VERSI
TUHAN YESUS
I. PENDAHULUAN
Istilah baptis hanya ada di Perjanjian Baru, diawali oleh Yohanes
Pembaptis tanpa menjelaskan hakekat dan tujuannya. Yohanes
Pembaptis diutus Tuhan dengan tujuan: untuk memberi kesaksian
tentang Tuhan Yesus supaya orang menjadi percaya kepada Tuhan
Yesus. (Yoh.1: 6 - 7); untuk membaptis dengan air (Yoh.1:33); dan untuk
mendahului Tuhan Yesus dalam rangka mempersiapkan umat Israel
menyambut atau menerima kedatangan Tuhan Yesus seperti yang
dinubuatkan oleh Nabi Yesaya dan imam Zakharia. (Mat. 3: 3, Luk. 1: 76).
Yohanes Pembaptis bersaksi: "Sesudah aku akan datang Ia yang lebih
berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun
aku tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan
membaptis kamu dengan Roh Kudus.” (Mark. 1:7-8) Kesaksian ini
menyatakan bahwa Tuhan Yesus membaptis dengan Roh Kudus.
Seluruh kesaksian Yohanes Pembaptis tentang Tuhan Yesus, harus
diterima sebagai kebenaran karena untuk itulah dia diutus, dan Tuhan
Yesus pun membenarkan kesaksian Yohanes Pembaptis itu (Yoh. 5: 33).
Kemudian, Tuhan Yesus menggenapi kesaksian itu ketika Ia
merintahkan murid-murid-Nya untuk membaptis. (Mat. 28:19)
Dengan demikian ada dua tokoh yang berbicara tentang baptisan
yaitu Yohanes Pembaptis dan Tuhan Yesus. Karena Tuhan Yesus tidak
pernah membaptis, (Yoh. 4: 2) maka tidak ada petunjuk tertulis perihal
hakekat, tujuan dan cara pelaksanaan baptisan yang diperintahkan-
Nya. Akibatnya, pada masa pelayanan para rasul timbul polemik
tentang cara dan tujuan baptis, sampai akhirnya rasul Paulus
membuat pernyataan: “Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk
membaptis, tetapi untuk memberitakan Injil; …....” (1Kor. 1: 10-17). Polemik
itu terus berlanjut dan seiring berjalannya waktu, polemik itu
bertambah sengit, terutama setelah adanya gereja dan ahli-ahli
agama. Hal inilah yang menimbulkan perbedaan pemahaman dan
tafsir tentang baptisan di tengah-tengah gereja saat ini. Masing-
masing gereja menggunakan logika, tafsir dan ayat-ayat terkait,
kemudian mempertahankannya sebagai kebenaran. Iblis
memanfaatkan kesempatan ini untuk mencerai-beraikan para
pengikut Yesus. Upaya penyesatan si Iblis ini harus dihentikan dengan
cara mencari dan memberlakukan hakekat dan tujuan baptis yang
sesuai dengan alam pikiran Yesus.
Sebenarnya, Yohanes Pembaptis sudah mengaku bahwa ia sangat hina
dibanding Tuhan Yesus. (Mark. 1: 7) Dengan kata lain, tokoh Yesus lebih
“super-hebat” daripada Yohanes Pembaptis. Sudah tentu, baptisan
Tuhan Yesus lebih “super-hebat” juga daripada baptisan Yohanes
Pembaptis. Seharusnya mata rohani kita tertuju kepada baptisan
Tuhan Yesus yang “super-hebat” itu, yaitu baptisan Roh Kudus. Oleh
karena itu, marilah kita merendahkan diri dan mengosongkan diri
dengan membuang dan melupakan semua dogma, tafsir dan cara
baptis yang telah dilaksanakan sejak zaman para rasul hingga saat ini,
agar kita dapat mengikuti alam pikiran Tuhan Yesus tentang baptisan,
supaya kita memperoleh hakekat dan tujuan baptisan menurut
kebenaran Tuhan Yesus (versi Yesus).
II. TUJUAN BAPTISAN
Setelah Tuhan Yesus naik ke Sorga, para rasul mematuhi perintah
membaptis yang disampaikan Tuhan Yesus kepada mereka sebelum Ia
naik ke Sorga. Dengan demikian ada tiga penyelengara baptisan yang
tercatat dalam Alkitab, yaitu: Yohanes Pembaptis, Tuhan Yesus dan
Rasul-rasul. Berikut ini akan dijelaskan tujuan baptisan yang
diselenggarakan ketiga pembaptis tersebut.
[1] Tujuan Baptisan Yohanes Pembaptis
Untuk memahami tujuan baptisan Yohanes Pembaptis, harus
ditelusuri dahulu nubuatan tentang keberadaan Yohanes Pembaptis.
Nubuatan tentang keberadaan Yohanes Pembaptis disampaikan oleh
imam Zakharia ketika ia dipenuhi Roh Kudus. Ia menubuatkan bahwa