Kesembuhan
Sorgawi dengan
Kesembuhan Iblisi
Bonggas L Tobing
Jl Perjuangan No. 9 Tj. Rejo, Medan 20122
B
erkat ilmu kedokteran yang terus berkembang, semakin banyak
jenis penyakit yang dahulu tidak dapat diatasi, sekarang sudah dapat
diatasi melalui perawatan medis. Tetapi ada juga orang sakit yang
mengalami kesembuhan tanpa menjalani perawatan medis atau
kesembuhan non-medis. Misalnya, kesembuhan melalui perdukunan dan
kesembuhan karena mujizat. Kesembuhan non-medis inilah yang akan
dibicarakan dalam tulisan ini.
Kesembuhan non-medis dapat dilakukan oleh murid-murid Tuhan Yesus,
para pendeta dan dukun atau paranormal. Kita sering mendengar berita
tentang seorang pendeta yang memiliki karunia kesembuhan atau yang
dapat melakukan mujizat kesembuhan. Jika pendeta itu mau mengadakan
KKR, panitia penyelenggara KKR tersebut akan membuat selebaran dan
baliho yang mewartakan ada mujizat kesembuhan dalam KKR yang akan
mereka adakan. Tentu saja banyak orang sakit datang mengikuti KKR itu,
dengan harapan, mereka akan beroleh mujizat kesembuhan dalam
kebaktian itu. Padahal, orang Kristen seharusnya mewaspadai Pendeta
yang mengadakan mujizat kesembuhan itu, karena tidak semua orang yang
mengadakan mujizat dalam nama Tuhan Yesus adalah hamba Tuhan Yesus.
Dengan kata lain, ada mujizat kesembuhan yang berasal dari Iblis, yang
dalam tulisan ini selanjutnya disebut kesembuhan Iblisi.
Tulisan ini akan menjelaskan perihal ciri-ciri mujizat kesembuhan yang
berasal dari Tuhan Yesus, yang dalam tulisan ini selanjutnya disebut
kesembuhan Sorgawi. Tujuan tulisan ini, agar jemaat dapat membedakan
apakah suatu mujizat kesembuhan benar-benar berasal dari Tuhan Yesus
atau berasal dari Iblis. Dengan demikian jemaat terhindar dari jebakan Iblis
yang hendak membinasakannya.
Mujizat Dalam Alkitab
Alkitab mencatat bahwa mujizat dapat dilakukan oleh Hamba Tuhan dan
dapat juga dilakukan oleh seorang Dukun. Sementara Dukun adalah orang-
orang yang sangat ditentang oleh TUHAN. Hal ini tersirat pada ayat-ayat
berikut:
“….Celakalah dukun-dukun perempuan, yang mengikatkan tali-tali azimat
pada semua pergelangan dan mengenakan selubung pada kepala semua
orang, tua atau muda, untuk menangkap jiwa orang ..........” ..... “…Aku
akan menentang tali-tali azimatmu, dengan mana kamu menangkap jiwa
orang…………..” [Yeh. 13 : 18-20]
Mengapa TUHAN menentang para dukun? Tentu karena dukun berada
dalam kubu Iblis atau dukun adalah hamba Iblis! Seandainya dukun adalah
hamba Tuhan, tidak mungkin TUHAN menentangnya dan menjatuhkan
celaka kepada para dukun tersebut.
Kitab Ulangan 18: 10-11 mencatat, bahwa dukun Firaun membuat mujizat
yang sama hebatnya dengan mujizat yang dilakukan hamba TUHAN, Musa
dan Harun.
Musa dan Harun pergi menghadap Firaun, lalu mereka berbuat seperti
yang diperintahkan TUHAN; Harun melemparkan tongkatnya di depan
Firaun dan para pegawainya, maka tongkat itu menjadi ular. Kemudian
Firaun pun memanggil orang-orang berilmu dan ahli-ahli sihir; dan mereka
pun, ahli-ahli Mesir itu, membuat yang demikian juga dengan ilmu mantera
mereka. Masing-masing mereka melemparkan tongkatnya, dan tongkat-
tongkat itu menjadi ular; ( Kel. 7:10-12).
Demikianlah Musa dan Harun berbuat seperti yang difirmankan Tuhan;
diangkatnya tongkat itu dan dipukulkannya kepada air yang di sungai Nil,
di depan mata Firaun dan pegawai-pegawainya, maka seluruh air yang di
sungai Nil berubah menjadi darah; ………… Tetapi para ahli Mesir membuat
yang demikian juga dengan ilmu-ilmu mantera mereka (Kel. 7: 20 + 22)
Dengan kata lain, pemantera atau dukun Mesir memiliki kesaktian untuk
membuat tongkat menjadi ular dan membuat air menjadi darah. Mujizat
yang dilakukan dukun Firaun itu adalah mujizat Iblisi, karena yang
melakukannya adalah hamba Iblis. Di lain pihak, Musa dan Harun adalah
hamba TUHAN, maka mujizat yang mereka lakukan adalah mujizat Sorgawi.
Dapat disimpulkan bahwa Alkitab mencatat ada mujizat Sorgawi dan ada
mujizat Iblisi.
Menguji Mujizat
Jika suatu mujizat dilakukan oleh seorang dukun, mudah bagi kita
mengindentifikasi bahwa mujizat itu berasal dari Iblis. Yang menjadi
Membedakan Kesembuhan Sorgawai dengan Kesembuhan Iblisi 2
masalah adalah, jika: mujizat itu dilakukan oleh seseorang yang beratribut
Pendeta; mujizat itu dilakukan di tengah-tengah kebaktian; mujizat itu
dilakukan dalam nama Tuhan Yesus; dan prosesi mujizat itu diiringi puji-
pujian kepada Tuhan Yesus. Bagaimana kita mengetahui bahwa mujizat itu
benar-benar atas perintah Tuhan Yesus?
Dalam kitab Matius 7: 22-23, Tuhan Yesus bersabda: “Pada hari terakhir
banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami
bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan
mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku
akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah
mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat
kejahatan!"
Sehubungan dengan sabda Tuhan Yesus di atas, rasul Yohanes
mengingatkan kita supaya jangan langsung percaya akan setiap roh, tetapi
harus menguji roh-roh itu, apakah roh-roh itu berasal dari Tuhan Yesus
atau berasal dari Iblis (1Yoh. 4:1).
Oleh karena itu, jika ada seorang pendeta melakukan suatu mujizat, maka
Anda harus mengujinya apakah roh-roh itu berasal dari Tuhan Yesus atau
berasal dari Iblis. Cara mengujinya adalah dengan mengetahui terlebih
dahulu ciri-ciri (spesifikasi) mujizat yang berasal dari Sorga. Jika mujizat itu
tidak memenuhi semua ciri-ciri atau spesifikasi tersebut, maka dapat
dipastikan, mujizat itu berasal dari roh-roh jahat.
Ciri-Ciri Kesembuhan Sorgawi
Ayat-ayat di bawah ini akan menunjukkan ciri-ciri kesembuhan sorgawi
atau kesembuhan yang berasal dari Tuhan Yesus.
Menurut Kitab Matius 10: 1, 7-8
Yesus memanggil kedua belas muridnya dan memberi kuasa kepada
mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan melenyapkan penyakit dan
segala kelemahan …………. (7) Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga
sudah dekat. (8) Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati;
tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya
dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.