dan betina. Ikan jantan adalah ikan yang mempunyai organ penghasil
sperma, sedangkan ikan betina adalah ikan yang mempunyai organ penghasil telur. Suatu
populasi terdiri dari ikan-ikan yang berbeda seksualitasnya, maka populasi tersebut disebut
populasi heteroseksual, bila populasi tersebut terdiri dari ikan-ikan betina saja maka disebut
monoseksual. Namun, penentuan seksualitas ikan di suatu perairan harus berhati-hati karena
secara keseluruhan terdapat bermacam-macam seksualitas ikan mulai dari hermaprodit
sinkroni, protandri, protogini, hingga gonokorisme yang berdiferensiasi maupun yang tidak
berdiferensiasi.

Penentuan jenis kelamin pada ikan dapat dilakukan dengan mengamati ciri seksualitas
primer dan ciri seksualitas sekunder pada ikan.

2.1.1 SEKSUALITAS PRIMER


Ciri seksual primer merupakan ciri seksual yang berhubungan secara
langsung dengan proses reproduksi, Dalam hal ini adalah organ-organ
reproduksi dan hormon-hormon yang mempengaruhinya. Organ reproduksi
yang menghasilkan sel kelamin disebut gonad. Gonad ikan meliputi ovarium
dan pembuluhnya (oviduk) pada betina; serta testis dan pembuluhnya
(spermduk) pada jantan.

2.1.2 SEKSUALITAS SEKUNDER


Selanjutnya ciri seksualitas sekunder pada ikan dibedakan dua yaitu
seksualitas sekunder dimorfisme yang dapat dilihat dari perbedaan bentuk
morfologi antara ikan jantan dan betina, sedangkan ciri seksualitas sekunder
dikromatisme dapat dilihat dari kecerahan warna antara ikan jantan dan betina.
Ciri seksual sekunder berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi dua, yaitu:
seksual yang bersifat sementara, hanya terdapat pada waktu musim pemijahan
saja dan seksual sekuder yang bersifat permanen, tanda ini tetap ada, sebelum,
selama, dan sesudah musim pemijahan. Ciri sekuslitas sekunder pada ikan ada
yang bersifat
sementara, misalnya muncul ketika ikan mencapai tingkat kematangan gonad
dan siap dipijahkan.

2.1.3 BAHAN DAN ALAT


1. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan untuk pengamatan seksualitas ikan meliputI:
a. Ikan Nila berat 29,2 Gram (Matang Gonad) masing-masing 1 pasang
2. Alat
Peralatan yang digunakan untuk pengamatan seksualitas ikan meliputi:
a. Nampan/Baki/Talenan
b. Timbangan digital
c. Penggaris berbahan plastik panjang 30 cm
d. Lup/Kaca pembesar
e. Pisau bedah, gunting bedah dan pinset
f. Mata pisau bedah

2.1.4 PROEDUR PELAKSANA

NO Langkah kerja
1. Menyiapkan peralatan dan bahan praktikum:
4. Nampan atau talenan untuk meletakan
objek
5. Gunting untuk membedah ikan
6. Pisau bedah untuk memotong ikan
7. Timbangan untuk menimbang ikan yang
dijadikan obejk
8. Mistar untuk mengukur panjang tubuh ikan
9. Lup untuk memperjelas dan memperbesar
tampilan objek pada saat diamati
10.Pensil dan kertas untuk menggambarkan
objek pengamatan
11.Kamera untuk mendokumentasikan objek
pengamatan, baik foto maupun video
2. Pengamatan morfometrik ikan:
1. Ambil ikan yang akan diamati dan letakan
diatas timbangan. Sebelum ikan ditimbang,
pastikan posisi timbangan pada angka 0 kg
2. Catat berat ikan objek pada kertas lembaran
kerja praktek yang telah disediakan
3. Selanjutnya ikan diangkat dan diletakan
diatas nampan/talenan/baki dengan posisi
kepala disebelah kiri
4. Ambil mistar dan lakukan pengukuran
panjang ikan yang meliputi:
a. Panjang total (diukur dari ujung mulut
sampai ke ujung ekor)
b. Panjang baku (diukur dari ujung tutup
insang sampai ke pangkal ekor)
c. Panjang badan (diukur dari ujung tutup
insang sampai ke pangkal sirip
anus)
5. Catat data hasil pengamatan pada kertas
lembar kerja praktikum yang telah disediakan
3. Pengamatan seksualitas sekunder
ikan meliputi:
1. Amati warna pada masingmasing bagian dari
tubuh ikan, meliputi: sirip, sisik, kepala,
operculum, dada, punggung dan perut
2. Amati bentuk tubuh, meliputi kepala, badan
dan ekor
3. Amati kondisi perut dan bentuk perut ikan
4. Amati organ kelamin/lubang urogenital ikan
4. Lakukan pengamatan seksualitas primer ikan
dengan mengamati organ reproduksi meliputi
gonad dan saluran keluarnya dengan tahapan
kerja berikut:
1. Letakan ikan pada nampan dengan posisi
kepala di sebelah kiri dan perut menghadap ke
praktikan
2. Lakukan pembedahan terhadap ikan dengan
batasan dari batas opercullum, sirip punggung,
dan sirip anu
3. Buka bagian tubuh yang sudah dibedah.
Amati gonad dan saluran keluarnya lalu
gambarkan atau difoto.
4. Selanjutnya gonad dilepaskan dari tubuh
ikan dan diletakan diatas nampan.
5. Ambil sebagian isi gonad secara acak dengan
menggunakan spatula atau pinset, lalu diraba
dengan jari, jika terasa kasar seperti butiran
scrub itu mencirikan sel telur. Sebaliknya jika
terasa licin itu mencirikan sperma. Selanjutnya
letakan pada objek glass dan amati dengan
menggunakan microskop untuk memastikan
gonad jantan atau betina.
6. Gambarkan/foto dan videokan hasil
pengamatan!
7. Lakukan kegiatan yang sama pada beberapa
jenis ikan jantan dan betina, lalu amati
perbedaan bentuk dan ukuran gonad pada
masingmasing ikan tersebut!

2.2 PENGAMATAN TINGKAT KEMATAGAN GONAD IKAN


Pengetahuan tentang tingkat kematangan gonad (TKG) sangat penting dalam kegiatan
budidaya ikan, terutama untuk ruang lingkup pembenihan ikan. TKG pada ikan juga
berbedabeda yang ditunujukan oleh ciri-ciri yang berbeda antara tahapan dan jenis ikan. Pada
kegiatan pembenihan ikan, TKG merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk
keberhasilanpemijahan ikan.

2.2.1 BAHAN DAN ALAT


1. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan untuk pengamatan seksualitas ikan meliputI:
a. Ikan Nila berat 29,2 Gram (Matang Gonad) masing-masing 1 pasang
2. Alat
Peralatan yang digunakan untuk pengamatan seksualitas ikan meliputi:
a. Nampan/Baki/Talenan
b. Timbangan digital
c. Penggaris berbahan plastik panjang 30 cm
d. Lup/Kaca pembesar
e. Pisau bedah, gunting bedah dan pinset
f. Mata pisau bedah

2.2.2 PROSEDUR PELAKSANA

NO Langkah Kerja Gambar


1 Menyiapkan peralatan dan bahan
praktikum:
3. Nampan atau talenan untuk
meletakan objek
4. Gunting untuk membedah ikan
5. Pisau bedah untuk memotong ikan
6. Timbangan untuk menimbang ikan yang
dijadikan obejk
7. Mistar untuk mengukur panjang tubuh
ikan
8. Lup untuk memperjelas dan memperbesar
tampilan objek pada saat diamati
9. Pensil dan kertas untuk menggambarkan
objek pengamatan
10.Kamera untuk mendokumentasikan objek
pengamatan, baik foto maupun video
2 Pengamatan TKG melalui morfologi ikan:
1. Ambil ikan yang akan diamati dan letakan
diatas timbangan. Sebelum ikan ditimbang,
pastikan posisi timbangan pada angka 0 kg
Catat berat ikan objek pada kertas lembaran
kerja praktek yang telah disediakan
2. Ambil mistar dan lakukan pengukuran
panjang ikan
3. Selanjutnya ikan diangkat dan diletakan
diatas nampan/talenan/baki dengan posisi
kepala disebelah kiri dan perut menghadap
ke
praktikan agar objek mudah diamati.
4. Lakukan pengamatan terhadap bentuk
perut, warna perut, warna punggung, anus
dan lubang urogenital, serta raba bagian sirip
dada (khusus buat ikan mas), dan amati
susunan sisik ikan khusus buat ikan bersisik!
5. Catat semua data hasil pengamatan pada
kertas lembar kerja praktikum yang telah
disediakan, Gambarkan/Foto dan videokan
semua proses pengamatan terhadap ikan
objek
3 Pembedahan ikan:
1. Bedah ikan seperti pada prosedur untuk
pengamatan Seksualitas Ikan pada Jobsheet 1
2. Ambil gonad ikan dan amati bentuk,
warna, serta tekstur gonadnya
3. Catat hasil pengamatan pada kertas kerja
yang telah disediakan, gambarkan/foto dan
videokan semua tahapan kerja dan bentuk
gonad
4. Amati ciri-ciri gonad dan sesuaikan
dengan dasar teori. Tentukan mana yang
gonad jantan dan betina serta tentukan
tingkat kematangan
gonadnya
4 Menghitung GSI (Gonado Somatic Indeks)
1. Lepaskan gonad dari tubuh ikan dan
Wg
timbang berat gonadnya GSI = × 100 %
W
2. Catat data berat gonad pada tabel isian Ket : Wg = Berat Gonad (gram)
W = Berat Induk (gram)
yang telah disediakan
3. Hitung GSI sesuai dengan rumus yang
telah ditetapkan

2.3 PENGAMATAN FEKUNDITAS IKAN


1. Faktor Penentu Fekunditas

Fekunditas adalah jumlah telur masak sebelum dikeluarkan pada waktu ikan
memijah (Effendi, 1992). Fekunditas erat kaitannya dengan tingkat kematangan
gonad. Tujuan dari fekunditas untuk menghindar dari kepunahan mendapatkan
keuntungan, persiapan sarana produksi untuk kegiatan budidaya, mengetahui sifat
pemijahan dan produktifitas ikan pada dinamika populasi.
Dalam menentukan fekunditas terdapat kendala diantaranya dalam satu
tingkat kematangan komposisi telur yang dikandungnya heterogen dan masing-
masing species ikan mencapai matang telur tidak dalam waktu yang sama.
Fekunditas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a) Umur
b) Keturunan
c) Ukuran Tubuh
d) Lingkungan

2. Metode menghitung fekunditas ikan


a. Volumetrik
Metode ini digunakan untuk menghitung telur yang bersifat non adhesive
atau tidak menempel pada substrata atau telur ikan yang melayang di
permukaan air. Pada metode volumetrik terlebih dahulu gonad atau
keseluruhan telur dikeringanginkan dan dimasukan ke dalam gelas ukur yang
sudah berisi air dengan volume tertentu. Selisih jumlah volume air setelah
dimasukan gonad dan sebelum merupakan volume gonad. Selanjutnya sampel
telur diambil secara acak dan dimasukan kedalam gelas ukur kecil yang sudah
diisi air dengan volume tertentu kemudian selisih volume setelah
ditambahakan sampel telur dengan sebelumnya merupakan volume telur
sampel. Langkah berikutnya telur dihitung untuk mendapatkan data jumlah
telur sampel persatuan volume.
b. Gravimetrik
Cara Gravimetrik Prinsip cara ini hampir sama dengan cara volumetrik,
hanya dalam volume diganti dengan berat. Tentukan lebih dahulu berat kering
udara seluruh gonad, demikian pula sebagian gonad. Hitung fekunditasnya
menggunakan rumus yang sama dengan cara volumetrik.

2.3.1 BAHAN DAN ALAT


1. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan untuk pengamatan seksualitas ikan meliputI:
a) Ikan Nila berat 29,2 Gram (Matang Gonad) masing-masing 1 pasang
2. Alat
Peralatan yang digunakan untuk pengamatan seksualitas ikan meliputi:
a) Gelas ukur kapasitas 200 ml
b) Gelas ukur kapasitas 5 atau 10 ml
c) Handitelicounter
d) Petridisc
e) Nampan/Baki/Talenan
f) Timbangan digital
g) Penggaris berbahan plastik panjang 30 cm
h) Lup/Kaca pembesar
i) Pisau bedah, gunting bedah dan pinset

2.3.2 PROSEDUR PELAKSANA

NO Langkah Kerja Gambar


1. Menyiapkan peralatan dan bahan praktikum:
a. Gelas ukur untuk menakar volume gonad dan sampel
gonad
b. Petridisc untuk tempat meletakan gonad
c. Nampan atau talenan untuk meletakan objek
d. Gunting untuk membedah ikan
e. Pisau bedah untuk memotong ikan
f. Timbangan untuk menimbang ikan yang dijadikan
obejk
g. Mistar untuk mengukur panjang tubuh ikan
h. Biji selasih sebagai pengganti sampel telur
i. Kaca atau potongan happa sebagai tempat melekatnya
sampel telur
j. Gelas ukur untuk mengukur volume gonad
k. Lup untuk memperjelas dan memperbesar tampilan
objek pada saat diamati
l. Pensil dan kertas untuk menggambarkan objek
pengamatan
m. Kamera untuk mendokumentasikan objek
pengamatan, baik foto maupun video
2. Pengamatan & perhitungan fekunditas ikan secara melalui
volumetrik:
Jumlah telur total perekor induk =
1. Ambil biji selasih lalu rendam sampai mengembang
dan lembut Volum Wadah ( ml )
× Rata
2. Masukan biji selasih yang sudah mengembang kedalam Volume Sampel ( gr )

gelas ukur yang sudah berisi air sebanyak 2ml. − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝐵𝑢𝑡𝑖𝑟)
3. Selanjutnya saring atau serok biji selasih dan masukan
kedalam gelas ukur. Lalu hitung berapa penambahan
volume air yang sudah ditambahkan biji Fekunditas perkilogram induk (F)
selasih!
4. Hitung volume gonad dengan melakukan pengurangan Jumlah telur total (butir )
F= Berat ikan(Kg)
volume akhir dengan volume awal. Lalu
ambil sebagian (2 ml) biji selasih dan hitung jumlahnya.
Selanjutnya hitung fekunditas, misalkan
biji selasih ini merupakan telur yang dihasilkan dari 1
ekor induk betina ikan bawal dengan dengan berat induk
1,8 kg
3. Pengamatan & perhitungan fekunditas ikan secara melalui
gravimetrik: Jumlah telur total perekor induk =
1. Timbang berat ikan betina lalu dan catat datanya
Berat gonad (gr )
sebagai berat awal induk x Rata
Berat gonad Sampel (gr )
2. Lakukan pembedahan terhadap ikan betina, angkat
dan timbang gonadnya. Catat datanya sebagai berat − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝐵𝑢𝑡𝑖𝑟)
gonad
3. Ambil beberapa bagian dari gonad secara acak, letakan
diatas petridisc dan timbang menggunakan timbangan
digital. Catat datanya sebagai berat sampel gonad
4. Hitung jumlah telur pada sampel gonad yang ditimbang
Fekunditas perkilogram induk (F)
dan catat datanya sebagai jumlah telur sampel.
5. Selanjutnya hitung jumlah telur yang dikandung 1 ekor
Jumlah telur total (butir )
induk betina tersebut menggunakan rumus gravimetrik F=
Berat ikan(Kg)
dengan menggunakan data-data tersebut.
6. Setelah mendapatkan data jumlah telur, lakukan
perhitungan fekunditas perkilogram berat induk.
7. Lakukan urutan 1 – 6 pada jenis ikan lainnya yang
disediakan!

2.4 PENGAMATAN LAJU PERTUMBUHAN DAN TINGKAT


KELANGUNGAN HIDUP IKAN
Pertumbuhan dikelompokan menjadi dua yaitu pertumbuhan berat dan
pertumbuhan panjang. Pertumbuhan panjang ikan yang umumnya diukur pada kegiatan
pembesaran ikan adalah Pertambahan panjang mutlak yaitu selisih antara panjang pada
ikan antara ujung kepala hingga ujung ekor tubuh pada akhir pemeliharaan. Selanjutnya
laju pertumbuhan spesifik merupakan % dari selisih berat akhir dan berat awal, dibagi
dengan lamanya waktu pemeliharaan. Demikian juga untuk laju pertumbuhan berat
mutlak dan berat relative.

2.4.1 BAHAN DAN ALAT


1) Bahan
a. Benih Ikan lele berukuran 5 cm sebanyak 39 ekor
b. Benih ikan lele berukuran 8 cm sebanyak 29 ekor
c. Benih ikan lele berukuran 10 cm sebanyak 20 ekor
2) Alat
a. Nampan/Baki/Talenan
b. Timbangan digital
c. Penggaris berbahan plastik panjang 30 cm
d. Lap/Tisu

2.4.2 PROSEDUR KERJA

NO Langkah Kerja Gambar


1. Menyiapkan peralatan dan bahan praktikum:
1. Nampan atau talenan untuk meletakan objek
2. Timbangan digital untuk menimbang ikan yang dijadikan
objek
3. Ember plastik untuk wadah pemeliharaan ikan
4. Benih lele dan nila sebagai objek pengamatan
5. Penggaris/Mistar untuk mengukur panjang tubuh ikan
6. Lup untuk memperjelas dan memperbesar tampilan objek
pada saat diamati
7. Pensil dan kertas untuk menggambarkan objek pengamatan
8. Kamera untuk mendokumentasikan objek pengamatan, baik
foto maupun video
2. Pengamatan laju pertumbuhanuntuk ikan lele:
1. Letakan benih ikan pada ember atau wadah plastik
berwarna cerah atau benih sesuai dengan ukurannya
masing-masing. Laju pertumbuhan berat mutlak (Wm)
2. Benih-benih ikan ini dikelompokan sebagai berikut: dapat dihitung dengan rumus:
a) Benih berukuran 5 cm untuk awal penebaran (Wo atau Wm : wt – wo
Lo) letakan pada wadah 1
b) Benih berukuran 8 cm untuk pemeliharaan hari ke-15
Laju pertumbuhan berat Relatif (Wr) dapat
letakan pada wadah 2
dihitung dengan rumus:
c) Benih berukuran 10 cm untuk pemeliharaan hari ke-30
wt −wo
letakan pada wadah 3 Wr = x 100 %
wo
d) Benih berukuran >12 cm untuk pemeliharaan hari ke-
45 letakan pada wadah 4
Laju pertumbuhan berat harian (Wh) dapat
3. Ambil benih pada wadah 1 sebanyak sedikitnya 30% dihitung dengan rumus:
dari seluruh populasi dalam wadah tersebut lalu timbang
wt −wo
benih satu persatu atau sekaligus. Sebelumnya, pastikan Wh = t
angka pada monitor timbangan 0 gram. Juga lakukan
Keterangan:
pengukuran panjang tubuh benih satu per satu. Catat data wt = berat rata-rata ikan pada akhir
pemeliharaan (g)
berat benih pada tabel isian yang sudah disediakan.
wo = berat rata-rata ikan pada awal tebar (g)
4. Lakukan langkah No.3 pada wadah 2 sampai wadah 4 t = lama waktu pemeliharaan
5. Pastikan setiap tahapan pekerjaan sudah difoto dan
Laju pertumbuhan panjang mutlak (Lm)
divideokan dapat dihitun dengan rumus:
𝐿𝑚 = 𝐿𝑡 – 𝐿

Laju pertumbuhan panjang relatif (Lr)


dapat dihitung dengan rumus:

¿−Lo
Lm = x 100 %
Lo

Laju pertumbuhan panjang harian (Lh)


dapat dihitung dengan rumus:

¿−Lo
Lh = Keterangan:
t
Lt = panjang rata-rata ikan pada akhir
pemeliharaan (cm)
Lo = panjang rata-rata ikan pada awal
tebar (cm)
t = lama waktu pemeliharaan
3. Pengamatan tingkat kelangsungan hidup ikan Tingkat kelangsungan hidup ikan (SR)
8. Jumlah ikan pada wadah 1 merupakan jumlah ikan dapat dihitung dengan menggunakan
yang ditebar pada awal pemeliharaan rumus sebagai berikut:
9. Jumlah ikan pada wadah 2 merupakan jumlah ikan Nt
SR = x 100 %
No
pemeliharaan hari ke-15
10. Jumlah ikan pada wadah 3 merupakan jumlah ikan
Tingkat kematian ikan (MR) dapat
pemeliharaan hari ke-30 dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
11. Jumlah ikan pada wadah 4 merupakan jumlah ikan
pemeliharaan hari ke-45 Mt
MR = x 100 %
12. Masukan data jumlah ikan yang hidup kedalam tabel No

lembar isian yang telah disediakan Keterangan :


Nt = jumlah ikan yang hidup pada akhir
13. Lakukan perhitungan tingkat kelangsungan hidup dan pemeliharaan (ekor)
kematian ikan sesuai dengan rumus yang telah ditetapkan No = jumlah ikan yang ditebar pada awal
pemeliharaan (ekor)
Mt = jumlah ikan yang mati selama
pemeliharaan (Mt)
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. HASIL

4.1.1

Hasil Pengamatan
NO Uraian
Jantan Betina
1 Berat Ikan (g)
2 Panjang Ikan (cm)
3 Warna Tubuh:
a. Punggung
b. Perut
c. Dada
d. Ekor
e. Kepala
f. Operculum
4 Jumlah Sirip
a. Sirip Dada
b. Sirip Ekor
c. Sirip Perut
d. Sirip Punggung
e. Sirip Anus
5 Bentuk & posisi mulut
6 Bentuk Tubuh
7 Kondisi Perut
8 Bentuk kepala
9 Susunan sisik

Anda mungkin juga menyukai