SALIB
VERSI TUHAN YESUS
R. Situmorang
I. Pendahuluan
Beberapa tahun yang lalu, seorang ustadz menyampaikan ceramah
tentang salib Yesus di kalangannya sendiri atau di tengah-tengah
jemaatnya. Belakangan ini ada pihak yang mengunggah ceramah tersebut
ke media sosial (medsos), dan langsung terjadi hiruk pikuk tentang salib
dari berbagai kalangan. Karena si ustadz menyebut ada jin kafir di salib
Yesus, maka para pengikut Yesus menganggapnya sebagai penghinaan,
padahal mereka sudah sering menyebut kata “kafir” terhadap pengikut
Yesus. Meskipun sering disebut kafir, pengikut Yesus selalu mengampuni
karena taat pada pengajaran atau perintah Yesus: “Mintalah berkat bagi
orang yang mengutuk kamu dan berdoalah bagi orang yang mencaci
kamu.” (Luk. 6: 28)
Sesungguhnya video ceramah salib itu menguntungkan bagi pengikut
Yesus, karena memunculkan pembicaraan yang ramai tentang salib, yang
belum pernah terjadi sebelumnya. Polemik tentang video itu membuka
momentum yang baik bagi pengikut Yesus untuk mempelajari makna dan
hakekat salib menurut alam pikiran Yesus dan memberitakannya, sehingga
kita tidak terjerumus ke dalam motivasi dan keinginan si ustadz dan
pengunggah video itu, tetapi justru membentuk kita menjadi murid yang
menyenangkan hati Tuhan Yesus. Sesungguhnya, Tuhan Yesus sedang
membuka kesempatan bagi pengikut-Nya untuk melakukan introspeksi
diri, apakah selama ini sudah memahami makna dan hakekat salib secara
benar sesuai dengan alam pikiran Yesus.
Pada awalnya, salib hanya menjadi atribut atau lambang agama Kristen
dan gereja. Tetapi akhirnya salib "diberhalakan" dan dipuja-puja lewat
lagu-lagu rohani, antara lain:
-- "Salib-Mu, salib-Mu, yang kumuliakan"
-- "Silang na badia i" (Bahasa Batak, BE No. 86, artinya: “Salib yang
kudus”)
Sudah sepantasnya sekarang kita bersama-sama mencari atau
memperbincangkan kebenaran tentang salib yang sesuai dengan alam
pikiran Yesus (bukan membuat dalil atau tafsir), dan memberitakannya
dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan
untuk disalibkan. (Mat. 26: 2)
YAM mengetahui seluruh peristiwa yang akan terjadi kepada-Nya, tetapi
dengan sengaja dihadapinya sebagai pengorbanan demi menyelamatkan
orang-orang berdosa. Hal itu secara jelas dinyatakan saat Dia berkata:
"Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Ku-katakan? Bapa
selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke
dalam saat ini". (Yoh.12:27)