Anda di halaman 1dari 16

Membedakan

Kesembuhan
Sorgawi dengan
Kesembuhan Iblisi

Bonggas L Tobing
Jl Perjuangan No. 9 Tj. Rejo, Medan 20122
B
erkat ilmu kedokteran yang terus berkembang, semakin banyak
jenis penyakit yang dahulu tidak dapat diatasi, sekarang sudah dapat
diatasi melalui perawatan medis. Tetapi ada juga orang sakit yang
mengalami kesembuhan tanpa menjalani perawatan medis atau
kesembuhan non-medis. Misalnya, kesembuhan melalui perdukunan dan
kesembuhan karena mujizat. Kesembuhan non-medis inilah yang akan
dibicarakan dalam tulisan ini.
Kesembuhan non-medis dapat dilakukan oleh murid-murid Tuhan Yesus,
para pendeta dan dukun atau paranormal. Kita sering mendengar berita
tentang seorang pendeta yang memiliki karunia kesembuhan atau yang
dapat melakukan mujizat kesembuhan. Jika pendeta itu mau mengadakan
KKR, panitia penyelenggara KKR tersebut akan membuat selebaran dan
baliho yang mewartakan ada mujizat kesembuhan dalam KKR yang akan
mereka adakan. Tentu saja banyak orang sakit datang mengikuti KKR itu,
dengan harapan, mereka akan beroleh mujizat kesembuhan dalam
kebaktian itu. Padahal, orang Kristen seharusnya mewaspadai Pendeta
yang mengadakan mujizat kesembuhan itu, karena tidak semua orang yang
mengadakan mujizat dalam nama Tuhan Yesus adalah hamba Tuhan Yesus.
Dengan kata lain, ada mujizat kesembuhan yang berasal dari Iblis, yang
dalam tulisan ini selanjutnya disebut kesembuhan Iblisi.
Tulisan ini akan menjelaskan perihal ciri-ciri mujizat kesembuhan yang
berasal dari Tuhan Yesus, yang dalam tulisan ini selanjutnya disebut
kesembuhan Sorgawi. Tujuan tulisan ini, agar jemaat dapat membedakan
apakah suatu mujizat kesembuhan benar-benar berasal dari Tuhan Yesus
atau berasal dari Iblis. Dengan demikian jemaat terhindar dari jebakan Iblis
yang hendak membinasakannya.
Mujizat Dalam Alkitab
Alkitab mencatat bahwa mujizat dapat dilakukan oleh Hamba Tuhan dan
dapat juga dilakukan oleh seorang Dukun. Sementara Dukun adalah orang-
orang yang sangat ditentang oleh TUHAN. Hal ini tersirat pada ayat-ayat
berikut:
“….Celakalah dukun-dukun perempuan, yang mengikatkan tali-tali azimat
pada semua pergelangan dan mengenakan selubung pada kepala semua
orang, tua atau muda, untuk menangkap jiwa orang ..........” ..... “…Aku
akan menentang tali-tali azimatmu, dengan mana kamu menangkap jiwa
orang…………..” [Yeh. 13 : 18-20]
Mengapa TUHAN menentang para dukun? Tentu karena dukun berada
dalam kubu Iblis atau dukun adalah hamba Iblis! Seandainya dukun adalah
hamba Tuhan, tidak mungkin TUHAN menentangnya dan menjatuhkan
celaka kepada para dukun tersebut.
Kitab Ulangan 18: 10-11 mencatat, bahwa dukun Firaun membuat mujizat
yang sama hebatnya dengan mujizat yang dilakukan hamba TUHAN, Musa
dan Harun.
Musa dan Harun pergi menghadap Firaun, lalu mereka berbuat seperti
yang diperintahkan TUHAN; Harun melemparkan tongkatnya di depan
Firaun dan para pegawainya, maka tongkat itu menjadi ular. Kemudian
Firaun pun memanggil orang-orang berilmu dan ahli-ahli sihir; dan mereka
pun, ahli-ahli Mesir itu, membuat yang demikian juga dengan ilmu mantera
mereka. Masing-masing mereka melemparkan tongkatnya, dan tongkat-
tongkat itu menjadi ular; ( Kel. 7:10-12).
Demikianlah Musa dan Harun berbuat seperti yang difirmankan Tuhan;
diangkatnya tongkat itu dan dipukulkannya kepada air yang di sungai Nil,
di depan mata Firaun dan pegawai-pegawainya, maka seluruh air yang di
sungai Nil berubah menjadi darah; ………… Tetapi para ahli Mesir membuat
yang demikian juga dengan ilmu-ilmu mantera mereka (Kel. 7: 20 + 22)
Dengan kata lain, pemantera atau dukun Mesir memiliki kesaktian untuk
membuat tongkat menjadi ular dan membuat air menjadi darah. Mujizat
yang dilakukan dukun Firaun itu adalah mujizat Iblisi, karena yang
melakukannya adalah hamba Iblis. Di lain pihak, Musa dan Harun adalah
hamba TUHAN, maka mujizat yang mereka lakukan adalah mujizat Sorgawi.
Dapat disimpulkan bahwa Alkitab mencatat ada mujizat Sorgawi dan ada
mujizat Iblisi.
Menguji Mujizat
Jika suatu mujizat dilakukan oleh seorang dukun, mudah bagi kita
mengindentifikasi bahwa mujizat itu berasal dari Iblis. Yang menjadi
Membedakan Kesembuhan Sorgawai dengan Kesembuhan Iblisi 2
masalah adalah, jika: mujizat itu dilakukan oleh seseorang yang beratribut
Pendeta; mujizat itu dilakukan di tengah-tengah kebaktian; mujizat itu
dilakukan dalam nama Tuhan Yesus; dan prosesi mujizat itu diiringi puji-
pujian kepada Tuhan Yesus. Bagaimana kita mengetahui bahwa mujizat itu
benar-benar atas perintah Tuhan Yesus?
Dalam kitab Matius 7: 22-23, Tuhan Yesus bersabda: “Pada hari terakhir
banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami
bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan
mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku
akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah
mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat
kejahatan!"
Sehubungan dengan sabda Tuhan Yesus di atas, rasul Yohanes
mengingatkan kita supaya jangan langsung percaya akan setiap roh, tetapi
harus menguji roh-roh itu, apakah roh-roh itu berasal dari Tuhan Yesus
atau berasal dari Iblis (1Yoh. 4:1).
Oleh karena itu, jika ada seorang pendeta melakukan suatu mujizat, maka
Anda harus mengujinya apakah roh-roh itu berasal dari Tuhan Yesus atau
berasal dari Iblis. Cara mengujinya adalah dengan mengetahui terlebih
dahulu ciri-ciri (spesifikasi) mujizat yang berasal dari Sorga. Jika mujizat itu
tidak memenuhi semua ciri-ciri atau spesifikasi tersebut, maka dapat
dipastikan, mujizat itu berasal dari roh-roh jahat.
Ciri-Ciri Kesembuhan Sorgawi
Ayat-ayat di bawah ini akan menunjukkan ciri-ciri kesembuhan sorgawi
atau kesembuhan yang berasal dari Tuhan Yesus.
Menurut Kitab Matius 10: 1, 7-8
Yesus memanggil kedua belas muridnya dan memberi kuasa kepada
mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan melenyapkan penyakit dan
segala kelemahan …………. (7) Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga
sudah dekat. (8) Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati;
tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya
dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.

Membedakan Kesembuhan Sorgawai dengan Kesembuhan Iblisi 3


Menurut Kitab Markus 6: 12 - 13
(12) Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat,
(13) dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit
dengan minyak dan menyembuhkan mereka. (Mark. 6: 12 – 13)
Menurut Kitab Yakobus 5: 13 – 16
Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa!
Kalau ada seorang yang bergembira baiklah ia menyanyi! Kalau ada
seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua
jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan
minyak dalam nama Tuhan. Dan doa yang lahir dari iman akan
menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan
jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Karena itu
hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya
kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat
besar kuasanya.
Menurut Kitab Yohanes 5: 14
Ada orang lumpuh yang mengharapkan kesembuhan di kolam Betesda.
Orang lumpuh itu disembuhkan oleh Tuhan Yesus. Tuhan Yesus berpesan
kepada orang itu: “Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi,
supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk.” orang itu keluar, lalu
menceriterakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah
menyembuhkan dia.
Menurut Kitab Matius 8: 1- 4
Setelah Yesus turun dari bukit, orang banyak berbondong-bondong
mengikuti Dia. Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu
sujud menyembah Dia dan berkata: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat
mentahirkan aku." Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang
itu dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga tahirlah
orang itu dari pada kustanya. Lalu Yesus berkata kepadanya: "Ingatlah,
jangan engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah,
perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah persembahan
yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka."

Membedakan Kesembuhan Sorgawai dengan Kesembuhan Iblisi 4


Kalimat yang digaris-bawahi pada perikop di atas, menegaskan bahwa
Tuhan Yesus tidak ingin menjadi terkenal sebagai orang yang dapat
melakukan mujizat. Hal ini disampaikan Tuhan Yesus juga ketika Ia
memelekkan mata dua orang yang buta. Tuhan Yesus dengan tegas
berpesan kepada mereka, kata-Nya: "Jagalah supaya jangan seorang pun
mengetahui hal ini." (Mat. 9: 30)
Dalam kitab Markus 7: 31-37, dicatat tentang Tuhan Yesus
menyembuhkan seorang yang tuli dan gagap. Tuhan Yesus berpesan
kepada orang-orang yang menyaksikannya supaya jangan
menceriterakannya kepada siapa pun juga.
Kesimpulan yang kita peroleh dari ayat-ayat di atas adalah: Tuhan Yesus
melarang murid-muridnya untuk mempromosikan dirinya sebagai orang
yang dapat melakukan mujizat. Hal ini dapat dipahami, supaya perhatian
orang tidak beralih dari keselamatan kepada kesembuhan, karena tujuan
utama Tuhan Yesus datang ke dunia adalah untuk menyelamatkan umat
manusia dari dosa. Simaklah pesan Malaikat sorga kepada Yusuf, ketika
Yusuf mau meninggalkan Maria, tunangannya:
“Ia (Maria) akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan
Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa
mereka.” (Mat. 1:21)
Menurut Kitab Markus 9: 14 - 27
Perikop ini menceritakan orang banyak membawa seorang anak yang sakit
bisu dan tuli kepada Tuhan Yesus. Anak itu sakit adalah akibat kerasukan
roh jahat. Waktu roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-
goncangnya, dan anak itu terpelanting ke tanah dan terguling-guling,
sedang mulutnya berbusa. Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu:
"Sudah berapa lama ia mengalami ini?" Jawab ayah anak itu: "Sejak masa
kecilnya, dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke
dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu jika Engkau dapat berbuat
sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami." Jawab Yesus: "Katamu: jika
Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!" Segera
ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya
ini!" Ketika Yesus melihat orang banyak makin datang berkerumun, Ia

Membedakan Kesembuhan Sorgawai dengan Kesembuhan Iblisi 5


menegor roh jahat itu dengan keras, kata-Nya: "Hai kau roh yang
menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau,
keluarlah dari pada anak ini dan jangan memasukinya lagi!" Lalu keluarlah
roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncang anak itu dengan
hebatnya. Anak itu kelihatannya seperti orang mati, sehingga banyak
orang yang berkata: "Ia sudah mati." Tetapi Yesus memegang tangan anak
itu dan membangunkannya, lalu ia bangkit sendiri.
Kalimat yang digaris-bawahi pada cerita di atas menegaskan bahwa Tuhan
Yesus tidak membuat anak yang sakit itu terbanting ke tanah dan tidak
membuat anak yang sakit itu jatuh pingsan. Tetapi roh jahatlah yang
membanting anak itu ke tanah dan membuat anak itu seperti orang mati
(pingsan). Dengan kata lain, mujizat sorgawi tidak membuat orang
terbanting ke tanah dan tidak membuat orang pingsan.
Ciri-ciri kesembuhan sorgawi yang kita peroleh dari semua ayat-ayat di atas
adalah:
1. Kuasa menyembuhkan diberikan kepada murid Tuhan Yesus atau
pengikut Tuhan Yesus yang diutus untuk memberitakan kedatangan
Kerajaan Sorga (Injil).
2. Sebagai utusan, murid-murid itu harus pergi dari kota ke kota atau dari
desa ke desa. Artinya, murid-murid tidak berdiam diri di rumah,
menunggu orang-orang datang ke rumahnya untuk menerima
kesembuhan. Dengan kata lain, tidak berpraktek seperti seorang dukun
yang menunggu pasien-pasien di rumahnya.
3. Sebelum mengadakan mujizat, murid-murid diperintahkan supaya
terlebih dahulu memberitakan bahwa Kerajaan Sorga sudah dekat.
Artinya, murid-murid harus menuntun orang yang sakit itu kepada
pertobatan, sebab menyambut Kerajaan Sorga adalah dengan
pertobatan (Mat. 4: 17). Sama halnya dengan Musa dan Harun, mereka
membuat mujizat adalah dalam rangka membebaskan orang Israel dari
perhambaan Firaun, seorang penyembah berhala. Demikian juga
halnya dengan murid-murid Tuhan Yesus, mereka mengadakan mujizat
adalah dalam rangka membebaskan orang dari perhambaan dosa dan
berhala.

Membedakan Kesembuhan Sorgawai dengan Kesembuhan Iblisi 6


4. Jika penyembuhan dilakukan dengan mengoleskan minyak ke tubuh si
sakit, maka minyak yang digunakan adalah sembarang minyak, bukan
minyak yang diramu murid-murid khusus untuk penyembuhan
penyakit. Minyak itu dioleskan ke tubuh si sakit dalam nama Tuhan
Yesus, tidak dioleskan dengan kata-kata yang tidak jelas atau mulut
yang hanya komat-kamit. Perlu diingat, bahwa media penyembuhan
yang digunakan Tuhan Yesus tidak pernah dibakukan. Ada orang yang
disembuhkan-Nya hanya dengan ucapan (Mat. 8: 13), ada orang yang
disembuhkan-Nya dengan menggunakan air ludah-Nya (Mark. 8:23), dan
ada orang yang disembuhkan-Nya dengan menggunakan tanah (Yoh. 9:6).
Dengan kata lain, penyembuhan sorgawi tidak harus menggunakan
minyak atau suatu material tertentu.
5. Semuanya harus diberikan oleh murid-murid dengan cuma-cuma.
Murid-murid tidak menerima upah apa pun dari orang yang menerima
kesembuhan. Mungkin ada yang berkilah: “Bukankah seorang pekerja
patut mendapat upahnya, seperti yang tertulis dalam Kitab Matius
10:10?”
Adalah benar jika seorang pekerja berhak menerima upah. Tetapi harus
diingat, bahwa upah bagi seorang pekerja diberikan oleh orang yang
menugaskannya. Oleh karena itu, upah bagi murid-murid akan diterima
dari Tuhan Yesus, karena Tuhan Yesus yang menugaskan murid itu.
Upah bagi murid-murid Tuhan Yesus, bukan dari orang yang
disembuhkan mereka atau yang dilayaninya.
Demikianlah yang dilakukan Rasul Paulus dalam pelayanannya. Rasul
Paulus berkata: “Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak
mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah
keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.
Kalau andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri,
memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya
bukan menurut kehendakku sendiri, pemberitaan itu adalah tugas
penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku. Kalau demikian
apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan
Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku
sebagai pemberita Injil.” (1 Kor. 9: 16-18)
Membedakan Kesembuhan Sorgawai dengan Kesembuhan Iblisi 7
6. Murid-murid menasehati orang yang disembuhkan agar tidak berbuat
dosa atau berpantang berbuat dosa. Murid-murid tidak meminta orang
yang disembuhkan supaya berpantang makan babi, berpantang melihat
mayat dan lain-lain pantangan seperti yang sering disarankan oleh para
dukun kepada pasiennya.
7. Orang yang mengalami kesembuhan akan bersaksi, bahwa ia
disembuhkan Tuhan Yesus. Tidak seperti kesaksian orang yang sering
kita dengar, bahwa ia disembuhkan oleh pendeta Anu, ia sembuh
setelah mengikuti perjamuan kudus, ia sembuh setelah didoakan oleh
Pendeta gerejanya, dan kesaksian-kesaksian lainnya yang tidak
meninggikan nama Tuhan Yesus.
8. Hamba Tuhan Yesus tentu meneladani Tuhan Yesus. Tuhan Yesus
melarang orang mempromosikan dirinya sebagai seorang yang mampu
mengadakan mujizat kesembuhan. Keteladanan ini dipatuhi Rasul
Paulus: “Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai
alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku.
Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.” (1 Kor.9:16)
Cara Menguji Mujizat Kesembuhan
Jika ada seseorang mengadakan mujizat kesembuhan, maka Anda perlu
mengadakan penelitian atas diri orang tersebut. Hal-hal yang perlu diteliti
adalah:
1. Apakah dia seorang murid Tuhan Yesus? Jangan hanya sekedar orang
percaya, sebab Iblis pun percaya kepada Tuhan Yesus dan gemetar jika
berhadapan dengan Tuhan Yesus (Yak. 2: 19 & Mark. 5: 1-10). Sekalipun dia
memakai Alkitab, tetap harus diwaspadai, karena Iblis pun sangat pintar
membacakan ayat-ayat Alkitab (Mat. 4: 5-6).
2. Apakah dia melakukan mujizat itu ketika sedang pergi untuk
memberitakan Injil? Atau dia hanya seorang pendeta yang tidak pernah
pergi memberitakan Injil, tetapi ia hanya menunggu jemaat yang sakit
di rumahnya? Perintah melakukan mujizat diberikan kepada murid
Tuhan Yesus ketika sedang pergi memberitakan Injil.
3. Apakah ia terlebih dahulu menuntun orang yang sakit itu datang

Membedakan Kesembuhan Sorgawai dengan Kesembuhan Iblisi 8


kepada Tuhan Yesus dan bertobat? Perintah melakukan mujizat
diberikan kepada murid Tuhan Yesus setelah didahului pemberitaan
Kerajaan Sorga atau pertobatan.
4. Jika ia menggunakan minyak, apakah ia mengoles tubuh si sakit dengan
sembarang minyak dan mendoakannya dalam nama Tuhan Yesus? Jika
mujizat kesembuhan terjadi hanya dengan olesan minyak hasil
ramuannya, atau tidak boleh sembarang minyak, maka ia sudah
berpraktek seperti dukun (dukun selalu mengobati pasiennya harus
dengan minyak hasil ramuannya).
5. Apakah ia menerima uang dari orang atau keluarga yang menerima
mujizat kesembuhan itu? Tuhan Yesus bersabda: “Sembuhkanlah orang
sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah
setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena
itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. (Mat 10:8) Boleh jadi ia tidak
menerima uang dari si sakit, tetapi ia menyarankan agar uang itu
dipersembahkan ke gerejanya. Dalam hal ini, ia tetap menerima uang,
hanya tidak langsung dari si sakit, tetapi melalui gerejanya. Boleh jadi
ia tidak menerima uang dari si sakit, tetapi ia menyarankan agar uang
itu diberikan sesudah sembuh. Dalam hal ini, ia tetap juga menerima
upah dari si sakit, hanya waktu penerimaannya yang ditunda.
6. Apakah pantangan yang diberikannya kepada si sakit? Tuhan Yesus
menasehati orang yang disembukan-Nya supaya tidak berbuat dosa
lagi.
7. Apakah orang yang disembuhkan bersaksi bahwa Tuhan Yesuslah yang
menyembuhkannya? Orang yang benar-benar disembuhkan Tuhan
Yesus, selalu bersaksi bahwa Tuhan Yesuslah yang menyembuhkannya.
8. Apakah ia membuat orang terpelanting ke tanah dan pingsan? Ingat!
Tuhan Yesus tidak pernah membuat orang yang dilayani-Nya pingsan.
Sebaliknya, Dia menyadarkan orang yang pingsan. Tuhan Yesus tidak
pernah menyakiti orang yang dilayani-Nya. Sebaliknya, Dia
menyembuhkan orang yang sakit.
9. Apakah ia membangga-banggakan dirinya dan mengijinkan orang
mempromosikan dirinya sebagai orang yang dapat melakukan mujizat?
Membedakan Kesembuhan Sorgawai dengan Kesembuhan Iblisi 9
Tuhan Yesus tidak mempromosikan dirinya sebagai orang yang dapat
melakukan mujizat.
Jika salah satu hasil pengamatan di atas tidak sesuai dengan ciri-ciri
kesembuhan sorgawi, maka mujizat kesembuhan yang dilakukannya adalah
kesembuhan Iblisi.
Contoh-Contoh Kasus Kesembuhan
Di bawah ini diberikan beberapa contoh kasus kesembuhan. Pembaca
diajak untuk menilainya, apakah kesembuhan itu kesembuhan sorgawi
atau kesembuhan iblisi?

1. Ada seseorang yang dapat mengobati orang sakit, ia bukan seorang


Kristen. Ia hanya memberi air putih untuk di minum dan menyuruh
pasiennya berdoa menurut kepercayaannya masing-masing. Ia
menyarankan pasiennya membaca Alkitab. Ia tidak meminta apa-apa
dari pasien. Kesembuhan sorgawi atau kesembuhan iblisikah yang
dilakukan orang itu?
2. Ada seorang Pendeta, ia “beroleh karunia” untuk mengobati orang
sakit. Ia memberi si sakit air putih untuk diminum dan mengajak si sakit
berdoa kepada Tuhan Yesus. Ia tidak meminta uang kepada si sakit.
Kesembuhan sorgawi atau kesembuhan iblisikah yang dilakukan
Pendeta itu?
3. Ada seorang Pendeta, ia dapat mengobati orang sakit. Ia mengoles si
sakit dengan minyak dan mengajak si sakit berdoa kepada Tuhan Yesus.
Ia tidak meminta uang kepada si sakit. Kesembuhan sorgawi atau
kesembuhan iblisikah yang dilakukan Pendeta itu?
4. Ada seorang Penginjil, ia dapat mengobati orang sakit. Ia menuntun si
sakit kepada Tuhan Yesus dan kepada pertobatan. Si sakit dioles
dengan minyak dan didoakan dalam nama Tuhan Yesus. Penginjil ini
tidak mau menerima uang dari si sakit, ia hanya berkata: “Nantilah
kalau sudah sembuh!” Kesembuhan sorgawi atau kesembuhan iblisikah
yang dilakukan Penginjil itu?

Membedakan Kesembuhan Sorgawai dengan Kesembuhan Iblisi 10


5. Ada seorang Penginjil, ia dapat mengobati orang sakit. Ia sering
mengunjungi orang sakit sambil menasehati mereka supaya bertobat
dan datang kepada Tuhan Yesus. Penginjil ini tidak mau menerima uang
dari si sakit. Si sakit dioles dengan minyak dan didoakan dalam nama
Tuhan Yesus. Penginjil itu menyarankan agar sisa-sisa dari minyak itu
diminum atau dicampur dengan air mandian. Kesembuhan sorgawi
atau kesembuhan iblisikah yang dilakukan Penginjil itu?
6. Ada seorang Sintua (pekerja gereja), ia dapat mengobati orang sakit. Ia
menuntun si sakit kepada Tuhan Yesus dan kepada pertobatan. Sintua
ini tidak mau menerima uang dari si sakit. Si sakit dioles dengan minyak
dan didoakan dalam nama Tuhan Yesus. Ia dapat mengobati orang
sakit, setelah ia melihat seorang malaikat dalam mimpinya. Katanya,
malaikat itu mirip Tuhan Yesus. Kesembuhan sorgawi atau kesembuhan
iblisikah yang dilakukan Sintua itu?
7. Ada seorang Sintua, ia dapat mengobati orang sakit. Ia menuntun si
sakit kepada Tuhan Yesus dan kepada pertobatan. Sintua ini tidak mau
menerima uang dari si sakit. Si sakit dioles dengan minyak dan
didoakan dalam nama Tuhan Yesus, tetapi minyak yang digunakan
harus minyak kelapa hijau yang selalu dibawa-bawa Sintua itu.
Kesembuhan sorgawi atau kesembuhan iblisikah yang dilakukan Sintua
itu?
8. Ada seorang ompung-ompung (kakek/nenek), ia dapat mengobati
orang sakit. Ia menuntun si sakit berdoa kepada Tuhan Yesus. Si sakit
dioles dengan minyak dan didoakan dalam nama Tuhan Yesus. Ia
menerima pasien-pasiennya di rumah. Tidak pernah pergi
memberitakan injil. Ompung ini tidak mau menerima uang dari si sakit.
Kesembuhan sorgawi atau kesembuhan iblisikah yang dilakukan
ompung itu?
9. Ada seorang Penginjil, ia dapat mengobati orang sakit. Ia sering
mengunjungi orang sakit sambil menasehati mereka supaya bertobat
dan datang kepada Tuhan Yesus. Si sakit dioles dengan minyak dan
didoakan dengan suara yang tidak jelas. Penginjil ini tidak mau
menerima uang dari si sakit. Kesembuhan sorgawi atau kesembuhan

Membedakan Kesembuhan Sorgawai dengan Kesembuhan Iblisi 11


iblisikah yang dilakukan Penginjil itu?
10. Ada seorang Penginjil, ia dapat mengobati orang sakit. Ia sering
mengunjungi orang sakit sambil menasehati mereka supaya bertobat
dan datang kepada Tuhan Yesus. Si sakit dioles dengan minyak dan
didoakan dalam nama Tuhan Yesus. Penginjil ini tidak mau menerima
uang dari si sakit. Hanya ia sarankan agar si sakit memberikan
persepuluhan ke gereja si Penginjil itu. Kesembuhan sorgawi atau
kesembuhan iblisikah yang dilakukan Penginjil itu?
Penutup
Semua orang sakit merindukan kesembuhan. Tetapi waspadalah terhadap
kesembuhan non-medis yang ditawarkan oleh keluarga dan sahabat-
sahabat. Tuhan Yesus bersabda: "Waspadalah supaya jangan ada orang
yang menyesatkan kamu! (Mat. 24:4) Tuhan Yesus juga bersabda: “Jika ada
orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di
sana, jangan kamu percaya! (Mat. 24: 23).
Oleh karena itu, waspadalah terhadap orang-orang yang mengadakan
mujizat dalam nama Tuhan Yesus. Ujilah roh yang menyertai orang itu.
Alkitab sudah mencatat ciri-ciri kesembuhan sorgawi seperti yang telah
diuraikan di atas. Jika ada yang menyimpang dari ciri-ciri tersebut, tolaklah
kesembuhan yang ditawarkannya.
Perlu dicamkan! Keselamatan rohani lebih penting daripada kesembuhan
jasmani. Utamakanlah keselamatan rohanimu daripada kesembuhan
jasmanimu.
Tuhan Yesus memberkati!

Rev. 1 Agustus 2020


Anda bebas memperbanyak tulisan ini dan membagikannya kepada orang lain

Membedakan Kesembuhan Sorgawai dengan Kesembuhan Iblisi 12

Anda mungkin juga menyukai