Anda di halaman 1dari 16

REVIEW JURNAL TENTANG PENCEMAR AIR BERUPA MIKROORGANISME PATOGEN

JOURNAL REVIEW ABOUT WATER CONTAMINANTS IN THE FORM OF PATHOGENIC


MICROORGANISMS

Annisa Ragil Permatasari1, Marchelinda Ayuningtyas Eddyputri2, Nadhir Giffari3, Nazla


Rahmatina4, dan Pipit Listiani
Teknik Lingkungan, Teknik, Universitas Lambung Mangkurat, Jl. Jend. A. Yani KM. 36,
Banjarbaru, 70722, Indonesia
E-mail: annragilpermata@gmail.com

ABSTRAK

Air merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi semua mahluk hidup di bumi. Ketersediaan air bersih
yang bersih dan aman digunakan menjadi tantangan terbesar yang dihadapi oleh pemerintah nasional
bahkan dunia. Proses pengolahan air pada prinsipnya harus mampu menghilangkan semua jenis
polutan, termasuk mikroorganisme patogen yakni bakteri coliform yang merupakan suatu grup bakteri
yang digunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air.
Oleh karena itu, tujuan dilakukannya penelitian ialah untuk menganalisis pencemaran air yang
disebabkan mikroorganisme patogen dalam pemenuhan syarat air bersih dan air minum. Penelitian
dilakukan dengan berbagai macam metode berbeda, seperti deskritif pendekatan analitik, deskritiptif
eksploratif, dan metode sampling. Hasil yang didapat dari berbagai penelitian menunjukkan adanya
pencemaran air yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen. Maka dari itu dapat disimpulkan
keberadaan mikroorgaanisme patogen merupakan penyebab pencemaran air yang dapat terjadi
berdasarkan dari unsur pencemar, proses mobilisasi zat pencemar ke air, proses terjadinya reaksi dan
dampak yang ditimbulkan mikroorganisme patogen terhadap biota sekitar.

Kata kunci: Pencemaran air, Mikroorganisme patogen, Bakteri coliform, Syarat air bersih

ABSTRACT

Water is one of the basic needs of all living things on earth. the availability of clean and safe water to
be the greatest challenge faced by national and even world governments. Water treatment in principle
should be able to eliminate all types of pollutants, including pathogenic microorganisms are coliform
bacteria which is a group of bacteria used as indicators of water pollutants. Therefore, the purpose of
this study was to determine the water pollution caused by pathogenic microorganisms in meeting the
requirements of clean water and drinking water. The research was conducted with various types, such
as descriptive analytical approach, descriptive explorative, and sampling method. The results obtained
from various studies show water pollution in the form of pathogenic microorganisms. so the conclusion
that pathogenic microorganisms are the causes of water pollution that can occur based on pollutant
elements, the process of mobilization of pollutants into the water, the reaction process and the impact
of pathogenic microorganisms on the surrounding biota.

Keywords: Water contamination, Pathogenic microorganisms, Coliform bacteria, Terms of clean water
I. PENDAHULUAN

Pada bagian ini beberapa jurnal yang kami review secara garis besar memiliki kesamaan dalam
hal latar belakang serta tujuan dilakukannya penelitian. Hal yang melatar belakangi dilakukannya
penelitian ialah karena air sendiri merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi semua mahluk hidup di
bumi. Air juga dapat menjadi faktor penentu dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia. Ketersediaan
air bersih yang aman, bebas dari patogen dan kontaminan saat ini menjadi tantangan terbesar yang
dihadapi oleh pemerintah nasional bahkan dunia khususnya dinegera-negara berkembang seperti
Indonesia. (Indah, 2017)
Terbatasnya sumber air bersih disebabkan oleh banyak hal diantaranya yaitu kegiatan industri,
domestik, dan kegiatan lain. Selain itu, keadaan dan tingkah laku masyarakat yang kurang
memperhatikan lingkungan sekitar juga menjadi salah satu penyebab utama penurunan kualitas air.
Pemanfaatan air tidak layak guna atau air berpolutan sebagai air mandi maupun air minum dapat
menyebabkan penyakit bagi pengguna air tersebut. Polutan dalam air yang dapat membahayakan
pengguna air salah satunya adalah polutan mikroorganisme patogen. (Annemieke, 2017)
Mikroorganisme patogen telah lama diketahui mencemari air. Dalam banyak kasus patogen
telah menyebabkan pandemi penyakit melalui transmisi air (waterborne disease). Beberapa jenis
kontaminasi bakteri patogen yang menyebabkan penyakit antara lain Salmonella sp., Vibrio sp., E. coli,
Nergleria fowleri, Campilobacter, dan bakteri lain yang bersifat bakteri oportunistik menyebabkan
nosocomial disease. (Askrening, 2017)
Tercatat hingga tahun 2012, sebanyak 88 juta anak di seluruh dunia meninggal akibat terjangkit
penyakit melalui transmisi air. Di Indonesia sendiri, data yang didapatkan melalui RIKESDAS
menyatakan bahwa sekitar 27% kematian balita disebabkan oleh penyakit yang terjangkit melalui
transmisi air salah satunya diare. Selain menyebabkan penyakit, kontaminasi patogen dalam air juga
merupakan penyebab utama dari kerusakan lingkungan. Patogen yang mencemari lingkungan dapat
menginfeksi makhluk hidup yang tinggal dalam sumber air tersebut, yang kemudian ekosistem dalam
lingkungan tersebut tidak lagi seimbang. (Dadan, 2018)
Berdasarkan beberapa jurnal yang kami review disebutkan bahwa sebagian besar masyarakat
menggunakan air tanah sebagai sumber air bersih dan air minum. Air tanah sendiri terkadang
mengalami pencemaran mikroorganisme patogen. Air bersih dan air minum yang aman untuk
dipergunakan telah diatur dalam berbagai peraturan tertulis, yaitu meliputi syarat fisik, kimia dan
bakteriologis. Syarat bakteriologis lebih difokuskan dalam pembahasan beberapa jurnal yang kami
review. Syarat bakteriologis sangat erat kaitannya dengan kandungan mikroorganisme patogen yang
terdapat dalam air. (Askrening, 2017)
Jika dilihat dari syarat bekteriologis kualitas air bersih yang dinyatakan aman, harus memenuhi
baku mutu sesuai Permenkes RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 yakni total coliform sebesar 10
MPN/100ml. Sedangkan untuk kualitas air minum yang dinyatakan aman dikonsumsi menurut
Permenkes RI Nomor 492/Menkes/SK/IV/2010 adalah air minum yang tidak mengandung bakteri
patogen (bakteri coliform). Hal ini memperkuat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.907 Tahun 2002
yang membahas tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum, indikator kualitas air minum
dari segi bakteriologis adalah coliform, yang nilainya ditentukan dengan pemeriksaan bakteriologi
metode Most Probable Number (MPN) yang persyaratannya harus nol. (Indah, 2017)
Bakteri Coliform merupakan bakteri indikator kehadiran bakteri patogen dan memiliki
ketahanan paling besar terhadap desinfektan. Bakteri coliform yang dinyatakan sebagai nilai total
coliform dapat digunakan sebagai indikator karena berbanding lurus dengan pencemaran air, semakin
sedikit kandungan coliform artinya kualitas air semakin baik. Coliform adalah flora normal yang hidup
pada usus manusia/hewan, jadi adanya bakteri tersebut pada air menandakan bahwa dalam satu atau
lebih tahap pengolahan air pernah mengalami kontak dengan feses, dan oleh karenanya air akan dapat
mengandung bakteri patogen lain yang berbahaya. (Annemieke, 2017)
Berdasarkan uraian yang ada maka dapat ditarik secara garis besar bahwa tujuan dilakukannya
penelitian dari beberapa jurnal yang ada ialah untuk menganalisis pencemaran air yang disebabkan
mikroorganisme patogen dalam pemenuhan syarat air bersih dan air minum. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi pencemaran air yang berdampak pada kerusakan lingkungan, serta untuk mengurangi
penyakit yang dapat terjadi melalui transmisi air.
II. METODE PENELITIAN

Metode Penelitian dari beberapa jurnal yang kami review yaitu:

1. Jurnal Teknologi Kesehatan “ Analisis Bakteri Coliform Pada Air Minum Isi Ulang di Wilayah
Poasia Kota Kendari” meliputi:

 metode penelitian deskriptif dengan pendekatan analitik yaitu melakukan pemeriksaan


bakteriologis untuk mendapatkan nilai MPN coliform total air minum isi ulang yang dihasilkan
oleh depot air minum di wilayah Poasia Kota Kendari.
 Subjek penelitian yaitu sepuluh depo air minum isi ulang di wilayah Kecamatan Poasia
sebanyak sepuluh sampel
 Teknik pengambilan sampel yaitu metode total sampling jenuh
 Analisis data menggunakan uji penduga dan uji penguat

 Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif eksploratif


 Subjek penelitian yaitu 46 sumur dengan dua lokasi berbeda yang masing-masing diambil tiga
sampel.
 Analisis data yang digunakan tes perkiraan (Presumptive Test), tes penegasan (Confirmative
Test), dan tes pelengkap (Complete Test)

3. Jurnal Ilmiah Indonesia “ Pengaruh Bakteri Pada Bak Aerasi di Unit Waste Water Treatment”
meliputi:

 Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif berskala laboratorium.


 Tahapan yang digunakan dalam proses pengolahan yaitu tahap screening hingga tahap Press
Sludge.

4. Journal of Frontiers in Microbiology “ The Effects of the 2015 Earthquake on the Bacterial
Community Compositions in Water in Nepal” meliputi:

 Pengumpulan sampel air di tujuh sekolah di Kathmandu (S1-S7) dan empat rumah tangga di
Jhapa (J2-J5) di empat titik waktu berbeda.
 Setiap sampel air diambil sebanyak 2 Liter

5. Science of Total Environment “ Bacteria in Drinking Water Source of a First Nation reserve in

Canada” meliputi:

 Subjek penelitian yaitu 56 sampel air dengan beberapa lokasi berbeda.

 Pengambilan sampel diikuti metode standar untuk botol sampel pra-perawatan dan preservasi

dan penyimpanan.

 Pengumpulan sampel air menggunakan alat Hatch Chlorine Pocket Colorimeter II.
III. PEMBAHASAN

Unsur dan jenis pencemar air berupa mikroorganisme dalam air

Air dapat menjadi medium pembawa mikroorganisme patogenik yang berbahaya bagi
kesehatan. Bahaya atau resiko kesehatan yang berhubungan dengan pencemaran air secara umum dapat
diklasifikasikan menjadi dua yakni bahaya langsung dan bahaya tidak langsung. Bahaya langsung
terhadap kesehatan manusia dapat terjadi akibat mengonsumsi air yang tercemar atau air yang
berkualitas buruk, baik langsung diminum, melalui makanan dan dapat juga akibat dari pemakaian air
yang tercemar untuk keperluan sehari-hari seperti mencuci peralatan makan dan lain sebagainya.
Bahaya bagi kesehatan masyarakat dapat pula diakibakan oleh berbagai dampak kegiatan industri dan
pertanian. Sedangkan bahaya tak langsung dapat terjadi misalnya akibat dari mengonsumsi ikan, yang
dimana ikan tersebut sudah tercemar atau mengandung zat-zat polutan berbahaya. Patogen yang sering
ditemukan di dalam air terutama adalah bakteri-bakteri penyebab infeksi saluran pencernaan
seperti Vibrio cholerae penyebab penyakit kolera,Shigella dysenteriae penyebab disenteri
basiler, Salmonella typosa penyebab tifus dan S. paratyphi penyebab paratifus, virus polio dan
hepatitis, dan Entamoeba histolytica penyebab disentri amuba. Untuk mencegah penyebaran penyakit
melalui air perlu dilakukan control terhadap polusi air. (Annemieke, 2017)
Beberapa mikroba patogen biasanya ditemukan di dalam air limbah domestik dan juga di dalam
efluen dari unit pengolahan limbah. Mikroba yang menjadi agen penyebab pencemaran air adalah
bakteri dan virus
A. Bakteri Patogen
Bakteri penyebab pencemaran air dan bersifat patogen antara lain sebagai berikut :
1. Salmonella
Salmonella adalah enterobactericeae yang terdistribusi secara luas di dalam lingkungan dan
meliputi lebih dari 2000 stereotipe. Salmonella merupakan bakteri patogen paling utama yang terdapat
di air limbah yang dapat menyebabkan demam typus dan paratypus dan gastroenteristis (radang
lambung / perut). Konsentrasi Salmonella di dalam air limbah berkisar dari beberapa sel samapi
mencapai 8000 organisme per 100 ml air limbah. Diperkirakan bahwa hampir 0.1% penduduk
mengeluarkan Salmonella di dalam tinja. Di Amerika Serikat Salmonellosis terutama disebabkan oleh
kontaminasi pada makanan, tetapi pada kontaminasi air minum juga masih menjadi perhatian yang
utama.

2. Shigella

Shigella secara sepintas adalah agen disentri bacillus, yaitu suatu penyakit diare yang
menyebabkan berak darah sebagai akibat dari peradangan dan pendarahan selaput dinding usus. Ada
empat spesies shigella yang bersifat patogen, yaitu Shigella flexneri, Shigella dysentriae, Shigella
boydii, dan Shigella sonnei. Keempat Shigella patogen tersebut dapat berpindah secara kontak langsung
dengan penderita yang telah terinfeksi, dimana orang yang terinfeksi mengeluarkan Shigella didalam
tinjanya. Meskipun perpindahan atau penularan Shigella melalui kontak antar orang adalah cara
penularan yang utama, tetapi melalui air juga perlu diperhatikan. Contohnya, seperti yang terjadi di
Florida, penggunaan air tanah mempunyai andil terhadap Shigellosis yang telah menginfeksi sekitar
1200 orang.

3. Vibrio Cholerae

Vibrio cholerae adalah bakteri gram-negative yang berentuk batang melengkung. Bakteri ini
dapat berpindah melalui air. Vibrio Cholerae mengeluarkan suatu enterotoksin yang menyebabkan
diare, mulai dari ringan sampai hebat, muntah, dan kehilangan cairan tubuh secara cepat, dan
menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Vibrio cholerae sering muncul sebagai endemik di
banyak wilayah Asia. Organisme patogen tersebut dapat menyebabkan pencemaran air dengan
konsentrasi sebesar 10 – 10.000 organismpe per 100 ml air pada saat terjadi endemik. Ledakan
endemik Kolera pernah terjadi di Peru dan Chilli yang diakibatkan mengonsumsi sayuran yang telah
terkontaminasi oleh air yang telah tercemar oleh Vibrio Cholerae.

B. Virus Patogen
Air dan limbah dapat terkontaminasi oleh 140 jenis virus. Virus ini dapat masuk kedalam tubuh
manusia melalui mulut dan berkembang biak dalam saluran pencernaan dan kemudian dikeluarkan
dalam jumlah yang besar melalui kotoran manusia yang terinfeksi.Virus-virus yang masuk ke dalam
tubuh manusia kadangkala menyebabkan infeksi yang tidak terlihat, sehingga sulit untuk dideteksi.
Virus ini penyebab penyakit yang bervariasi, mulai dari penyakit kulit, demam, infeksi pernafasan,
penyakit yang berhubungan dengan pencernaan dan kelumpuhan. Virus-virus ini relatif sedikit di
dalam air buangan, namun demikian sampel sebanyak 100-1000 liter harus dipekatkan untu mendeteksi
keberadaan patogen ini.

Ditinjau dari ilmu epidemi, virus umumnya berpindah melalui kontak antar peroranganm namun dapat
juga melalui perantara air baik secara langsung (air minum, kolam renang) maupun secara tidak
langsung yaitu melalui makanan yang terkontaminasi. Penularan waterbome virus dapat digambarkan
dengan skema seperti berikut. Beberapa contoh Virus yang dapat mencemari air dan bersifat patogen
antara lain:

1. Virus Hepatitis

Terdapat beberapa jenis penyakit Hepatitis, yang masing-masing disebabkan oleh jenis virus
yang berbeda. Berikut ini adalah jenis-jenis virus yang disebabkan oleh virus penyebab hepatitis.
Infeksi hepatitis disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV), yaitu enterovirus yang berukuran 27 nm
RNA, dengan masa inkubasi relatif pendek (2-6 minggu) dan penularan melalui oral. Virus ini sulit
dideteksi walaupun dapat dibiakkan dalam jaringan. Cara lain untuk mendeteksi HAV adalah dengan
penyelidikan genetik dan metode imunologi.
Serum hepatitis disebabkan oleh Virus hepatitis B (HBV) yaitu virus dengan ukuran 42 nm
DNA, mempunyai masa inkubasi relatif lama (4-12 minggu). Virus ini ditularkan melalui kontak
dengan darah yang terinfeksi atau melalui hubungan seks. Tingkat kematian sekitar 1-4% lebih tinggi
daripada infeksi hepatitis (<0.5%).
Hepatitis A menular melalui oral baik kontak antar perorangan maupun melalui pencemaran air
dan makanan yang terkintaminasi. Penyakit ini menyebar diseluruh dunia dan antibodi HAV lebih
banyak terdapat pada kelompok dnegan tingkat sosial ekonomi yang rendah, kemudian meningkat
sesuai umur orang yang terinfeksi. Penularan melalui air tercatat di seluruh dunia kasus hepatitis ini
terjadi akibat mengonsumsi air yang telah terkontaminasi virus tersebut dan pengolahan airnya tidak
sempurna. Penularan melalui makanan lebih menjadi perhatian dibandingkan melalui air.
Mengonsumsi kerang-kerangan yang tumbuh dalam air yang terkontaminasi menimbulkan kasus
hepatitis menjadi cukup besar.

2. Rotavirus

Rotavirus termasuk dalam keluarga Reoviridae, ukuran 70 nm yang mengandung RNA double-
stranded dikelilingi double-shelled capsid. Rotavirus adalah penyebab utama penyakit perut akut pada
anak dibawah usia 2 tahun. Virus menyebar melalui fecal-oral, dapat pula melalui pernafasan. Pernah
terjadi beberapa kasus wabah penyakit yang disebabkan oelh rotavirus yang mengotaminasi air
buangan.

3. Agen Tipe Norwalk


Virus ini berukuran kecil, sekitar 27 nm, pertama kali ditemukan tahun 1968 di Norwalk, Ohio.
Virus ini merupakan penyebab utama penyakit yang penularannya melalui air, dan dapat pula melalui
makanan. Virus ini menyebabkan diare dan mual dan dapat menyerang usus halus. Virus Norwalk
memegang peranan penting dalam penyebaran penyakit perut melalui air tercemar. (Indah, 2017)

Proses metabolisme zat pencemar ke air

Sumber air terdiri dari beberapa macam. Meskipun tidak semua dapat dimanfaatkan sebagai
akses air bersih untuk keperluan air minum, namun terdapat jenis sumber air yang dekat dengan
manusia dan menjadi sumber air untuk pemanfaatan sekunder.Contoh dari pemanfaatan sekunder
adalah air sebagai irigasi perkebunan atau kebutuhan air bagi peternakan, serta tempat rekreasi
keluarga. Sumber air dengan manfaat sekunder ini apabila terkontaminasi oleh patogen juga dapat
memberikan resiko kesehatan pada lingkungan tersebut. (Askrening, 2017)

Sumber air yang terdapat di lingkungan terbagi menjadi 4 area, yaitu pesisir dan stuari, air
tanah, air sungai, serta air danau. Dari laporan US EPA tahun 2014dinyatakan bahwa dengan kenaikan
jumlah patogen yang mengkontaminasi sumber air di lingkunganakan menyebabkan meningkatnya
kerusakan bagi lingkungansumber air tersebut. Pada area pesisir dan estuari, pembuangan limbah
rumah tangga merupakan sumber utama kontaminan patogen di area tersebut. Selain dari pembuangan
limbah rumah tangga, sumber lain dari penyebaran patogen antara lain pembuangan area perkebunan,
aliranair sisa hujan dari perumahan, dan pembuangan limbah dari industri sekitar. Instalasi sistem
septik yang kurang memadai juga berkontribusi dalam penyebaran patogen di lingkungan pesisir. Air di
area pesisir dan estuaria yang telah terkontaminasi oleh patogen dapat menjadi bahaya karena sebagian
besar area pesisir dimanfaatkan sebagai area rekreasi. (Dadan, 2018)

Air tanah merupakan sumber utama untuk dimanfaatkan sebagai air minum. Kontaminasi
patogen dalam air tanah akan memiliki resiko tinggi dalam kaitannya dengan kesehatan masyarakat.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa bakteri patogen Salmonella, E. coli, dan enterovirus relatif
lebih stabil di dalam air tanah. Di AS sendiri telah terjadi sebanyak 2.739 kasus penyakit akibat
kontaminasi patogen dala air tanah. Kontaminasi patogen dalam air tanah dapat dikurangi dengan
dibantu oleh struktur tanah di areah tersebut. (Annemieke, 2017)

Kerusakan lingkungan pada sungai utamanya disebabkan oleh kontaminasi patogen. US EPA
pada tahun 2012 melaporkan bahwa besar kerusakan yang disebabkan oleh kontaminasi patogen pada
sungai adalah sebesar 53%. Sumber patogen yang mengkontaminasi sungai antara lain berasal dari
lahan pertanian, buangan dari lahan peternakan, influx dari air tanah yang terkontaminasi, dan efluen
dari pengolahan limbah cair. Jumlah patogen dalam aliran sungai dapat berubah seiring dengan adanya
imput melalui curah air hujan. (Sital, 2017)

Jenis patogen kontaminan di berbagai area sumber air

Sumber air Patogen Sumber air Patogen

Pesisir Coliform fecal Air Tanah Salmonella

Bacteriophages Enterovirus

Enterovirus Coliform

Shigella

Bacillus spp.

Staphylococcus

Enterococcus

P. aeruginosa
Estuari Coliform Sungai dan Danau Chryptosporium oocysts

Zooplankton Ciliates

Echovirus 1 Salmonella

Coxsackieviruses Fecal bacteria

Vibrio spp. Campylobacter jejuni

Clostridium perfringens Yersinia anterocolitica

Campylobacter Serratia marcescens

Dampak dari Pencemar Air berupa Mikroorganisme Patogen

Banyak badan air seperti sungai atau saluran air dekat daerah perkotaan yang saat ini
kondisinya sangat tercemar. Pencemaran air ini terjadi salah satunya karena pembuangan sampah yang
dilakukan oleh manusia. Selain itu, bahan kimia berbahaya yang secara legal atau ilegal dibuang oleh
industri manufaktur, pusat kesehatan, sekolah, dan pasar juga. Adapun beberapa dampak pencemaran
air yang menjadi akibat dari perilaku demikian misalnya kematian biota air, kerusakan rantai makanan,
timbulnya wabah penyakit, dan kerusakan ekosistem perairan.

1. Kematian Biota Air

Masalah utama yang disebabkan oleh dampak pencemaran air adalah terbunuhnya
kehidupan yang tergantung pada badan air tersebut. Ikan, kepiting, burung camar dan banyak
hewan lain terbunuh karena adanya polutan berbahaya yang meracuni habitat mereka. Contoh
sederhana dari dampak ini adalah hilangnya populasi ikan di badan sungai daerah perkotaan.

2. Kerusakan Rantai Makanan


Dampak pencemaran air juga merusak tatanan rantai makanan alami yang selama ini
berlangsung dalam ekosistem air. Polutan seperti timbal yang dimakan oleh ikan kecil, akan
terbawa pada tingkat trofik selanjutnya. Ikan-ikan besar, kerang, dan tingkat trofik di atasnya
juga akan ikut merasakan dampak dari polutan yang dimakan oleh si ikan kecil.

3. Wabah Penyakit

Kerusakan rantai makanan pada tahap selanjutnya akan berdampak pada manusia. Ya,
produk-produk dari badan air yang tercemar yang dikonsumsi manusia akan mengakibatkan
pada mewabahnya beberapa jenis penyakit. Wabah penyakit hepatitis bisa timbul akibat
konsumsi makanan laut yang teracuni polutan, wabah kolera timbul karena pengolahan air
minum yang buruk dari sumber perairan yang tercemar, dan masih banyak lagi.

4. Kerusakan Ekosistem

Dampak pencemaran air pada tahap selanjutnya akan terjadi pada ekosistem.
Pencemaran air mengakibatkan kerusakan ekosistem yang berarti interaksi antar makhluk hidup
di suatu tempat akan berubah. Banyak daerah yang sekarang jadi terkena pencemaran air
karena kelalaian manusia dalam menjaga kelestarian lingkungannya, dan di masa yang akan
datang daerah-daerah yang tercemar ini tentu akan membuat manusia mengalami banyak
kesulitan. (Sital, 2017)

Kesimpulan:

Dari hasil pembahasan tentang pencemar air berupa mikroorganisme pathogen, maka dapat
disimpulkan:
1. Mikroorganisme patogen yang menjadi agen penyebab pencemaran air dapat berupa bakteri seperti
salmonella, shigella, vibrio colerae dll selain itu dapat pula berupa virus seperti virus Hepatitis,
rotavirus, agen tipe norwalk.

2. Proses mobilisasi pencemar berupa mikroorganisme patogen ke dalam air dapat bersumber dari
pembuangan limbah rumah tangga, pembuangan area perkebunan, aliran air sisa hujan dari perumahan
dan pembuangan limbah industri

3. Pencemar air berupa mikroorganisme patogen dapat memberikan dampak kematian biota air,
kerusakan rantai makanan, wabah penyakit dan kerusakan ekosistem.

DAFTAR PUSTAKA

Annemieke, F., (2017). Bacteria in drinking wateer sources of a First Nation Reserve in Canada. 575 :
813-819.

Askrening dan Reni Yunus (2017). Analisis Bakteri Coliform Pada Air Minum Isi Ulang
Di Wilayah Poasia Kota Kendari. Jurnal Teknologi Kesehatan, Kendari. 13 (2) : 71-76

Dadan S, Gaffurahman, dan Suhirman (2018). Analisis Cemaran Koliform pada Sumur Gali di Desa
Ungga Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Jurusan Pendidikan Biologi,
Universitas Islam Negeri Mataram, Kota Mataram.

Indah Dhamayanthie dan Ahmad Fauzi (2017). Pengaruh Bakteri Pada Bak Aerasi Di Unit Waste
Water
Treatment. Jurnal Ilmiah Indonesia. Indramayu. 2 (3).
Sital Uprety (2017). The Effect of the 2015 Earthquake on the Bacterial Community Compositions in
Water in Nepal. Original Research.

Anda mungkin juga menyukai