Anda di halaman 1dari 6

Kristologi-Pneumatologi Pembaptisan Yesus

(Oleh : Leonardo Kelvin Tandiayu’)


NIM: 186114010

Pengantar

Pembaptisan Yesus merupakan sebuah peristiwa penting di awal karya pelayanan-


Nya. Keempat penginjil, mengisahkan peristiwa pembaptisan ini. Dalam konteks alkitabiah,
Injil sinoptik memberikan gambaran yang hampir sama terhadap peristiwa pembaptisan ini.
Di antara ketiganya, Injil Matiuslah yang memaparkan kisah yang paling lengkap dan lebih
panjang. Terdapat lima ayat dari versi Matius, tiga ayat dari versi Markus dan dua ayat dalam
versi Lukas. Adapun Injil Yohanes mengisahkannya dalam enam ayat, namun tidak dalam
bentuk kisah seperti Injil Sinoptik.

Kompleksitas tentang kehadiran dua pribadi Allah dalam peristiwa pembaptisan


Yesus akan menjadi pokok perhatian dalam paper ini. Pertama-tama akan diulas mengenai
arti dari pembaptisan itu sendiri. Makna dari peristiwa pembaptisan ini akan sangat berkaitan
dengan eksistensi pribadi Manusia dari Sang Putera. Adapun selanjutnya, paper akan
menguraikan pribadi Roh Kudus dalam kaitannya dengan peristiwa pembaptisan ini.
Perhatian pada pribadi Roh Kudus difokuskan pada arti kehadiran dan fungsi-Nya dalam
pembaptisan Kristus.

Arti Pembaptisan Yesus;

Untuk mengisahkan peristiwa pembaptisan ini, Matius merujuk kepada Markus,


sebagai catatan Injil paling awal. Penginjil Matius menggambarkan peristiwa ini lebih
lengkap. Ia hanya menambahkan ayat 15 dan 16, untuk menjelaskan mengapa Yesus harus
hadir dalam peristiwa ini yang sangat identik dengan pertobatan. 1 Kisah dimulai dengan
kehadiran tokoh Yohanes Pembaptis yang menyerukan pertobatan. Selain menyerukan
pertobatan, ia juga meminta orang-orang supaya bersedia dibaptis sebagai tanda pertobatan
mereka. Yohanes digambarkan sebagai utusan Allah yang berseru-seru di padang gurun,
sebagaimana digambarkan oleh Yesaya (Yes 40:3). Kepada Yohanes pembaptis, datang
banyak orang dari berbagai daerah di sungai Yordan untuk memberi diri dibaptis.2 Kehadiran
1
John L. McKenzie, The Gospel According to Matthew dalam ”The Jerome BIblical Commentary”, edd.
Raymond Brown dkk. ( New York: Macmillan Publishing, 1968),68
2
Eko Riyadi, Matius; Sungguh Dia adalah Anak Allah, (Yogyakarta: Kanisius, 2011), 50
Yohanes pembaptis di awal karya Yesus merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan dan
digarisbawahi. Karya Yohanes Pembaptis memiliki berbagai maksud dan latar belakang yang
cukup berpengaruh terhadap karya Yesus nantinya, terlebih khusus terhadap peristiwa
pembaptisan ini.

Pada peristiwa pembaptisan-Nya, dikisahkan bahwa Yesus datang dari daerah Galilea
menuju Sungai Yordan, tempat Yohanes melaksanakan pembaptisannya (Matius 3:13).
Selanjutnya, terjadi semacam dialog dan bahkan perdebatan di antara kedua tokoh ini.
Yohanes menolak untuk membaptis Yesus dengan dalih bahwa Yesuslah yang harus
membaptisnya. Penolakan Yohanes ini menunjukkan bahwa ia tak lebih tinggi dari Yesus.

Baptisan Yesus adalah salah satu dari cerita-cerita itu Injil yang cukup menarik untuk
dibahas. Sering kali, jika kita dihadapkan pada peristiwa ini, kita akan cenderung terarah pada
kronologi terjadinya peristiwa ini. Namun, bagi para Bapa Gereja, baptisan Yesus adalah
realitas teologis yang sangat sentral, sebuah pengungkapan identitas Tritunggal.3 Dengan
demikian peristiwa ini tak terbatas pada kronologisnya saja tetapi terlebih kepada muatan
teologis yang terjadi di dalamnya.

Baptisan Yohanes pembaptis bermakna sebagai suatu pertobatan, mengandaikan


bahwa yang dibaptis sebelumnya telah berdosa. Orang-orang yang datang kepadanya minta
4
dibaptis sebagai tanda pertobatan mereka Di sini sering kali orang jatuh dalam
kesalahpahaman bahwa dengan dibaptisnya Yesus oleh Yohanes pembaptis, maka Yesus
termasuk juga dalam bilangan para pendosa. Namun, apakah benar demikian? Apakah
dengan dibaptis, Yesus juga bertobat terhadap dosa? Ternyata tidak demikian. Baptisan
Yesus ini menyingkap beberapa hal yang sangat berkaitan dengan identitas Yesus dan karya
Penyelamatan Allah.

1. Penobatan/Pengurapan-Nya untuk Memulai Tugas Pelayanan di Dunia; Suatu


Proklamasi Kemunculan-Nya di Depan Publik

Penobatan atau pengurapan Yesus ini ditandai dengan suara Allah yang terdengar dari
langit pasca pembaptisan. Peristiwa ini mengungkapkan dan bahkan mempertegas jati diri
Yesus sebagai Mesias. Pembaptisan-Nya merupakan sebuah bentuk pengudusan-Nya sebagai

3
Matthew Anstey, The Baptism of our Lord: Matthew 3: 13-17, dalam “The Expository Times: (Virginia, Sage
Pullication, 2010), 2
4
Albertus Sujoko, Identitas Yesus dan Misteri Manusia, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2009), 196-196
Mesias.5 Dalam hal ini, peran Roh Kudus sangatlah penting. Ia hadir sebagai tokoh yang
memproklamasikan perutusan Yesus serta identitas-Nya sebagai Anak Allah.

Kehadiran Yesus di depan publik adalah pertama-tama merupakan tindakan kenabian.


Pertama, kita mungkin dapat memahami maksud Yesus mengapa Ia membiarkan dirinya
dibaptis sebagai tindakan profetik. Dalam Perjanjian Lama, para nabi sering melakukan
gerakan profetik untuk menunjukkan sifat misi mereka. Hosea menikahi seorang pelacur
sebagai tanda ketidaksetiaan Israel kepada Tuhan tetapi kesetiaan Tuhan kepada bangsanya.
Yeremia memikul kuk di pundaknya sebagai tanda perbudakan Israel. Yesaya tetap
membujang sebagai tanda kemandulan Israel.6 Dengan demikian, tindakan profetik ini
sangatlah khas dalam panggilan para nabi. Yesus sendiri juga melakukan tindakan profetik
ini dengan cara yang khas, yakni melalui pembaptisan, sebuah pertanda tentang awal dari
tugas karya-Nya.

2. Suatu Bentuk Solidaritas Allah

Pertanyaan tentang ‘apakah dengan dibaptis oleh Yohanes, berarti Yesus juga
mengungkapkan pertobatan dirinya, sekiranya terjawab dalam poin yang kedua ini.
Pembaptisan Yesus merupakan sebuah bentuk solidaritas Allah yang mau ambil bagian
dalam dunia yang penuh dosa. Tindakan Yesus ini bukan berarti bahwa Ia juga adalah bagian
dari orang-orang berdosa tetapi Ia ingin menunjukkan kasih dari Allah yang menjadi
manusia.

Dengan pembaptisan itu, Yesus tampil sebagai manusia yang sungguh-sungguh, tidak
lebih dan tidak kurang.7 Ia menunjukkan misteri inkarnasi sebagai Allah yang menjelma
menjadi manusia dan merendahkan diri untuk ditempatkan di tengah kaum pendosa. Yesus
yang adalah Tuhan, rela dicelupkan dalam kemanusiaan untuk mengangkat kembali manusia
dari dosa. Pembaptisan Yesus menunjukkan sebuah tindakan Allah yang luar biasa. Ia hadir
dan mengidentifikasi diri sebagai orang yang berdosa. Sebagaimana diketahui bahwa
pembaptisan Yohanes adalah tanda pertobatan. Keterlibatan Yesus ini bukanlah sebuah tanda
pertobatan, melainkan sebuah bentuk partisipasi dan kerelaan Allah untuk mengambil bagian
dalam situasi keberdosaan manusia.

5
Beasley-Murra, Baptism in the New Tastement, (London: Paternoster Press, 1971), 45
6
John O'Donnell, In Him and Over Him: The Holy Spirit in the Life of Jesus, Gregorianum, Vol. 70, No. 1 (1989),
pp. 25-45,Published by: GBPress- Gregorian Biblical Press Stable URL: https://www.jstor.org/stable/23577763,
29
7
Albertus Sujoko, Identitas Yesus dan Misteri Manusia, 196
Arti Pencurahan dan Peran Roh Kudus dalam Pembaptisan Yesus

Roh Kudus dalam peristiwa pembaptisan Yesus hadir dalam rupa burung merpati.
Digambarkan bahwa langit terbuka dan Roh itu turun atas Yesus selepas Ia keluar dari air
(Matius 3:16). Dari peristiwa ini, tampaklah bahwa Roh Kudus muncul juga sebagai persona
yang penting. Ia mengungkap identitas Yesus, sebuah tindakan yang akan mengantar kita
pada persona Putra sebagai Allah.

Benar untuk mengakui bahwa menurut Perjanjian Baru, pengurapan Yesus terjadi
selama baptisan-Nya. Namun, kita tidak dapat menyangkal campur tangan khusus dari Roh
Kudus pada misteri inkarnasi. Faktanya, Yesus dikandung oleh Perawan Maria melalui kuasa
Roh Kudus.8 Dengan demikian Roh Kudus hadir sebagai pribadi yang sangat menentukan
karya Yesus. Selain karena Ia mengurapi Yesus di awal karya pelayanan-Nya, Ia juga
memberi Yesus daya Ilahi untuk melaksanakan tugas perutusan itu. Ia menjadi penyatu antara
Bapa dan Putera di mana Ia adalah Roh dari kedua-Nya.

Seruan yang terdengar dari langit menyatakan bahwa Yesus adalah Putra (Mat 3:17).
Jika di sini, Yesus dinyatakan sebagai Putra, kita juga dapat melihat pengurapan-Nya oleh
Roh Kudus sebagai urapan untuk misi.9 Jadi, Roh Kudus hadir sebagai oknum yang mengutus
Yesus untuk memulai karya pelayanannya. Dalam baptisan Yesus terjadi sesuatu yang
mengubah jalan hidup Yesus. Ia memiliki pengalaman Roh Kudus yang kuat. Roh Kudus
dicurahkan ke atas-Nya untuk memberinya kekuatan yang dibutuhkan untuk tugas perutusan
itu. Oleh karena itu bahkan jika Roh Kudus telah ada dalam diri Yesus sejak peristiwa
inkarnasi, Roh itu tidak tinggal dalam diri Yesus secara tetap/statis. Ia hadir secara dinamis
dan memberi daya pada karya pelayanan Yesus. Kehadiran Roh itu dinamis dan membuat
Yesus menampakkan kemanusiaannya yang sejati.

Penutup

Peristiwa pembaptisan Yesus merupakan sebuah awal dari karya pelayan-Nya si


dunia. Banyak ahli meyakini bahwa peristiwa ini adalah fakta historis. Namun, pembaptisan
ini tak hanya sebatas pada fakta historis semata melainkan ada beberapa misteri karya Allah
yang tersingkap di dalamnya. Ketersediaan Yesus untuk mau dibaptis oleh Yohanes
menyingkap misteri penyelamatan Allah yang mau terlibat dalam kehidupan manusia.
Sebagaimana diketahui, dalam pembaptisan Yohanes sangat identik dengan pertobatan.
8
Joseph H.P. Wong, The Holy Spirit in the Life of Jesus and of the Christian, dalam “Gregorianum” , Vol. 73, No.
1 (1992), pp. 57-95, Published by: Gregorian Biblical Press, 66
9
John O'Donnell, In Him and Over Him: The Holy Spirit in the Life of Jesus, 31
Yesus datang seolah-olah sebagai seorang yang berdosa. Dengan demikian Allah ingin
mengambil bagian dalam keberdosaan manusia yang dicintai-Nya.

Lewat peristiwa pembaptisan ini, Yesus ‘ditetapkan’ sendiri sebagai Anak Allah lewat
suara yang turun dari langit. Pengungkapan akan identitas Yesus ini memulai karya
pelayanan dan perutusan-Nya di dunia sebagai Mesias. Karya Roh Kudus tak boleh
dikesampingkan dalam peristiwa ini. Peristiwa pembaptisan memang menekankan tokoh
Kristus yang sentral tatapi kehadiran Roh Kudus juga perlu digarisbawahi. Dalam
pembaptisan ini, Roh Kudus hadir sebagai penghubung Bapa dan Putera yang memberi daya
bagi sang Putera untuk memulai karya pelayan-Nya.
Daftar Pustaka

Anstey, Matthew, “The Baptism of our Lord: Matthew 3: 13-17,” dalam The Expository
Times:, Virginia, Sage Pullication, 2010

McKenzie, John L., “The Gospel According to Matthew” dalam The Jerome Biblical
Commentary edd. Raymond Brown dkk, New York: Macmillan Publishing, 1968

Murra, Beasley, “Baptism in the New Tastement,”, London: Paternoster Press, 1971

O'Donnell, John, “In Him and Over Him: The Holy Spirit in the Life of Jesus,”
Gregorianum, Vol. 70, No. 1 (1989), pp. 25-45, Published by: Gregorian Biblical
Press Stable URL: https://www.jstor.org/stable/23577763,

Riyadi, Eko , Matius; “Sungguh Dia adalah Anak Allah,”, Yogyakarta: Kanisius, 2011

Sujoko, Albertus, “Identitas Yesus dan Misteri Manusia”, Yogyakarta: Penerbit Kanisius,
2009

Wong, Joseph, “The Holy Spirit in the Life of Jesus and of the Christian”, dalam
“Gregorianum” , Vol. 73, No. 1 (1992), pp. 57-95, Published by: Gregorian
Biblical Press,

Anda mungkin juga menyukai