Anda di halaman 1dari 7

BAB I

A. Latar Belakang
Exorcisme adalah pengusiran keluar keluar roh-roh jahat dalam diri seseorang, dari suatu tempat,
atau dari dalam suatu barang. Para exorcist profesional telah ada sejak jaman purba di antara
orang-orang Babil kuno, orang Mesir dan orang Yunani kuno, orang Yahudi dan orang Kristen
mula-mula.
Istilah pengusiran Setan adalah sebuah tindakan yang dilakukan oleh orang Kristen dalam
melakukan doa bagi orang yang dikuasai oleh Setan, dan doa ini dilakukan di dalam nama Yesus
Kristus. Pengusiran Setan dapat dilakukan dengan berkata, “demi nama Yesus Kristus, segala
kuasa dalam bentuk atau manifestasi yang memperbudak orang ini diperintah keluar dari orang
tersebut.” Kalimat ini diucapkan dengan iman dan keyakinan penuh bahwa ketika Setan
mendengarnya ia pasti pergi dari orang yang dirasukinya. Dalam hal ini penekanannya terletak
pada iman bahwa nama Yesus sungguh berkuasa dan berotoritas untuk mengusir Setan dan nama
Yesus pula lah yang memberi kuasa pada hamba-Nya untuk mengusir Setan agar keluar. Iman
dan kepercayaan ini timbul oleh karena nama Yesus dan Firman Nya sungguh menjadi bagian
hidup dan dihidupi oleh sang pelayan setiap hari dalam segala aspek kehidupannya (Rm. 10:17)
sehingga dalam praktik pelayanannya, iman yang sama pulalah yang diyakini dan
didemonstrasikan.
Fenomena pengusiran Setan adalah suatu keadaan yang bukan baru terjadi. Dalam praktiknya,
terjadi perbedaan pendapat tentang pengusiran Setan, misalnya ada anggapan bahwa yang
melakukan pengusiran Setan hanya orang tertentu atau hamba Tuhan atau pendeta tertentu yang
diberikan karunia khusus, sehingga akibatnya ketergantungan jemaat kepada hamba Tuhan atau
pendeta tersebut. Pandangan tersebut, bertentangan dengan Alkitab karena dalam daftar karunia
rohani yang terdapat dalam 1 Korintus 12, 1 Korintus 14 dan Roma 12:6-8, tidak dituliskankan
bahwa pengusiran Setan adalah bagian dari karunia Rohani. Namun pada bagian Firman Tuhan
seperti Markus 16:17, Yakobus 4:7, menjelaskan bahwa semua orang Kristen memiliki hak
untuk melakukan pengusiran Setan karena diberikan otoritas yang sama di dalam Yesus Kristus
untuk melakukan pengusiran Setan.
Selain itu, apa yang membedakan pengusiran Setan yang dilakukan oleh orang yang beriman
kepada Yesus Kristus dengan yang tidak beriman. Pada kenyataanya dalam praktik pengusiran
Setan yang dilakukan oleh orang yang tidak beriman juga terjadi kelepasan atau Setan tersebut
keluar dari orang yang dikuasai Setan, dan pada sisi lain ada pengusiran Setan oleh orang Kristen
tetapi Setan tidak dapat pergi. Kasus seperti ini menimbulkan pro kontra dikalangan orang
Kristen. Jika demikian apa yang membedakan pengusiran Setan yang dilakukan oleh orang
Kristen dan orang yang bukan Kristen. Apakah pengusiran Setan bisa dilakukan oleh orang yang
bukan Kristen juga? Jika demikian, maka apa yang membedakan pengusiran Setan yang
dilakukan oleh orang Kristen dan yang bukan Kristen. Pada budaya atau tradisi tertentu juga
dikenal praktik pengusiran Setan, misalnya dengan cara menaburkan garam mengelilingi rumah
dengan tujuan agar Setan tidak dapat mengganggu, darah babi disiram di sekitar rumah atau telur
busuk disiram kepada orang yang sedang kerasukan, pada orang yang sedang dirasuk roh jahat
pengusiran dilakukan dengan cara memukul bagian tubuh tertentu dengan menggunakan bambu
kuning atau daun kelor dengan tujuan melepaskannya dari cengkraman roh jahat tersebut. Cara
atau praktik ini tidak sesuai dengan Alkitab karena Alkitab tidak memerintahkan melakukan
pengusiran Setan dengan cara-cara tersebut, selain itu cara-cara tersebut tidak dapat memberikan
jalan keluar yang benar sebab setelah Setan tersebut pergi maka kemungkinan besar ia akan
kembali dan akan terjadi pengulangan. Di sisi lain, cara-cara ini merupakan bagian dari
kepercayaan nenek moyang yang diwariskan hingga saat ini.Ada juga anggapan bahwa
pengusiran Setan tidak efektif karena tidak disertai dengan berpuasa`, lalu apa yang menjadi
keyakinan orang Kristen dalam melakukan pengusiran Setan sehingga pada akhirnya Setan
keluar dari seseorang.Ada yang tidak berani melakukan pengusiran Setan karena tidak
mengetahui posisi atau statusnya dihadapan Allah.
Dapat disimpulkan bahwa pemahaman dan praktik di atas terjadi sebagai bentuk keyakinan
terhadap takhayul. Artinya melakukan suatu tindakan berdasarkan keyakinan dan pengalaman
yang diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang yang dianggap kebenarannya dapat
dipercaya karena terbukti6. Namun tidak dapat disangkal bahwa dibalik dari takhayul pelaku
utamanya adalah kuasa Setan yang membutakan mata rohani (bdk. Yoh. 8:44) sehingga terus-
menerus melakukan tindakan tersebut dan tidak dapat melepaskan diri.
BAB II
A. Kebiasaan Para Exorcist
Apabila para exorcist pada jaman Yesus Kristus,, atau di lingkungan orang-orang non-Kristen,
ingin menyembuhkan pasiennya yang dirasuk setan, maka ada beberapa hal yang diperbuatnya:
1. Berusaha mengetahui nama iblis atau setan-setan yang merasuk orang itu.
Yesus Kristus juga mempraktekkan car aini sebelum Ia menyembuhkan seorang
kerasukan setan di Gadara (Markus 5:9).
Formula umum doa-doa yang dipakai oleh para exorcist berbunyi “Aku mohon dengan
sangat padamu, setiap roh-roh jahat, katakana siapa engkau sebenarnya.”
2. Setelah mengetahui nama setan yang yang merasuk seseorang maka si exorcist akan
mencari nama roh yang lebih kuat dari setan-setan yang merasuk orang itu agar roh yang
lebih kuat mengusir roh yang lemah.
Oleh sebab kebiasaan yang ada di antara para exorcist ini, maka waktu Yesus mengusir
setan yang merasuk seseorang sampai buta dan bisu, Yesus dicurigai telah menggunakan
kuasa roh setan yang lebih kuat, yaitu kuasa Beelzebul (Matius 12:22-24).
3. Menurut Dr. Rendle Short, dalam menolong pasiennya itu para exorcist sering mengusir
setan-setan dengan cara memahat kepala si pasien sampai berlubang. Hal itu nyata sekali
dari tengkorak-tengkorak kuno yang ditemukan, sering ada bekas pemahatan. Hal ini
dapatlah dimaklumi bahwa orang-orang primitive sering berbuat sesuatu menurut angan-
angan sendiri; bukan menurut prinsip ilmiah.
4. Menurut H.Schilier, minyak urapan juga digunakan oleh para exorcist untuk mengusir
kuasa demonis yang merasuk seseorang, yaitu dengan mengoleskan minyak urapan
tersebut pada diri orang yang kerasukan. Itulah sebabnya dalam versi Kristen pengurapan
minyak untuk orang yang sakit, baik fisik maupun sakit oleh sebab demonis harus lain
dengan cara kekafiran. Tekanan pengolesan minyak dalam pelayanan Kristen bukan pada
minyak itu sendiri tetapi pada “doa yang lahir dari iman” (Yakobus 5:14-15), dengan
Nama Tuhan Yesus.
B. Exorcisme Dalam Dunia Kekristenan
Alkitab mencatat dengan jelas bahwa Yesus Kristus datang ke dalam dunia untuk mati
memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang (Markus 10:45) dan melalui
kematian-Nya itu Ia menghancurkan segala pekerjaan setan (Ibrani 2:14). Maka dalam
menjalankan misi-Nya ini, Yesus memanggil murid-murid yang disebut rasul-rasul; diberi-Nya
kuasa untuk mengusir setan-setan (Matius 10:1) agar dapat bersama-sama menyertai Dia selama
Dia di dunia menyembuhkan orang-orang yang dirasuk setan. Di samping 12 Rasul yang diberi-
Nya kuasa untuk mengusir setan-setan, Yesus juga memanggil 70 murid yang lain (Lukas 10:1)
dan mereka juga diberi kuasa untuk mengusir setan-setan (Lukas 10:7, 20a) sehingga mereka
sama-sama menyertai Yesus untuk memberitakan kerajaan Allah telah datang.
Sebelum Yesus Kristus naik ke surga, Ia menjanjikan pada setiap murid-Nya saat itu dan mereka
yang akan menjadi murid-murid-Nya di kemudian hari bahwa kuasa untuk mengusir setan-setan
itu diberikan kepada mereka (Markus 16:17). Singkatnya, pelayanan untuk mengusir setan itu
akan berlangsung terus sampai Tuhan Yesus datang kembali.
C. Exorcisme Yang Dilakukan Oleh Yesus
1. Yesus menghardik roh jahat yang merasuk seorang di rumah ibadat dan menyuruh roh
jahat itu diam serta keluar dari orang yang dirasuknya (Markus 1:25).
2. Yesus menyuruh roh-roh jahat yang merasuk orang gila di Gerasa itu keluar dan
meninggalkan orang yang dirasuknya (Markus 5:8, 13).
3. Yesus menyembuhkan seorang anak perempuan yang dirasuk setan oleh sebab iman
ibunya terhadap Yesus Kristus (Markus 7:25-30). Yesus tidak menghardiknya tetapi iman
ibu tersebut telah mengusir setan.
4. Yesus menyembuhkan seorang anak yang dirasuk setan hingga bisu dan tuli dengan cara
memerintahkan roh jahat itu keluar dan jangan kembali lagi (Markus 9:25). Roh jahat
yang merasuk anak tersebut cukup kuat sehingga murid-murid-Nya tak dapat mengusir
roh tersebut, maka itu Yesus menyarankan bahwa jenis seperti itu harus diusir lewat
persiapan hati dalam pergumulan doa (Markus 9:29). Matius menambahkannya, yaitu
melalui doa dan puasa (Matius 17:21).
5. Waktu Yesus mengusir setan, Kerajaan Allah datang (Lukas 11:20).
Dari ayat-ayat tersebut ada prinsip-prinsip penting dalam exorcisme:

● Setan diperintahkan keluar meninggalkan si pasien dengan kekuatan kuasa Allah.

● Iman si penyembuh dan iman keluarga orang tersebut dapat menyembuhkan si sakit.

● Kalau setan yang merasuk seseorang itu sangat kuat dan sangat banyak, maka orang
Kristen yang melakukan pelayanan exorcisme harus mempersiapkan diri lewat doa
dan puasa.
D. Exorcisme Yang Dilakukan Oleh Murid Yesus
1. Tujuh puluh murid Yesus itu menaklukkan setan-setan demi Nama Tuhan Yesus Kristus
(Lukas 10:17).
2. Petrus menyembuhkan orang-orang yang dirasuk setan sesuai dengan iman mereka yang
membawa si penderita (Kisah Para Rasul 5:16).
3. Exorcisme yang dibuat oleh Filipus, diaken Yerusalem itu adalah untuk meneguhkan
pemberitaan Injil (Kisah Para Rasul 8:4-7).
4. Paulus mengusir setan yang merasuk seorang perempuan: Demi Nama Tuhan Yesus
Kristus (Kisah Para Rasul 16;18).
5. Paulus menyembuhkan orang yang kerasukan setan di Efesus dengan sapu tangan dan
kain yang pernah dipakainya (Kisah Para Rasul 19:11-12).
Prinsip exorcisme yang dilakukan oleh murid-murid Yesus adalah:

● Mereka melakukan Exorcisme hanyalah karena perintah Yesus Kristus maka itu yang
mereka katakana adalah “Demi Nama Yesus Kristus”.
● Mereka melakukan exorcisme kepada si penderita dengan menghardik setan-setan.

● Tujuan melakukan pelayanan exorcisme adalah untuk meneguhkan berita Injil Kristus
itu.
● Pelayanan exorcisme menuntut iman dari si penyembuh dan keluarga si penderita.
BAB III
A. Refleksi Teologis
1. Yesus Kristus memberikan otoritas. Setiap orang Kristen disebut sebagai anak-anak
Allah karena beriman kepada Yesus Kristus dan sebagai anakanak Allah diberi kuasa
(Yoh. 1:12)39. Otoritas diberikan dengan tujuan orang Kristen mendemonstrasikan kuasa
Allah sebagai orang yang dipanggil untuk menjadi berkat bagi dunia. Salah satu contoh
yaitu para murid diperintahkan oleh Yesus Kristus untuk tetap tinggal di Yerusalem
sampai Roh Kudus turun dan mulai bersaksi dari Yerusalem sampai ke ujung bumi (Kis.
1:8)40. Setelah otoritas diberikan kepada para murid, dan murid-murid memberitakan
Injil dan disertai oleh Roh Kudus sehingga tanda-tanda ajaib atau mukjizatmukjizat
terjadi (Rm. 15:19; Ibr. 2:4).
2. Teguh berdiri dalam iman. Landasan iman Kristen yaitu Firman Allah, oleh sebab itu, ada
keyakinan bahwa perkataan Allah melalui Firman Allah dapat meneguhkan iman, seperti
hanya dengan kepercayaan teguh kepada Yesus Kristus, orang Kristen mampu melawan
Setan (Ef. 6:11-13; Yak 4:7). Keteguhan iman terjadi karena ketaatan terhadap Firman
Allah.
3. Janji Yesus Kristus “ya dan amin” bagi orang Kristen. Perkataan Yesus Kristus “ya dan
amin” dalam menunjukkan kuasa-Nya kepada orang Kristen yang melakukan pengusiran
Setan, bahwa Setan sudah dikalahkan dan orang Kristen tidak dikalahkan karena ada
Yesus Kristus dan ada Roh Kudus yang mendiami serta ada otoritas yang sudah
dianugrahkan.

B. Kesimpulan
Semua orang Kristen diberi hak dan otoritas yang sama dalam melakukan pengusiran Setan,
karena itu lakukanlah dengan iman, hidup kudus, berdoa dan terus-menerus melengkapi diri
dengan mempelajari Firman Tuhan.
Alkitab tidak mengizinkan pengusiran Setan dengan memakai cara-cara yang bertentangan
dengan Alkitab, kecuali di dalam nama Yesus Kristus.
Alkitab menjelaskan bahwa Setan yang sedang melakukan berbagai keinginannya untuk
menjatuhkan atau memperbudak bahkan merasuki manusia, statusnya sudah dikalahkan melalui
kematian dan kebangkitan Yesus Kristus (Kol. 1:13).
DAFTAR PUSTAKA
Soekahar, H. 2002. Satanisme Dalam Pelayanan Pastoral. Malang: Gandum Mas.
Piper, John dan Justin Taylor. 2014. Supremasi Kristus dalam Dunia Postmodern (Surabaya:

Momentum).

Anda mungkin juga menyukai