Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

LABO RATORIUM LINGKUNGAN

PERCOBAAN 1
BEKERJA DI RUANG PRAKTIK MIKROBIOLOGI

NAMA : ANNISA RAGIL PERMATSARI


NIM : 1710815320002
KELOMPOK : VI
ASISTEN : DANIEL GUNTUR LAKSANA PUTRA

NILAI PARAF

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2020
PERCOBAAN 1
BEKERJA DI RUANG PRAKTIK MIKROBIOLOGI

I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan pada praktikum ini adalah untuk memperkenalkan
mahasiswa tentang prinsip-prinsip berpraktikum, alat dan bahan serta cara-
cara penggunaan dan pemeliharaan alat yang baik.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Mikrobiologi merupakan suatu istilah luas yang berarti studi tentang
organisme hidup yang terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata
telanjang. Mikrobiologi mencakup studi tentang bakteri (bakteriologi), virus
(virologi), khamir dan jamur (mikologi), protozoa (protozoologi), beberapa
ganggang, dan beberapa bentuk kehidupan yang tidak sesuai untuk
dimasukkan kedalam kelompok tersebut di atas. Mikrobiologi berasal dari
kata mikro (kecil atau renik), bio (hidup) dan logos (ilmu). Mikrobiologi
merupakan bidang ilmu yang mengkaji tentang mikrobia seperti virus,
archeae, bakteri, fungi alga dan protozoa. Peranan mikrobiologi sebagai
suatu ilmu biologi dasar telah membantu mengenai pemahaman mahluk
multiseluler. Mikrobiologi dikelompokkan menjadi beberapa disiplin ilmu.
Pengelompokan ini berdasarkan tipe mikrobia (pendekatan taksonomi) dan
aktivitas mikrobia (pendekatan fungsional) (Murti, 2018).
Mikrobiologi merupakan mata kuliah yang objek kajiannya adalah
mikroorganisme yang hanya dapat diamati menggunakan perangkat tertentu
di dalam laboratorium. Efektifitas pelaksanaan praktikum tentunya sangat
dipengaruhi oleh tersedianya prasarana dan sarana yang menunjang,
utamanya laboratorium serta kelengkapan penunjang lainnya. Salah satu
prasarana penunjang yang sangat penting dalam pelaksanaan praktikum
adalah buku penuntun praktikum dalam hal ini adalah penuntun praktikum
mikrobiologi Dalam suatu kegiatan dilaboratorium tentunya memerlukan
banyak persiapan. Selain pengetahuan dari materi yang diperoleh, tentunya
juga memerlukan pedoman untuk dapat menunjang terlaksananya
praktikum. Pedoman yang dimaksudkan adalah sebuah buku penuntun yang
nantinya dapat membantu mahasiswa dalam melaksanakan praktikum
(Arifin et al., 2017).
Ketersediaan alat-alat praktikum dalam laboratorium merupakan
suatu hal yang harus terpenuhi agar kegiatan praktikum bisa berjalan dengan
lancar. Praktikum berasal dari kata praktik yang artinya pelaksanaan secara
nyata apa yang disebut dalam teori. Praktikum ini adalah bagian dari
pengajaran yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji
dan melaksanakan dikeadaan nyata, apa yang diperoleh dari teori dan
pelajaran praktik. Laboratorium adalah suatu tempat dimana dilakukan
kegiatan kerja untuk menghasilkan sesuatu. Berdasarkan definisi tersebut
laboratorium dapat dikatakan sebagai tempat yang digunakan untuk
melakukan percobaan maupun pelatihan yang berhubungan dengan ilmu
fisika, biologi dan kimia atau bidang ilmu lainnya secara umum (Murni &
Mirdayanti, 2017).
Hakekat sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan
memahami cara kerja serta fungsi dari alat-alat yang ada dilaboratorium.
Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara
kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melakukan
praktikum dengan sempurna. Dalam suatu kegiatan dilaboratorium tentunya
memerlukan banyak persiapan. Selain pengetahuan dari materi yang
diperoleh, tentunya juga memerlukan pedoman untuk dapat menunjang
terlaksananya praktikum. Pedoman yang dimaksudkan adalah sebuah buku
penuntun yang nantinya dapat membantu mahasiswa dalam melaksanakan
praktikum. Asumsi penulis, dalam hal ini adalah (1) dengan adanya acuan
pelaksanaan praktikum maka proses pembelajaran di laboratorium akan
terkelola dengan baik; (2) keberhasilan pengelolaan dalam penelitian
laboratorium akan mempermudah mahasiswa dalam memahami konsep
serta memberikan pengalaman nyata sebagai bekal untuk memperoleh
pengetahuan baru; (3) dengan melakukan perubahan terhadap
langkahlangkah kegiatan praktikum maka diharapkan dapat
mengembangkan kemampuan bekerja layaknya seorang scientist serta
mampu menghasilkan proses penelitian yang ilmiah dan menumbuhkan
keterampilan proses mikrobiologi pada diri mahasiswa (Prasetyo, 2016).
Hambatan yang biasanya dihadapi oleh laboratorium adalah
terbatasnya jumlah dan kelengkapan peralatan, terbatasnya jumlah bahan
kimia karena mahalnya harga bahan mikrobiologi. Kendala lain adalah
keterampilan siswa yang tidak merata dalam menggunakan peralatan. Salah
satu cara untuk memecahkan masalah dan meningkatkan efektivitas
praktikum adalah dengan menggunakan beberapa media dalam bentuk buku
penuntun praktikum mikrobiologi (Fitriyanii et al., 2018).
Buku asistensi merupakan kebutuhan mahasiswa untuk
mempersiapkan diri menghadapi pelaksanaan kegiatan praktikum di
laboratorium. Petunjukan praktikum merupakan panduan dalam melakukan
suatu penelitian. Selama ini sebaian besar mahasiswa yang melakukan
percobaan penelitian menganggap keberadaan buku petunjuk praktikum
tidaklah penting, sehingga pada saat pelaksanaan percobaan penelitian
jalannya penelitian tidak berdasarkan langkah-langkah yang ada. Padahal,
dengan adanya buku petunjuk praktikum, akan memudahkan suatu
percobaan penelitian tersebut (sistimatis) (Mirawati et al., 2017).
Penuntun praktikum merupakan hal yang sangat penting dalam
melakukan kegiatan praktikum, berdasarkan tujuannya penuntun praktikum
dapat menjelaskan langkah kerja dan toeri yang ada didalamnya sehingga
proses praktikum berjalan dengan semestinya. Upaya dalam menunjuang
tercapainya keberhasilan praktikum dapat dilakukan dengan cara
mengembangkan perangkat buku penuntun praktikum yang selama ini
dipakai dengan menambahkan basis yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Kegiatan praktikum bertujuan untuk meningkatkan
pengalaman dan pengembangan sikap ilmiah dari Mahasiswa, oleh karena
itu diperlukan suatu pendekatan pada pembuatan penuntun praktikum untuk
dapat menunjang tercapainya tujuan praktikum (Arifin et al., 2017).
III. MATERI DAN METODE
A. ALAT DAN BAHAN
Alat-alat yang diamati adalah mikroskop, inkubator, autoklaf, jarum
ose, pembakar spiritus, cawan petri, tabung reaksi, neraca analitik, lemari
pendingin, pipet ukur, semprotan alkohol, mikro pipet, tip pipet, gelas piala,
gelas ukur, erlenmeyer, spatula, hot plate, colony counter, freezer, laminar
flow, shaker, bulb pipet dan tissue. Bahan yang digunakan adalah alkohol
70%.

B. METODE
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah dengan
pengamatan untuk mengetahui fungsi serta cara kerja alat-alat di
laboratorium. Cara kerja pada percobaan ini yaitu mengamati semua alat
yang ada di ruang praktik mikrobiologi, meliputi: mikroskop, inkubator,
autoklaf, jarum ose, pembakar spiritus, cawan petri, tabung reaksi, neraca
analitik, lemari pendingin, pipet ukur, semprotan alkohol, mikro pipet, tip
pipet, gelas piala, gelas ukur, erlenmeyer, spatula, hot plate, colony counter,
freezer, laminar flow, shaker, bulb pipet dan alkohol 70%. Kemudian
mencatat pada lembar kerja fungsi dari masing-masing alat tersebut.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL
Tabel 1. Hasil Pengamatan Alat-alat di Ruang Praktik Mikrobiologi.
No. Gambar Nama Alat Fungsi

Berfungsi untuk
memberikan bayangan
yang diperbesar dari
1. Mikroskop benda-benda yang
terlalu kecil untuk
dilihat dengan mata
telanjang.
Lanjutan Tabel 1.
No. Gambar Nama Alat Fungsi

Berfungsi untuk
menginkubasi mikrobia
2. Inkubator selama waktu, suhu
tertentu, dan suhu
dipertahankan tetap.

Berfungsi untuk
sterilisasi dengan uap
bertekanan tinggi,
dimana uap air
bertekanan akan
mencapai temperatur
1210C pada saat
3. Autoklaf tekanannya mencapai 1–
2 atmosfer. Pada kondisi
ini peralatan gelas dan
air distilasi dapat
disterilisasikan selama
20-30 menit, sedangkan
untuk media selama 15
menit.
Berfungsi untuk
memindahkan atau
mengambil koloni suatu
mikrobia ke media yang
4. Jarum Ose
akan digunakan
kembali, serta
menggores
media/mikrobia.

Berfungsi untuk
sterilisasi dengan
5. Pembakar Spiritus insinerasi dan membuat
kondisi disekitarnya
steril.

Berfungsi sebagai
wadah media yang akan
6. Cawan Petri ditumbuhi mikroba
(wadah menanam
mikroba).
Lanjutan Tabel 1.
No. Gambar Nama Alat Fungsi
Berfungsi untuk
menimbang massa
sejumlah bahan kimia
hingga ukuran
milligram. Memiliki
7. Neraca Analitik
kelebihan tingkat
ketelitian yang tinggi,
bahkan memiliki
ketelitian hingga 3 digit
dibelakang koma.

Berfungsi untuk
8. Lemari Pendingin menyimpan biakan pada
suhu diatas 0oC.

Dipakai untuk
mengambil larutan
9. Pipet Ukur
dengan volume tertentu
dengan tepat.

Berfungsi sebagai
wadah media yang akan
ditumbuhi mikroba
hanya saja yang
10. Tabung Reaksi
diletakkan disini
dimiringkan sampai
kemiringan tertentu,
biasanya 300-450.

Mikropipet berfungsi
untuk pemindahan
larutan dengan jumlah
yang kecil secara akurat,
serta mengambil
11. Mikropipet dan Tip
mikrobia dalam ukuran
mikrolit. Tip merupakan
sambungan mikropipet,
tip harus steril sebelum
digunakan.
Lanjutan Tabel 1.
No. Gambar Nama Alat Fungsi

Berfungsi sebagai
wadah larutan, wadah
12. Gelas Piala untuk menguapkan
larutan dan untuk
memekatkan.

Berfungsi untuk
mengukur volume
larutan, mulai dari
volume 10 mL hingga 2
L. Terbuat dari bahan
13. Gelas Ukur
(polipropilen) yang
dilengkapi dengan
bagian bawah yang lebar
untuk menambah
kestabilan gelas ukur.

Berfungsi untuk
menampung larutan,
14. Erlemenyer
mengocok larutan, titrasi
dan untuk pemanasan.

Berfungsi untuk
memanaskan
campuran/sampel.
Sampel yang akan
dipanaskan ditempatkan
15. Hot Plate
ke dalam erlenmeyer
atau gelas kimia,
kemudian diletakkan di
atas hot plate untuk
dipanaskan.

Berfungsi untuk
menghitung jumlah
koloni pada cawan petri
16. Colony Counter atau atau media lain
dengan menggunakan
sinar dan luv dengan
satuan (Cfu/mL).
Lanjutan Tabel 1.
No. Gambar Nama Alat Fungsi
Berfungsi untuk
menyimpan biakan
mikroba atau bahan
yang menghendaki
17. Freezer
kondisi tersebut.
Menyerupai refrigator
dengan suhu mencapai
titik beku air.
Berfungsi untuk wadah
khusus atau ruang mini
untuk proses isolasi
suatu mikroba. Laminer
18. Laminar Flow
flow dilengkapi juga
dengan blower, sinar
UV dan lampu untuk
penerangan.

Berfungsi untuk
mengaduk campuran
larutan zat sehingga
19. Shaker membentuk larutan yang
homogen dengan
getaran atau gerakan
satu arah.

Membantu mengambil
larutan kimia yang
berbahaya dengan cara
20. Bulb pipet
disambungkan dengan
pipet ukur atau pipet
volume.

Digunakan untuk
mensterilkan alat-alat
21. Alkohol 70%
yang digunakan dan
desinfeksi.

Digunakan sebagai
bahan pencuci alat
22. Aquades
laboratorium dan
sebagai pelarut,
B. PEMBAHASAN
Praktikum mikrobiologi merupakan praktikum yang berhubungan
dengan mikroba sehingga memerlukan beberapa alat yang mendukung
pelaksanaannya. Praktikum diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja
dan fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium, selain untuk menghindari
kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari
masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan
lancar. Pengenalan alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui nama-
namanya, memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat tersebut. Setiap
alat dirancang atau dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda.
Peralatan untuk percobaan-percobaan didalam laboratorium terbuat
dari gelas dan nongelas, meskipun peralatan-peralatan tersebut telah siap
pakai tetapi didalam pemasangan alat untuk satu percobaan kadang kala
diperlukan sambungan-sambungan khusus. Kegiatan praktikum
mikrobiologi sudah tentu akan melibatkan penggunaan alat-alat yang khusus
maupun yang sudah umum digunakan. Kita melihat kebanyakan alat-alat
yang ada dalam laboratorium mikrobiologi banyak yang terbuat dari kaca,
hal ini disebabkan karena bahan kaca tidak mudah meleleh dan pecah bila
dipanaskan, tidak rusak bila terkena bahan dan reaksi kimia, bahan dapat
dilihat dari luar karena kaca transparan dan memudahkan pembacaan
volume cairan didalamnya serta mudah dibersihkan. Kebersihan alat sangat
penting untuk orang yang bekerja di laboratorium mikrobiologi. Alat yang
bersih membatu kita mendapatkan hasil yang akurat.
Mikroskop merupakan alat yang paling khas dalam laboratorium
mikrobiologi. Mikroskop sendiri berfungsi untuk memberikan perbesaran
sehingga dapat melihat struktur mikroorganisme yang tidak dapat oleh mata
telanjang. Prinsip kerjanya yaitu dengan memantulkan cahaya melalui
cermin kemudian diteruskan hingga ke lensa objektif, bayangan benda
mampu diperbesar hingga 40 kali, 100 kali, bahkan sampai 1000 kali lipat.
Perbesaran yang semakin tinggi ini dapat semakin meningkat lagi seiring
dengan teknologi yang juga semakin berkembang.
Inkubator adalah alat yang dipanasi dengan aliran listrik pada suhu
tertentu yang dipakai untuk memerami telur, mikroba dan menghangatkan
bayi yang lahir premature. Alat ini dilengkapi dengan tombol pengatur suhu
waktu untuk memudahkan pengaturan suhu yang dikehendaki. Saat
menggunakan inkubator untuk pengeraman mikroba sebaiknya tidak terlalu
penuh atau overload karena hal itu dapat memperbesar risiko kontaminan.
Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk
mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi
(1210C, 15 lbs) selama kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada
autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme, melainkan
meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang akan
membunuh mikroorganisme.
Laminer Flow adalah alat yang berfungsi untuk pengerjaan secara
aseptis karena mempunyai pola pengaturan dan penyaringan aliran udara
sehingga aseptis dan aplikasi sinar UV beberapa jam sebelum digunakan.
Cara kerjanya yaitu dengan mengatur alat dan bahan yang telah dimasukkan
ke laminar flow sedemikian rupa sehingga efektif dalam bekerja dan tercipta
areal yang benar-benar steril. Kerja secara aseptis dan jangan sampai pola
aliran udara terganggu oleh aktivitas kerja. Setelah selesai bekerja, biarkan
2-3 menit supaya kontaminan tidak keluar dari laminar flow.
Colony counter alat yang berfungsi untuk perhitungan koloni mikroba.
Cara penggunaan alatnya yaitu setelah alat menyala cawan petri yang berisi
bekteri atau jamur diletakkan di dalamnya, kemudian mengatur alat
penghitung pada posisi 000 dan mulai menghitung dengan menggunakan
jarum penunjuk sambal melihat jumlah pada layar hitung. Fungsi dari alat
ini adalah untuk menghitung jumlah koloni dari bakteri.
Mesin freezer adalah mesin pendingin yang bersuhu -15 sampai -22
derajat Celcius, yang berguna untuk membekukan barang/makanan yang
disimpan didalamnya. Sebetulnya banyak sekali macam dan tipe mesin
freezer ini, tapi yang paling dikenal saat kita menyebutkan mesin freezer
adalah freezer box. Freezer box, sesuai dengan namanya adalah kotak yang
berisi mesin pendingin sehingga suhu didalamnya bisa mencapai -22 derajat
Celcius. Prisip kerjanya yaitu mengawetkan mikroba atau medium sesuai
pada suhu yang diinginkan.
Hot plate berfungsi untuk memanaskan larutan dan mencairkan media
yang padat. pH indikator universal prinsip kerjanya yaitu dengan
menempelkan kertas pH indikator ini ke benda yang akan di uji pH-nya, ada
tingkatan warna tertentu yang menyatakan nilai atau tingkatan pH-nya.
Shaker merupakan alat yang berfungsi untuk pengaduk larutan
sehingga menjadi larutan homogen. Prinsip kerjanya yaitu sampel yang
berwujud cairan terlebih dahulu ditempatkan dalam wadah tertentu misalnya
erlenmeyer. Selanjutnya, erlenmeyer tersebut diletakkan di dalam orbital
shaker. Pada shaker, wadah diaduk dalam arah memutar seperti putaran
jarum jam.
Neraca analitik merupakan alat yang berfungsi untuk menimbang
bahan bahan dengan massa atau bobot hingga ukuran mg. Timbangan ini
memiliki batas maksimal penimbangan. Jika melewati batas tersebut, maka
ketelitian perhitungan akan berkurang.
Cawan Petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroba.
Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas
sebagai penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran,
diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media
sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi
media sebanyak 10 ml.
Tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan
mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup tabung
reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil.
Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2
bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar
miring (slants agar). Untuk membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang
kemiringan media yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara tidak
terlalu sempit atau tidak terlalu lebar dan hindari jarak media yang terlalu
dekat dengan mulut tabung karena memperbesar resiko kontaminasi.
Salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril
adalah pembakar Bunsen. Api yang menyala dapat membuat aliran udara
karena oksigen dikonsumsi dari bawah dan diharapkan kontaminan ikut
terbakar dalam pola aliran udara tersebut. Sterilisasi jarum Ose atau yang
lain, bagian api yang paling cocok untuk memijarkannya adalah bagian api
yang berwarna biru (paling panas). Lampu Bunsen dapat menggunakan
bahan bakar gas, alkohol, spiritus. pH Indikator Universal berguna untuk
mengukur/mengetahui pH suatu larutan. Hal ini sangat penting dalam
pembuatan media karena pH pada medium berpengaruh terhadap
petumbuhan mikroba. Kertas pH indicator dicelupkan sampai tidak ada
perubahan warna kemudian strip warna dicocokkan dengan skala warna
acuan.
Erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan
yang. Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan
bahan-bahan komposisi media, menampung akuades, kultivasi mikroba
dalam kultur cair, dll. Gelas Beaker merupakan alat yang memiliki banyak
fungsi, pada mikrobiologi, dapat digunakan untuk preparasi media,
menampung akuades dll. Gelas ukur berguna untuk mengukur volume suatu
cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas ukur memiliki beberapa pilihan
berdasarkan skala volumenya. Pada saat mengukur volume larutan,
sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan meniskus cekung larutan.
Mikropipet adalah alat untuk memindahkan/mengambil cairan yang
bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 μl. Banyak pilihan
kapasitas dalam mikropipet, misalnya mikropipet yang dapat diatur volume
pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1μl sampai 20 μl, atau
mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan
volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 μl. dalam
penggunaannya, mikropipet memerlukan tip.
Pengerjaan praktikum mikrobiologi, diperlukan juga ruangan dan
tempat kerja yang steril. Ruang yang steril merupakan suatu keadaan ruang
yang bebas dari semua bentuk kehidupan mikroba yang patogen maupun
yang non-patogen. Agar ruangan praktikum tetap steril, lakukanlah
sterilisasi rutin terhadap alat-alat dan tempat kerja. Contohnya meja,
semprotkan alkohol 70% ke meja. Dan bukan hanya ke meja, alkohol 70%
juga dapat di semprotkan ke tempat kerja lainnya. Bila ada cairan tumpah di
ruangan kerja kita, maka harus langsung di bersihkan agar ruangan kerja
tetap steril.

V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat di ambil dari praktikum ini adalah alat-alat
yang terdapat di laboratorium mikrobiologi ada yang terbuat dari gelas
seperti tabung reaksi, gelas ukur, pipet tetes, cawan petri, setiap alat yang
terdapat di laboratorium memiliki fungsi masing-masing dan memiliki
prinsip yang berbeda dalam penggunaannya. Laboratorium digunakan
sebagai tempat melakukan percobaan, penyelidikan dan apapun yang
berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, biologi atau bidang ilmu lainnya.
Ketika berkerja di laboratorium kita di haruskan sudah menghafal alat-alat
yang ada di ruangan agar memudahkan kita dalam mengerjakan sebuah
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, N, A., Ismail, & A. Hakim. 2017. Pengembangan Penuntun Praktikum


Mikrobiologi Berbasis Pendekatan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa
Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Muslim Maros. Jurnal Nasional
Biologi. 2(1) : 129-133.

Fitriyanii, D., A, P. Putra, & S. Amintarti. 2018. The Validity Of Flowchart-


Based Microbiology Practicum Handbook For The Biology Students Of
Fkip ULM. European Journal of Education Studies. 5(1) : 14-25

Mirawati, Bq., H. Jannah., & E. Rustiawan. 2017. Pengaruh Media Tanam


Terhadap Pertumbuhan Benih Okra (Abelmoschus Esculentus) Lokal
Sumbawa Sebagai Dasar Penyusunan Buku Petunjuk Praktikum Fisiologi
Tumbuhan. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Bioscientist”. 5(2) : 27-33.

Murni & R. Mirdayanti. 2017. Kajian Penggunaan Laboratorium Virtual Berbasis


Simulasi Sebagai Upaya Mengatasi Ketidak-Sediaan Laboratorium. Jurnal
Visipena. 8(2) : 323-330.

Murti. W. 2018. Pengaruh Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar


Mikrobiologi Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Muslim Maros.
Jurnal Binomial. 1(1) : 50-65.

Prasetyo. M. M. 2016. Pengembangan Penuntun Praktikum Mikrobiologi Berbasis


Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Pendidikan Biologi Uin Alauddin
Makassar. Jurnal Biotek. 4(1) : 1-20.

Anda mungkin juga menyukai