Anda di halaman 1dari 24

BAPTISAN

VERSI
TUHAN YESUS

R. Situmorang
I
stilah baptis hanya ada dalam Alkitab Perjanjian Baru, diawali oleh
Yohanes Pembaptis tanpa menjelaskan hakekat dan tujuannya.
Yohanes Pembaptis diutus Tuhan dengan tujuan: untuk memberi
kesaksian tentang Tuhan Yesus supaya orang percaya kepada Tuhan
Yesus. (Yoh.1: 6 - 7); untuk membaptis dengan air (Yoh.1:33); dan untuk
mendahului Tuhan Yesus dalam rangka mempersiapkan umat Israel
menyambut atau menerima kedatangan Tuhan Yesus seperti yang
dinubuatkan oleh Nabi Yesaya dan imam Zakharia. (Mat. 3: 3, Luk. 1: 76).
Yohanes Pembaptis bersaksi: "Aku membaptis kamu dengan air sebagai
tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih
berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan
membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.” (Mat 3:11)
Kesaksian Yohanes Pembaptis ini menyatakan bahwa Tuhan Yesus
membaptis dengan Roh Kudus dan dengan api. Seluruh kesaksian
Yohanes Pembaptis tentang Tuhan Yesus, harus diterima sebagai
kebenaran karena untuk itulah dia diutus, dan Tuhan Yesus pun
membenarkan kesaksian Yohanes Pembaptis itu (Yoh. 5: 33). Kemudian,
Tuhan Yesus menggenapi kesaksian itu ketika Ia merintahkan murid-
murid-Nya untuk membaptis. (Mat. 28:19)
Dengan demikian ada dua pribadi yang berbicara tentang baptisan yaitu
Yohanes Pembaptis dan Tuhan Yesus. Karena Tuhan Yesus tidak pernah
membaptis, (Yoh. 4: 2) maka tidak ada petunjuk tertulis perihal hakekat,
tujuan dan cara pelaksanaan baptisan yang diperintahkan-Nya.
Akibatnya, pada masa pelayanan para rasul, timbul polemik tentang cara
dan tujuan baptis, sampai akhirnya rasul Paulus membuat pernyataan:
“Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, tetapi untuk
memberitakan Injil;..” (1Kor. 1: 10-17). Polemik itu terus berlanjut dan seiring
perjalanan waktu, polemik itu bertambah sengit, terutama setelah
adanya gereja dan ahli-ahli agama. Hal inilah yang menimbulkan
perbedaan pemahaman dan tafsir tentang baptisan di tengah-tengah
gereja saat ini. Masing-masing gereja menggunakan logika, tafsir dan
ayat-ayat terkait, kemudian mempertahankannya sebagai kebenaran.
Iblis memanfaatkan polemik ini untuk menceraiberaikan para pengikut
Tuhan Yesus. Upaya penyesatan si Iblis ini harus dihentikan dengan cara
mencari dan memberlakukan hakekat dan tujuan baptis yang sesuai
dengan alam pikiran Tuhan Yesus.
Sebenarnya, Yohanes Pembaptis sudah mengaku bahwa ia sangat hina
dibanding dengan Tuhan Yesus.(Mark. 1:7) Dengan kata lain, pribadi Tuhan
Yesus tidak tertandingi oleh Yohanes Pembaptis. Sudah tentu, baptisan
Tuhan Yesus tidak tertandingi baptisan Yohanes Pembaptis. Dengan kata
lain, baptisan Tuhan Yesus tiada taranya! Seharusnya mata rohani kita
tertuju kepada baptisan Tuhan Yesus yang tiada taranya itu, yaitu
baptisan Roh Kudus dan api. Oleh karena itu, marilah kita merendahkan
diri dan mengosongkan diri dengan membuang dan melupakan semua
dogma, tafsir dan cara baptis yang telah dilaksanakan sejak zaman para
rasul hingga saat ini, agar kita dapat mengikuti alam pikiran Tuhan Yesus
tentang baptisan, supaya kita memperoleh hakekat dan tujuan baptisan
menurut kebenaran Tuhan Yesus (versi Tuhan Yesus).
I. TUJUAN BAPTISAN
Setelah Tuhan Yesus naik ke Sorga, para rasul mematuhi perintah
membaptis yang disampaikan Tuhan Yesus kepada mereka sebelum Ia
naik ke Sorga. Dengan demikian ada tiga penyelengara baptisan yang
tercatat dalam Alkitab, yaitu: Yohanes Pembaptis, Tuhan Yesus dan
Rasul-rasul. Berikut ini akan dijelaskan tujuan baptisan yang
diselenggarakan ketiga pribadi pembaptis tersebut.
[1] Tujuan Baptisan Yohanes Pembaptis
Untuk memahami tujuan baptisan yang diselenggarakan Yohanes
Pembaptis, harus ditelusuri dahulu nubuatan tentang keberadaan
Yohanes Pembaptis. Nubuatan tentang keberadaan Yohanes Pembaptis
disampaikan oleh imam Zakharia ketika ia dipenuhi Roh Kudus. Ia
menubuatkan bahwa Yohanes Pembaptis akan memberikan kepada
umat-Nya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan pengampunan
dosa-dosa mereka (Luk. 1: 76–79).
Alkitab juga merekam bahwa Yohanes Pembaptis diutus untuk mengajak
umat Israel menerima Tuhan Yesus dengan pertobatan dan memberi diri
dibaptis, supaya mereka beroleh pengampunan dosa dari Tuhan (Luk. 3:3).
Pribadi yang melaksanakan baptisan adalah Yohanes Pembaptis sendiri,
karena ia diutus untuk membaptis dengan air (Yoh. 1: 33). Melalui seluruh
proses inilah manusia menerima keselamatan dari Tuhan Yesus yang
berdasarkan rahmat dan belas kasihan Tuhan (Luk. 1: 78), dan memang
untuk keselamatan itulah Tuhan Yesus telah datang ke dunia, (Yoh. 3:16-17)
dan memulainya dari Israel. (Yoh. 4: 22) Tegasnya, baptisan air yang
diselenggarakan Yohanes Pembaptis terhadap umat Israel, mengandung
pertobatan untuk beroleh pengampunan dosa dari Tuhan Yesus dan
akhirnya beroleh keselamatan dari Tuhan Yesus.
[2] Tujuan Baptisan Tuhan Yesus Kristus
Tuhan Yesus datang ke dunia bukan untuk menghakimi manusia,
melainkan untuk menyelamatkan manusia, (Yoh. 3:17) dan untuk
menghapus dosa dunia (Yoh. 1: 29). Artinya, orang-orang yang percaya
kepada Tuhan Yesus akan beroleh pengampunan dosa (Yoh. 3: 16) dan pasti
beroleh keselamatan. Tuhan Yesus bersabda: "Siapa yang percaya dan
dibaptis akan diselamatkan" (Mrk. 16:16a). Jadi baptis adalah syarat untuk
beroleh keselamatan, setelah didahului dengan percaya kepada Tuhan
Yesus dan pertobatan. Karena baptis menentukan keselamatan, maka
Iblis bergerak cepat merecoki baptisan dan menggagas bermacam-
macam cara baptis yang sesungguhnya tidak menyelamatkan, karena
baptisan itu tidak selaras dengan alam pikiran Tuhan Yesus. Oleh karena
itu, mari kita tinggalkan seluruh hiruk-pikuk baptisan yang diperdebatkan
gereja-gereja, dan mengarahkan hati kita kepada baptisan menurut alam
pikiran Tuhan Yesus, karena tujuan baptis versi Tuhan Yesus sudah pasti
untuk keselamatan manusia. Dengan mengarahkan hati kita kepada
baptisan menurut alam pikiran Tuhan Yesus, kita sudah mendeklarasikan
diri berpihak kepada Tuhan Yesus untuk mengadakan perlawanan
terhadap Iblis si perecok baptisan.
[3] Tujuan Baptisan Para Murid atau Rasul
Sebelum Tuhan Yesus naik ke Sorga, Ia bersabda: "Baptislah mereka
dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus". (Mat. 28: 19)
Perintah baptis ini harus dan sudah dilakukan oleh murid-murid atau para
Rasul, dan perintah itu tetap berlaku hingga sekarang. Tujuan baptis para
murid dan rasul pasti sama dengan tujuan baptis Tuhan Yesus, yaitu:
pertobatan, pengampunan dosa (Kis. 2: 38) dan keselamatan. Oleh karena
itu, para pemberita Injil sebaiknya melakukan baptisan saat
pelayanannya, tetapi harus baptisan versi Tuhan Yesus yang akan
diuraikan kemudian.
Memang ada ucapan Rasul Paulus yang menyatakan seakan-akan baptis
itu tidak perlu. Paulus berkata: “Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk
membaptis, tetapi untuk memberitakan Injil;……” (1 Kor. 1: 17).
Tetapi pernyataan itu disampaikan Rasul Paulus karena sudah mulai
terjadi perdebatan-perdebatan tentang baptisan. (1Kor 1: 10-16) Sudah tentu
perdebatan itu terjadi karena masing-masing golongan tidak memaknai
baptisan menurut alam pikiran Tuhan Yesus. Tentu baptis yang ditolak
Rasul Paulus dalam pernyataan ini adalah baptisan yang diperdebatkan
golongan-golongan tadi.
II. LANGKAH-LANGKAH KESELAMATAN
Keselamatan diperoleh melalui urutan langkah yang ditetapkan Tuhan
Yesus. Berdasarkan alur sabda dan tindakan-Nya, langkah-langkah
keselamatan adalah sebagai berikut:
1. Langkah pertama adalah bertobat. Tuhan Yesus bersabda:
"Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat" (Mat. 4:17). Pelayanan
Tuhan Yesus diawali dengan seruan "bertobatlah", artinya inilah isu
utama dari pelayanan Tuhan Yesus. Dapat disimpulkan pertobatan
adalah langkah pertama untuk beroleh keselamatan. Banyak ragam
pengertian bertobat, dalam hal inipun kita harus mengikuti alam
pikiran Tuhan Yesus. Sabda Tuhan Yesus: "Mari, ikutlah Aku dan kamu
akan Kujadikan penjala manusia" (Mat. 4: 19). Menurut sabda Tuhan
Yesus ini dapat disimpulkan bahwa bertobat adalah "dari bukan
pengikut Tuhan Yesus, menjadi pengikut Tuhan Yesus atau percaya
kepada Tuhan Yesus".
2. Langkah kedua adalah dibaptis, sesuai ucapan Tuhan Yesus: "Siapa
yang percaya dan dibaptis, akan diselamatkan" (Mrk. 16: 16a). Untuk
melaksanakan baptisan kepada orang-orang yang sudah percaya,
Tuhan Yesus telah memerintahkan murid-murid-Nya melaksanakan
baptisan itu. (Mat. 28:19)
3. Langkah ketiga adalah beroleh pengampunan dosa, yang terjadi
setelah melalui baptisan (Luk. 3: 3 dan Kis. 2: 38). Sudah tentu baptisan yang
dimaksud adalah baptisan Roh Kudus dan Api, yang caranya tak
pernah diperagakan secara kasat mata, namun dinyatakan secara
tersirat oleh Tuhan Yesus.
4. Langkah keempat adalah pemulihan kemuliaan Tuhan dalam diri
orang yang dibaptis. Rasul Paulus menjelaskan bahwa semua orang
telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Tuhan (Rom. 3:23). Setelah
menjalani tiga langkah di atas, Tuhan Yesus memulihkan kemuliaan-
Nya atas orang yang dibaptis tadi. (Yoh. 17: 22).
5. Langkah kelima ialah beroleh keselamatan. Berbekal kemuliaan
Tuhan yang sudah dimilikinya, ia mampu memasuki kemahamuliaan
Bapa di sorga dan menikmati persekutuan Roh di Sorga, dan
persekutuan dengan Roh inilah hakekat keselamatan.
III. BAPTISAN ROH KUDUS
Menurut kesaksian Yohanes, Tuhan Yesus membaptis dengan Roh Kudus
(Mark. 1:8)
. Karena baptisan sangat menentukan untuk memperoleh
keselamatan, maka kita harus serius mencari cara baptis versi Tuhan
Yesus.
Baptisan Roh Kudus versi Tuhan Yesus dijelaskan-Nya secara tersirat
dalam sabda dan tindakan-Nya saat Ia disalibkan. Ketika Tuhan Yesus
disalibkan, ada juga dua orang penjahat yang disalibkan berdampingan
dengan Dia. Salah seorang penjahat itu berseru kepada-Nya: "Tuhan
Yesus, ingatlah akan aku saat Engkau datang sebagai Raja”.(Luk. 23: 42) Si
penjahat yang belum mengenal Tuhan Yesus, dapat berseru dan berserah
kepada Tuhan Yesus, merupakan suatu keajaiban dan pasti ada yang
membimbingnya, yaitu Roh Kudus. Jawab Tuhan Yesus kepada penjahat
itu: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan
ada bersama sama dengan Aku di dalam firdaus". (Luk. 23: 42) Seorang
penjahat besar beroleh keselamatan dari Tuhan Yesus dalam seketika,
tanpa menjalani lima langkah keselamatan tersebut di atas secara kasat
mata. Apakah ucapan Tuhan Yesus ini salah? Tentunya tidak! Seluruh
ucapan Tuhan Yesus, yang manapun, adalah kebenaran. (Yoh 14: 6) Oleh
karena itu, berpegang kepada kebenaran ucapan Tuhan Yesus tadi, si
penjahat itu pasti sudah selamat. Artinya, lima langkah keselamatan
tersebut di atas sudah terjadi secara tidak kasat mata. Dengan kata lain,
baptisan Roh Kudus telah terjadi di alam roh.
Melalui peristiwa di atas dan merujuk pada lima langkah keselamatan
terdahulu, kita memasuki alam pikiran Tuhan Yesus untuk beroleh
pemahaman yang benar akan hakekat baptisan dengan Roh Kudus, yaitu:
1. Saat seseorang berseru kepada Tuhan Yesus, itulah langkah
pertobatan.
2. Saat orang itu berserah kepada Tuhan Yesus, baptisan Roh Kudus
terjadi, secara otomatis dan tidak kasat mata.
3. Saat beroleh baptisan Roh Kudus, orang itu sekaligus beroleh
pengampunan dosa.
4. Sesudah dosanya diampuni, ia beroleh kemuliaan Tuhan atau
kemulian Tuhan dipulihkan atas dirinya.
5. Berbekal kemuliaan ini, ia dimampukan memasuki persekutuan
dengan Bapa yang maha mulia. Dengan kata lain, ia beroleh
keselamatan yang disediakan Tuhan Yesus baginya dan bagi seluruh
manusia.
Secara tersirat Tuhan Yesus menyampaikan pesan kepada dunia bahwa
melalui seluruh pengorban-Nya, lima langkah keselamatan itu sudah
dirancang menjadi program keselamatan dalam “komputer sorgawi”.
Sebagaimana halnya komputer dunia yang harus menggunakan password
untuk mengaktipkan suatu program, demikian juga dengan “komputer
sorgawi” yang tentunya lebih canggih dari komputer manapun, Tuhan
Yesus sudah menyiapkan password untuk mengaktipkannya, yaitu
Kalimat Keselamatan yang dijelaskan di bawah ini.
IV. KALIMAT KESELAMATAN
Menurut alam pikiran Tuhan Yesus, seluruh proses lima langkah
keselamatan terjadi di alam roh (tidak kasat mata) seturut dengan iman
seseorang. Jadi setiap orang, tidak penting siapapun dia, akan beroleh
keselamatan, h a n y a dengan berseru atau mengucapkan kalimat
keselamatan (password) yang sudah disediakan Tuhan Yesus, seperti
contoh di bawah ini:
1. Mengacu kepada sabda Tuhan Yesus: “Inilah hidup yang kekal itu, ya-
itu bahwa mereka mengenal Engkau satu-satunya Tuhan yang benar
dan mengenal Tuhan Yesus Kristus yang telah Engkau utus" (Yoh. 17: 3)
Karena beroleh hidup kekal sama dengan beroleh keselamatan, dan
keselamatan manusia hanya di dalam Tuhan Yesus, dan di bawah
kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia
yang olehnya manusia dapat diselamatkan, (Kis. 4: 12) maka ayat di atas
dapat dimodifikasi menjadi kalimat iman: “Tuhan Yesus, Aku percaya
Engkaulah adalah Tuhan yang benar, yang menciptakan langit, bumi
dan segala isinya, satu-satunya Tuhan yang berkuasa untuk
menyelamatkanku.”
2. Berserah kepada Tuhan Yesus, seperti penjahat yang berkata: “Tuhan
Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja". (Luk.
23:42)
Kalimat singkat ini menghantarkan penjahat beroleh keselamatan
dengan seketika. Penjahat ini beroleh keselamatan karena ia dibaptis
Roh Kudus di alam Roh. Dia mendapat bimbingan dan inspirasi dari
Roh Kudus, karena dia tidak pernah mengenal Tuhan Yesus
sebelumnya dan tidak ada satu orang pun manusia yang terlihat
menuntunnya menerima keselamatan.
3. Pada Kitab Lukas 18: 13, dicatat seorang pemungut cukai, yang pada
zamannya dicap masyarakat sebagai orang yang berdosa berat,
sedang berdoa di Bait Suci. Di hadapan Tuhan, pemungut cukai ini
merendahkan diri hingga tidak berani menengadah ke langit,
melainkan ia memukul diri dan berkata: “Ya Tuhan, kasihanilah aku
orang berdosa ini.” Tuhan Yesus menegaskan bahwa pemungut cukai
ini dibenarkan Bapa-Nya. Kepada pemungut cukai ini digenapi sabda
Tuhan Yesus: “ barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”
Setiap orang yang menyerukan kalimat-kalimat keselamatan di atas,
siapapun dia, apapun agamanya, atheis atau religius, akan beroleh
keselamatan dari Tuhan Yesus, karena itulah tujuan utama kedatangan
dan pengorbanan-Nya yang maha dahsyat itu. Tuhan Yesus memberi
keselamatan dengan sangat mudah, sederhana dan langsung (directly).
Perlu direnungkan, jika Tuhan Yesus sudah mengorbankan kemuliaan-
Nya yang tiada tara untuk menyelamatkan manusia, apakah Ia masih
perlu mempersulit manusia memperoleh keselamatan itu? Oleh karena
itu, janganlah membuat dalil-dalil, tafsir, dan lain-lain, yang mempersulit
manusia beroleh keselamatan, karena hal ini bertentangan dengan
rancangan penyelamatan yang sudah diprogram Tuhan Yesus. Orang
yang mempersulit manusia beroleh keselamatan, akan menerima
peringatan keras dari Tuhan Yesus, seperti yang pernah disampaikan-Nya
kepada orang-orang di bawah ini:
1. Kepada pengajar sesat, Tuhan Yesus berfirman: “Tidak mungkin tidak
akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya.”
(Luk. 17:1)

2. Tuhan Yesus memberi peringatan kepada orang Farisi yang me-


nganggap dirinya benar. Hakekat peringatan itu dalam terjemahan
bebas adalah sebagai berikut:
“Pemungut cukai pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan
Bapa sedangkan engkau yang menganggap dirimu benar tidak
dibenarkan Bapa. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan
direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
(Luk.18: 14)

3. Orang Farisi dan ahli Taurat diperingatkan Tuhan Yesus: “Celakalah


kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-
orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di
depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi
mereka yang berusaha untuk masuk.” (Mat. 23:13)
4. Penulis dalil dan tafsir, karena tulisan mereka adalah ucapan pribadi si
penulis yang harus dipertanggung-jawabkan jika tidak sesuai dengan
alam pikiran Tuhan Yesus atau jika bertentangan dengan alam pikiran
Tuhan Yesus. Demikian peringatan Tuhan Yesus kepada mereka:
“Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak
mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan …… jika ia
menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan
di dunia yang akan datang pun tidak……. Karena menurut ucapanmu
engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan
dihukum.(Mat.12: 30,32,37)
Muhammad pendiri agama Islam membuat dua kalimat syahadat yang
singkat yang diberlakukan dengan hikmat oleh kalangan muslim sebagai
hukum yang mensyahkan seseorang menjadi pemeluk agama Islam.
Anehnya, justru pengikut Tuhan Yesus tidak memahami dan agaknya
mengabaikan adanya kalimat keselamatan yang menghantarkan kita
beroleh hidup kekal, padahal kalimat keselamatan yang pendek itulah
tonggak iman yang menyelamatkan seluruh umat manusia sesuai dengan
rancangan Tuhan Yesus Kristus. Rasul Paulus sangat memahami password
program penyelamatan ini, sehingga ia berkata: “Barangsiapa yang
berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.” (Rom 10:13)
V. BAPTIS DENGAN API
Sama halnya dengan baptis Roh Kudus, maksud, hakekat dan tata cara
pelaksanaan baptis dengan api tidak pernah dijelaskan atau diperagakan
oleh Tuhan Yesus. Agar kita tidak salah memaknainya, kita kembali
memasuki alam pikiran Tuhan Yesus tentang makna baptisan api.
Caranya adalah menelusuri sabda-sabda Tuhan Yesus dalam Alkitab yang
berkaitan dengan kata api dan baptis.
Ada beberapa ayat dalam Alkitab yang mencatat sabda-sabda Tuhan
Yesus yang berkaitan dengan api, antara lain adalah api yang
menggambarkan alat penyiksa di neraka, seperti tertulis: Tuhan Yesus
berkata kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: "Enyahlah dari
hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk. Enyahlah ke dalam api yang
kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya." (Mat.25:41)
Selain kata api yang maknanya seperti di atas, ada juga kata api dalam
sabda Tuhan Yesus yang menyatakan tujuan kedatangan Tuhan Yesus ke
dunia ini, yaitu:
Aku (Tuhan Yesus, pen) datang untuk melemparkan api ke bumi dan
betapakah Aku harapkan api itu telah menyala. (Luk.12:49)
Alkitab juga mencatat bahwa tujuan Tuhan Yesus datang ke dunia adalah
untuk memberitakan Injil, seperti tertulis pada ayat Alkitab di bawah ini:
Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang
berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk
itu Aku telah datang." (Mrk.1:38)
Jika kedua ayat di atas disejajarkan, terlihat:
Tuhan Yesus datang ke bumi = melemparkan api ke bumi (Luk. 12:49)
Tuhan Yesus datang ke bumi = memberitakan Injil (Mark. 1:38)
Mengacu kepada kedua kesamaan di atas, diperoleh:
Melemparkan api ke bumi = Memberitakan Injil
Artinya, makna api dalam sabda Tuhan Yesus pada Kitab Lukas 12:49
adalah Injil. Dengan demikian, arti Tuhan Yesus melemparkan api ke
bumi, adalah Tuhan Yesus memberitakan Injil di bumi.
Dikatakan juga bahwa api tersebut telah menyala, artinya, Injil sudah
berada di dunia dan sudah bekerja menerangi dunia, walaupun banyak
manusia yang tidak menyadarinya dan menolaknya.
Dengan pemahaman di atas, mudahlah kita memahami ayat di bawah ini:
“ ….. Karena setiap orang akan digarami dengan api.” (Mrk.9:49)
Garam adalah bahan yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia,
karena banyak faedahnya, antara lain pengawet, obat, bumbu penyedap,
dll. Menggarami setiap orang dengan api sama dengan mengkhamiri
setiap orang dengan Injil, sehingga sabda-sabda Tuhan Yesus dalam Injil
itu mengkhamiri seluruh kehidupan orang tersebut. Dengan kata lain,
menjadikan Injil sebagai pola hidup setiap orang, sehingga orang itu
melakukan segala sesuatu yang diperintahkan Tuhan Yesus seumur
hidupnya, sudah tentu termasuk di dalamnya melakukan pelayanan
penginjilan.
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa hakekat baptisan dengan
api adalah mengkhamiri orang yang dibaptis dengan sabda-sabda Tuhan
Yesus, hingga suatu saat orang itu melakukan sabda-sabda Tuhan Yesus
itu. Untuk lebih menguatkan kesimpulan ini, mari kita bandingkan
kesaksian Yohanes Pembaptis dengan Amanat Agung Tuhan Yesus
kepada murid-murid-Nya:
“.. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api .. “
(Mat. 3: 11)

“ …… baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan
ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu. ….. " (Mat. 28:19 -20)
Dari kedua ayat di atas diperoleh:
Membaptis dengan Roh Kudus = Membaptis dalam nama Bapa dan Anak
dan Roh Kudus
Membaptis dengan api = Mengajar mereka melakukan segala sesuatu
yang telah diperintahkan Tuhan Yesus
Dari seluruh uraian dalam paragraf ini diperoleh kesimpulan:
Baptis dengan api = memberitakan Injil seutuhnya = mengajar
melakukan sabda-sabda Tuhan Yesus.
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa tujuan baptis dengan api
adalah membentuk dan mengarahkan pengikut Tuhan Yesus untuk
menyebarluaskan Injil atau Program Keselamatan yang telah disediakan
Tuhan Yesus Kristus melalui pengorbanan-Nya yang maha dahsyat.
VI. PERINTAH BAPTIS OLEH TUHAN YESUS
Tuhan Yesus memberi perintah (Amanat Agung) kepada murid-murid-
Nya: “ … Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan
ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai
kepada akhir zaman." (Mat. 28: 19-20)
Dalam amanat di atas ada tiga hal yang perlu dicermati, yaitu:
1. Menjadikan semua bangsa menjadi murid Tuhan Yesus.
2. Nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.
3. Mengajar melakukan perintah Tuhan Yesus.
Berikut ini akan ditelaah ketiga hal di atas.
VI.1 Menjadikan Semua Bangsa Menjadi Murid Tuhan Yesus
Dalam Alkitab bahasa Inggris dan bahasa Batak, perintah Tuhan Yesus
untuk menjadikan semua bangsa murid-Nya, tertulis sebagai berikut:
KJV: Go you therefore, and teach all nations.
NIV: Therefore go and make disciples of all nations.
Bibel (Batak): Laho ma hamu podai hamu ma saluhut bangso.
Jadi hanya Alkitab (LAI) yang menulis: “jadikanlah semua bangsa murid-
Ku.” Makna ayat itu pada Alkitab yang lain adalah mengajar dan
menasihati. Maka amanat Tuhan Yesus adalah mengajar bangsa-bangsa
dan membimbing supaya dibaptis dalam nama Bapa dan Anak dan Roh
Kudus.
VI.2 Nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus
Siapakah Nama Bapa?
Nama Bapa adalah Yesus! Hal ini tersirat dalam doa Tuhan Yesus yang
tertulis dalam Kitab Yohanes 17.
“….. Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka
dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku,
supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita. Selama Aku bersama
mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang
telah Engkau berikan kepada-Ku … “ (Yoh. 17: 11-12)
Tuhan Yesus berkata bahwa nama Bapa telah diberikan kepada-Nya.
Dengan kata lain, nama Bapa adalah Yesus! Untuk mempertegas bahwa
Bapa dan Anak memiliki nama yang sama, mari kita baca doa Tuhan
Yesus di bawah ini:
“…..... segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku.”
(Yoh. 17:10)

Doa Tuhan Yesus di atas menyatakan bahwa Ia sepemilikan dengan Bapa!


Jika Anak memiliki nama Yesus, maka Bapa juga memiliki nama Yesus!
Selanjutnya Tuhan Yesus pernah berkata:
“Aku dan Bapa adalah satu.” (Yoh. 10:30)
“Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam
Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku
sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan
pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan
Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-
pekerjaan itu sendiri.” (Yoh. 14:10 – 11)
Karena Anak dan Bapa adalah satu, Anak di dalam Bapa dan Bapa di
dalam Anak, maka Anak dan Bapa tidak terpisahkan. Sudah tentu nama
Bapa dan Anak juga tidak terpisahkan. Nama Bapa adalah sama dengan
nama Anak, yaitu Yesus!
Siapakah Nama Roh Kudus?
Nama Roh Kudus adalah Yesus! Hal ini sesuai dengan pernyataan Tuhan
Yesus: “ ….. tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh
Bapa dalam nama-Ku, …… “ (Yoh. 14:26)
Menurut ayat di atas, setelah Tuhan Yesus tidak ada lagi di dunia, maka
murid-murid akan diajar Roh Kudus yang datang dalam nama Yesus!
Catatan Alkitab lain yang meneguhkan bahwa nama Roh Kudus adalah
Yesus, tersirat dalam Kisah Rasul 16: 6-7:
Mereka (Paulus dan Silas, Pen.) melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia,
karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia.
Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi
Roh Yesus tidak mengizinkan mereka.
Ayat di atas menyatakan bahwa Roh Kudus sama dengan Roh Yesus
(sama-sama mencegah Paulus dan Silas).
Ayat lain yang meneguhkan bahwa Roh Kudus sama dengan Roh Yesus
tertulis dalam Filipi 1:19: “… karena aku tahu, bahwa kesudahan
semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh
Yesus Kristus.. “
Dalam kitab Yoh.14:16, dicatat bahwa Roh Kudus adalah Penolong. Ayat
di atas (Flp. 1:19) mencatat bahwa pertolongan bagi Paulus datang dari Roh
Yesus Kristus. Oleh karena itu Penolong atau Roh Kudus adalah Roh Yesus
Kristus.
Catatan-catatan Alkitab di atas sudah cukup membuktikan bahwa nama
Roh Kudus adalah Yesus!
Sekarang dapat disimpulkan:
Nama Bapa = Yesus (Yoh. 17: 10-12)
Nama Anak = Yesus (Luk.1:31 & Mat. 1:21)
Nama Roh Kudus = Yesus (Yoh 14: 26)
Oleh karena itu, perintah Tuhan Yesus untuk membaptis dalam “nama
Bapa dan Anak dan Roh Kudus”, adalah perintah membaptis dalam nama
Tuhan Yesus Kristus. Hal ini dipraktekkan oleh rasul Petrus, murid Tuhan
Yesus, seperti yang dicatat dalam Kisah Rasul 2: 37-38:
Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu
mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang
harus kami perbuat, saudara-saudara?" Jawab Petrus kepada
mereka:”Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi
dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu,
maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus”.
Baptisan yang dilakukan Petrus hanya dalam nama Yesus Kristus! Petrus
berani melakukan demikian, sebab Petrus sudah memperoleh
pencerahan bahwa Yesus adalah nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.
Alkitab juga mencatat bahwa baptisan yang dilakukan Rasul Paulus
adalah dalam nama Tuhan Yesus. Simaklah ayat di bawah ini:
Lalu kata Paulus kepada mereka: "Kalau begitu dengan baptisan
manakah kamu telah dibaptis?" Jawab mereka: "Dengan baptisan
Yohanes." Kata Paulus: "Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang
yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak, bahwa
mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya,
yaitu Yesus." Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri
mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus (Kis.19:3-5).
Baptisan yang dilakukan Rasul Paulus hanya dalam nama Yesus Kristus!
Rasul Paulus berani melakukan demikian, tentu karena sudah
memperoleh pencerahan bahwa Yesus adalah nama Bapa dan Anak dan
Roh Kudus.
Dengan demikian, perintah: “Jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”, sama
dengan memperkenalkan Tuhan Yesus kepada banyak orang dan
membimbing mereka menyerahkan hidupnya kepada Tuhan Yesus.
Ketika mereka menyerahkan hidupnya kepada Tuhan Yesus sudah terjadi
baptisan dengan Roh terhadap yang bersangkutan di alam roh. Dengan
kata lain, baptisan dengan Roh Kudus sudah berlangsung tidak-kasat
mata di dalam diri mereka.
VI.3 Mengajar Melakukan Perintah Tuhan Yesus.
Orang yang sudah dibaptis dalam nama Tuhan Yesus atau yang sudah
dibaptis dengan Roh Kudus, diajar untuk melakukan segala sesuatu yang
disabdakan oleh Tuhan Yesus. Seluruh sabda-sabda Tuhan Yesus adalah
Injil Kerajaan Sorga yang dianalogikan dengan api yang dilemparkan ke
bumi. Mengajar seseorang melakukan sabda Tuhan Yesus sama dengan
mempraktekkan pengajaran Tuhan Yesus di hadapan orang yang diajar.
Bukan hanya memperdengarkan pengajaran Tuhan Yesus kepada orang
yang diajar.
Ketika seseorang yang sudah dibaptis dengan Roh Kudus mendengar pe-
ngajaran Tuhan Yesus dan mengambil keputusan melakukan pengajaran
itu, dalam diri orang itu sedang berlangsung baptis dengan api yang tidak
kasat-mata. Baptis dengan api terus berlangsung dalam diri orang itu,
sehingga pribadi orang tersebut semakin menyerupai pribadi Tuhan
Yesus, sampai akhirnya ia diutus untuk memberitakan Injil, supaya terjadi
pelipatgandaan pengikut Tuhan Yesus di bumi ini dan penyertaan Tuhan
Yesus terus berlangsung dalam hidup orang itu sampai akhir hayatnya.
Memberitakan Injil adalah bagian dari perintah Tuhan Yesus yang harus
dilakukan oleh pengikut Tuhan Yesus, atau bagian dari proses menjalani
baptisan dengan api. Perintah memberitakan Injil disampaikan oleh
Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya sebelum Dia naik ke Sorga.
(Mat.28:19)
Perintah itu tersirat dalam sabda-sabda Tuhan Yesus di bawah
ini:
"Pergilah, jadikan semua bangsa murid-Ku….." (Mat.28:19)
“Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk"
(Mrk.16:15)

"Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa


harus disampaikan kepada seluruh bangsa, mulai dari Yerusalem."
(Luk.24:47)

Kata Tuhan Yesus: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa
mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu" (Yoh.20:21)
Keempat ayat di atas menegaskan bahwa Tuhan Yesus memerintahkan
para murid supaya pergi memberitakan Injil, bukan menyampaikan
dogma, tafsir atau dalil-dalil keagamaan.
Perintah itu berlaku juga bagi pengikut Tuhan Yesus yang lain, seperti
yang disampaikan-Nya kepada rasul Paulus: "Pergilah, sebab orang ini
(Paulus, pen) adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku
kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel.” (Kis.
9:15)

Itu sebabnya Paulus memberitakan nama Tuhan Yesus kepada berbagai


bangsa serta raja-raja. Paulus tidak memberitakan nama-nama lain selain
nama Yesus, dan tidak memberitakan pengajaran agamanya sekalipun ia
penganut agama Yahudi yang tidak bercacat (Fil. 3:6), tetapi ia hanya
memberitakan Injil seutuhnya. Kehidupan Paulus ini memberi pelajaran
bagi kita bahwa seseorang yang melakukan perintah Tuhan Yesus hingga
ia menjadi pemberita Injil, ia adalah alat pilihan Tuhan Yesus, aset yang
berguna bagi perluasan Kerajaan Sorga.
VII. PELAKSANAAN PERINTAH BAPTISAN
Tuhan Yesus memerintahkan para murid untuk membaptis (Mat. 28: 19).
Maksud Tuhan Yesus pastilah membaptis dengan Roh Kudus dan dengan
api, karena baptisan yang melekat dalam diri-Nya adalah baptisan Roh
Kudus dan api. (Mat. 3:11) Pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
1. Baptis dengan Roh Kudus
Mengajar dan membimbing seseorang bertobat dan menyerahkan
hidupnya kepada Tuhan Yesus (Yesus adalah nama Bapa dan Anak dan
Roh Kudus); supaya Tuhan Yesus, yang Roh adanya, mengampuni
orang itu, menyucikan roh orang itu dari segala kecemaran (Ibr.9: 14) dan
beroleh kemulian dari Tuhan Yesus; sehingga layak bersekutu dengan
Tuhan Yesus. Pengampunan, penyucian dan pemuliaan oleh Tuhan
Yesus, dan persekutuan dengan Tuhan Yesus, semuanya terjadi di
alam roh atau tidak-kasat mata.
2. Baptis dengan Api
Menuntun orang itu masuk ke dalam seluruh kebenaran-Nya (Yoh. 16:13),
dan menuntun orang itu melakukan pengajaran Tuhan Yesus (Mat. 28:20),
sehingga akhirnya ia ikut memberitakan Injil. Sudah tentu, hal ini ber-
proses dalam diri orang yang dibaptis dan proses itu tidak-kasat mata.
Baptis dengan Roh Kudus dan dengan api atau baptis versi Tuhan Yesus
berlangsung di alam Roh atau tidak kasat-mata. Begitulah pelaksanaan
Amanat Agung yang harus dipatuhi oleh para murid.
Tetapi para Rasul melakukan juga baptisan yang kasat mata yaitu baptis
air (Kis. 8: 38). Apakah baptisan air itu salah? Tentu tidak ada salahnya,
asalkan baptis air itu dilaksanakan dengan syarat-syarat sebagai berikut:
1. Didahului dengan mengajar dan membimbing orang yang mau
dibaptis mengikuti Program Penyelamatan Tuhan Yesus Kristus atau
masuk ke dalam baptisan Roh.
2. Kepada orang yang dibaptis dijelaskan bahwa baptis air hanya berupa
peneguhan bahwa baptisan Roh yang diperintahkan Tuhan Yesus telah
terlaksana baginya, karena telah melalui langkah (1) di atas.
3. Baptisan dilaksanakan hanya dalam nama [Bapa dan Anak dan Roh
Kudus], tidak ditambah-tambahi dengan nama yang lain. Lebih indah
lagi jika dibaptis hanya dalam nama Tuhan Yesus Kristus, seperti yang
dilakukan rasul-rasul terdahulu. (Kis. 2:38)
4. Menjelaskan kepada orang yang dibaptis bahwa baptisan air yang
diterimanya berupa kesaksian bagi banyak orang (keluarga, jemaat,
dll), bahwa baptisan Roh Kudus yang diperintahkan Tuhan Yesus telah
terlaksana dalam dirinya.
5. Menuntun orang itu untuk menerima kebenaran hanya dari Tuhan
Yesus (Yoh. 16:13), dan mengajar dia melakukan pengajaran Tuhan Yesus
(Mat. 28:20)
, sampai akhirnya ia ikut memberitakan Injil atas
keputusannya sendiri (bukan ikut-ikutan).
Jika baptisan air dilaksanakan tanpa melakukan syarat-syarat di atas,
baptisan itu hanya untuk memperoleh akta baptis yang ada kalanya
(tidak selamanya) diperlukan dalam rangka memenuhi administrasi
gereja dan Negara. Baptisan air seperti ini sama sekali tidak ada
hubungannya dengan keselamatan orang yang dibaptis.
VIII. PENUTUP
Selama pelayanan-Nya, Tuhan Yesus tidak pernah memperagakan
baptisan dan tidak memberi penjelasan tentang tata-caranya. Artinya
perintah baptis dari Tuhan Yesus bukan bersifat ritual yang kasat mata,
tetapi bersifat proses yang tidak kasat mata. Jika kita mencoba mereka-
reka tata-cara baptis secara ritual dan kasat mata, maka terjadilah
polemik mengenai baptisan yang tidak berkesudahan, dan polemik ini
akan segera dimanfaatkan Iblis untuk memecahbelah para pengikut
Tuhan Yesus.
Baptisan versi Tuhan Yesus adalah baptisan yang terjadi di alam Roh atau
tidak kasat mata, dan merupakan bagian dari Grand Design Program
Penyelamatan umat manusia, yang bersifat otomatis, global, kekal dan
pasti. Karena baptisan berlangsung di alam Roh, dan yang hendak
diselamatkan adalah roh manusia, maka pada saat yang paling kritis, roh
manusia masih dapat berseru kepada Tuhan Yesus, sehingga rohnya
diselamatkan berdasarkan Program Penyelamatan yang sudah dirancang
Tuhan Yesus. Itu sebabnya Tuhan Yesus menasehati kita supaya tidak
mengakimi sesama, karena seseorang yang menurut ukuran manusia
akan binasa, boleh jadi ia beroleh keselamatan, karena keselamatan
manusia hanya terjadi di alam roh atau tidak kasat mata.
Oleh karena itu, para pemberita Injil Kerajaan Sorga harus memahami
hakekat baptisan dan melaksanakannya sesuai dengan alam pikiran
Tuhan Yesus, agar pelayanannya sungguh-sungguh menunjang
keberhasilan Program Penyelamatan Tuhan Yesus Kristus. Para
pemberita Injil harus berani bersaksi bahwa oleh pengorbanan Tuhan
Yesus, keselamatan itu sangat sederhana dan mudah diperoleh manusia.
Dengan kesaksian seperti inilah, seluruh gagasan dan usaha si Iblis untuk
membinasakan manusia dihancurleburkan. Sekaligus mempersaksikan
kasih karunia dan keadilan Tuhan Yesus Kristus kepada dunia.
Tuhan Yesus sangat memahami ketidakberdayaan manusia melepaskan
diri dari gemgaman Iblis yang hendak membinasakannya. Oleh karena
itulah Tuhan Yesus sangat bersungguh-sungguh menyiapkan Program
Penyelamatan Manusia melalui pengorbanan yang maha dahsyat, supaya
penyelamatan manusia menjadi sederhana. Kita pengikut Tuhan Yesus
yang sudah beroleh keselamatan, dituntut untuk bergabung dengan Dia
untuk menyebarluaskan Program Penyelamatan Manusia yang sudah
disiapkan-Nya.
Jangan ragu! Tuhan dalam rupa manusia telah membuktikan dengan
memperagakannya di kayu salib. Seorang penjahat besar yang belum
mengenal Tuhan Yesus, beroleh keselamatan seketika hanya oleh
ucapannya yang sederhana dan singkat tanpa terlihat menjalani baptisan
dengan Roh Kudus.
Menurut perintah Tuhan Yesus, baptis Roh kudus harus diikuti oleh
baptis dengan api. Jika seseorang telah menerima baptis dengan Roh
Kudus, dan ia masih diberi Tuhan Yesus kesempatan hidup di dunia ini,
maka orang itu diajar untuk melakukan sabda-sabda Tuhan Yesus, sampai
akhirnya dia ikut memberitakan Injil, atau melipatgandakan pengikut
Tuhan Yesus di bumi ini. Dengan demikianlah kasih karunia, keadilan dan
kemurahan Tuhan Yesus Kristus menjadi nyata bagi dunia.

Anda mungkin juga menyukai