Anda di halaman 1dari 16

TUHAN YESUS

PEMBAHARU KEHIDUPAN
ROHANI MANUSIA

Bonggas L Tobing
Jl. Perjuangan 9 Tj. Rejo Medan 20122
S
emua orang Kristen harus percaya bahwa TUHAN, pencipta alam
semesta, pernah datang ke bumi mengambil rupa manusia, dan ketika
menjadi manusia, kita mengenal-Nya dengan nama Tuhan Yesus Kristus.
Seandainya peristiwa ini tidak pernah terjadi, agama Kristen (pengikut Tuhan
Yesus) tidak akan pernah ada di dunia ini! Selain untuk menyelamatkan
manusia, kedatangan-Nya ke bumi ini menyingkapkan kebenaran Sorgawi,
dan kebenaran itu telah mengobrak-abrik kehidupan rohani atau agama orang
Yahudi yang telah ribuan tahun mereka pelihara. Sebelum kedatangan-Nya,
banyak hal yang dianggap “kebenaran” oleh orang Yahudi, ternyata menurut
Tuhan Yesus (Firman/Pencipta Alam Semesta yang menjadi daging), anggapan
itu tidak benar! Sebab kebenaran hanya ada di dalam Tuhan Yesus, seperti
yang difirmankan-Nya:
"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang
kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh. 14:6)
Pernyataan ini dapat diterima karena Tuhan Yesus adalah Pencipta Alam
Semesta, pribadi yang tidak berdosa, sehingga tidak ada yang salah dalam diri-
Nya.
Berikut ini akan dipaparkan: perombakan yang dilakukan Tuhan Yesus dalam
bidang tradisi dan agama Jahudi; dan dampak perombakan itu dalam
kehidupan beragama dan kehidupan sosial Kristen masa kini.
PEROMBAKAN DALAM KEHIDUPAN BERAGAMA
Ketika Tuhan Yesus datang menjadi manusia, ia meluruskan pemahaman
manusia tentang banyak hal, di antaranya tentang: hari sabat, perkawinan,
perzinahan, sikap terhadap musuh, tata ibadah, pengampunan, dan nama
Tuhan Pencipta alam semesta. Berikut ini akan diungkapkan kebenaran
mengenai hal-hal tersebut.
Perihal Hari Sabat (Yoh. 5: 1–18)
Sabat bagi orang Yahudi adalah hari yang sangat kudus. Mereka lebih
menguduskan hari sabat dari pada TUHAN, pemilik semua hari di dunia ini.
Sedemikian kudusnya hari sabat itu bagi mereka, sehingga banyak sekali
peraturan-peraturan yang dikeluarkan para pemuka agama Yahudi perihal apa
yang tidak boleh dilakukan pada hari sabat. Suatu kali, Tuhan Yesus pernah
menyembuhkan seorang yang lumpuh pada hari sabat, bahkan Dia menyuruh
orang lumpuh itu mengangkat tilamnya pada hari sabat itu. Sudah tentu orang
Yahudi mencela perbuatan.
Tuhan Yesus tersebut. Tetapi Tuhan Yesus berkata kepada mereka: “BapaKu
bekerja sampai sekarang, maka akupun bekerja juga.” (Yoh. 5:17)
Selama ribuan tahun orang Yahudi meyakini bahwa TUHAN “beristirahat” pada
hari Sabat. Tetapi perbuatan dan pernyataan Tuhan Yesus di atas
membuyarkan keyakinan itu dan memberi pengajaran baru, bahwa Bapa
Sorgawi tidak pernah beristirahat, tetapi terus bekerja sampai sekarang. Kitab
Mazmur juga menuliskan bahwa sesungguhnya Penjaga Israel tidak terlelap
dan tidak tertidur (Maz.121:4). Oleh karena itu, aturan-aturan sabat Yahudi tidak
berlaku bagi pengikut Tuhan Yesus. Pengikut Tuhan Yesus memiliki sabat baru,
yaitu persekutuan dengan Tuhan Yesus sendiri. Bukankah Tuhan Yesus telah
berkata: "Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat." (Luk. 6:5)
Mengenai Perkawinan dan Perceraian
Alkitab mencatat bahwa laki-laki Yahudi memiliki isteri lebih dari satu orang,
bahkan raja Salomo memiliki isteri tujuh ratus orang (1 Raja 11:3). Tetapi menurut
Tuhan Yesus, sejak semula tidaklah demikian (Mat. 19:4 & Mark. 10: 6). Meskipun
TUHAN sebenarnya dapat menciptakan perempuan lebih daripada satu orang,
tetapi TUHAN memberikan hanya satu orang perempuan kepada Adam.
Sebaliknya, TUHAN menghantarkan Hawa hanya kepada satu pria saja.
Menurut hukum Musa, orang Yahudi boleh menceraikan isterinya. Ketika
orang Farisi bertanya kepada Tuhan Yesus tentang boleh-tidaknya bercerai,
Tuhan Yesus menjawab mereka: "Apa perintah Musa kepada kamu? Jawab
mereka: "Musa memberi izin untuk menceraikannya dengan membuat surat
cerai. “ (Mark. 10: 3-4) Lalu Tuhan Yesus menegaskan bahwa suami-isteri yang telah
dipersatukan TUHAN tidak boleh bercerai! (Mat. 19:6)
Mengenai Perzinahan
Dahulu, orang menganggap bahwa perzinahan adalah persetubuhan yang
dilakukan oleh orang yang bukan suami-isteri. Menurut Hukum Taurat,
perempuan yang tertangkap basah berzinah harus dilempari dengan batu
sampai perempuan itu mati seperti tertulis pada Kitab Yoh. 8: 4-5 berikut ini:
(3) Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya
seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.(4) Mereka menempatkan
4
perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan
ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. (5) Musa dalam hukum
Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang
demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?"
Anehnya, orang-orang Farisi hanya membawa perempuan itu kepada Tuhan
Yesus. Laki-laki yang menjadi pasangan perempuan itu tidak diperhadapkan
kepada Tuhan Yesus. Padahal orang-orang Farisi itu berkata, bahwa
perempuan itu tertangkap basah melakukan zinah. Jika benar-benar
tertangkap basah, bukankah seharusnya ada pasangannya? Sungguh tidak adil!
Syukur, Tuhan Yesus datang menyempurnakannya dengan berkata: “Setiap
orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah
dengan dia di dalam hatinya.” (Mat. 5: 28). Menurut ayat ini, orang yang tidak
tertangkap basah pun sudah berzinah di hadapan TUHAN dan ayat itu pun
sengaja ditujukan kepada laki-laki, untuk menegaskan bahwa laki-laki yang
berzinah juga harus dihukum meskipun ia tidak tertangkap basah. Hukum
Tuhan Yesus ini, memutar-balikkan hukum agama Yahudi, sebab hukum agama
Yahudi tidak tegas menghukum laki-laki yang melakukan perzinahan dengan
sembunyi-sembunyi.
Sikap Terhadap Musuh
Di dalam Perjanjian Lama, orang Israel harus membalas perbuatan musuh
seperti tertulis dalam Kitab Imamat 24:19-20 di bawah ini:
Apabila seseorang membuat orang sesamanya bercacat, maka seperti yang
telah dilakukannya, begitulah harus dilakukan kepadanya: patah ganti patah,
mata ganti mata, gigi ganti gigi; seperti dibuatnya orang lain bercacat,
begitulah harus dibuat kepadanya.
Ketika raja Daud berhadapan dengan para musuhnya, ia berdoa:
Bangkitlah, TUHAN, dalam murkaMu, berdirilah menghadapi geram orang-
orang yang melawan aku, ………. (Maz. 7:7) Biarlah maut menyergap mereka,
biarlah mereka turun hidup-hidup ke dalam dunia orang mati! Sebab
kejahatan ada di kediaman mereka, ya dalam batin mereka. (Maz. 55: 16)
Nabi Yeremia juga berdoa kepada TUHAN agar musuh-musuhnya dipunahkan
TUHAN! Demikianlah doa Nabi Yeremia ketika itu:

5
“Perhatikanlah aku, ya TUHAN, dan dengarkanlah suara pengaduanku! ………
Sebab itu serahkanlah anak-anak mereka kepada kelaparan, dan biarkanlah
mereka dipancung pedang! Biarlah isteri-isteri mereka kehilangan anak dan
suami; biarlah laki-laki mereka mati oleh sampar, dan pemuda-pemuda
mereka mati karena pedang di pertempuran! Biarlah kedengaran jeritan dari
rumah-rumah mereka, apabila Engkau dengan tiba-tiba mendatangkan ge-
rombolan perampok kepada mereka! Sebab mereka telah menggali pelubang
untuk menangkap aku, dan telah memasang jerat untuk kakiku. Tetapi Eng-
kau, ya TUHAN, Engkau mengetahui segala rancangan mereka untuk membu-
nuh aku. Janganlah ampuni kesalahan mereka, dan janganlah hapuskan dosa
mereka dari hadapan-Mu, tetapi biarlah mereka tersandung di hadapan mata-
Mu; bertindaklah pada hari murka-Mu terhadap mereka! “(Yer. 18: 19-23)
Tuhan Yesus memutar-balikkan pemahaman itu dengan berkata: “Janganlah
kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun
yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.” (Mat. 5: 39) Ia
tambahkan lagi: “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang
menganiaya kamu.” (Mat.5: 44). "……… berbuatlah baik kepada orang yang
membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah
bagi orang yang mencaci kamu. (Luk. 6: 27-28)
Pembaharuan Tata Ibadah Orang Yahudi
Orang Yahudi memiliki tata ibadah yang sangat ketat. Menurut keyakinan
orang Yahudi, tata ibadah ini diatur oleh TUHAN, dan disampaikan kepada
mereka melalui hamba-Nya, Musa. Tata ibadah itu tertulis dalam kitab
Imamat-Alkitab Perjanjian Lama.
Jauh sebelum kedatangan Tuhan Yesus ke bumi, di Yerusalem didirikan Bait
Suci tempat beribadah orang Yahudi. Semua perayaan agama Yahudi harus
dilakukan di Bait Suci itu. Misalnya, pada hari raya paskah, orang Yahudi harus
berbondong-bondong datang ke Yerusalem untuk merayakannya (Luk.2: 41-42).
Semua persembahan dalam ibadah itu diserahkan kepada imam-imam (Im. 5: 16-
18)
untuk diteruskan kepada TUHAN. Sementara imam menyerahkan
persembahan itu kepada TUHAN, umat yang memberikan persembahan itu
menunggu di pelataran. Umat itu tidak boleh masuk ke ruang kudus Bait Suci.
Pemotongan dan pembakaran hewan yang dipersembahkan diatur dengan
aturan-aturan yang sangat rumit (Jika Anda mau melihat kerumitan itu,

6
silahkan Anda baca Kitab Imamat-Perjanjian Lama). Tata ibadah yang rumit ini
dipelihara oleh orang Yahudi selama ribuan Tahun.
Di Bait Suci, ada suatu ruangan yang disebut ruang kudus dan satu lagi ruang
maha kudus. Hanya imam yang boleh memasuki kedua ruangan itu, umat yang
bukan imam tidak boleh memasukinya. Orang Israel meyakini bahwa di ruang
maha kudus inilah hadir hadirat TUHAN. Oleh karena itu, ruang maha kudus ini
tidak boleh dimasuki sembarang orang, hanya imam yang ditugaskan yang
boleh memasukinya, dan itupun dilakukan sekali setahun. Di antara ruang
maha kudus dengan ruang kudus dibuat tirai pemisah, sehingga imam yang
datang membawa persembahan tidak berhadapan langsung dengan hadirat
TUHAN. Tetapi persis ketika Tuhan Yesus mati disalibkan, tirai pemisah itu
sobek (Luk.23: 45). Artinya, sejak itu setiap orang dapat berhubungan langsung
dengan TUHAN tanpa melalui perantara lagi. Ibadah yang telah dipelihara
ribuan tahun itu tidak berlaku lagi bagi orang yang mengikut Tuhan Yesus.
Bahkan Bait Suci itu sendiripun dibiarkan TUHAN dimusnahkan bangsa
Romawi, sehingga tidak ada lagi ibadah yang harus dilaksanakan di Yerusalem.
Lalu bagaimana ibadah yang benar? Tetapi ibadah yang berkenaan bagi
TUHAN adalah di dalam roh dan kebenaran, seperti pernyataan Tuhan Yesus
kepada perempuan Samaria yang bertemu dengan Tuhan Yesus di sumur
Yakub: "Percayalah kepadaKu, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa ka-
mu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.
……. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-
penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenar-an; sebab
Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. (Yoh. 4:21–24)
Sejak TUHAN menyatakan diri-Nya dalam Yesus anak manusia, kita dapat
beribadah di mana saja dan kapan saja. Tidak harus lagi di Yerusalem! Tidak di
gereja sana, dan juga tidak di gereja sini.
Pengampunan Dosa
Simaklah ibadah yang dilakukan orang Israel ketika mereka memohon
pengampunan dosa seperti tertulis dalam kitab Imamat 4: 27–35. Secara
ringkas digambarkan sebagai berikut:
Jikalau seseorang berbuat dosa maka ia harus membawa persembahan berupa
seekor kambing atau domba betina yang tidak bercela. Ia berdiri di pelataran

7
Bait Suci dan tidak boleh masuk ke dalamnya. Oleh karena itu, ia tidak boleh
langsung menyerahkan persembahan itu kepada TUHAN, tetapi harus melalui
perantaraan seorang imam. Lalu ia meletakkan tangannya ke atas kepala
kambing atau domba persembahan itu dan menyembelihnya di tempat korban
bakaran yang ditempatkan di pelataran Bait Suci. Kemudian imam mengambil
dengan jarinya sedikit dari darah korban itu, lalu membubuhkannya pada
tanduk-tanduk mezbah korban bakaran. Semua darah yang tersisa dicurahkan
di bawah mezbah. Tetapi segala lemak dipisahkan dan dibakar oleh imam di
atas mezbah. Melalui upacara ini, imam mengadakan pendamaian bagi orang
itu dengan TUHAN, dengan demikian orang itu dinyatakan telah menerima
pengampunan dari TUHAN.
Cara menyerahkan persembahan yang dilakukan orang Israel masih ada
miripnya dengan cara penyembahan orang kafir, bedanya tidak ada patung di
depan mezbah orang Israel.
Setelah Tuhan Yesus datang ke dunia, maka acara seperti di atas tidak berlaku
lagi. Pengampunan diperoleh dengan pengakuan dosa kepada Tuhan Yesus se-
cara langsung tanpa perantara. Tuhan Yesus mengajak kita datang kepada-Nya
tanpa membawa apa-apa. Ia berkata: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih
lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Mat.11:28).
Ingat juga seorang penjahat yang tersalib bersama Tuhan Yesus, ia
memperoleh pengampunan tanpa membawa domba atau kambing. Peristiwa
ini tercatat dalam Kitab Luk. 23: 42-43: Lalu ia (Penjahat, Pen) berkata: "Yesus,
ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." Kata Yesus
kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan
ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."
Perihal Nama TUHAN Pencipta Alam Semesta
Dalam masa Perjanjian Lama, TUHAN pencipta alam semesta belum pernah
menyatakan nama pribadi-Nya kepada orang Israel. Sehingga orang Israel yang
hidup dalam masa Perjanjian Lama tidak mengetahui nama Tuhan yang
sebenarnya. Keadaan ini membuat mereka mengambil inisiatif untuk memberi
nama bagi TUHAN pencipta alam semesta sesuai dengan pemahaman mereka
sendiri. Akibatnya, orang Israel memanggil TUHAN pencipta alam semesta
dengan beberapa nama, dan nama yang paling sering mereka gunakan adalah
Ellohim dan Adonai, sedang nama YHWH tidak pernah diucapkan meskipun

8
tertulis dalam kitab Taurat Musa. Ellohim dan Adonai adalah nama buatan
manusia bagi TUHAN pencipta alam semesta. Syukurlah, Dia mau datang ke
bumi dan mau mengambil rupa manusia, supaya manusia dapat mengenal
pribadi TUHAN pencipta alam semesta yang sebenarnya.
Sebelum TUHAN menjadi manusia, malaikat sorga telah memberitahukan
kepada Maria, agar TUHAN yang akan datang itu kelak dinamai dengan nama
Yesus. Demikian pesan malaikat kepada Maria: “Sesungguhnya engkau akan
mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah
engkau menamai Dia Yesus” (Luk. 1:31).
Malaikat Sorga juga menemui Yusuf, calon suami Maria, dan berpesan: “Ia
akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus,
karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka”. (Mat.
1:21)
.
Ketika tiba waktunya TUHAN menjadi manusia, Ia dinamai Yesus. Dengan
demikian, jelaslah bahwa nama TUHAN pencipta alam semesta adalah Yesus!
Nama Yesus bukan nama buatan manusia bagi TUHAN pencipta alam semesta,
tetapi nama itu adalah nama yang sudah disandang TUHAN pencipta alam
semesta sebelum Ia menjadi manusia, dari Yang Awal dan Yang Akhir. Jadi,
nama TUHAN pencipta alam semesta yang benar adalah Yesus! Nama TUHAN
selain nama Yesus, adalah nama buatan manusia, semua itu bukan nama
TUHAN yang benar. Jadi, dengan kedatangan TUHAN pencipta alam semesta
ke bumi, maka nama TUHAN menjadi jelas, yaitu: Yesus!
PEMBAHARUAN OLEH YESUS DALAM IBADAH
Mengacu kepada uraian terdahulu, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Bapa Sorgawi terus bekerja, Ia tidak pernah “istirahat”!
Suatu pesan yang diterima langsung dari sumbernya (pemberi pesan) lebih
akurat daripada pesan yang diterima melalui seorang pengantara. Jika kita
percaya bahwa Yesus adalah TUHAN, maka pengajaran-Nya lebih akurat
daripada pengajaran yang disampaikan para nabi. Telah ditunjukkan bahwa
ajaran Tuhan Yesus lebih benar daripada ajaran Musa. Oleh karena itu,
berpeganglah kepada kebenaran yang diajarkan Tuhan Yesus, sebab Yesus
adalah kebenaran.
Jika Anda percaya bahwa TUHAN pernah menjadi manusia, dan pada waktu
9
menjadi manusia itu, TUHAN menyandang nama Yesus, maka mulai saat ini
panggillah Dia dengan nama Yesus! Berserulah kepada Bapa di Sorga yang
sudah menyatakan diri dengan nama Yesus. Jangan salah menyebut nama
TUHAN! Ia Raja yang maha tinggi! Status manusia di hadapan-Nya tidak lebih
daripada budak, dan seorang budak tidak layak memanggil Raja dengan
sembarang nama. Anda akan memperoleh berkat-berkat Sorgawi jika
menyebut TUHAN dengan nama Yesus, sebab di dalam nama Yesus ada
keselamatan, hidup yang kekal, kebenaran, pengampunan, kuasa mengusir
setan dan damai sejahtera.
Bapa Sorgawi terus bekerja untuk menyempurnakan kehidupan rohani umat-
Nya. Bahkan Ia rela membuyarkan tata ibadah umat pilihan-Nya, agar
kehidupan rohani umat-Nya semakin sempurna. Ketika Tuhan Yesus mati
disalibkan, terkoyaklah tirai pemisah di Bait Suci. Ibadah lama berlalu,
dimulailah ibadah baru. Sebab siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah
ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang
(2 Kor 5: 17)
. Ibadah yang baru tidak lagi mempersembahkan kurban bakaran,
tetapi menyembah di dalam roh dan kebenaran (Yoh. 4: 23).
Tata ibadah yang diatur oleh Musa, hamba TUHAN yang terkenal itu, meskipun
sudah ribuan tahun dipelihara orang Israel, sejak kebangkitan Yesus sudah
ditinggalkan, maka kita juga tidak usah ragu merombak ritual gereja yang
lama, sekalipun kelihatannya sudah sempurna, asalkan perombakan itu
membawa berkat-berkat rohani bagi jemaat.
Menghadap TUHAN tidak dibatasi ruang dan waktu. Ibadah dapat kita lakukan
setiap waktu dan di segala tempat; dan tanpa bantuan ‘imam”.
PEMBAHARUAN OLEH YESUS DALAM TRADISI SOSIAL
Jika tradisi ibadah bangsa Israel, umat pilihan TUHAN, dirombak oleh Tuhan
Yesus agar bangsa Israel menyembah TUHAN dengan benar, maka tradisi (bu-
kan ibadah kepada TUHAN) yang diatur oleh leluhur kita (bukan umat pilihan
TUHAN, tetapi penyembah berhala) harus dirombak dengan pengajaran Tuhan
Yesus agar kita tidak terjebak dalam ajaran penyembah berhala.
Ada yang berpendapat bahwa tradisi atau adat-istiadat yang dimiliki tiap suku-
suku bangsa berasal dari TUHAN. Tetapi Alkitab mengajarkan bahwa TUHAN
tidak pernah memberitakan ketetapan-ketetapan-Nya dan hukum-hukum-Nya

10
kepada segala bangsa kecuali kepada bangsa Israel. Mazmur 147:19-20
menuliskan: Ia (TUHAN, pen) memberitakan firman-Nya kepada Yakub,
ketetapan-ketetapan-Nya dan hukum-hukum-Nya kepada Israel. Ia tidak
berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukum-Nya tidak
mereka kenal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketetapan-
ketetapan dan hukum-hukum yang dimiliki leluhur suku Batak bukan berasal
dari TUHAN! (Jika bukan dari TUHAN, dari siapa mereka memperolehnya … ?)
Mungkin anda berpendapat bahwa tradisi yang diatur leluhur kita itu ada yang
baik dan sesuai dengan pengajaran TUHAN. Memang ada yang baik! Tetapi
yang baik bagi manusia belum tentu benar bagi Tuhan Yesus! Hal itu dapat kita
temukan pada Kitab Matius 16:21–28. Singkatnya demikian: Pada suatu
waktu, Yesus menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke
Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-
imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari
ketiga. Mendengar hal itu, Petrus menjadi gusar dan berkata kepada Tuhan
Yesus: "Kiranya TUHAN menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa
Engkau." Maka Yesus menegor Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu
sandungan bagiKu, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan
Bapaku, melainkan apa yang dipikirkan manusia”.
Menurut ukuran manusia, perkataan Petrus itu adalah wajar. Siapa di antara
manusia yang mendukung gurunya menuju kematian? Menurut ukuran
manusia, ucapan petrus itu adalah kata-kata yang baik (tidak cakap kotor).
Tetapi bagi Tuhan Yesus sikap Petrus itu tidak benar, karena pikiran yang ‘baik’
di hati Petrus itu berasal dari Iblis! Ingat, bahwa yang baik bagi manusia belum
tentu benar bagi TUHAN! Kebenaran berbeda dengan kebaikan! Kebenaran
pasti baik, tetapi kebaikan belum tentu benar! Kita diminta TUHAN supaya
menjadi orang-orang benar! Sebab pada hari penghakiman nanti, yang
dibebaskan dari hukuman adalah orang-orang benar, bukan orang yang baik.
Ada tertulis bahwa pada akhir zaman, malaikat-malaikat akan memisahkan
orang jahat dari orang benar. (Mat. 13:49–50) Oleh karena itu, kita harus menjadi
orang benar, bukan menjadi orang yang baik, dan kebenaran itu hanya ada
dalam Yesus (Yoh. 10:14). Maka lakukanlah semua yang baik karena Tuhan Yesus,
bukan karena tradisi yang dipesankan leluhur. Bawalah makanan ke rumah
saudaramu, tetapi harus karena dorongan kasih Tuhan Yesus, bukan lagi
karena pesan leluhur atau perintah manusia.

11
Mungkin Anda berkilah: “Bukankah orang Israel, umat pilihan TUHAN itu
memelihara juga adat istiadat leluhurnya?” Benar, tetapi adat-istiadat orang
Israel diatur oleh leluhur mereka yang sudah mengenal TUHAN, bukan diatur
oleh penyembah berhala! Itulah sebabnya adat-istiadat orang Israel lebih
luhur dari adat-istiadat bangsa penyembah berhala, sehingga bangsa-bangsa
di sekitar mereka datang belajar kepada bangsa Israel itu. Alkitab mencatat
tentang ratu negeri Syeba datang belajar kepada raja Salomo (1 Raja 10:1–13).
Meskipun demikian, Tuhan Yesus mencela orang Yahudi yang berpegang teguh
kepada adat-istiadat nenek-moyangnya (Mark 7: 1-13). Pertanyaan: “Apakah
leluhur kita sudah mengenal TUHAN?” Setahu penulis, leluhur kita adalah
penyembah berhala! Seandainya leluhur kita sudah mengenal TUHAN, tidak
perlu Injil diberitakan kepada mereka. Pertanyaan berikutnya: Masih
pantaskah pengikut Tuhan Yesus mengikuti pengajaran penyembah berhala?
Camkanlah: Tuhan Yesus, Yang Maha Pencipta, tidak ada yang menyamai
kesempurnaan-Nya! Sementara leluhur kita adalah manusia berdosa,
penyembah berhala, tiada artinya dibanding dengan Yang Maha Pencipta?
Kilah lain yang sering kita dengar adalah: Bukankah Tuhan Yesus sendiri hadir
pada pesta perkawinan di Kana? Benar! Tetapi Tuhan Yesus bukan sekedar
hadir di pesta itu. Simaklah baik-baik apa yang dilakukan Tuhan Yesus di pesta
itu (Yoh. 2: 1-11):
Pertama, menurut adat Yahudi tempayan adalah tempat air pembasuhan kaki,
tetapi Tuhan Yesus membuatnya menjadi tempat anggur. Kedua, menurut
adat Yahudi, anggur yang jelek disuguhkan belakangan, tetapi karena
kehadiran Tuhan Yesus pemilik pesta tetap memiliki anggur yang baik sampai
pesta berakhir. Ketiga, Tuhan Yesus menjadi pembawa berkat bagi pemilik
pesta, karena Ia membebaskan pemilik pesta dari aib. Jadi, Tuhan Yesus bukan
sekedar hadir dalam pesta itu, tetapi Ia melakukan pembaharuan di pesta itu
dan membawa berkat! Oleh karena itu, tidak salah menghadiri pesta
perkawinan, tetapi lakukanlah pembaharuan di sana seperti yang dilakukan
Tuhan Yesus dan jadilah pembawa berkat bagi pemilik pesta. Jangan
membebani pemilik pesta, jangan lagi mencari-cari kelemahan pemilik pesta
dan jangan pulang dengan bersungut-sungut.
Saudara-Saudara yang kekasih dalam Tuhan Yesus. Jangan lagi kamu saling
mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuan-
nya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui

12
untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;
dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau
orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka,
tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu. (Kol. 3:9–11)
Artinya, hidup kita harus diperbaharui sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus,
hingga akhirnya kita tidak lagi mempersoalkan asal-usul suku, tidak ada lagi
persoalan mengenai melakukan adat atau tidak melakukan adat, dan tidak ada
lagi persoalan mengenai status sosial. Tetapi ajaran Tuhan Yesuslah yang
diutamakan!
Bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru,
itulah kehidupan yang berarti. Semua orang, yang memberi dirinya dipimpin
oleh patokan ini, turunlah kiranya damai sejahtera dan rahmat atas mereka
…………. (Gal. 6:15–16)
PENUTUP
Pengajaran dalam Alkitab menyatakan bahwa penyembah berhala berperilaku
seperti berhalanya seperti tertulis dalam Kitab Mazmur 115:4-8;
Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia,
mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata, tetapi
tidak dapat melihat, mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar,
mempunyai hidung, tetapi tidak dapat mencium, mempunyai tangan, tetapi
tidak dapat meraba-raba, mempunyai kaki, tetapi tidak dapat berjalan, dan
tidak dapat memberi suara dengan kerongkongannya. Seperti itulah jadinya
orang-orang yang membuatnya, dan semua orang yang percaya kepadanya.
Jika seseorang menyembah suatu sembahan bernama X, maka spirit (roh)
sembahan bernama X itulah yang mengatur seluruh kehidupannya, hingga
menyerupai pribadi sembahannya itu. Dengan kata lain, jika Anda menyembah
Tuhan Yesus maka maka spirit (roh) Yesuslah yang mengatur seluruh
kehidupan Anda, hingga kelak menyerupai pribadi Tuhan Yesus. Itu sebabnya
ada cuplikan nyanyian seperti di bawah ini:
Kumau s’pertiMu Yesus
Sempurnakanku s’lalu
Dalam seg’nap jalanku
Memuliakan nama-Mu

13
Jadilah pengikut Tuhan Yesus. Jangan menjadi pengikut gereja atau aliran-
aliran kekristenan yang sedang marak-maraknya saat ini. Banyak
pembaharuan yang akan terjadi dalam kehidupan Anda jika mau mengikut
Tuhan Yesus dengan rendah hati. Sebab, jika Anda dengan rendah hati mau
dibentuk Tuhan Yesus, maka Tuhan Yesus akan terus bekerja dalam diri Anda,
dan menuntun Anda masuk ke dalam seluruh kebenaran, dan kebenaran itu
akan membebaskan Anda dari hiruk-pikuk dan kebingungan teologi aliran-
aliran kekristenan dewasa ini. TUHAN kita, adalah TUHAN yang terus bekerja
untuk membentuk umat-Nya menjadi segambar dengan Dia, membentuk
umat-Nya hingga memiliki hati seperti hati Tuhan Yesus.

Rev. 20 Agst 2019


Anda bebas memperbanyak dan membagikannya

14

Anda mungkin juga menyukai