Anda di halaman 1dari 36

IA MENDAHULUI

KAMU KE GALILEA;
JANGAN TAKUT !
Matius 28 : 1-10
Dalam rangka menyambut perayaan Paskah 2023,
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) merilis tema
besar Paskah 2023 yaitu “Ia Mendahului Kamu ke
Galilea; Jangan Takut!” 
Tema Paskah 2023 ini merupakan kutipan dari ayat 
Matius 28 ayat 7 dan 10. Demikian isinya “Dan segeralah
pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia
telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu
ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya
aku telah mengatakannya kepadamu."...Maka kata Yesus
kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah
kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke
Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku."”
Matius 28: 1-8, berbicara tentang kebangkitan
Yesus pada hari ketiga setelah kematian-Nya.
Kebangkitan ini sama seperti yang dituliskan dalam
kisah penciptaan, bahwa pada hari pertama minggu
pertama penciptaan, Tuhan menjadikan terang untuk
mengusir kegelapan. Kebangkitan Yesus adalah wujud
dari Terang Dunia yang bersinar dari kegelapan
kubur. Sejak saat itu, hari kebangkitan Yesus disebut
sebagai perayaan khusyuk dan istimewa. 
Kebangkitan Yesus menjadi sumber sukacita. Karena
itu di ayat 10 disampaikan agar para perempuan itu
melawan ketakutan mereka. Yesus berkata “Jangan
takut!” Ia meyakinkan bahwa kebangkitan-Nya
adalah penghiburan. Dia mengundang kita untuk
mengalami kebangkitan yang sama.
Kebangkitan Kristus telah memberikan kuasa
kepada Maria Magdalena, Petrus dan murid-
murid Tuhan yang lain untuk bersaksi tentang
Dia yang bangkit. Kebangkitan Kristus juga
telah memberikan kuasa kepada Paulus yang
telah dipilih menjadi rasul-Nya. Mereka tidak
lagi hidup dalam kebimbangan namun hidup
dalam kepastian. Keyakinan itu mendorong
semangat mereka untuk mewartakan kebangkitan
Tuhan Yesus.
Iman Paska berdampak pada tumbuhnya
keyakinan dan keluasan cara pandang orang
percaya karena Allah telah menyatakan
pengampunan dosa dan karya keselamatan
bukan hanya kepada orang tertentu namun
kepada semua orang. Dengan pengampunan
itu relasi antara Allah dengan manusia dan
manusia dengan sesamanya menjadi pulih.
Alkitab menuturkan bahwa Paska
merupakan peristiwa di mana Allah turun
tangan dalam sejarah. Paska dijadikan
momentum yang sangat mempengaruhi
perjalanan sejarah selanjutnya. Kebangkitan
Yesus tidak mengakhiri sejarah, sebab
sejarah berlangsung terus. Namun di lain
pihak, sebuah sejarah baru atau zaman baru
telah dimulai dari peristiwa ini.
Upaya itulah yang dikehendaki Allah kepada setiap
orang percaya agar dapat terus menghidupi peristiwa
kebangkitan melalui keyakinan iman yang kokoh pada
Yesus yang bangkit. Ia yang bangkit menjadikan
hubungan antara manusia dengan Allah dan antara
sesama manusia menjadi pulih. Melalui Perayaan
Paska, kita diajak untuk meneguhkan iman pada Allah
yang bangkit, yaitu Allah yang memulihkan hubungan
dan persatuan. Berangkat dari pemahaman itu, umat
mewartakan kebangkitan-Nya di dalam aktivitas
sehari-hari.
Kematian adalah suatu realistis yang amat pahit,
apalagi jika itu terjadi dengan orang-orang yang amat
dekat dengan kita dan sangat kita kasihi. Kematian
Tuhan Yesus, yang terjadi akibat tindakan kekerasan
dari orang-orang yang memusuhi-Nya, juga membawa
kesedihan dan keputusasaan yang amat dalam di hati
murid-murid-Nya, khususnya Maria Magdalena dan
beberapa wanita yang lain. Walau demikian,
perempuan-perempuan ini tidak meninggalkan Yesus,
mereka mengikuti dan menyaksikan bagaimana Tuhan
Yesus disiksa, disalib, dan mati.
Mengingat pada waktu tubuh Tuhan Yesus diturunkan
dari kayu salib telah menjelang malam dan hari Sabat
hampir tiba, mengafani dan merempahi tubuh-Nya
dikerjakan dengan tergesa-gesa oleh Yusuf dari Arimatea.
Setelah Sabat lewat, mereka merencanakan akan datang
kembali untuk mengawetkan tubuh Tuhan Yesus dengan
rempah-rempah dan minyak mur (Markus 16:1). Maka,
"Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya
fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria
Magdalena dan Maria yang lain menengok kubur itu."
(Matius 28:1)
Ungkapan "menjelang menyingsingnya fajar",
menyatakan betapa dalamnya kasih kedua perempuan itu
kepada Tuhan Yesus. Pagi-pagi hari ketika orang-orang
masih tertidur pulas, kedua wanita ini telah datang ke
kuburan Tuhan Yesus. Firman Tuhan menyatakan ketika
anak-anak Tuhan memberikan kasih dan pengorbanan yang
sungguh-sungguh kepada Tuhan, kepada mereka juga akan
diberikan berkat-berkat khusus. Maka tidak heran jika
berita kebangkitan Tuhan Yesus untuk pertama kali
disampaikan kepada Maria dan temannya. Contoh lain
dapat kita lihat dalam kehidupan orang-orang kudus di
bawah ini:
Simeon, seorang imam yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan
bagi Israel, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak
akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. "Pada hari
yang ditetapkan, Anak itu dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan
kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat. Simeon menyambut Anak itu
dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: 'Sekarang, Tuhan, biarkanlah
hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab
mataku telah melihat keselamatan yang daripada-Mu'" (Lukas 2:25-29).
Kerinduan hati Simeon untuk melihat Juru Selamat dikabulkan oleh Tuhan dan
pada hari itu ia menggendong bayi Yesus.
Gempa bumi terjadi pada waktu Tuhan Yesus
mati. Terjadi lagi pada waktu Maria Magdalena
dan temannya mengunjungi kuburan Tuhan
Yesus. Ketika kedua perempuan itu tiba di
kuburan, gempa bumi yang hebat terjadi karena
seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan
datang menggulingkan batu itu lalu duduk di
atasnya (ayat 2). Gempa bumi akan terjadi lagi
pada waktu Tuhan Yesus datang kedua kali.
Dalam Perjanjian Lama, banyak dicatat bahwa
ketika makhluk surgawi muncul seringkali diawali
dengan gempa bumi. Apa makna gempa bumi itu?
Salah satunya adalah, "Dengar, Tuhan akan
berbicara." Setelah gempa, malaikat Tuhan
menggulingkan batu itu lalu ia duduk di atasnya. Ini
menyatakan apa? Duduk menyatakan bahwa Tuhan
memegang penuh kendali akan situasi yang ada, dan
kemenangan sudah di tangan-Nya. Maut telah
ditaklukkan oleh Tuhan, maut telah ditelan dalam
kemenangan.
Merasakan gempa bumi yang terjadi, kedua perempuan itu
menjadi sangat takut. Akan tetapi, malaikat Tuhan itu berkata
kepada mereka: "Jangan kamu takut; sebab aku tahu kamu
mencari Yesus yang disalibkan. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah
bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah
tempat Ia berbaring." Inilah berita yang sangat penting: "Yesus
sudah bangkit". Malaikat itu kemudian mengatakan dua hal:
pertama, "sama seperti yang dikatakan-Nya". Peristiwa ini bukan
terjadi secara kebetulan, tapi sudah dinubuatkan terlebih dahulu.
Ini sudah dalam rencana Tuhan. Kedua, "Lihatlah tempat Ia
berbaring", artinya Ia sudah tidak ada di sini, ini membuktikan Ia
betul-betul sudah bangkit. Oleh sebab itu, Maria dan temannya
harus percaya akan berita ini. Kebangkitan Tuhan Yesus bukan
rekayasa manusia, tapi suatu fakta, suatu peristiwa yang nyata.
Moris Morison adalah seorang pengacara yang amat
skeptis dengan berita kebangkitan Yesus. Kemudian ia
mempergunakan waktu 3 tahun untuk meneliti apakah
Yesus betul-betul bangkit. Melewatkan 3 tahun penelitian
yang melelahkan, akhirnya Morison menulis sebuah buku
"Who Moved The Stone?" Dalam buku itu, ia menekankan
kembali bahwa kebangkitan Yesus adalah suatu fakta yang
tidak bisa dibantah oleh siapa pun. Kebangkitan Yesus
adalah betul-betul terjadi. Syukur, dari motivasi untuk
membantah fakta kebangkitan Yesus, akhirnya Morrison
menjadi pendukung yang berkobar-kobar akan kebangkitan
Yesus.
Apakah Anda percaya bahwa Tuhan Yesus telah bangkit? Banyak
orang Kristen ketika ditanya, apakah Yesus bangkit atau tidak,
mungkin berkata, itu tidak relevan dengan hidup saya. Apakah Yesus
telah bangkit atau tidak, saya tidak merasakan apa-apa dalam hidup
ini. Bahkan sekalipun saya berdoa, saya juga tidak mendapatkan
pertolongan dari Tuhan. Bila Anda berada dalam keadaan seperti ini,
Anda perlu mengambil waktu untuk mengevaluasi hubungan Anda
dengan Tuhan. Apakah Tuhan Yesus yang telah bangkit itu betul-
betul hidup dalam hidup saya? Apakah kuasa-Nya bekerja dalam
hidup saya? Paulus berkata: "Aku telah disalibkan dengan Kristus;
namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup,
melainkan Kristus yang hidup di dalam aku." (Galatia 2:19-20)
Selanjutnya malaikat Tuhan itu berkata kepada kedua perempuan
itu: "Segeralah pergi dan katakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia
telah bangkit dari antara orang mati" (ayat 7). Peristiwa kebangkitan
Tuhan Yesus ini adalah suatu berita yang menggemparkan tapi
sekaligus mendatangkan sukacita yang amat besar. Maka berita ini
tidak boleh hanya disimpan untuk diri sendiri, tapi perlu
disampaikan pada orang lain pula. Semangat yang sama juga akan
kita kumandangkan, bilamana pada hari ini ada ahli yang berhasil
menemukan obat pembasmi kanker atau AIDS. Penemuan ini tidak
bisa didiamkan saja. Semua orang perlu mendengarnya, apalagi
mereka yang sedang sekarat. Lebih-lebih ini tentang keselamatan,
berita sukacita tentang hidup dan harus diwartakan.
Setelah itu malaikat Tuhan itu berkata lagi,
"Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana
kamu akan melihat Dia" Kemudian setelah
Yesus menampakkan diri kepada perempuan-
perempuan itu, Yesus berkata pula: "Jangan
takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-
saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea."
Mengapa Tuhan Yesus ingin bertemu dengan
murid-murid-Nya di Galilea?
Menurut Matius 4:18-19, Galilea adalah tempat pertama di mana
Tuhan Yesus memanggil murid-murid-Nya untuk menjadi penjala
manusia. "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala
manusia," kata Yesus. Mendapatkan misi ini, murid-murid-Nya
menjadi sangat bersemangat. Tapi ketika Tuhan Yesus mati, pupuslah
segala harapan dan semangat mereka. Segala cita-cita yang mereka
bangun selama ini hancur berantakan. Mereka seperti prajurit-
prajurit yang kalah perang. Benarlah kata C. Neil Strait: "Ambillah
kekayaan dari seseorang, dan Anda akan menghambatnya, ambillah
tujuan hidupnya, dan Anda akan memperlambatnya, tapi ambillah
pengharapan darinya, dan Anda akan menghentikannya sama sekali."
Manusia dapat melanjutkan hidup tanpa kekayaan, dan bahkan tanpa
tujuan untuk sementara waktu. Tapi ia tidak dapat melanjutkan hidup
tanpa harapan.
Tapi puji Tuhan, kematian Tuhan Yesus yang telah membawa
kekecewaan yang begitu besar dalam diri murid-murid-Nya, tidak
berlangsung lama. Tiga hari kemudian, Ia bangkit kembali. Setelah
bangkit, Ia ingin bertemu dengan murid-murid-Nya di Galilea karena
Ia ingin mengingatkan kembali akan panggilan-Nya yang mula-mula
kepada mereka. Tuhan Yesus ingin mengajarkan kepada murid-
murid-Nya, di tempat di mana mereka jatuh, di sana juga mereka
harus bangkit. Inilah pemulihan yang perlu dialami oleh murid-
murid Tuhan Yesus. Benarlah apa yang dikatakan seseorang:
"Keberhasilan seseorang tidak terletak pada kenyataan bahwa ia
tidak pernah jatuh sebelumnya, melainkan ia bangkit setelah jatuh."
Untuk Kita Renungkan
Seorang ayah yang mendengar berita bahwa anaknya di
perantauan sedang menderita sakit, tentu sedih hatinya.
Dia berharap dan berdoa agar anaknya segera sembuh dan
pulih. Sebaliknya ketika mendapat kabar bahwa anaknya
sudah sembuh, hatinya gembira. Berita yang baik dan
benar akan membuat pendengarnya senang. Demikian
pula sebaliknya. Di dalam hubungan antar manusia ada
aneka berita yang mempengaruhi kehidupan bersama.
Relasi akan terganggu bahkan bisa rusak ketika terjadi
komunikasi tidak baik, berita yang tersebar tidak jelas
bahkan kandungan isinya tidak benar (hoax).
Fakta yang ada di sekitar kita akhir-akhir ini adalah
beragamnya kabar buruk yang sangat merisaukan,
khususnya umat percaya. Di media sosial aneka berita
bohong, hoaks, konten-konten yang mengandung
fitnah, gosip dan ujaran kebencian yang dikemas dalam
bentuk teks, suara dan gambar (video), lalu disebarkan
lewat media sosial dan medium-medium lain. Hal itu
sangat merisaukan sebab berpotensi merusak relasi
antar manusia. Kita berharap berita-berita yang
tersebar adalah berita gembira. Berita itu akan
menumbuhkan pengharapan dan optimisme bersama.
Kabar tentang kebangkitan Yesus adalah berita
gembira. Kegembiraan itu pantas dirayakan dan
diwartakan. Kita belajar dari Petrus ketika mewartakan
kebangkitan Kristus di hadapan orang-orang Yahudi
yang sangat ekslusif dalam hal berelasi dengan sesama.
Agama membatasi kesatuan umat manusia. Petrus
bersaksi bahwa kebangkitan Tuhan Yesus
mempersatukan kehidupan. Kebangkitan-Nya
menegaskan bahwa Allah mengasihi semua orang. Ia
tidak memilah-milah manusia menurut ukuran manusia.
Segala bangsa yang takut akan Dia dan mau
menjalankan kebenaran akan berkenan di hadapan-Nya.
Kita bisa mengingat sejenak pergumulan dan perjuangan
Petrus dalam memahami kehendak Allah yang universal.
Dalam kesaksiannya, Petrus menyatakan bagaimana hidupnya
bersama Yesus. Tatkala ia bersama dengan Yesus; mulai dari
Galilea dan di seluruh tanah Yudea; sejak Yesus dibaptis, Allah
mengurapi-Nya dengan kuasa Roh Kudus. Ia menyembuhkan
orang sakit karena dikuasai iblis. Petrus juga menjadi saksi
kematian dan kebangkitan-Nya. Semua itu adalah tuturan
kisah tentang Kristus dan kasih-Nya kepada semua orang.
Berita yang disampaikan dalam Kisah Para Rasul ditunjukkan
bahwa apa yang dikatakan Petrus adalah kebenaran sebagai
buah dari pengalamannya. Pengalaman iman tentang
kebangkitan Yesus yang mempersatukan itu perlu diwartakan.
Mewartakan kabar baik tentang kebangkitan-
Nya sampai sekarang tetap relevan. Di zaman
teknologi informasi komunikasi yang sangat
canggih seperti saat ini, pewartaan bisa
dilakukan kapan dan di mana saja. Media
komunikasi seperti media sosial dan media arus
utama adalah solusi bagi kita untuk
memberitakan kabar sukacita kepada siapa pun
ke seluruh dunia.
Tema Masa Paska kita tahun ini ialah “Ia mendahului kamu
ke Galilea; Jangan Takut!” Seperti yang kita ketahui, Paskah
adalah peristiwa kebangkitan atau kemenangan Kristus akan
maut. Peristiwa paskah sesungguhnya membebaskan manusia
dari segala ketakutan, kekuatiran dan frustasi sebab maut sudah
dikalahkan. Melalui tema paskah 2023 ini diharapkan mampu
memberikan kekuatan dan harapan bagi umat manusia untuk
bangkit dari keterpurukan dan penderitaan.
Supaya pemberitaan tentang kebangkitan Kristus
menjadi pewartaan yang hidup, kita mendasarinya
dengan iman. Iman pada Kristus yang bangkit harus
sungguh-sungguh, tidak setengah-setengah. Di
tengah perjumpaan dengan aneka ajaran yang beredar
di berbagai media sosial saat ini, iman yang setengah-
setengah mudah goyah. Melalui surat Paulus kepada
umat di Kolose kita belajar bagaimana meneguhkan
iman. Umat Allah yang telah menerima Kristus Yesus
hendaklah hidup di dalam Dia dengan sungguh-
sungguh. Dengan kesungguhan hati, iman pada
kebangkitan menjadikan kita kuat.
Kolose 2:12 berbunyi,” Karena dengan Dia
kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam
Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh
kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah”.
Berdasar uraian itu maka Kolose 3:1-4
menegaskan seperti apa kebangkitan itu. Dalam
baptisan, orang Kristen mati dan bangkit kembali.
Bila demikian, orang Kristen harus bangkit setiap
hari bersama Kristus. Kebangkitan bersama Yesus
diwujudkan melalui hidup yang terarah pada Dia.
Hal yang penting untuk diperhatikan adalah: mencari
perkara-perkara yang di atas (Kol. 3:1) bukan bermakna
bahwa hidup dalam Kristus itu abstrak. Mencari perkara-
perkara yang di atas adalah ajakan bagi orang Kristen
untuk memiliki cara pandang surgawi dan mengerjakan
cara pandang itu di bumi. Dengan bahasa lain, Jefri
Sudirgo mengatakan bahwa berpikir rohani (mencari
perkara di atas) tidak identik dengan idealisme
mengawang-awang, tetapi justru sebaliknya adalah cara
paling mendarat dalam menjalani hidup yang berhikmat.
Inilah buah iman dari kebangkitan Yesus. Bangkit bersama
Yesus berarti menghadapi realitas dengan hikmat Allah.
Dunia di masa kini sangat membutuhkan
pertolongan Allah. Melalui pewartaan kebangkitan-
Nya kita dipanggil untuk turut serta mewujudkan
perubahan supaya dunia mengalami Allah dan
menyatu dengan Tuhan dan sesama. Petrus dan
beberapa murid yang lain mendengar berita dari
Maria. Berita hilangnya mayat Yesus menghebohkan.
Mereka lupa bahwa Tuhan Yesus pernah mengatakan
bahwa Ia harus mati, namun akan bangkit pada hari
ketiga.
Pada Minggu Paska, kita semua
mengalami kebangkitan Tuhan
Yesus. Marilah kita mewartakan
kebangkitan-Nya sebagai berita
yang menguatkan dan
membangkitkan saudara-saudara
kita dengan wujud :
TETAP HIDUP DAN MENCERITAKAN PERBUATAN-
PERBUATAN TUHAN

Hidup sebagai orang percaya tentu tidak sekadar hidup seperti kebanyakan
orang, apalagi di era modern seperti sekarang ini. Hidup diwarnai dengan
menghayati pengalaman bersama Tuhan dan mengingat akan perbuatan-
perbuatan yang Tuhan lakukan dalam kehidupan kita yang selalu menyertai
baik dalam keadaan baik ataupun tidak baik. Ini akan membangkitkan hidup
kita dan orang lain yang mendengar cerita pengalaman kita tentang perbuatan-
perbuatan-Nya yang ajaib. Orang lain akan senang berkawan dengan kita.
MERASAKAN HIDUP DAN PENGHARAPAN PADA TUHAN

Hidup anak-anak Tuhan yang selalu baru dan mempunyai pengharapan


akan masa depan membuat kita bergairah untuk menjalani hidup. Tuhan
adalah pengharapan kita yang pasti. Tuhan mempunyai rancangan damai
sejahtera bagi anak-anak-Nya yang selalu hidup berpengharapan
kepada-Nya karena Ia tidak akan menyerahkan umat-Nya kepada maut
jika kita setia. Dalam kehidupan jemaat kita bisa saling menguatkan dan
merawat relasi kita dengan sesama terutama dengan saudara seiman.
SELALU BERBAKTI DAN TERUS MENGUCAP
SYUKUR KEPADA-NYA

Orang yang hidupnya selalu bersyukur akan merasakan hidupnya baik


bahkan pada saat menderita. Hidup yang penuh dengan ucapan syukur
akan menjadi kesaksian bagi dunia. Berbeda orang yang tidak pernah
berbakti kepada Tuhan dan selalu mengeluh, ia akan merasakan
hidupnya berat dan menjadi beban bagi orang lain sehingga hubungan
dengan sesamanya akan tidak baik. Sebaliknya hidup yang selalu bisa
menerima setiap keadaan dan bisa selalu bersyukur, itu menyenangkan.
 
Marilah kita berpikir dan berbuat seperti isi Kitab Suci. Hal
ini menjadi pendorong umat agar mampu menyatakan
kesaksian iman melalui perbuatan-perbuatan yang memuliakan
Tuhan. Dengan demikian kita hidup dalam kebenaran firman-
Nya dan mau terus menceritakan perbuatan-perbuatan Allah
dalam seluruh hidup. Kita memperbaharui hidup melalui kuasa
kebangkitan-Nya serta Roh Kudus yang bekerja di dalam hati
kita. Allah memberi anugerah dan menopang kehidupan kita
baik sebagai pribadi maupun hubungan kita dengan sesama.
Selamat mempersiapkan diri menyambut Paska, selamat
mewartakan kebangkitan Kristus dan memulihkan kehidupan
bersama Kristus yang bangkit. Dan jangan pernah takut karena
Tuhan selalu memberkati kita. Amin.
Demikian yang bisa saya bagikan kepada para saudari sekalian.

Sdr. Veuster Judekdo Tamba, OFMCap.

PACE E BENE

Anda mungkin juga menyukai